Side Story.
Hai! Kali ini aku mau ceritain proses rekonsialisasi antara aku dan Mas Seungyoun yang udah berlangsung lebih dari seminggu yang lalu. Kebetulan Dodo sudah tidur dan Mas Seungyoun minta aku buat nemenin dia malam ini, katanya “Mumpung malem minggu, Dek. Netflix and Chill kayak orang-orang” Aku mengiyakan ajakan Mas Seungyoun, karena sesungguhnya aku tidak mengerti maksud dan tujuan Mas Seungyoun tersebut.
Jadi, kalo cerita malem ini ada sedikit gangguan dari Mas Seungyoun, mohon dimaklumi ya. Soalnya Mas Seungyoun lagi super clingy apalagi setelah kejadian hari itu. Mas Seungyoun dan aku memutuskan untuk menonton film di ruang tamu agar tidak menganggu Dodo yang sudah tertidur. “Yaaa Kalo dikamar nanti aku engga leluasa dong, Dek!!” Maaf yaaa, Mas Seungyoun kalo udah berdua emang suka begitu.
Maaf yaaa kalo di cerita ini banyak TMI bertebaran, beneran engga sengaja bikin kalian iri kok. “Engga apa-apa tau, Dek! Bikin iri mereka ajaaa, seru hehehe” Bentar yaaa kayanya aku harus menjauh dari Mas Seungyoun dulu. “Dek, engga mas gangguin lagi deh.... Sini! Tapi sambil mas peluk ya?” Oke aku pasrah! Dibanding tulisan ini engga selesai karena Mas Seungyoun yang terus-terusan ngerajuk.
Jadi sore itu, setelah aku dan Mas Seungyoun makan siang dan menidurkan Dodo, kami memutuskan untuk meluruskan semuanya. Dua buah cangkir teh hijau, menemani kami sore itu. Cukup lama hening diantara kami karena tidak ada yang memulai duluan untuk membuka suara “Itu mas ngasih kesempatan kamu loh, Dek! Tapi kamu diem lama banget....” Akhirnya aku yang membuka percakapan dan mencairkan suasana.
“Mas apa kabar? Sibuk dikantor?” Aku sengaja membuka percakapan dengan basa-basi ringan. Mas Seungyoun menarik nafasnya sebelum menjawan, “Saya baik, tapi engga sebaik pas ada kamu” Jujur saya ingin tersenyum saat Mas Seungyoun mengatakan hal itu. Tapi saya tahan.
“Mas dapet kenaikan jabatan... Senin besok, Mas kerja dengan jabatan baru...”Aku menoleh ke arah Mas Seungyoun. Rasanya saat itu aku ingin memeluk Mas Seungyoun dan mengucapkan kata selamat, tapi sekali lagi aku tahan. “Ngapain sih ditahan, Dek? Engga tau apa kalo aku waktu itu kangen banget?”
“Waktu itu, pas kamu pulang sama Sunho. Saya sebenarnya mau kasih tau kamu kalo saya dapat promosi. Tapi saya kadung emosi waktu lihat kamu pulang sama laki-laki lain, Apalagi kamu sebelumnya bilang dan kekeuh engga mau saya jemput....”
“Mas.... Ka sunho, itu....”
“Iya dek, Mas tau. Sunho itu sepupunya Seungwoo ternyata dan kemaren dia kasih undangan pernikahan dia bulan depan”
Pembicaraan kami sore itu mengalir apa adanya, tapi ada emosi sama sekali.
“Mas... Kemaren ada wanita yang antar Mas Seungyoun pas mas mabuk....”
Akhirnya, aku memberanikan diri membicarakan perihal wanita itu. “Dek, beneran pas itu aja Mas gatau, kalo yang bawa keatas itu pacarnya Seungwoo soalnya Seungwoo ngurus yang mabok yang lain”
“Dek.... maaf... Mas semalem engga sadar, kamu ada yang sakit? Mas kasar banget semalem?” Setelah mendapatkan penjelasan perihal siapa wanita tersebut, Mas Seungyoun pun mengerti dan tau apa yang menyebabkan bercak merah ada di sekitar leherku hari itu. Mas Seungyoun memeluku dan meminta maaf berulang kali. Meminta maaf karena sudah menyakitiku. Meminta maaf karena melakukan hal tanpa izinku terlebih dahulu. “Dek, Mas tuh masih kepikiran.... Mas kasar banget ya? Kamu tuh engga nyeritain detailnya ke mas soalnya....”
“Mas, engga apa-apa... Aku udah engga apa-apa”ucapku menangkup wajah Mas Seungyoun. Mas Seungyoun menunduk dan tanpa sengaja kembali melihat bercak merah ulahnya semalam. Tangan Mas Seungyoun terulur, menyentuk setiap tanda kemerahan di leherku. Mas Seungyoun kembali menangis.
“Mas.... Aku engga apa-apa beneran. Jangan nangis lagi, hm?”Aku memeluk Mas Seungyoun dan mengusap punggungnya menenangkan. Setelah beberapa saat akhirnya Mas Seungyoun tenang dan kami mulai berbicara lagi.
“Dek.... Mas ngantuk lama-lama”Sebentar yaa Mas Seungyoun mulai clingy lagi.
Akhirnya sore itu, aku sama Mas Seungyoun berhasil mencairkan suasana diantara kami berdua. Kami bercerita mengenai keseharian kami seminggu ketika berpisah dan aku menceritakan bahwa Dodo sering mengeluarkan kata Ba....Ba... akhir-akhir ini. “Kita cerita sampe jam berapa sih Dek waktu itu? Engga sampe malem banget kan ya?”
Intinya, malam itu kami hampir melupakan makan malam kami. Baju kami berserakan di ruang tivi dan kami baru benar-benar sadar ketika Dodo menangis saat jam menunjukan hampir pukul sembilan malam. “Hehehe aku dapet jatah dua hari berturut-turut dong ya, Dek? Biasanya kan kamu engga mau! Eh tapi yang sebelumnya engga keitung soalnya aku engga sadar, kalo sekarang aku minta lagi, boleh Dek?”
Akhir cerita, hubunganku dan Mas Seungyoun semakin membaik sejak hari itu dan kami selalu gembira melihat perkembangan Dodo setiap harinya. “Dek... Filmnya udah habis, ayokkk tinggal chillnya....”
Aku harus segera mengurus bayi besarku yang tangannya sudah mulai mengerayangi tubuhku. “Udahan ya! Dek Sejin saya pinjam dulu!!!
xposhie