Work Out.


Wooseok terbangun dipagi hari dan menemukan sisi sebelah tempat tidurnya telah kosong. Hanya sebuah selimut tersibak dengan sprei berantakan khas orang baru bangun tidur. Wooseok tersenyum sebelum mencoba bangun untuk mengumpulkan kembali nyawanya.

“Good morning sayangggg!!“ucap Wooseok pada dua buntalan bulu yang sedang menatapnya.

“Oke! Iya papa akan siapkan makanan”ucap Wooseok sambil tersenyum saat Ddadda dan Ppoppo tidak berhenti memperhatikannya.

Wooseok berjalan keluar kamarnya, diikuti kedua mahluk yang ia anggap sebagai anak sendiri itu. Dddadda dan Ppoppo dengan teratur duduk di depan tempat makan mereka, menunggu Wooseok menuangkan makanan kedalam tempat makanan yang telah kosong itu.

“Maaf ya! Padahal papa sudah bilang papi untuk kasih makan kalian sebelum dia pergi ke tempat olahraga”ucap Wooseok sambil menuangkan makanan ke masing-masing tempat sesuai porsinya.

“Selamat makan anak-anak manis!!“ucap Wooseok lagi sambil mengusap lembut kepala Ddadda maupun Ppoppo. Wooseok kemudian memilih masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat giginya.

Saat keluar dari kamar mandi, Wooseok melirik jam dinding diatas televisi yang menunjukan pukul sembilan pagi lebih sedikit. Wooseok pun memilih merapihkan tempat tidur yang tadi belum sempat ia rapihkan. Jam menunjukan pukul setengah sepuluh saat Wooseok memutuskan mengkonsumsi cereal sebagai sarapan paginya yang sudah lewat dari jadwal semestinya.

Ting!

From: Balas Cepat!!! Hai Sleepy head, sudah bangun? Maaf tidak membangunkanmu, aku tadi sedikit terlambat hehe Maaf juga lupa menyiapkan makanan untuk anak-anak Aku selesai jam 11 siang Aku rindu kamu!

Wooseok tersenyum melihat deretan pesan yang dikirimkan seseorang dengan display name Balas Cepat itu. Bukan Wooseok yang menamakan pihak tersebut seperti itu, tetapi orang itulah yang menamai dirinya sendiri seperti itu di ponsel Wooseok agar Wooseok selalu membalas pesannya secara cepat.

To: Balas Cepat!!! Ya aku tau, kasian mereka kelaparan :( Kamu papi yang tidak bertanggung jawab :( Makan siang dirumah? Ingin kumasakan apa?

From: Balas Cepat!! Maafkan papi sayangggg :( Hm... Tidak usah masak!! Aku ingin memakanmu saja

Wooseok mengernyitkan keningnya ketika membaca pesan orang tersebut. Ia menggelengkan kepalanya sebelum melempar ponselnya menjauh dan kembali bermain dengan Ddada dan Ppoppo hingga waktu menunjukan hampir jam sebelas siang.

“Wahhh sebentar lagi papi pulang!! Papa harus siapkan makan siang sebelum Papi memilih memakan Papa siang ini”seperti mengerti akan perkataan Wooseok, Dddadda dan Ppoppo menggonggong bersamaan hingga membuat Wooseok tertawa. Setelahnya, Wooseok pun masuk ke dapurnya yang sempit dan memikirkan sejenak makanan apa yang akan ia buat siang itu.

“Ddadda!! Jika papa memasak spaghetti untuk papi bagaimana?“ucap Wooseok yang seolah bebricara pada Ddadda. Ddadda menatap Wooseok sejenak sebelum kembali bermain dengan sang adik, mengacuhkan Wooseok.

“Oke! Papa akan masak spaghetti saja kalau begitu”ucap Wooseok yang selanjutnya menyiapkan bahan-bahan untuk memasak spaghetti. Wooseok memotong daging menjadi potongan kecil beserta tomat untuk tambahan saos spaghetti sembari ia menunggu air yang ia panaskan mendidih.

“Sayang! Aku pulang....“Wooseok menoleh ke arah pintu masuk sebelum menoleh ke dinding. Jam menujukan pukul sebelas siang lewat lima belas menit.

“Yak! Kamu bilang pulang jam sebelas? Perjalanan Gym kerumah memang hanya lima belas menit?“tanya Wooseok bingung.

“Aku setengah sebelas, lebih cepat setengah jam”ucap pria yang sedang sibuk bermain bersama Ddadda dan Ppoppo tersebut.

“Kamu main dulu sama Ddadda, makanaku belum siap”ucap Wooseok yang mulai memasukan spaghetti ke dalam air mendidih.

