Where the sea sleeps.


Pull through this oncoming stormy seas Even in the darkest hours, hold on to my hand We may stumble or topple But once everything passes, the warmth we meet will be the sweetest of all

Sejin menarik nafasnya panjang, setidaknya ini sudah hari kesepuluh sejak dirinya memutuskan menarik diri dari pergaulan. Begitu banyak masalah yang berkutat difikirannya membuat ia memilih menjauh.

Handphone Sejin terus bergetar setidaknya setiap lima belas menit sekali. Sesekali Sejin melirik, nama yang terdapat di layar ponselnya terus berubah. Dari nama Seungyoun, Wooseok, Byungchan, Jinhyuk bahkan nama Seungwoo juga sesekali muncul di layar ponselnya.

May the day be calm or sometimes rocky If only you’re here with me Whatever day we meet However the waves, I’ll hold on

“Pokoknya kalo ada yang punya masalah bilang ya! Kita udah temenan mau setahun, masa masih main rahasia-rahasiaan?”

Fikiran Sejin berkelana ketujuh tahun lalu, sata dirinya, Wooseok dan Byungchan baru saja menjalin pertemanan selama setahun. Saat itu, Byungchan dan Sejin harus datang tengah malam ke kamar indekos milik Wooseok saat salah satu teman Wooseok menelfon Sejin dan mengabari bahwa Wooseok demam.

“Kalo lain kali lo sakit ga bilang, gue ngambek!!”

Sejin tersenyum walaupun matanya berkaca-kaca saat ini. Ia mengingat jelas bagaimana wajah Byungchan kala itu merengut dan merajuk karena ulah Wooseok yang tidak mengabari dirinya dan Byungchan saat sakit.

“Pokoknya gue sama Sejin tidur di kamar lo, sampe lo bener-bener udah sembuh!!!”

Sejin menoleh, melihat kasur yang tidak ia tempati dengan nyaman dalam sepuluh hari ini. Sejin bisa tidur di sofa, bahkan bisa hanya tidur berdiri ketika memasak air ketika ia sudah sangat lelah. Sisanya, ia terjaga dan terbangun tanpa perasaan kantuk maupun lelah.

Baby want you to Stay with me Don’t leave me Until the rainstorm ends

Stay with me, don’t let go of my hand When the serene morning comes It’s going to be like a dream

“Byungchan!!!!!! Bukain pintunyaaaaa”

Sejin kembali ingat, kala dirinya dan Wooseok pergi ke apartment pribadi milik Byungchan tiga tahun silam. Saat itu malam tahun baru dimana Wooseok dan Sejin sudah mempunyai rencana dengan kekasihnya maisng-masing, tetapi mereka batalkan karena Byungchan yang mengatakan bahwa ia tidak jadi bertemu kekasihnya, Seungwoo.

“Kok kalian ada disini? Bukannya udah janjian sama Seungyoun sama JInhyuk juga”

Wooseok menerobos masuk ke dalam apartment milik Byungchan yang gelap tanpa berniat menjawab pertanyaan Byungchan sebelumnya. Dua kantung makanan Wooseok letakan diatas counter dapur sebelum ia menyalakan lampu dan membuka tirai yang menutup jendela besar milik Byungchan.

“Kayak orang patah hati deh! Lo kan cuma gabisa ngabisin malam tahun baru sama Seungwoo doang, dua hari lagi juga dia balik kan?”

Sejin dimasa ini tersenyum getir. Empat tahun lalu, ia adalah sosok yang menghibut Byungchan kala Byungchan kesepian karena tidak berhasil merayakan tahun baru dengan kekasihnya karena suatu alasan.

“Malem ini kita rayain tahun baru bertiga!! Mumpun masih jam lima nih, hias dulu yuk biar agak ramean”

Dalam ingatan Sejin, masih tercetak jelas bagaimana dirinya dan Wooseok sibuk menghias apartment Byungchan membuat Byungchan diam menatap kedua sahabat mungilnya tersebut.

“Engga mungkin lah kita tega ninggalin lo sendirian pas malem tahun baruan!!!”

Perayaan malam tahun baru tersebut terlihat sederhana, tetapi ketiga lelaki dewasa yang sudah berteman empat tahun lamanya tersebut tetap tersenyum bahkan sesekali tertawa puas ditengah obrolan ringan mereka.

I need you You need me Please stay by my side I want to be with you To the place where the sea sleeps

Sejin tersentak kaget ketika fikirannya masih mengulang beberapa kejadian pada beberapa tahun silam. Sejin yang semula memeluk kedua lutut kakinya menoleh saat pintu apartment miliknya terbuka. Apartment yang dalam sepuluh hari tersebut sudah tidak menerima tamu bahkan ia mengganti kode agar tidak sembarangan orang masuk.

Sebuha siluet pria dengan tinggi lebih dari 185 cm muncul dari balik pintu. Sejin tau itu siapa bahkan hanya dari siluetnya saja. Keadaan apartmentnya yang gelap berbanding terbalik dengan keadaan koridor depan yang terang. Sejin diam, menatap pria yang juga menatapnya.

“Jin.... Kita boleh masuk?“tanya pria tersebut dan Sejin mengangguk pelan.

Kata ganti orang yang dilontarkan pria tersebut membuat Sejin sadar, bahwa pria tersebut tidak datang seorang diri. Sejin pun mencoba bangkit, membersihkan beberapa sampah bekas makanan di ruang tamunya.

“Makasih ya pak, maaf merepotkan”suara lain yang bukan merupakan suara lelaki yang tadi meminta izin kepada Sejin.

“Mau minum apa?“tanya Sejin pelan.

