Tidak Terduga.
Seungwoo menghentikan mobilnya di parkiran bawah tanah sebuah apartment. Dirinya melirik ke seorang lelaki mungil yang duduk disebelahnya.
“Thank you ya, Woo!“ucap lelaki kecil tersebut tersenyum.
“Gue engga disuruh mampir nih? Ngapain gitu?“tanya Seungwoo sesaat sebelum lelaki mungil di sebelahnya membuka pintu. Seungwoo mendapat lirikan tajam dari lelaki di sebelahnya.
“Yeuuu maksud gue, minum teh atau kopi? Gue nyetir loh dari tadi. Butuh istirahat 15 menit dulu gitu”ucap Seungwoo lagi.
“Hm... Yaudah ayok turun! Lima belas menit ya? Engga lebih!”
“Yaelah Jin, Seungyoun juga baru balik besok sore kan? Kaku amat”ucap Seungwoo lagi dan Sejin, lelaki disebelah Seungwoo tersebut hanya dapat menggelengkan kepalanya.
“Gue mandi bentar”ucap Sejin sambil meletakan sekaleng beer serta beberapa camilan di depan Seungwoo.
Tidak perlu waktu lama, Sejin sudah menyelesaikan kegiatannya dikamat mandi. Sejin berjalan dengan santainya menuju dapur hanya dengan jubah mandi yang ia kenakan. Ia berfikir, toh Seungwoo sudah melihat semuanya kan?
“Balik?“tanya Sejin tanpa menatap ke arah Seungwoo.
“Anjing! Gue kaget sialan”ucap Sejin saat dua pasang tangan melingkar di pinggang kecilnya.
“Berani banget lo pake beginian doang? Sengaja biar gue engga balik?“tanya Seungwoo sambil sesekali menggesekan ujung hidungnya di leher Sejin.
“Males, nanti gerah lagi. Gue pake baju kalo udah mau tidur aja. Ah! Jangan di gigit Woo”ucap Sejin saat merasakan Seungwoo mulai menggigit kecil lehernya.
“Seungyoun balik besok sore kan? Gue nginep ya? Balik besok pagi sekalian jemput Byungchan”ucap Seungwoo yang tangannya mulai meraba paha Sejin.
“Ah... Bangsat! Seungwoo birahi lo... Arghhh....“ucap Sejin putus asa.
Seungwoo membalik tubuh Sejin menjadi menghadapnya. Mata keduanya saling menatap tajam. Sejin melingkarkan kedua tangannya di leher Seungwoo sebelum melumat bibir Seungwoo yang sudah membuatnya candu.
Merasa mendapat lampu hijau, Seungwoo mengimbangi permainan Sejin. Seungwoo membuka ikatan jubah mandi yang Sejin gunakan, sehingga memperlihatkan tubuh bagian depan Sejin yang polos.
Seungwoo mengangkat tubuh kecil Sejin dan membawanya ke meja makan yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Seungwoo dan Sejin masih melumat bibir satu sama lain, bahkan lidah mereka sudah mulai beradu satu dengan yang lainnya.
Sejin mencoba membuka satu persatu kancing kemeja milik Seungwoo. Syukurlah Seungwoo sudah lebih dahulu menanggalkan jaket kulitnya, jadi tugas Sejin sedikit lebih mudah. Bibir keduanya sudah terputus, tetapi bibir Seungwoo tetap bekerja keras di sekitar leher hingga dada telanjang Sejin.
“Anjir? Udah basah?“ucap Seungwoo ketika melihat kejantanan Sejin mulai mengeluarkan cairan precum.
“Celana lo, Woo... Kebiasaan ah! Nyusahin arghh...“ucap Sejin frustasi.
Seungwoo tertawa. Dirinya pun membuka celana panjang serta boxer yang ia gunakan sambil menatap Sejin yang terbaring diatas meja makan. Rambut Sejin berantakan, bibirnya bengkak serta beberapa jejak bibir Seungwoo yang tercetak di sekitar dadanya.
