semestakapila

Piknik.


Dek Sejin masih berkutat di dpaur ketika jam sudah menunjukan pukul setengah empat sore lebih sedikit. Mas Seungyoun mempunyai tugas membangunkan anak-anak dari tidur siang dan bersiap sebelum setengah lima sore. Sesekali Dek Sejin melirik ke jam yang terletak diruang tengah dan kembali memeriksa makanan yang akan ia bawa picnic sederhana bersama Mas Seungyoun, Dodo dan Dede.

“Bubuuuu tolongin aku buat pita!!!“Dede berlari keluar dari kamarnya dengan sebuah pita ditangan. Dek Sejin tersenyum melihat anak perempuannya berlari, tugas khusus yang hanya bisa dilakukan Dek Sejin yaitu menata rambur Wonyoung sebelum bepergian.

“Kenapa engga sama Baba, hm?“tanya Dek Sejin yang mulai menyisir rambut anaknya yang terbilang sudah cukup panjang tersebut.

“No! Engga lagi-lagi aku minta Baba untuk kuncir rambut aku!!“Dede berkata dengan ekspresi yang gemas, membuat Dek Sejin tersenyum.

“Abang sama Baba udah siap?“tanya Dek Sejin dan Dede mengangguk.

“Dede mau janji engga sam Bubu?“tanya Dek Sejin berjongkok dihadapan anaknya setelah selesai merapihkan pita sang anak. Dede menatap Bubunya dengan tatapan bingung.

“Nanti Dede belum boleh lari-larian ya? Duduk aja pikniknya gimana?“tanya Dek Sejin khawatir.

“Hm... Engga boleh kejar kupu-kupuu?“tanya Dede pelan dan Dek Sejin diam mempertimbangkan, karena mau bagaimanapun ini adalah liburan yang sengaja ia rancang untuk anaknya tersebut.

“Oke boleh! Tapi engga boleh jauh-jauh ya? Kalo Bubu minta Dede buat duduk istirahat mau kan?“tanya Dek Sejin dan Dede mengangguk.

“Oke! Panggil Abang sama Baba ya? Bubu mau siap-siap dulu?“Dede pun kembali berlari ke kamarnya sedangkan Dek Sejin mausk ke kamar pribadinya untuk berganti pakaian.


“Woahhhh taman!!!!“Dodo mulai berlarian ketika melihat rumput luas dihadapannya.

“Anak kamu tuh mas! Liburan engga mau ke taman, tapi tuh paling semangat!!“ucap Dek Sejin tersenyum.

“Bubu aku boleh ikut Dodo?“tanya Dede yang masih menggandeng tangan Dek Sejin. Dek Sejin tersenyum dan mengangguk.

“Nanti kalo Bubu panggil untuk makan, dateng ya?“ucap Dek Sejin dan Dede mengangguk.

Dede pun berlari mengikuti sang kakak yang sudah terlebih dahulu berlari entah apa yang dikejar. Disisi lain, Mas Seungyoun dan Dek Sejin mulai mempersiapkan tikar dan makanan ringan yang telah dipersiapkan Dek Sejin sebelumnya.

“Dek, ini kamu buat tadi?“tanya Mas Seungyoun dan Dek Sejin mengangguk.

“Maaf ya mas, cuma ada itu aja soalnya bahan-bahan di kulkas habis karena aku tau kita mau liburan jadi aku belum beli lagi.“ucap Dek Sejin pelan.

“Hm? Segini cuma? Dek... Ini tuh banyak banget loh! Aku yakin Dodo sama Dede bisa engga makan malem kalo mereka makan ini semua”ucap Mas Seungyoun terkekeh.

“Jadi kita bilang Dodo sama Dede masalah pindah rumah sore ini?“tanya Mas Seungyoun yang sudah menyelonjorkan kakinya di tikar.

Setelah dirasa cukup berlarian, Dek Sejin dengan dibantu Mas Seungyoun memanggil Dodo dan Dede untuk beristirahat sejenak. Karena Dede masih terhitung masa penyembuhan, Dek Sejin tidak mengizinkan anak perempuannya untuk terlalu lelah.

“Dede masih mau anak anjing?“tanya Dek Sejin saat Dodo dan Dede sudah duduk dan menikmati roti isi buatan Dek Sejin dan Dede mengangguk.

“Mau buuu!! Aku mau anak anjing yang lucuuu!! Nanti aku kasih makan sama aku mandiin juga!!“ucap Dede semangat.

