Sate
Seungwoo menunggu Wooseok di lobby kantor pria yang lebih muda darinya itu. Malam itu ternyata ada beberapa pekerjaan yang harus Wooseok selesaikan terlebih dahulu, sehingga saat Seungwoo tiba dikantor Wooseok, lelaki kecil itu belum juga turun ke lobby kantor.
Seungwoo menolehkan kepalanya saat mendengar tawa yang ia hafal dan tanpa sadar ia ikut tersenyum saat melihat seseorang yang berjalan ke arahnya dengan lelaki lain. Wooseok beberapa kali melepaskan rangkulan pria disebelahnya, membuat pria tersebut tertawa dan semakin giat mengerjai Wooseok.
“Lo bisa diem ga sih, Youn?“ucap Wooseok menatap Seungyoun tegas dan Seungyoun, lelaki disebelah Wooseok hanya dapat menahan senyumnya.
“Hallo, Mas Seungwoo ya?“sapa Seungyoun dan Seungwoo mengangguk.
“Makasih ya mas tadi kopinya! Kalo bisa agak seringan sih lebih baik”ucap Seungyoun dengan cengiran andalannya yang membuat Wooseok tak segan-segan menarik rambut lelaki yang masih berdiri disebelahnya itu.
“Jangan di dengerin ya mas? Emang dia tuh kalo ngomong suka engga di filter!“ucap Wooseok dengan bibir mengerucut.
“Yaudah, gue balik duluan ya! Hati-hati lo cil, jangan malu-maluin kalo jalan sama gebetan. Duluan yuk, mas seungwoo”ucap Seungyoun sebelum melangkahkan kakinya menjauhi Seungwoo dan Wooseok.
“Makan sate suka?“ucap Seungwoo menatap Wooseok saat keduanya sudah berada di dalam mobil milik Seungwoo dan Wooseok mengangguk.
“Suka sate apa?“tanya Seungwoo lagi yang membuat Wooseok berfikir sejenak.
“Sate ayam! Aku ga begitu suka sate kambing, bisa makan paling cuma dua tusuk”ucap Wooseok dan Seungwoo mengangguk mengerti.
“Sate kelinci, suka?“pertanyaan Seungwoo sukses membuat Wooseok terkejut dan menatap lelaki disebelahnya. Hal itu, justru membuat Seungwoo tertawa renyah.
“Engga kok, kita ga akan makan sate kelinci malem ini. Kita makan sate ayam, di warung langganan aku”ucap Seungwoo sambil menatap Wooseok dan membuat Wooseok bernafas lega.
“Tapi suka engga sate kelinci? Di puncak kan banyak tuh yang jual, pernah cobain?“tanya Seungwoo dan Wooseok menggeleng.
“Oh yaudah, nanti kalo kita ke puncak berdua berarti kamu makan sate ayam lagi aja, gausah maksain makan sate kelinci”ucapan Seungwoo tersebut entah mengapa, membuat hati Wooseok menghangat.
“Makasih ya, mas udah nganterin sampe rumah”ucap Wooseok saat Seungwoo sudah memberhentikan mobilnya di depan kediaman keluarga Kim tersebut.
“Maaf ya kemaleman, ngobrolnya tadi kayanya kita kepanjangan”ucap Seungwoo.
“Engga apa-apa kok, mas! Aku udah bilang ayah, abang sama bunda juga. Jadi aman walaupun pulang malem”ucap Wooseok tersenyum.
“Oh iya, sabtu ini kamu ada acara?“tanya Seungwoo sebelum Wooseok membuka pintu mobil disebelahnya. Wooseok menggeleng sebagai jawabannya.
“Mau nemenin aku kondangan? Ke puncak?“tanya Seungwoo lagi dan Wooseok hanya diam.
“Engga harus dijawab sekarang, ga apa-apa juga kalo kamu ga bisa kok”ucap Seungwoo tersenyum.
“H-2 aku kabarin lagi ya mas? Takutnya ada kerjaan yang engga bisa ditinggalin”ucap Wooseok dan Seungwoo mengangguk.
“Kondangannya malem kok, jadi kita dari sini siang atau sore aja”ucap Seungwoo lagi dan Wooseok mengangguk mengerti.
“Yaudah aku duluan ya mas? Mas seungwoo hati-hati dijalan, jangan ngebut! Kalo ngantuk... Telfon aku aja, nanti aku temenin ngobrol”ucap Wooseok tersenyum.
“Kalo aku ga ngantuk, tetep boleh telfon kamu ga?“tanya Seungwoo dan Wooseok mengangguk sebelum benar-benar menutup mobil Seungwoo dengan wajah memerah karena malu.
kapila