Sebuah Fakta.
Tanpa di beritahu, aku sudah terlebih dahulu tau ketika sosok tersebut memasuki kafe dimana aku bekerja. Wajahnya sayu, langkahnya lesu. Ini kali pertama aku melihatnya setelah seminggu tidak melihat batang hidungnya.
Satu fakta terbaru yang aku ketahui ketika ponselku berbunyi, pesan masuk dari kekasih bossku sekaligus teman dekat seseorang yang sedari tadi mengalihkan pandanganku.
Aku meletakan gelas berisi americano dan membuat satu cangkir coklat panas. Seorang junior menjadi korbanku siang itu, berbekal briefing seadanya aku memerintahkannya untuk menyerahkan coklat panas kepada lelaki yang sibuk dengan buku catatannya.
Pandanganku tidak lepas dari percakapan dua orang tersebut. Lelaki yang sejak tadi mengalihkan padanganku akhirnya menerima coklat panas serta secarik kertas yang sengaja aku tulis untuknya.
Setidaknya sudah lebih dari sejam, Lee Sejin, lelaki yang sejak tadi duduk di spot favoritnya itu menggoreskan bolpoin di buku catatan. Aku beberapa kali membalas pesan dari Byungchan dengan tetap memperhatikannya di sudut kafe.
Aku menoleh ketika beberapa rekan serta juniorku menyapa seseorang. Boss ku sudah tiba, itu tandanya Byungchan juga sudah tiba dan menemani Sejin. Aku menoleh ke arah yang sama entah untuk keberapa kalinya dalam satu jam terakhir.
“Youn, ini buat lo. Siapa tau bisa dibuat varian baru”ucapan Seungwoo, bossku mengalihkanku dari Sejin.
“Ah! Iya thanks boss”ucapku kikuk.
“Baru putus katanya tuh dari Sunho, ada kesempatan dong?“ucapan Seungwoo semakin membuatku kikuk. Aku dan Seungwoo menatap ke sudut yang sama.
“Tapi setau gue, dia agak susah terbuka sama orang lain. Temen deketnya cuma Sunho, Byungchan sama palingan gue. Gue juga karena ada hubungan langsung sama Sunho Byungchan sih”aku mengangguk mendengar penjelasan Seungwoo.
“Santai aja. Ikutin arus! Jodoh engga kemana kok”ucap Seungwoo menepuk pundaku beberapa kali.
Sejin putus dari kekasihnya, Park Sunho yang juga merupakan teman baik Han Seungwoo, pemilik sekaligus boss ditempatku bekerja kali ini.
Aku tidak hanya bertemu Sunho sekali dua kali, kami sering bertemu. Karena kafe ini awal mulanya dirintis Sunho dan Seungwoo secara bersama hingga akhirnya Seungwoo mengambil alih penuh kafe ini.
Sunho orang yang baik, sangat baik. Ia adalah tipe kekasih yang di dambakan setiap orang. Bahkan aku sering mendengar Byungchan mengeluh ke Seungwoo karena sifat Seungwoo yang berbanding terbalik dari Sunho.
“Seungyoun!!“aku terbangun dari lamunanku dan mendapati Byungchan bersama Sejin sudah ada dihadapanku.
“Hah iya? Gimana?“ucapku terkejut yang dibalasan tawa renyah Byungchan.
“Bilangin Seungwoo, gue mau ngajak Sejin jalan ya! Dia kayanya lagi di toilet”ucap Byungchan.
“Oh engga nungguin?“tanyaku dan Byungchan menggeleng.
“Nanti keburu dia engga mood“ucap Byungchan pelan dan aku hanya dapat tersenyum.
“Yaudah gue duluan! Sampein sama Seungwoo ya”ucap Byungchan lagi dan aku mengangguk mengerti.
Aku pun mengikuti arah kepergian Byungchan serta Sejin hingga pintu kafe tertutup kembali.
“Ka, ini buku kaka yang tadi disana ketinggalan”juniorku menyerahkan buku catatan yang sedari tadi menjadi fokus Sejin. Aku mengambilnya dari juniorku dan membuka halaman pertamanya.
”...Some days i afraid to write, because sometimes the honesty kills me”
Perry Poetry
(xposhie)