Spill the tea.


“Chat siapa?“Seungyoun menoleh dan mendapati Sejin baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah setelah mencuci mukanya. Seungyoun segera meletakan ponselnya di nakas dan merentangkan tangannya, memberikan tanda agar Sejin masuk ke dalam pelukannya.

“Chat Siapa?“tanya Sejin sekali lagi setelah ada di dalam pelukan Seungyoun.

“Jinhyuk”ucap Seungyoun singkat dan tubuh Sejin seketika menegang.

“Santai sayanggg, engga apa-apa kok. Aku cuma nanya aja sama dia, engga ngapa-ngapain”ucap Seungyoun yang mengusap punggung Sejin, memberikan ketenangan kepada Sejin.

“Nanya apa?“Sejin semakin penasaran karena penyataan Seungyoun.

“Di cafe kemarin... Jinhyuk kan ngeledekin Yuvin masalah billiard”ucap Seungyoun pelan yang semakin membuat Sejin bingung dan menolehkan wajahnya menatap Seungyoun.

“Hehehe aku gatau sih Jinhyuk ngeledekin Yuvin begitu karena apa.... Tapi aku tiba-tiba keingetan Wooseok aja setelah pulang dari cafe kemaren...“ucap Seungyoun lagi.

Flashback On.

“Kangen.....“ucap Seungyoun yang sudah membawa Sejin dalam pelukannya. Jari jemari Sejin menari diatas piyama yang Seungyoun gunakan.

“Jadi... rasanya meluk Byungchan, kayak gimana?“Sejin mendongakkan kepalanya menatap Seungyoun dan Seungyoun mencuri satu kecupan singkat di puncak hidung Sejin, membuat Sejin memejamkan matanya.

Seungyoun menceritakan semua, apa yang ia lakukan bersama Byungchan sebulan belakang kemarin. Hingga mereka berdua menghabiskan malam bersama diluar kota hanya karena Seungyoun yang rindu ramen favoritnya. Sejin sesekali tertawa mendengar cerita kekasihnya tersebut.

“Byungchan manja yaaa? Enak donggg, hobby menyayanginya tersalurkan?“ucap Sejin meledek yang mendapat kelitikan di pinggangnya.

“Gantian dong ceritanya”ucap Seungyoun. Sejin pun menarik nafasnya dalam dan melepaskan pelukan Seungyoun lalu membaringkan kepalanya di paha Seungyoun, membuat mereka berdua lebih leluasa beradu tatap.

“Hm.... Apa ya? Aku bingun dari mana ceritanya....“ucap Sejin sambil mengusap wajah Seungyoun yang mulai tumbuh rambut-rambu tipis disekitar dagunya.

“Tentang updatean twitter kamu? Hm.... atau masalah di pub? Jinhyuk engga jemput kamu kan malem itu?“Sejin tersenyum miring lalu mengangguk dan menjelaskan semuanya.

“Jangan kesel, kan udah lewat juga?“ucap Sejin ketika melihat Seungyoun merubah raut wajahnya.

“Ada yang mau aku ceritain lagi....“Ucap Sejin yang kembali merubah posisinya menjadi duduk dan berhadapan dengan Seungyoun.

Sejin menatap lekat Seungyoun, membuat Seungyoun bingung karena sikap kekasih mungil di hadapannya. Sejin mengusap pipi Seungyoun dengan mata yang berkaca-kaca, menahan tangis.

“Kamu kenapa nangis?“Air mata Sejin akhirnya turun ketika Seungyoun bertanya, tetapi Sejin menggeleng dan segera menghapus air matanya dan kembali tersenyum.

“Aku cuma mau bilang... Setelah aku cerita ini.... Terserah kamu... Aku serahin ke kamu apapun yang mau kamu lakuin... Tapi janji sama aku, jangan sakitin orang lain ya? Sakitin aku aja, hm?“ucap Sejin yang masih menahan tangisnya.

Sejin memulai ceritanya. Semuanya, tanpa ada yang ia kurangi. Selama bercerita, sebisa mungkin Sejin menahan tangis, ia tidak mau Seungyoun berbelas kasih kepadanya. Selama bercerita, Sejin menunduk dan enggan menatap Seungyoun.

“Maaf.... Aku... Aku bodoh engga bisa nolak waktu itu... Maaf”ucap Sejin mengakhiri ceritanya malam itu, membuat suasana hening beberapa saat.

Seungyoun menarik nafas panjang, membuat Sejin akhirnya menatap Seungyoun yang sedang menatap Sejin bingung. Seungyoun pun bangkit lalu mengambil sebatang rokok yang memang masih ia simpan di laci dan berjalan ke jendela besar yang langsung berhadapan dengan balkon.

Semua pergerakan Seungyoun diamati oleh Sejin. Tidak, Sejin tidak bisa meminta Seungyoun memaafkannya karena memang, apa yang ia lakukan tidak pantas dimaafkan. Angin malam yang berasalah dari jendela yang terbuka membuat tubuh Sejin bergidik.

“Kamu mungkin butuh sendiri.... Aku pulang aja kalo gitu, ya?“Tidak ada jawaban dari Seungyoun, yang Sejin lihat hanya kepulan asap yang berasal bibir Seungyoun.

