Ulang tahun pertama.
Yohan terbangun di pagi hari dengan tubuh yang dapat dikatakan lelah, karena Yohan baru dapat tertidur jam dua dini hari. Tidak perlu diceritakan lebih lanjut apa yang dilakukan Yohan semalam, karena jika mengingatnya saja sudah dapat membuat wajah Yohan bersemu merah.
Yohan menoleh dan mendapati sisi sebelah kasurnya telah kosong, padahal ia ingat jika semalam Yuvin tidur disebelahnya dan memeluknya sepanjang malam. Yohan menyipitkan matanya ketika melihat sebuah post it tertempel pada lampu tidur di nakas sebelah kasur.
Good morning, Dek! Maaf, karena kegiatan kita semalam membuat tidur Dek Yohan kurang Mas sudah siapkan air di dalam bathtub! Dek Yohan mandi dulu ya? Mas tunggu di dapur setelah Dek Yohan mandi
Your personal Room Boy, Mas Vin
Lagi, Yohan tersenyum. Senyum yang dapat diartikan sebagai senyum malu mengingat kegiatan panasnya semalam bersama sang suami serta senyum bahagia karena suaminya memberikan perhatian lebih kepadanya hari itu. Yohan turun dari kasur dengan teramat pelan, karena tubuh bagian bawahnya masih sedikit terasa ngilu.
Yohan kembali tersenyum saat melihat bathtub yang sudah disiapkan suaminya. Botol shampo, sabun bahkan foam permbersih muka sudah tersedia tepat disamping bathtub. Air yang cukup hangat juga telah disiapkan Yuvin dan sebuah bath bomb pun sudah siap diceburkan ke dalam bathtub tersebut.
Setidaknya hampir sejam Yohan menghabiskan waktunya di dalam kamar mandi. Waktu yang cukup lama ia habiskan untuk sekedar membersihkan diri. Yohan pun memutuskan keluar dari kamar mandi, tetapi langkah Yohan kembali terhenti ketika ia kembali menemukan sebuah post it dilantai tepat di depan kamar mandi.
Gimana? Udah segar? Hehe Mas sudah siapkan baju diatas kasur! Semoga Dek Yohan suka sama baju pilihan mas!
Your personal manager, Mas Vin
Yohan mengernyitkan keningnya bingung. Biasanya dirinyalah yang menyiapkan baju Yuvin, suaminya sebelum berangkat ke kantor tetapi hari ini semua serba terbalik. Yohan pun berjalan kearah kasur dan menemukan sepasang piyama yang baru ia lihat hari itu dan lagi, ia menemukan sebuah post it di atas piyama tersebut.
Sebenarnya mas lebih suka kamu ga pake baju! Tapi mas takut kalo kamu anggap mas yang engga-engga :( Jadi, pake bajunya ya, Dek! hehe
Your personal stylist, Mas Vin
Yohan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan menggunakan piyama yang sudah disiapkan Yuvin. Sesuai isi post it pertama, Yohan pun keluar kamar dan hendak pergi ke dapur. Tetapi langkahnya terhenti saat ia membuka pintu kamar pribadinya. Sebuah buket bunga besar berada di hadapannya. Bahkan wangi bunga di hadapannya dapat ia cium dengan jelas.
Kata orang, kalo kita ngasih bunga jadi terlihat romantis! Mas gatau kamu suka bunga apa engga Semoga kamu suka ya, Dek!
Your personal florist, Mas Vin
Yohan berjalan dengan buket bunga ditangannya. Senyum Yohan tidak luntur selama ia berjalan ke arah dapur, karena sepanjang langkah Yohan itu juga terdapat banyak kelopak bunga dilantai.
“Mas?“ucap Yohan saat dirinya tidak melihat Yuvin di dapur. Hanya ada dua piring steak serta wine yang sangat tidak cocok untuk dijadikan menu sarapan. Yohan meletakan bunga yang ia bawa di atas meja makan dan kembali mencari suaminya. Yohan menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat dan Yohan terkejut saat Yuvin datang membawa sebuah kue ulang tahun dengan lilin menyala diatas.
“Happy birthday, to you! Happy Birtdhay to you! Happy birthdya, happy birthday, happy birtdhay, Dek yohan!!!“Yuvin bernyanyi dengan suara yang membuat Yohan terkejut.
“Mas... suara mas yuvin bagus?“ucap Yohan terperangah.
“Hehehe itu nanti aja dek diomonginnya! Sekarang kamu make a wish terus tiup lilinya”ucap Yuvin pelan dan Yohan menuruti apa kata suaminya tersebut.
Yuvin sudah meletakan kue yang sebelumnya ia pegang di atas meja makan dan sedikit berlari untuk mengambil kado miliknya yang tertinggal di dalam kamar. Yohan memperhatikan gerak-gerik suaminya yang terlihat gemas pagi itu.
“Mas? Kok kado buat aku banyak banget?“ucap Yohan bingung karena sebelumnya dia baru saja mendapatkan satu buket bunga besar. Yuvin hanya tersenyum sebagai jawaban.
“Bukanya nanti aja ya? Kita makan dulu, gimana? Mas laper...“ucap Yuvin yang membuat Yohan tertawa terbahak.
“Mas yuvin bangun jam berapa?“tanya Yohan ditengah acara santap pagi mereka.
“Tadi agak kesiangan dan mundur dari jadwal gara-gara semalem”ucap Yuvin tenang.
“Aku sengaja bikin kamu capek, biar kamu bangun kesiangan eh aku juga hampir kesiangan”ucapan YUvin membuat wajah Yohan bersemu merah.
“Mas! Lagi makan kok ngomongin itu“ucap Yohan malu dan Yuvin tertawa.
“Hahaha kan tadi kamu nanya, jadi mas jawab yang sejujurnya!“ucap Yuvin yang mencubit kedua pipi suaminya tersebut.
“Jadi, mas yuvin hari ini cuti?“tanya Yohan bingung dan Yuvin mengangguk.
“Aku ambil cuti sampai akhir minggu, khusus buat kamu!“ucap Yuvin lagi dan Yohan tersenyum.
“Mas... Makasih!“ucap Yohan berjalan kearah suaminya dan duduk diatas pangkuan sang suami yang sedikit membuat Yuvin terkejut.
“Aku gatau, kalo bapak sama ibu ga jodohin aku sama mas yuvin, aku bakalan dapat suami kayak apa...“ucap Yohan dengan bibir yang dikerucutkan.
“Jadi, kamu nyesel atau ga nikah sama aku?“tanya Yuvin yang membuat Yohan berfikir. Yohan tidak menjawab pertanyaan Yuvin, ia justru mencium bibir suaminya dan mengkalungkan tangannya di leher sang suami.
Yohan menggesekan bokongnya tepat pada kejantanan Yuvin yang sedikit tegang dan Yuvin tau apa yang diinginkan suaminya dihari ulang tahunnya itu. Yuvin tersenyum sebelum menggendong Yohan dan membawah Yohan kembali ke dalam kamar.
Keputusan Yuvin mengambil cuti pada ulang tahun sang suami tidak pernah ia sesalkan. Karena bukan hanya Yohan yang bahagia di hari ulang tahunnya, tapi Yuvin juga bahagia karena Yohan yang sifat manjanya bertambah 2x lipat pada hari itu, membuat mereka tidak beranjak dari kasur seharian.
“Terimakasih steak dan wine! Karena kalian, energi kami penuh sepanjang hari”
(xposhie)