“Hngg... Kan aku udah bilang, kamu ga usah masak sayangggg”Pria tersebut mendekati Wooseok dan memeluknya dari belakang, membuat Wooseok sedikit terkejut.

“Youn!! Ih ini depan kompor, jangan macem-macem deh”ucap Wooseok sebal.

“Makanya gausah masak! Kan aku bilang, mau makan kamu?“ucap Seungyoun, lelaki dengan display name: Balas Cepat!!! sekaligus kekasih Wooseok.

“Jangan aneh-aneh!! Ini siang apaan sih, minggir”ucap Wooseok sedikit menyikut perut Seungyoun.

“Hnggg... Nanti malem aku harus ke studio lagi, yaaaa?“ucap Seungyoun memohon.

“Please.....“ucap Seungyoun yang sudah mulai memasukan tangan jahilnya ke dalam piyama yang masih dikenakan Wooseok. Wooseok sedikit terlonjak saat merasakan tangan Seungyoun bersentuhan langsung dengan kulitnya.

“Younhhh... Diliatin ah...“ucap Wooseok dengan sedikit desahan karena perilaku tangan serta bibir Seungyoun di tengkuknya.

Seungyoun menoleh dan mendapati Ddadda serta Ppoppo memperhatikan mereka sejak tadi. Seungyoun tersenyum sebelum mendekati kedua buntalan bulu lucu tersebut dan menggendongnya.

“Sayangnya papiiii, masuk kamar dulu ya bentar!“ucap Seungyoun yang menggendong kedua anjing tersebut dan meletakannya dikasur kamar. Setelahnya ia menutup pintu kamar tersebut.

“Selesai!!“ucap Seungyoun antusias dan kembali berjalan kembali ke tempat Wooseok berada.

“Kok masih dilanjutin sih masaknya?“ucap Seungyoun saat melihat Wooseok sedang meniriskan air pada spaghettinya dan menyiapkan teflon lain untuk membuat sausnya.

“Ih tanggung!! Aku kan juga laper, tadi cuma makan cereal“ucapan Wooseok membuat Seungyoun mencibirkan bibirnya.

“Younhhh.... Tangan!!!“ucap Wooseok kaget saat Seungyoun meraba pahanya dari luar piyama yang ia gunakan dengan gerakan lambat.

“Kamu diem aja... Biar aku yang kerja”ucap Seungyoun sambil memberikan kecupan di tengkuk dan leher Wooseok.

“Iya, tapi kan nghhh.... ah! kita di dapur...“ucap Wooseok yang berusaha menahan desahannya karena ulang kekasihnya tersebut.

Seungyoun mengabaik ucapan Wooseok dan kembali memasukan tangannya kedalam piyama yang Wooseok kenakan. Bahkan, Seungyoun sengaja mempersempit jarak keduanya, agar penis Seungyoun dapat menyapa bongkahan kenyal milik Wooseok yang masih berbalut celana.

“Ahhh.. Younhhh.... Jangan gilaaahhh...“ucap Wooseok.

Wooseok mematikan kompor sebelum semua terlambat. Tangan Wooseok meremat ujungnya counter dapur mencoba menghilangkan sensasi geli yang Seungyoun berikan. Seungyoun yang berada dibelakang Wooseok semakin menggila dengan meninggalkan beberapa love bites di leher Wooseok.

“Ahhhh!! Seungyoun!!!“Wooseok mendesah hebat saat Seungyoun tiba-tiba meraih kejantanananya dan mengocoknya dari dalam celana miliknya.

Dalam waktu sekejap, Seungyoun menurunkan celana miliknya dan milik Wooseok, membuat kejantanan Seungyoun bebas menyapa bongkahan sintal milik Wooseok dihadapannya. Tangan Seungyoun berpindah menyapa bokong Wooseok sebelum ia mengocok sendiri kejantanannya.

“Nghhh... Younhhh....“Wooseok mengerang saat sesekali kejantanan Wooseok menampar bagian belakang tubuhnya. Cengkaraman Wooseok pada counter semakin cepat saat Seungyoun mulai mengarahkan penisnya masuk ke lubang anal Wooseok.

“SAKITHHH.... SEUNGYOUN!!!“ucap Wooseok sedikit berteriak, membuat Ddadda dan Ppoppo yang terkurung dalam kamar menggonggong bersamaan.

“Sshhh... Maaf....“ucap Seungyoun yang akhirnya berhasil memasukan seluruh penisnya dalam anal Wooseok. Seungyoun menghujani pundak Wooseok dengan kecupan saat membiasakaan anal Wooseok.

Seungyoun bergerak perlahan setelah beberapa detik, karena sesungguhnya gairah dalam dirinya sudah terlalu meluap ingin ditumpahkan. Wooseok menengadahkan kepalanya. Tangannya memegang tangan Seungyoun yang sedang mencengkram pinggangnya. Tangan lainnya ia gunakan untuk menutup mulutnya memperkecil suara desahannya.

