Temu akhir.


Hyeongjun tersenyum ria siang itu saat Yohan mengatakan bahwa ia akan pulang bersamanya beserta Yuvin. Hyeongjun menggandeng tangan Yohan dan berjalan ke sebuah mobil yang terparkir di halam sekolah taman kanak-kanak tersebut. Yohan tersenyum kearah Yuvin yang entah mengapa terlihat lebih tampan siang itu.

“Yeayyy!! Kita makan siang di rumah kayo lagi?“tanya Hyeongjun yang duduk dikursi belakang.

“Kalo makan siangnya di mall gimana? Kayo hari ini ga masak!! Hm... Jun boleh pilih mau makan apapun di mall nanti”ucap Yohan yang tidak kalah antusiasnya. Hyeongjun mengangguk memperlihatkan deretan gigi kecilnya.

“Jun, mau makan apa?“ucap Yohan yang menggandeng Hyeongjun di sasi kanan dan Yuvin di sisi kiri Hyeongjun.

“Udon!! Aku mau udon yang panjanggg”ucap Hyeongjun dan Yohan mengangguk.

Selama makan siang, Yohan dna Yuvin hanya diam. Mereka berdua sesekali hanya menjawab celotehan dari Hyeongjun. Setelah makan siang, Yohan dan Yuvin memlih pergi ke tempat bermain dimana mereka bisa meninggalkan Hyeongjun disana beberapa saat untuk memberikan Yohan dan Yuvin waktu berbicara.

“Selamat ya, Yohan!“ucap Yuvin kikuk saat mereka sudah duduk disebuah kedai kopi.

“Iya mas, makasih! Maaf baru ngabarin pas sebar undangan...“ucap Yohan pelan.

“Hahaha tidak apa-apa! Saya senang kamu undang, jadi setidaknya saya masih bisa lihat kamu lagi kan?“uacapan Yuvin membuat Yohan bingung.

“Setelah menikah, kamu tidak mengajar lagi. Saya dengar itu dari Hyeongjun dan pernikahan kamu seminggu lagi mungkin jadi pertemuan terakhir kita?“ucap Yuvin santai.

“Ah iya... Saya juga mau kasih ini, buat kamu”ucap Yuvin mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang. Yohan menatap Yuvin bingung.

“Saya tetap akan datang ke pernikahan kamu, kok. Ini hadiah sebagai ucapan terimakasih saya, karena dua bulan lalu kamu udah banyak membantu saya perihal Hyeongjun”ucap Yuvin tersenyum.

“Mas, kan saya sudah bilang engga masalah! Saya senang menghabiskan sore sama Hyeongjun. Masak malam malem dan...“Yohan belum selesai menjelaskan tetapi ucapannya di potong oleh Yuvin.

“Saya suka kamu, maaf saya lancang tapi saya rasa saya harus bicara ini sama kamu”ucapan Yuvin membuat Yohan membulatkan kedua matanya.

“Mas...“ucap Yohan terbata.

“Maaf.... Saya tau saya lancang...“ucap Yuvin lagi. Yohan menatap Yuvin sebelum memutuskan pergi meninggalkan Yuvin. Yohan tau semua ini akan terjadi tetapi tidak secepat ini. Hati Yohan sakit ketika mendengar Yuvin mengutarakan perasannya yang tidak dapat ia balas perasaannya.


“Kayooo!!!!“Hyeongjun berlari kecil memeluk Yohan.

“Hei!! Jun sama siapa?“ucap Yohan yang menggendong Hyeongjun dengan segera.

“Sama kavin!! Tapi masih dimobil, tadi aku lari duluan”ucap Hyeongjun tersenyum geli.

“Hm... Nanti kavin nyariin loh”ucap Yohan mencubit kedua pipi Hyeongjun gemas.

“Om dokter!!!“ucap Hyeongjun yang melihat Seungwoo datang setelah menghampiri beberapa tamu undangan.

“Hyeongjun!!! Kok sendirian?“tanya Seungwoo yang mengambil alih Hyeongjun dari gendongan Yohan.

“Jun! Kok digendong? Nanti baju Om dokter berantakan loh”ucap Yuvin yang tiba-tiba muncul menyapa Seungwoo dan Yohan. Hyeongjun mencebikkan bibirnya.

“Selamat ya! Maaf telat datangnya”ucap Yuvin yang kemudian mengambil alih Hyeongjun dari gendongan Seungwoo.

“Iya ga apa-apa! Yang penting doanya buat kita berdua”ucap Seungwoo bersalaman dengan Yuvin.

“Pastu saya doain buat kalian berdua! Semoga selalu bahagia hingga maut memisahkan”ucap YUvin yang bergantian bersalaman dengan Yohan.


“Jangan menyalahkan waktu jika dua insan yang saling mencintai tidak dapat bersatu” -KYH

“Jika tidak dapat menyalahkan waktu, lantas siapakah yang patut disalahkan jika dua insan yang saling mencintai tidak dapat bersatu?” -SYV

(xposhie)

(xposhie)