“Engga usah, engga apa-apa. Lo duduk aja”ucap pria yang lebih kecil.

“Ke kamar gue aja ya?“ucap Sejin setelah menarik nafasnya panjang.

Fight through this storm with me When everything passes The scenery we meet Will be absolutely perfect

Sejin masih terisak di pelukan Byungchan dengan Wooseok yang mengusap punggung Sejin pelan. Byungchan dan Wooseok adalah dua orang yang datang dan masuk ke apartment Sejin setelah sepuluh hari Sejin tidak memberikan kabar kepada siapapun.

“Semua bakalan baik-baik aja, Hm?“ucap Byungcha yang terus berusaha menenangkan sahabatnya.

Tangis Sejin sore itu pecah setelah apa yang ia rasakan akhirnya ia bicarakan dengan kedua sahabatnya. Apa yang Sejin fikirikan dan rasakan akhirnya ia sampaikan kepada kedua orang yang paling ia percayai saat ini. Wooseok terus mengusap punggung Sejin menenangkan.

“Lo udah makan?“tanya Wooseok dan Sejin menggeleng lemah. Wooseok dan Byungchan beradu tatap sebelum Wooseok keluar dari kamar Sejin meninggalkan Sejin berdua dengan Byungchan.

“Boleh gue telfon Seungyoun? Dia nyariin lo juga”ucap Byungchan meminta izin dan Sejin menggeleng.

“Jangan dulu... Gue jelek banget pasti”ucap Sejin yang masih sedikit terisak yang membuat Byungchan tersenyum kecil.

“Yaudah telfon aja? Habis lo makan, lo telfon dia ya? Kasian dia tiga hari ini tidur di tempat Seungwoo mulu”ucap Byungchan dan Sejin pun mengangguk.

“Bubur? Gue kan engga sakit...“ucap Sejin sat melihat Wooseok membawa masuk semangkuk bubur dan segelas air hangat.

“Ya dibanding lo gue beliin ceker pedes?“ucap Wooseok santai sambil membawa mangkuk bubur tersebut kearah Sejin.

“Makan sampai habis, ga pakai alesan!!“ucap Byungchan tegas dan Sejin mengangguk pelan.

May the day be calm or sometimes rocky If only you’re here with me Whatever day we meet However the waves, I’ll hold on

“Chan! Lo kayanya makin gede deh... Sempit”ucap Wooseok yang berada diujung kasur milik Sejin.

“Yaudah gue dibawah aja ya?“ucap Sejin tetapi dihalangi oleh Byungchan dan Wooseok di sisi kanan serta kirinya.

“Byungchan aja tuh yang gede suruh dibawah!!“ucap Wooseok meledek.

“Ihhh gue engga segede itu yaaa”ucap Byungchan yang membuat Sejin tertawa.

Byungchan dan Wooseok memilih bermalam di apartment pribadi milik Sejin. Bahkan mereka tidur bertiga di kasur berukuran 180cm tersebut. Sejin tersenyum mengingat bagaimana perhatiannya kedua sahabatnya tersebut.

“Makasih...“ucap Sejin pelan tetapi masih dapat di dengar Byungchan maupun Wooseok.

“Udah tidur! Lo pasti kurang tidur kan sepuluh hari ini”ucap Wooseok yang memeluk Sejin erat.

“Seok.. Lo daritadi ngegas amat deh?“ucap Byungchan dan Sejin kembali tertawa.

“Engga apa-apa! Gue kangen di gas sama Wooseok”ucap Sejin.

“Kan kangen gue!! Kalo ada apa-apa cerita, hm? Jangan buat panik!! Kalo gamau cerita, seengganya kasih tau kita kalo lo butuh waktu sendiri..“ucap Wooseok dan Sejin mengangguk.


Note: Hai! Kalian, siapapun dan dimanapun berada!! Apa kabar? Kalian bahagia hari ini? Aku harap, kalian selalu bahagia kapanpun dan dimanapun itu.

Mengutip perkataan Jae Day6 beberapa hari lalu, “Jika kamu merasa kosong atau putus asa, ceritalah ke orang lain. Jangan berkata bahwa kamu kuat dan tidak apa-apa. Percayalah, ketika kamu berbicara dengan orang lain, maka itu akan membantu kamu dengan apa yang kamu rasain dan sesekali kamu harus menepuk pundakmu sembari berkata 'apapun yang kamu lakukan, kamu melakukannya dengan baik!'

Setiap orang berharga, setiap orang layak dicintai, termaksud kamu. Carilah orang lain jika kamu membutuhkan tempat untuk bercerita.

Dan kamu.... siapapun kamu dan dimanapun kamu berada. Kamu.... orang yang mendengarkan cerita orang lain, terimakasih! Terimakasih untuk tidak membicarakan masalah orang lain ke pihak ketiga. Terimakasih untuk waktunya dan terimakasih karena kamu sudah mendengarkan.

Kamu... orang yang mendengarkan cerita orang lain, carilah teman yang bisa mendengarkan kamu juga! Kamu pendengar yang baik dan kamu juga pantas mendapatkan pendengar yang baik untuk dirimu sendiri.

Untuk aku, kamu, kalian siapapun itu yang sedang tidak dalam kondisi baik.... Hai! Ayok bangkit, banyak orang yang perduli sama kamu. Banyak orang yang cinta sama kamu. Kamu berharga dan kamu layak dicintai. Kamu harus selalu bahagia!!

Maaf jika saya terkesan mengajarkan, tetapi saya mau kalian bahagia, siapapun kalian dan dimanapun kalian berharga!! Karena dimanapun kalian berada, ada orang yang cinta dan sayang sama kalian. Percaya itu!! :)

xoxo Kapila.


(xposhie)