“Nghhh... ahhh.. kenapa... hhh ditahan sihhh?“ucap Seungyoun sambil bergerak cepat menggerakan pinggangnya.

“Hhhh... Ddadda sama Ppoppo nanti berisik! Ahhh.... Dikirain hhh kamu nyakitin aku aahhh...“ucap Wooseok diselingi desahan.

“Hm?Sakithhh?“tanya Seungyoun dan Wooseok menggeleng.

Bercinta dalam posisi berdiri membuat keduanya lelah. Seungyoun memutuskan untuk melepas kontaknya sesaat yang membuat Wooseok sedikit menjerit dan menggendong Wooseok untuk kemudian ia baringkan di atas sofa. Wooseok mulai menyamankan posisinya sebelum membuka lebar kakinya. Kejantanan Wooseok dan Seungyoun sudah sama-sama mengeluarkan cairan precum mereka.

Seungyoun tersenyum saat melihat Wooseok terbaring di sofa dengan nafas yang tidak beraturan. Wooseok selalu indah bagi Seungyoun, tetapi saat ini keindahan Wooseok bertambah beribu kali lipat. Seungyoun mengikis jarak keduanya, menggungkung Wooseok dibawahnya. Wooseok melingkarkan tangannya pada leher Seungyoun dan menyatukan bibir keduanya saat Seungyoun kembali mencoba membawa masuk penisnya ke dalam anal Wooseok.

“Nghhh....“Seungyoun mengerang nikmat saat penisnya kembali dijepit oleh anal milik Wooseok. Seungyoun kembali bergerak diatas Wooseok, mencari kenikmatan duniawi yang ia cari sejak tadi.

“Pelanhhh.... Ahhh... Younhhh!!!“Wooseok meremat rambut Seungyoun sangat Seungyoun bergerak terlampau kasar.

Seungyoun pun mengambil posisi duduk dan menarik Wooseok mendekat, sehingga penis Seungyoun masuk lebih dalam dan membuat Wooseok mendesah. Seungyoun tersenyu. Dirinya bangga, saat berhasil membuat Wooseok mendesah dibawah kendalinya. Seungyoun meletakan kedua kaki Wooseok ke atas bahunya, membuat pergerakan Seungyoun semakin mudah dan membuat penis Seungyoun semakin masuk ke dalam.

“Nghhh... Ahhh... aku mauuu sampeeehhhh”ucap Wooseok yang mengocok penisnya sendiri saat kenikmatannya sudah hampir tiba. Seungyoun bergerak semakin cepat karena desahan Wooseok tersebut. Wooseok keluar beberapa detik setelahnya.

“Nghhh.... Seokhhh... Aku sayang kamu bangettthhhhh”ucap Seungyoun yang masih bergerak. Wooseok melirik Seungyoun yang masih mencari kenikmatannya yang belum juga tiba.

Wooseok menepuk pelan lengan Seungyoun membuat Seungyoun memperlambat gerakannya. Wooseok pun berpindah posisi menjadi duduk diatas pangkuan Seungyoun tanpa melepas penyatuan mereka.

“Ahhhh...“Wooseok mendesah karena posisi tersebut lagi-lagi membuat penis Wooseok menyentuh prostatnya

Seungyoun tersenyum sebelum kembali bergerak. Wooseok bertumpu pada kedua bahu Seungyoun sedangkan Seungyoun menahan dua bongkahan kenyal milik Wooseok dan pinggangnya bergerak kembali mencari kenikmatan.

“Ah.... Ahhhh... Seokkkhhh... Ahhhh....“Seungyoun sampai pada putihnya. Cairannya hangat memenuhi lubang anal Wooseok. Bahkan beberapa tetes merembas keluar anal dan jatuh ke pada milik Seungyoun.

“Thank you... makan siangnya”ucap Seungyoun mengusap punggung Wooseok yang masih terduduk diatas pangkuannya.

“Mau mandi, hm?“tanya Seungyoun lembut dan Wooseok mengangguk lemah.

Tanpa melepas penyatuan mereka, Seungyoun menggendong Wooseok untuk masuk ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi, kembali terdengar rintihan Wooseok karena Seungyoun yang mencoba kembali menggempurnya sebelum mereka benar-benar mandi

“Seungyounhhh!!! Kamu ga cape-cape apaahhh?”ucap Wooseok dalam kamar mandi.

“Hhhhh engga! AKu kalo habis olahraga malah makin semangathhhh”ucap Seungyoun. Wooseok pun pasrah, karena sejujurnya ia juga menikmati permaianan Seungyoun siang itu hingga melupakan kedua buntalan bulu yang tertidur di dalam kamar.

(xposhie)