“Kalo anak anjingnya buang air, Dede mau bersihinnya engga?“tanya Mas Seungyoun dan Dede mengerucutkan bibirnya bingung.

“Dede kalo mau sesuatu harus tanggung jawab! Kalo Baba sama Bubu ngasih izin buat punya anak anjing, bisa tanggung jawab? Biar anak anjingnya engga sakit”ucap Dek Sejin memberi pengertian.

“Susah?“tanya Dede pelan dan Dek Sejin menggeleng.

“Nanto Bubu bantuin! Tapi Dede harus janji, Bubu cuma bantuin jadi tetap Dede yang jaga dan rawat anak anjingnya. Gimana?“tanya Dek Sejin lagi dan Dede mengangguk.

“Terus... Dodo masih mau punya kamar sendiri?“tanya Mas Seungyoun dan anak sulungnya langsung merubah ekspresinya.

“Mau ba!! Mau banget!!! Kita kapan rapihin gudangnya?“tanya Dodo bersemangat.

“Kita engga perlu rapihin gudang sih Do... Tapi kita perlu pindah rumah”ucap Mas Seungyoun yang sejenak memperhatikan ekspresi bingung kedua anaknya.

“Hm... Bubu jelasin ya? Jadi karena Dede mau anak anjing dan di apartment engga bisa pelihara anak anjing jadi kita bakalan pindah rumah bukan apartment lagi. Nanti dirumah baru itu, Dodo sama Dede punya kamar sendiri-sendiri, gimana?“tanya Dek Sejin menjelaskan.

“Baba sama Bubu juga kamarnya sendiri-sendiri?“tanya Dede polos yang membuat Mas Seungyoun tertawa.

“Engga!! Kalo Baba sama Bubu tetep satu kamar, engga boleh pisah”ucap Mas Seungyoun yang melirik suaminya dengan lirikan menggoda, membuat Dek Sejin memutar bola matanya malas.

“Pindah rumah? Ada kolam renangnya?“Tanya Dodo tiba-tiba.

“Hm... Bisa Baba pertimbangkan... Nanti malem Baba kita pilih rumah baru kita, gimana?“tanya Mas Seungyoun yang mendapat teriakan antusias anak-anaknya, membuat Dek Sejin tersenyum.

“Yaudah dilanjutin lagi makannya”ucap Dek Sejin memperhatikan Dodo serta Dede yang kembali menikmati makanan mereka.

(xposhie)

Persembunyian.

//tw: kekerasan. rasa sakit.


Byungchan menatap malas seseorang yang sedang berdiri di depan mobil sambil berbicara dengan beberapa orang lainnya. Seungyoun berdiri disana, di depan mobil pribadinya yang sedang terparkir rapih disebuah basement yang sudah tidak digunakan. Sesekali Seungyoun melirik kearah Byungchan sambil tersenyum. Senyum manis bagi Seungyoun tetapi tidak untuk Byungchan.

Byungchan masih merutuki kebodohannya. Kebodohannya yang dengan lugu mengikuti permainan Seungyoun. Permainan yang ia kira dapat membuat Seungwoo bahagia, setidaknya agar Seungwoo tidak bertengkar dengan sang ayah. Tetapi tenyata ia salah, ia membuat segala sesuatunya semakin kacau dan sekaligus menyakiti hati Seungwoo.

Beberapa kali juga Byungchan menarik rmabutnya frustasi karena ponsel miliknya diambil paksa oleh Seungyoun sejak ia meninggalkan apartment pribadi milik Seungyoun. Byungchan tidak dapat menghubungi siapapun saat ini, ia hanya dapat berdiam diri di dalam mobil pribadi milik Seungyoun.

Dari dalam mobil, Byungchan dapat melihat Seungyoun dan beberapa kawanannya berdiri tegak dan menghadap ke satu titik yang sama. Mereka menunggu kedatangan seseorang. Sekeras apapun Byungchan mencoba, ia tidak dapat melihat sosok yang sedang berjalan seorang diri kearah Seungyoun.

Byungchan membulatkan matanya ketika dirinya berhasil menangkap pantulan seseorang yang datang dan berjalan kearahnya. Seungwoo, seorang diri berjalan dengan tegap dan gagah kearah Seungyoun dan kawanannya yang jumlahnya lebih dari sepuluh orang. Byungchan, tanpa pikir panjang membuka pintu mobil dan menghambur berlari kearah Seungwoo.

