Sebuah Fakta
Younghoon mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia membaca pesan yang dikirimkan Changmin beberapa saat yang lalu dan ia kin merasa berasalah. Younghoon menarik nafasnya panjang sebelum mengambil jaket dan kunci mobilnya. Diluar hujan deras tiba-tiba turun, tanpa peringatan apapun dan Younghoon yakin jika Changmin akan terjebak hujan di kampus.
Younghoon mengendari mobil mewahnya dibawah guyuran hujan. Ia memasuki pelataran kampus yang sudah sepi dan berlari kearah perpusatakaan tanpa beristirahat sedetikpun. Nihil, perpusatakaan sudah tutup dan petugas perpustakaan mengatakan bahwa orang terakhir di perpustakaan sudah pergi sepuluh menit yang lalu.
Younghoon kembali lari ke arah mobilnya dan berharap Changmin masih berada di halte depan kampusnya sehingga hinga memutar kemudinya menuju halte. Younghoon terdiam sesaat, saat melihat Changmin memeluk dirinya di halte sendirian. Baju Changmin sedikit basah, mungkin karena ia berlari dari kampus menuju halte.
“Changmin, masuk!!“ucap Younghoon setengah berteriak. Changmin masih diam ditempat dan melihat Younghoon yang masih berada dibalik kemudinya.
“Ayok, masuk! Aku anter pulang”Changmin tersadar beberapa detik kemudian saat Younghoon sudah berada disebelahnya dengan jaket tersampir dibahunya. Changmin yang masih bingung itu pun berjalan masuk ke dalam mobil Younghoon.
Suasana di dalam mobil Younghoon cukup sepi, hanya ada suara angin penghangat udara serta alunan musik yang volumenya terlampau pelan. Changmin masih menunduk memainkan ujung jaket Younghoon yang masih tersampir di bahunya.
“Makasih...“ucap Changmin saat mereka sudah tiba di depan gedung apartment milik Changmin.
“Changmin, aku boleh ikut masuk? Ada yang mau aku omongin...“Younghoon berucap dengan setengah berharap dan Changmin mengangguk sebagai jawaban.
“Kamu ganti baju aja, biar aku siapin minum sendiri”ucap Younghoon yang mengikuti Changmin ke dapur. Changmin lebih banyak diam tetapi mengikuti perintah Younghoon untuk menggantinya bajunya yang basah.
Changmin selesai mengganti bajunya bersamaan dengan Younghoon yang selesai membuat minuman hangat untuk Changmin dan dirinya sendiri. Mereka berdua duduk di ruang tamu sederhana yang biasa mereka gunakan untuk mengerjakan tugas.
“Younghoon, tugasnya udah aku kirim ya ke email? Kamu boleh check lagi, kalo misal ada yang perlu di revisi bilang aku ya?“ucap Changmin mencoba mencairkan suasanya.
“Changmin....“ucap Younghoon pelan, membuat Changmin menatap Younghoon lekat dan menunggu ucapan selanjutnya yang keluar dari pria dihadapannya itu.
“Maaf....“ucap Younghoon pelan dan Changmin hanya tersenyum.
“Engga apa-apa! Kamu pasti sibuk karena ada tugas lain kan? Ga apa-apa kok! Yang penting tugasnya udah selesai kan? Ohiya, makasih ya udah nagterin aku pulang?“ucap Changmin yang masih tersenyum.
“Engga, aku engga sibuk. Aku ngehindarin kamu. Changmin, maaf....“ucap Younghoon lagi dan Changmin menatap Younghoon bingung.
“Kamu inget, beberapa hari yang lalu ada anak kelas kamu yang selalu minta ajarin kamu materi maupun tugas?“tanya Younghoon dan Changmin mengangguk.
“Aku ngehindarin kamu karena itu. Aku fikir, karena kamu sama dia udah deket jadi aku ngehindarin dan ngejauhin kamu, biar ga ada salah faham. Tapi ternyata, malah aku yang bikin kamu salah faham”ucap Younghoon menjelaskan.
“Younghoo, kalo kamu baca chat aku tadi, aku bilang mau cerita sama kamu dan cerita masih ada kaitannya sama apa yang kamu jelasin barusan”kali ini, pernyataan Changmin yang membuat Younghoon bingung.
“Kamu tau... Setelah insiden pojokampus sampai aku diundang dateng ke ulang tahun mami kamu, aku selalu ngerasa kalo jarak kita terlalu jauh. Kamu dan kemewahan kamu itu ga akan pernah bisa aku gapai...“ucap Changmin memulai cerita.
“Kamu ga perlu gapai apapun, aku yang bakalan narik kamu dan mastiin kita jalan bareng-bareng...“ucap Younghoon memotong ucapan Changmin.
“Bukan itu pointnya, Younghoon... Aku ngerasa, banyak mata ngeliat ke aku seakan-akan aku ini penguras harta kamu. Setiap hari selalu kamu anter jemput dan makan bareng dikantin, aku ngerasa semua orang ngomongin aku”ucap Changmin pelan.
“Beberapa hari lalu, sewaktu ada teman sekelasku minta ajarin materi dan tugas, hal itu ngingetin aku sama kamu waktu awal kita deket. Sejak saat itu, aku selalu mau ngajarin dia bahkan waktu dia minta anter jemput aku ke kampus, aku iyain cuma biar aku bisa nyadarin orang-orang kalo aku bersikap baik ke semua orang dan bukan cuma ke kamu. Aku bukan baik ke kamu cuma karena aku mau nguras harta kamu, aku mau nyingkirin fikiran orang tentang itu. Sampe akhirnya, orang yang aku ajarin itu nembak aku. Kemarin....“ucap Changmin terhenti.
“Kamu terima?“tanya Younghoon yang membuat Changmin tertawa kecil.
“Belum aku jawab! Aku hari ini ngajak kamu ketemuan buat cerita itu, tapi ternyata kamu lagi ngehindarin aku makanya gamau ketemu aku.“ucap Changmin mengerucutkan bibirnya.
“Maaf...“ucap Younghoon lagi.
“Jadi, kamu mau nerima dia?“tanya Younghoon lagi dan Changmin menggeleng.
“Kenapa?“tanya Younghoon penasaran.
“Soalnya aku udah punya pacar!“ucapan Changmin kembali membuat Younghoon terkejut dan terdiam, sedangkan Changmin di hadapannya hanya tertawa melihat wajah bingung Younghoon.