Sejin pun bangkit dan berdiri dari kasur nyaman milik Seungyoun, sambil menahan air mata yang mungkin dapat sesekali keluar dari kedua matanya. Langkah Sejin yang baru saja akan keluar dari kamar Seungyoun mendadak terhenti ketika sebuah suara mengintrupsinya, suara Seungyoun yang bergetar.

Sejin berbalik dan melihat Seungyoun berjalan kearahnya. Hidungnya memerah, itu yang Sejin tangkap dari pandangannya saat ini. Seungyoun sudah membuang batang rokoknya, tetapi Sejin masih dapat mencium sedikit aroma nikotin yang Seungyoun hasilnya.

“Younhhh....“Sejin berusaha menstabilkan badannya ketika Seungyoun menabrak badannya. Seungyoun menyusupkan wajahnya di perpotongan leher Sejin dan menangis setelahnya dengan tangan yang menggenggam dan sedikit menarik kemeja Sejin.

“jangan pergi....“Seungyoun terisak dengan nafas yang sedikit tersenggal. Ini kali pertama Sejin melihat Seungyoun menangis begitu menyedihkan. Sejin pun memberanikan diri mengusap punggung Seungyoun menenangkan.

“Maaf....“Setidaknya butuh satu jam untuk Sejin membuka suara kembali. Kali ini posisinya terbalik, dimana Seungyoun berbaring di paha Sejin dengan tangan yang ia lingkarkan di pinggang Sejin dan wajah yang ia sembunyikan di perut rata Sejin. Seungyoun menggeleng.

“Aku boleh tonjok Jinhyuk kalo ketemu?“tanya Seungyoun pelan tanpa menatap Sejin.

“Jangan... Ini engga sepenuhnya salah Jinhyuk. Aku juga salah...“ucap Sejin pelan. Seungyoun pun menatap Sejin yang sedang menatapnya sendu. Detik berikutnya Sejin mendaratkan bibirny di bibir Seungyoun.

“Nghhhh... Younhhh... Pelannhhh.... Ga usah burrr...u... buruuu...“Sejin sudah mendesah dibawah kukungan Seungyoun setengah jam kemudian.

“Maaghhhhfff....“ucap Seungyoun setengah menggeram karena pergerakan pinggangnya yang semakin cepat.

Malam itu, Sejin menginginkan Seungyoun mengambil alih atas tubuhnya. Menghilangkan semua jejak Jinhyuk yang menempel pada tubuhnya.

“Akhhhh Younhhhh... Nghhh... Gak kuathhhh....“ucap Sejin lagi yang membuat Seungyoun menambah pergerakan pinggangnya.

Seungyoun menarik Sejin untuk duduk dipangkuannya. Diatas Seungyoun, tubuh Sejin bergerak naik dan turun, mencari kenikmatan yang akan segera mereka dapatkan.

Seungyoun menghentakkan pinggangnya, membuat tubuh Sejin terhentak keatas. Sejin memeluk Seungyoun, mempertahankan posisinya karena posisi tersebut, ia dapat merasakan titik terdalamnya di sentuh oleh Seungyoun.

“Nghhh.... Ah.... Jinhhh...”

“Ahhhh...”

Seungyoun dan Sejin mendesah bersamaan saat mereka mencapai pelepasannya.

Flashback End.

“Aku yakinkan kok Jinhyuk bakalan jujur, tapi aku gatau Wooseok bakalan bersikap kayak gimana.... Mungkin benci sama aku?“tanya Sejin menatap Seungyoun tetapi Seungyoun justru menggeleng.

“Engga mungkin! Wooseok engga akan benci sama kamu. Coba liat aku? Emang aku jadi benci Jinhyuk?“Tanya Seungyoun dan Sejin menggeleng.

“Yaudah berarti Wooseok engga akan benci kamu!! Udah ah jangan ngomongin orang, kita bobo aja!!“ucap Seungyoun mengakhiri perbincangan malam mereka.

“Kok tidur?!?!?!?!“ucap Sejin dengan nada tinggi yang membuat Seungyoun bingung.

“Semenjak kita ketemuan lagi, kamu kok engga pernah minta sih Youn?“Sejin merajuk.

“Tiga kali! Tiga kali aku yang minta muluuuu!!! Kenapa? Kamu jijik sama aku karena aku pernah main sama Jinhyuk?“Sejin mengercutkan bibirnya.

“Ga gitu sayangggg... Beneran! Ngapain sih aku jijik sama pacar sendiri? Aku... mau berubah...“ucap Seungyoun pelan.

“Dulu... Kayanya setiap kamu kesini, aku selalu minta. Engga pernah ngelakuin hal lain kayak ngobrol atau apapun itu... Jadi, aku mau rubah itu....“ucap Seungyoun melanjutkan.

“Bukannya aku gamau! Aku liat kamu sih selalu mau, sayang.... Tapi.... aku ngerhargain kamu...“ucap Seungyoun mengusap pipi Sejin yang masih merengut lucu.

“Tidur ya?“ucap Seungyoun lagi.

“Ga!! Aku mau iniiiiii”

“Akhhhh Shit!!!”

Sejin merangkak diatas tubuh Seungyoun dan meremas pusat tubuh Seungyoun, membuat Seungyoun mengerang. Setelahnya, sama seperti Yohan dan Yuvin, dikamar Seungyoun dan Sejin kembali terdengar suara decitan kasur dan geraman dua manusia yang mencari nikmat.

(xposhie)