“Mau kemana, hm?“Sekuat apapun Byungchan berlari, tetaplah Seungyoun dapat menangkapnya. Tangan Byungchan di genggam erat, membuat garis kemerahan di pergelangan tangannya terasa semakin perih.

“Younhhh... Please?“ucap Byungchan memohon kepada Seungyoun, membuat Seungyoun menyunggingkan senyum miring.

“Kenapa hm? Mau ke mantan kamu? Mau ngapain?“tanya Seungyoun dengan tangan lainnya yang mencengkram rahan Byungchan dan membuat Byungchan meringis kesakitan.

“Lepasin tangan kotor lo, sialan!!!“ucap Seungwoo emosi. Langkah Seungwoo terhenti, ketika tiga orang menghalangi langkahnya.

BUGHHHHHH

Byungchan menoleh, ketika sebuah pukulan keras dilayangkan Seungwoo kepada salah satu orang yang menghalangi jalannya. Tetapi detik selanjutnya Byungchan harus kembali terkejut ketika dua orang lainnya menahan kedua tangan Seungwoo, membuat Seungwoo tidak dapat bergerak kemanapun.

“Younhhh... Please? Jangan... Engga.... Jangan pake kekerasan ya? Please....“Menurunkan harga dirinya, Byungchan memohon kepada Seungyoun.

Seungyoun mengabaiakn permintaan Byungchan, tangannya masih mengunci pergerakan lelaki putih berparas manis tersebut. Byungchan meronta, tetapi ia masih belum bisa melepaskan dirinya dari cengkraman Seungyoun.

“STOP!!! PLEASE UDAH!!! KA SEUNGWOO ENGGA SALAH APA-APA, PLEASE UDAHHHH!!!!“Byungchan berteriak, berharap orang-orang dihadapannya menghentikan pukulan mereka.

“Younhhh... Please ya? Terserah lo mau apain gue setelah ini... Tapi please, temen-temen lo suruh berhenti, ya?“ucap Byungchan lagi tetapi Seungyoun hanya menatap Byungchan sekilas.

“Seungyoun... Please... Gue mohon... Please”Byungchan kembali memohon bersamaan dengan kode yang Seungyoun berikan kepada teman-temannya agar menghentikan pukulan mereka.

Seungyoun berjalan kearah Seungwoo yang terduduk di lantai semen tersebut setelah sebelumnya, menyerahkan Byungchan kepada rekannya yang lain. Seungyoun menyamakan posisinya dengan Seungwoo dan menatap Seungwoo dengan tatapan merendahkan.

“Wah beneran kesini? Sendirian? Berani juga lo...“ucap Seungyoun.

“Buru-buru ya sampe engga bawa mobil kesini? Padahal gue mau ngajak lo tanding sekali lagi”ucap Seungyoun yang kembali berdiri membuat Seungwoo juga berdiri walau dengan bersusah payah.

“Ah engga bisa tanding dong ya habis dipukulin?“Seungyoun hampir saja mendapat satu pukulan ketika berbicara seperti itu. Tetapi pukulan Seungwoo yang lemah, dapat dihindari Seungyoun. Seungwoo kembali tersungkur karena ketidakseimbangannya.

“Ka Seungwoo...“Byungchan berkata lirih kala tubuh tegap yang biasa melindunginya harus tersungkur dilantai semen yang berdebu.

“Gimana? Bisa tanding sama gue? Atau.... Lo mau relain Byungchan sama gue?“tanya Seungyoun lagi dengan nada menyebalkan.

“Gue engga akan pernah rela lo nyentuh Byungchan lagi”ucap Seungwoo yang sesekali terbatuk dan Seungyoun hanya tertawa mendengar ucapan Seungwoo tersebut.

“Ka... Please... Aku engga apa-apa... Kamu pulang aja ya? Bang JB sama Bang RM pasti tau kan kamu disini? Pulang aja ya?“Byungchan berjongkok dan memeluk Seungwoo ketika genggaman teman Seungyoun melemah di pergelangan tangannya.

“Engga... Aku engga akan pulang kalo engga sama kamu...“ucap Seungwoo yang berusaha menggenggam tangan Byungchan.

“Please ka... Aku engga apa-apa, beneran....“ucap Byungchan yang mulai terisak. Seungwoo tersenyum, tangannya bergerak menjelajahi ruam merah keungunan disekitar leher dan tulang selangka Byungchan, membuat Byungchan dengan segera menutup bagian tersebut dengan jaket yang ia kenakan.

