Tatto.
Hai, apa kabar! Kalian sedang sibuk? Jika tidak, aku ingin bercerita sedikit tentang Mas Seungyoun dan anak-anak. Mumpung mereka sedang asik bertiga di dalam kamar.
Kalian tau, jika Mas Seungyoun memiliki tato di tubuhnya? Aku lupa jumlahnya, tetapi yang pertama aku tau tato di dekat pergelangan tangannya. Aku tau saat Mas Seungyoun menyetir untuk mengantarku pulang.
Waktu itu, aku enggan bertanya karena aku merasa belum punya hak apapun atas Mas Seungyoun. Tetapi, ternyata Mas Seungyoun bercerita kepadaku tidak lama setelah aku mengetahuo tato pertamanya.
“Dimarahin ibu sama bapak pas mereka tau hehe tapi katanya kalo saya dimarahin, engga akan bikin tatonya ilang jadi yaudah dibiarkan saja”
Berbeda denganku, Bapak dan Ibu Mas Seungyoun mengetahui tato pertama Mas Seungyoun yang berada di lengan. Tato tahun lahir bapak dan ibu. Waktu itu Mas Seungyoun bilang, ia terpaksa pake baju lengan panjang saat dirumah. Tetapi akhirnya ketauan saat ia lupa membawa baju ke kamar mandi ketika mandi.
“Tapi tato tidak selamanya membuat orang terlihat tidak baik. Tato itu bagi saya seni, semua tato saya punya makna”
Hari itu Mas Seungyoun menceritakan serta menjabarkan makna tato yang ia miliki satu persatu. Beberapa tato ia perlihatkan kepadaku hari itu, tapi ada beberapa tato yang baru aku lihat saat aku resmi menikah dengan Mas Seungyoun. Salah satunya menjadi favoritku!
“Huaaaa!!! Engga mau di kertas gambarrr!! Badan Baba ajaaa huaaa!!”
Cerita tentang tato Mas Seungyoun dimulai hari itu, saat Dohyon anak pertama kami merajuk dan menangis ingin menggambar diatas badan Mas Seungyoun setelah ia melihat banyak gambar di tubuh Mas Seungyoun.
“Engga boleh sayanggg, nanti kalo Dodo gambar di badan Baba kan baba sakit. Gimana?”
Ya, aku mencoba merayu Dodo walaupun rayuanku baru berhasil ketika Dodo aku sogok alat mewarnai dengan 60 warna berbeda.
“Engga bisa dihapus?”
Dodo masih setengah terisak ketika dirinya harus merelakan menggambar diatas kertas menggambar dan bukan dibadan Mas Seungyoun. Aku menggeleng sebagai jawaban dan Dodo menatapku bingung.
Aku menatap Mas Seungyoun sambil menahan tawa. Sedangkan Mas Seungyoun masih berdiri sedikit jauh dari tempatku dan Dohyon berada saat ini.
“Haaaa aku mau anak anjing baaa!!!”
Beberapa tahun kemudian, cerita tentang tato Mas Seungyoun kembali terulang. Kali ini, karena anak kedua kami, Wonyoung melihat potret keluarga beserta anjing di badan Mas Seungyoun.
Lagi, aku harus turun tangan. Kali ini aku harus lebih ekstra merayu Wonyoung yang biasa aku panggil Dede. Berhasil, walaupun aku harus membawanya ke Kafe Anjing yang letaknya lumayan jauh dari tempat tinggal kami.
“Gimana? Kali ini permintaannya agak berat ya pak?”
Malam harinya aku meledek Mas Seungyoun karena kejadian yang menimpanya. Mas Seungyoun mengerucutkan bibirnya, membuatku gemas dan membawanya dalam dekapanku malam itu.
“Dek! Kok bengong?”
Aku menoleh dan mendapati Mas Seungyoun sudah duduk disebelahku. Aku melamun, mengingat cerita tentang tato milik Mas Seungyoun.
“Mikirin apa?”
Seperti biasa, dengan suara lembutnya dan rangkulannya, Mas Seungyoun menanyakan apa yang terjadi padaku saat itu. Aku tersenyum dan menggeleng.
“Engga, aku inget pas anak-anak tantrum cuma karena tato kamu mas”ucapku tersenyum.
“Hm?“Aku bisa lihat, Mas Seungyoun kebingungan.
“Dodo mau menggambar di badan kamu dan engga mau di kertas menggambar. Terus, Dede minta anjing karena liat tato keluarga ituuu”ucapku mengingatkan dan Mas Seungyoun tertawa.
“Aku engga nyangka mereka bisa kayak gitu dek...“Mas Seungyoun tertawa terpingkal.
“Untung cuma Anjing yang diminta ya bukan minta pistol!“ucapku mencubit pipi Mas Seungyoun dan Mas Seungyoun seketika terdiam.
“Bukannya kalo pistol itu favorit kamu, dek?“Mas Seungyoun sengaja berbisik di telingaku.
“Malem ini, mau liat pistol mas engga?“ucap Mas Seungyoun lagi dan aku hanya dapat menahan nafasku.
“Babaaaa Bubuuuu!!!! Gambar aku udah selesai!!!“Mas Seungyoun secara spontan menjauhi badannya dariku dan aku menetralkan nafasku.
“Kok Baba sama Bubu duduknya jauhan?“tanya Wonyoung dan aku tersenyum.
“Mana coba Bubu liat gambar kalian?“tanyaku mengalihkan pembicaraan.
“Aku gambar anak anjing!!!“ucap Wonyoung gembira.
“Dodo gambar pistol!!“ucap Dodo membuatku melirik kearah Mas Seungyoun.
“Kenapa gambar pistol, sayang?“tanyaku mencoba tenang.
“Dodo mau jadi polisi!!! Yeayyy!!!“ucap Dodo bangga.
Aku tersenyum. Ya, Dodo menggambar sesuatu yang berhubungan dengan cita-citanya dan bukan karena tato pistol milik Mas Seungyoun. Setidaknya tato pistol tersebut hanya bisa dan hanya dapat digemari olehku!
(xposhie)