The End Game.
Wooseok menghentikan langkahnya. Ia beberapa kali melihat jam yang muncul di ponselnya. Jelas ia tidak salah lihat. Jam masih menunjukkan setengah 7 malam tetapi teman-temannya sudah berada di tempat dimana mereka akan berkumpul walaupun waktu janji temu masih satu jam lagi.
“Ayok, Seok!“ucap Jinhyuk sambil menarik tangan Wooseok pelan.
Wooseok masih terdiam dan enggan melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kafe tersebut. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya, wajahnya memanas tapi telapak tangannya terasa dingin. Wooseok panik untuk sesaat.
“Jinhyuk, aku takut....“ucap Wooseok menatap teman-temannya yang belum mengetahui keberadaan mereka. Jinhyuk tersenyum dan membawa Wooseok masuk ke dalam dekapannya.
“Tenang... Engga perlu takut, oke? Engga akan ada yang marah apalagi benci sama kamu... Ya?“ucap Jinhyuk yang sesekali mengusap punggung Wooseok yang menegang.
“Kita masuk ya?“tanya Jinhyuk sekali lagi dan Wooseok mengangguk pelan.
Wooseok menarik nafasnya panjang, saat Jinhyuk membuka pintu kafe yang menyebabkan bunyi gemerincing yang dihasilkan pintu. Aroma kopi lambat laun memenuhi indera penciuman Wooseok, menenangkan.
“Wooseok!!!!“Byungchan yang pertama menyadari kedatangan Wooseok dan Jinhyuk itu segera berlari menyambut Wooseok dan memeluknya. Wooseok mengedipkan matanya beberapa kali, sebelah tangannya masih di genggam Jinhyuk yang berdiri tidak jauh darinya sedang tangan lainnya menggantung bebas tanpa ada pergerakan untuk membalas pelukan Byungchan.
Wooseok memperhatikan meja di hadapannya. Ada Seungwoo yang sedang tersenyum melihat Byungchan memeluknya, ada Seungyoun yang sibuk dengan ponsel pintarnya serta Yohan dan Yuvin yang sedang berdebat memilih topping apa yang cocok untuk waffle yang akan mereka pilih.
Setelah beberapa saat, Byungchan melepaskan pelukan Wooseok dan menarik sebelah tangan Wooseok yang bebas, membuat Wooseok menatap Jinhyuk yang tersenyum dan mengikutinya dari belakang. Seungwoo, Byungchan, Wooseok dan Jinhyuk duduk bersebelahan dan bersebrangan dengan Yuvin, Yohan, Sejin serta Seungyoun.
“Kangennnn”Wooseok sedikit terkejut ketika seseorang memeluknya dari belakang, Sejin. Sejin yang baru saja kembali dari toilet itu memeluk Wooseok sejenak sebelum kembali ke tempat duduknya.
“Seok, Hyuk! Kalian mau pesen apa? Gue mau nambah pesenan nih”ucap Yuvin santai.
“Gue ikut deh!“ucap Jinhyuk. Tetapi pergerakannya ditahan oleh Wooseok dari bawah meja. Jari telunjuk Jinhyuk di genggam erat oleh Wooseok.
“AYok! Jadi ikut engga? Kenapa duduk lagi?“tanya Yuvin bingung dan Jinhyuk menggeleng.
“Gue nitip aja deh!“Jinhyuk pun menyebutkan dua buah minuman serta satu buah camilan untuk dirinya dan Wooseok. Jinhyuk menoleh kearah Wooseok dan menarik tangan Wooseok lalu menggenggamnya diatas pangkuannya.
“Wooseok kok diem aja!!!“ucapan Byungchan membuat Wooseok terkejut dan tersenyum kecil.
“Main yuk!! Biar Wooseok engga diem ajaaa”ucap Byungchan lagi tetapi dicegah oleh Wooseok.
“Nanti aja yaaa mainnya, aku mau ngomong.... Tapi nunggu Yuvin dulu”ucap Wooseok pelan.
“Hah? Gue kenapa?“tanya Yuvin yang baru saja kembali setelah memesan makanan. Wooseok sempat terdiam beberapa saat, genggaman tangannya dengan Jinhyuk semakin erat.
”....aku mau minta maaf”ucap Wooseok terlampau pelan, tetapi masih dapat di dengar ke tujuh pria dewasa lainnya. Suasana kembali hening hingga pelayan mengantarkan pesanan yang dipesan Yuvin.
“Aku mau minta maaf... Mungkin dari kalian ada yang sakit hati atau bahkan benci sama aku karena ide aku sebulan yang lalu...“ucap Wooseok menunduk.
“Aku....”
“Wooseok, udah.... Lo engga perlu minta maaf ya? Jinhyuk udah cerita ke kita semua kok sebelum ini. Jinhyuk udah bahkan minta maaf juga, karena semua ini akarnya dari sifat dia sendiri”ucapan Wooseok terpotong karena Seungyoun.
“Iya, Jinhyuk sebenernya yang harusnya tanggung jawab!“ucap Seungwoo menambahkan.
“Tapi....“Wooseok hendak melanjutkan kata-katanya tetapi semua temannya menatapnya tajam.
“Lo harus tau, engga ada yang benci lo. Oke?“ucap Sejin.
“Tauuuu!! Siapa sih yang bisa benci Kucing Kecil kitaaaa”ucap Byungchan yang merangkul Wooseok dari samping, membuat Wooseok tiba-tiba terisak.
“Channnn!!! Tuh kan Wooseok nangis gara-gara lo!!!“ucap Sejin panik sedang Jinhyuk disebelah Wooseok hanya tersenyum.
“Maaf... Engga kok, aku engga nangis...“ucap Wooseok terisak.
“Udah stop! Suasanya jadi sendu gini engga asik!!!“Ucap Yohan merajuk.
“Pindah tempat deh yuk! Yang agak rame gitu, tempat biasa? Gue yang traktir!!!“ucap Seungyoun santai yang di setujui Sejin, Yohan serta Byungchan.
Wooseok menatap Jinhyuk yang juga sedang bersorak karena ajakan Seungyoun sebelumnya. Jinhyuk yang menyadari tatapan Wooseok itu pun menoleh, ia tersenyum dan mengangguk ketika Wooseok mengucapkan ucapan “Terimakasih”.
“Ini... Pesenan yang baru dateng gimana?“tanya Wooseok bingung karena pesanannya dan Jinhyuk yang dipesankan Yuvin belum tersentuh.
“Udah tinggal aja! Udah dibayar yuvin kok”ucap Jinhyuk santai.
“MONYET!!!!!“ucap Yuvin emosi ketika menyadari bahwa Jinhyuk belum membayar minuman serta camilan yang ia pesan. Wooseok pun tertawa melihat Yuvin sambil melangkah keluar dari kafe mengikuti teman-temannya yang lain.
(xposhie)