“Maaf...“ucap Byungchan menangis dan Seungwoo menggertakan giginya karena kesal.

“Akhhhh...“Seungyoun menarik paksa Byungchan menjauhi Seungwoo, membuat Byungchan harus sedikit terseret dilantai bersemen tersbeut.

“Udah main dramanya? Gue bilang apa, kalo lo engga nurut sama gue HAH?!?!?!“Seungyoun mencengkram kuat rahang Byungchan. Emosi Seungyoun memuncak karena hal yang baru saja ia lihat.

“Sakitttthhhh”Byungchan berusaha menyingkirkan tangan Seungyoun walau harus gagal berulang kali.

“Ayok tanding”Seungyoun menoleh ketika Seungwoo berucap hal tersebut. Byungchan menggeleng, memberikan isyrata agar Seungwoo tidak menerima ajakan Seungyoun.

“Tapi izinin tim gue bawa mobil gue kesini”ucap Seungwoo lagi yang mendapat tatapan tajam dari Seungyoun.

(xposhie)

Anak Anjing.


Mas Seungyoun, Dek Sejin serta dua anak mereka kembali merebahkan diri mereka di dalam tenda yang berada di kamar tidur Dodo dan Dede.

Setelah lelah bermain dan membuat boneka salju ala kadarnya, Wonyoung harus kembali beristirahat untuk mengembalikan kondisi tubuhnya.

“Bubu... Baba... Makasih yaaaa!! Makasih buat kemah dan saljunyaaa”ucap Wonyoung gemas.

“Maaf yaaa Bubu sama Baba ingkar janji!! Harusnya liburan kali ini kita ke tempat dingin, tapi ternyata kita harus liburan dirumah...“ucap Dek Sejin sambil mengusap rambut panjang anak perempuannya.

“Bubu juga mau minta maaf sama Dodo... Karena liburannya batal... Tapi nanti kita rencanain liburan lagi ya? Setelah Dede bener-bener sembuh!!“ucap Dek Sejin melanjutkan.

“Aku udah sembuh kok!!“ucap Dede mengerucutkan bibirnya.

“Iya bener!!! Dede udah sembuh kok, Bu!! Soalnya Dede udah bawel lagi”ucap Dodo sambil terkekeh pelan.

“Ihhhh Dodo!!!“Wonyoung memukul pelan lengan Dodo yang berbaring disebelahnya.

“Kita jadikan adopsi anak anjing, Ba?“pertanyaan Dodo membuat Mas Seungyoun tersenyum kecil.

“Kalo Baba sih terserah Bubu. Kalo Bubu udah oke, kita tinggal pergi untuk adopsi anak anjing!“ucap Mas Seungyoun semangat.

“Bubuuuu!!! Boleh ya? Adopsi anak anjing?“ucap Dohyon dan Wonyoun hampir bersamaan, membuat Dek Sejin pusing dibuatnya.

“Hm... Kalian tidur siang dulu!! Nanti sore, Bubu kasih tau jawabannya. Gimana?“Dohyon dan Wonyoung mengangguk setuju dan lima belas menit kemudian, Dodo beserta Dede sudah tertidur dengan pulas.


“Mas Seungyoun yakin?“Dek Sejin menoleh kearah Mas Seungyoun yang sibuk melepas dekorasi salju yang sudah tidak terpakai.

“Yakin. Mas emang udah rencana pindah ke rumah yang lebih besar. Apalagi anak-anak udah lebih besar”ucap Mas Seungyoun santai.

“Sebenernya ini kejutan. Mas mau kasib kejutan buat Dek Sejin, tapi karena anak-anak mau pelihara anak anjing dan engga mungkin di apartment... Jadi kenapa kita engga sekalian pindah aja?“Mas Seungyoyn berucap sambil memeluk suaminya tersebut.

“Terus apartment ini? Mas Seungyoun yakin mau jual?“tanya Dek Sejin lagi.

“Hm? Siapa bilang mau jual? Disini banyak kenangannya! Saya engga mungkin jual apartment ini...“ucap Mas Seungyoun.

“Kita bisa sewain apartment sama isinya. Terus kalo Dodo udah agak gede, dia bisa tinggal disini”ucap Mas Seungyoun lagi.

“Mas... Masih lama!! Dohyon baru masuk SD masa udah mikir tinggal sendiri?“ucap Dek Sejin yang mulai mengerucutkan bibirnya.

