Seungwoo tersentak saat satu batang rokok diantara kedua belah bibirnya berubah menjadi batang permen lollipop. Tetapi senyum Seungwoo menguar kala mengetahui siapa dalang di balik berubahnya rokok miliknya tersebut.
“Kok tinggal dikit?”
Seungwoo memperlihatkan lollipop yang sebelumnya berada dalam mulutnya tersebut dan orang berada hadapan Seungwoo terkekeh karena Seungwoo akhirnya sadar akan perbedaan ukuran permen lollipopnya.
“Hehe punya aku! Soalnya stok yang baru habis, yaudah kamu makan punyaku aja!”
Seungwoo tersenyum mengetahui alasan yang dilontarkan lelaki tinggi berlesung pipi di hadapannya, Choi Byungchan. Lelaki yang setidaknya lima bulan sudah resmi menjadi kekasihnya dan merubah kehidupannya.
“Kita ke supermarket ya ka? Beli lollipop sama sekalian belanja bulanan buat di apartment kamu”
Seungwoo mengangguk menyetujui saran Byungchan sembari membukakan pintu mobil untuk kekasihnya. Byungchan pun masuk ke dalam mobil milik Seungwoo sesaat setelah mencuri sebuah kecupan dipipinya.
Byungchan berlari kecil menyamakan langkahnya dengan Seungwoo yang berjalan beberapa langkah di depannya. Seungwoo menoleh dan tertawa kecil sebelum mengeluarkan sebelah tangannya dari dalam jeans untuk kemudian di genggam oleh Byungchan.
Seungwoo kemudian sedikit memperlambat langkahnya karena mengetahui bahwa Byungchan terkadang sulit menyamakan langkah Seungwoo yang terlampau cepat itu. Seungwoo mendorong trolley di dalam supermarket, sedang Byungchan memilih kebutuhan bulanan untuk Seungwoo.
“Coba ka lihat kotak rokok kamu!”
Seungwoo menaikan kedua alisnya bingung sebelum akhirnya menunjukan kotak rokoknya. Byungchan mengangguk mengerti dan menyuruh Seungwoo menyimpan kembali rokoknya di dalam sakunya.
“Buat bulan ini dua bungkus aja ya? Kalo ini engga kesentuh sama sekali, aku bakal nginep di tempat ka seungwoo sebulan lebih. Gimana?”
“Terus kosan kamu? Kamu pindah aja ke tempat aku, kan ada kamar kosong satu”
Byungchan menggeleng dan tersenyum. Sebuah kesepakatan sudah terjadi sebelum Byungchan dan Seungwoo meresmikan hubungan mereka, salah satunya agar Seungwoo dapat mengurangi merokok karena Byungchan tidak bisa mencium bau asap rokok.
Byungchan tidak pernah melarang Seungwoo merokok, tetapi setidaknya Seungwoo dapat mengurangi konsumsi rokoknya terlebih saat bersama Byungchan. Sebagai reward biasanya Byungchan akan bermalam di apartment Seungwoo, tergantung batang rokok yang Seungwoo konsumsi selama sebulan.
“Hm... Oke! Aku janji bakalan pindah ke tempat kamu, kalo dalam dua bulan kamu bisa ngabisin cuma satu bungkus. Gimana?”
Byungchan mencoba membuat kesepakatan dengan kekasihnya yang masih berusaha mengurangi konsumsi rokok tersebut. Seungwoo berfikir sejenak sebelum mengangguk.
“Tapi, beli lollipopnya agak banyakan bisa? Buat taroh di mobil aku juga. Gimana?”
Byungchan tersenyum dan mengangguk antusias. Baik Byungchan maupun Seungwoo akhirnya melanjutkan kegiatan berbelanja mereka setelah perdebatan kecil mereka. Byungchan asik bergelayut manja di lengan Seungwoo, sehingga Seungwoo mudah mencuri kecup di atas puncak kepala Byungchan.
“Aku nginep malem ini, boleh? Soalnya tadi kamu berhasil nahan ngerokok tanpa protes! Hehe”
“Boleh dong, Sayanggg. Kenapa harus ga boleh?”
“Ini kan jumat malem, kaaa! Biasanya kamu ada pesta sama temen-temen kamu, kan?”
Seungwoo berfikir sejenak hingga akhirnya sadar jika ia sudah tidak berkumpul dan berpesta bersama dengan teman-temannya selama dua minggu belakang. Bukan karena larangan Byungchan, tetapi kemauan Seungwoo menghabiskan hari dengan Byungchan daripada menghabiskan hari di sebuah kelab berpesta bersama teman-temannya.
“Hm... Aku malahan lupa! Yaudah aku ga ikut deh. Nanti aku bilang mereka aja, kalo kamu mau nginep di tempatku”
“Nanti temen kamu protes ga? Mereka kan kadang protes kalo kamu ga dateng pesta dan bilang kalo aku ngelarang kamu?”
Byungchan mengerucutkan bibirnya. Ia masih ingat jelas bagaimana teman-teman Seungwoo kerap menyalahkannya karena perubahan pada diri Seungwoo. Mulai dari jarang merokok, meminum alkohol hingga berpesta di kelab malam.
“Sayang... Aku udah pernah bilang berapa kali? Kamu ga pernah melarang aku buat ngelakuin apapun itu kan? Aku ngelakuin itu semua karena aku sayang kamu”
“Kamu pernah bilang, kamu takut aku pergi lebih cepat kalo aku merokok. Atau kamu bilang takut terjadi sesuatu sama aku, kalo aku pesta sampai larut malam. Itu semua alasan logis dan aku ga pernah merasa terbebani”
Byungchan dan Seungwoo kali ini sudah berada di dalam mobil milik Seungwoo lagi. Percakapan keduanya membuat Seungwoo urung menjalankan mobilnya untuk kembali ke kediamannya.
Seungwoo menatap Byungchan yang masih menunduk dan mengerucutkan bibirnya itu. Wajah Byungchan dibawa untuk menatap Seungwoo. Byungchan kemudian menggigit bibirnya saat mata mereka bersitatap.
“Aku suka diri aku yang kayak gini. Aku suka diri aku selama aku sama kamu. Kamu ga pernah ngelarang aku apapun oke? Ini semua aku lakuin karena aku sayang kamu”
Seungwoo menarik Byungchan ke dalam dekapannya. Punggung lelaki yang lebih muda itu ia usap, menenangkan dan memberi isyarat bahwa semua baik-baik saja.
Seungwoo tidak perduli dengan cemooh teman-temannya semenjak ia berkencan dengan Byungchan. Seungwoo bahagia berkencan dengan Byungchan dan tidak merasa tertekan. Bahkan Seungwoo menyukai dirinya saat ini, saat dirinya mempunya label sebagai kekasih seorang Choi Byungchan.
fin