“Lube? Kondom?“ucap Seungwoo sambil memberikan kecupan di seluruh permukaan wajah Sejin.
“Persetan! Engga butuh lagi gue... Ah woo...“ucap Sejin saat mencoba memasuki kejatanan Seungwoo kedalam lubangnya.
“Pelan-pelan aja Jin... Waktu kita masih banyak”ucap Seungwoo mengusap peluh di kening Sejin. Kejantanan Seungwoo masuk dengan mudah ke dalam lubang Sejin.
“Berasa... Aish... Rumah kedua... Udah hafal... Ah... Seluk beluknyaaa”ucap Seungwoo dengan ritme gerakan konstan.
“Sialan!“ucap Sejin sambil tertawa.
“Ah... Shit! Lo sering main... Hhhh... Dimeja makan? Arghh...“tanya Seungwoo dan Sejin menggeleng. Sejujurnya, Sejin paling malas diajak berbicara jika sedang bercinta. Akhirnya Sejin menarik tengkuk Seungwoo dan melumat bibir Seungwoo lagi.
Ceklek
Sejin melepas pangutan bibirnya dengan Seungwoo karena mendengar bunyi pintu terbuka. Tetapi Seungwoo tetap melanjutkan kegiatannya tanpa terganggh sedikitpun.
“Woo... Ah... Seungwoo... Shit!”
“Jin... Nghhh... Anjing! Lo... Enak banget.... Ahhh”Seungwoo terus mempompa kejantannya ke dalam lubang Sejin tanpa memperdulikan wajah Sejin yang panik.
“Seungwoo? Sejin?“Seungwoo menghentikan pergerakannya tanpa melepas kejantanannya. Dirinya dan Sejin membeku. Mereka berdua belum mencapai kenikmatan yang mereka cari tetapi sebuah suara mengintrupsi mereka.
“Ah... Anjir...“Sejin menoleh, Seungyoun yang berdiri tidak jauh dari meja makan.
Seungwoo mengabaikan kedatangan Seungyoun. Ia kembali mempoma kejantannya di dalam lubang Sejin. Sejin beberapa kali mendorong Seungwoo tetapi gagal.
“Nghh... wooo... Sialan! Berenti... Ah!!“ucap Sejin mendesah tidak karuan.
“Persetan!“ucap Seungwoo semakin mempercepat gerakannya.
Sejin menutup matanya. Ia menerima hujaman demi hujaman yang diberikan Seungwoo.
“Jin... Mulut...“Sejin membuka matanya pelan saat menerima perintah dari Seungyoun.
“Buruan... Ngh...“ucap Seungyoun frustasi.
Sejin mengulurkan tangannya tangannya. Ia memijat pelan kejantanan Seungyoun, membuat Seungyoun memejamkan matanya. Sejin bekerja keras malam itu.
“Shit... Gue mau keluar”ucap Seungwoo yang mempercepat gerakan pinggangnya. Seungwoo menarik kejantanannya dan mengeluarkan cairannya di perut Sejin.
“Minggir... Gantian”ucap Seungyoun mendorong pelan tubuh Seungwoo dan berdiri menggantikan posisi Seungwoo.
“Gue numpang mandi!“ucap Seungwoo berjalan ke arah kamar mandi meninggalkan dua insan yang sedang bercinta diatas meja makan tersebut.
“Ahhh... Youn... Cepet....“ucap Sejin menarik ketika kekasihnya mulai menggerakan pinggangnya.
“Hhh...“Seungyoun mendesah frustasi.
Seungyoun tidak perlu waktu lama untuk mencapai klimaksnya karena sebelumnya kejantannya sudah mendapat servis dari mulut Sejin.
“Jin... arghhh....“Seungyoun mencapai klimaksnya tanpa mengeluarkan kejantannya.
“Aku doang yang boleh keluar di dalem”ucap Seungyoun berbisik. Sejin tersenyum kikuk, mengingat kegiatannya dengan Seungwoo saat di sofa hotel kemarin.
xposhie