“Iyaaa masih lama... Tapi Dek Sejin tetap harus siap-siap ngelepas anak-anak suatu saat nanti”ucap Mas Seungyoun tersenyum yang membuat Dek Sejin menahan haru dan memeluk suaminya tersebut.

“Kalo Dek Sejin setuju kita pindah dan anak-anak juga setuju. Nanti Mas kasih liat beberapa rumah yang udah Mas incar sebelumnya!!“ucap Mas Seungyoun semangat.

“Loh?!?!?“Dek Sejin menatap suaminya curiga.

“Kan Mas udah bilang mau kasih kejutan buat Dek Sejin, jadi Mas udah punya beberapa rumah incaran”ucap Mas Seungyoun tersenyum cerah.

“Hm... Yaudah nanti sore kita omongin sama anak-anak, biar malamnya bisa lihat-lihat rumah yang udah Mas incar biar engga keburu diambil orang”ucapan Dek Sejin membuat Mas Seungyoun tertawa.

Mas Seungyoun dan Dek Sejin kembali merapihkan ruang tengah dan ruang keluarga mereka. Membersihkan sisa-sisa salju buatan yang mereka buat khusus untuk anak-anak mereka.

(xposhie)

Pencarian.


Seungwoo mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Rahangnnya mengeras seiring dengan pesang singkat yang terakhir ia baca. Seungsik yang sedang mengendarai mobil hanya dapat melirik kearah lelaki yang lebih tua setahun darinya tersebut.

“Bang?“tanya Seungsik ragu. Sejak awal Seungsik tau, ia tidak akan bisa membiarkan Seungwoo mengendarai mobil seoranga diri karena kondisi emosinya yang tidak memungkinkan.

“Berhenti”ucap Seungwoo datar tapi penuh dengan emosi.

“Gue bilang berhenti ya berhenti!“ucap Seungwoo lagi sambil meninju dashboard milik Seungsik dan dengan terpaksa Seungsik menghentikan mobilnya. Detik selanjutnya, Seungwoo memutuskan keluar dari mobil Seungsik, meninggalkan ponsel milik Seungsik yang semula ia gunakan untuk berhubungan dengan Byungchan (read: Seungyoun).

“Ah bangsat!“Seungsik dengan segera menghubungi teman-temannya, termaksud JB dan RM.

Disisi lain, Seungwoo terus berlari dengan ponsel yang masih mencoba menghubungi Byungchan. Tidak ada jawaban, karena Seungyoun tidak mungkin akan menjawab panggilan Seungwoo.

“Maafin aku Chan... Please kamu bertahan sebentar lagi”

Seungwoo merapalkan ucapan maaf serta doa untuk lelaki yang ia cintai. Tujuan Seungwoo saat ini adalah apartment pribadi milik Seungyoun, karena Seungyoun menyuruhnya ketempatnya yang Seungwoo yakini sebagai apartment pribadi Seungyoun.

Beberapa kali ponsel Seungwoo berbunyi, tetapi Seungwoo tidak sekalipun menerima panggilan tersebut jika bukan nama Byungchan yang tertera pada display name layar ponselnya.

Seungwoo merutuki dirinya sendiri, karena tidak membawa mobil pribadinya. Waktu yang ia tempuh menuju apartment Seungyoun semakin lebih lama. Seungwoo terus berlari, bahkan dirinya tidak bisa menunggu lift lebih lama dan lebih memilih menaiki anak tangga darurat yang tersedia.

“Cho Seungyoun!! Buka Bangsat!!!“Seungwoo menggedor kasar pintu apartment milik Seungyoun, membuat beberapa orang keluar dari unit mereka untuk melihat apa yang terjadi di lorong apartment tersebut.

“Yak!! Cho Seungyoun!!!“ucap Seungwoo lagi. Nafas Seungwoo masih belum teratur, tapi ia masih bisa meneriakan nama Seungyoun dengan lantang.

Seungwoo mencoba kembali menghubungi Byungchan dengan ponselnya, tapi nihil karena Seungyoun masih tidak menjawab panggilannya. Seungwoo mencoba mendobrak pintu dihadapannya, tetapi gagal karena kondisi tubuh Seungwoo yang tidak memungkinkan.

“Ah shit!!!”

Seungwoo kembali berlari menuju tangga darurat ketika dirinya menerima sebuah pesan yang masuk ke ponselnya. Seungwoo memilih menghentikan sebuah taksi ketika sudah tiba di depan gedung apartment milik Seungyoun.

“Seungwoo!!! Yakkk Han Seungwoo!!!“Taksi yang dikendarai Seungwoo melesat pergi tepat ketika JB dan RM tiba di depan gedung apartment tersebut.

“Joon, ikutin!!“ucap JB yang segera masuk ke dalam mobil dan mencoba mengejar laju taksi di depan mereka.

(xposhie)

Rahasia.


“Lo bisa duduk engga, Jin?“ucap Byungchan jengah, saat melihat teman yang lebih kecil darinya berjalan kesana kemari di hadapannya.

“Engga bisa”ucap Sejin singkat yang membuat Byungchan bingung.

“Buka pintunya!“Sejin memerintahkan Byungchan tepat ketika bel apartment Byungchan berbunyi, membuat Byungchan menatap temannya dengan tatapan tidak percaya.

“Ada apaan sih Jin?“tanya Wooseok ketika dirinya baru melangkahkan kakinya masuk ke apartment Byungchan.

“Temen kita berulah lagi?“kali ini Yohan angkat bicara.

“Kalo ngomong yang bener!“ucap Byungchan tidak terima sambil memukul pelan lengan Yohan yang membuat temannya mengaduh keskaitan.

“Gue aja bingung kenapa Sejin tiba-tiba ngajak kalian ketemua disini dan gue juga bingung kenapa nih anak tiba-tiba jemput gue tadi pagi?“ucap Byungchan panjang lebar.

“Hah? Jemput kemana? Apaan sih gue engga ngerti”tanya Wooseok yang semakin mengerutkan keningnya karena bingung.

“Chan... Lo udah chat salah satu pacar lo? Tanya mereka ada dimana?“tanya Sejin setelah beberapa saat terdiam.

“Ka Seungwoo lagi keluar kota, udah nyampe kayanya makanya engga ngechat gue. Kalo Woochan..... OH IYA! WOOCHAN YANG NYURUH LO JEMPUT GUE YAAAA?“tanya Byuncghan dengan nada suara yang sedikit meningkat, membuat ketiga temannya terkejut.

“Engga, lo semalem nelfon gue dan minta gue jemput”ucap Sejin tenang.

“Hah? Masa? Semalem seinget gue tuh gue chat Woochan dan dia bilang kalo mau nyusul gue...“ucap Byungchan mencoba mengingat kejadian semalam.

“Bego! Lo mabok mana inget sih ayam?!?!?!“ucap Yohan emosi.

“Gue waktu chatting Woochan belum mabok!! Makanya gue engga salah chatting!!“ucap Byungchan yang mempertahankan pendapatnya.

“Terus lo inget apa lagi?“tanya Wooseok penasaran.

“Hm... Semalem sih ada yang jemput gue... Tapi gue lupa kalo bagian itu, soalnya gue udah mbaok banget...“ucap Byungchan terkekeh.

“Yang gue inget jelas lagi, tadi pagi tiba-tiba Sejin nongol gitu aja padahal jelas-jelas gue inget kalo gue engga ngubungin dia!!“ucap Byungchan menatap Sejin.

“Gimana sih? Lo tuh kalo ngasih penjelasan yang bener!! Inget yang bener, jangan kira-kira dan bikin bingung”ucap Yohan sewot yang mendapatkan lirikan tajam dari Byungchan.

“Kenapa emang Jin? Kok lo nanya gitu?“Wooseok yang masih penasaran, akhirnya bertanya kepada Sejin, tetapi Sejin menggeleng.

Suasana di apartmeny Byungchan tiba-tiba hening. Wooseok melemparkan padangannya kearah Yohan dan Byungchan yang menggeleng bersamaan menandakan bahwa mereka tidak mengetahui apapun saat ini. Byungchan pun mencoba mengingat yang terjadi semalam, karena ada beberapa kejadian yang ingin ia tahu kebenarannya.

“Semalem yang jemput gue Ka Seungwoo ya, Jin?“ucapan Byungchan pelan, penuh kecurigaan tetapi mampu membuat Sejin menoleh kearah Byungchan.

(xposhie)

Change Up.


Wooseok terbangun dengan kepala berat. Bunyi telfon genggam yang terus berdering mengangggu tidurnya pagi ini. Wooseok bersumpah, ia akan memukul siapapun itu yang menghubungi pagi-pagi buta disaat ia tidak memiliki kelas pagi. Wooseok menggerutu sambil mencari benda persegi empat yang biasa ia letakan dibawah bantalnya.

“Alarm?!”

Wooseok pun bangkit dan duduk bersandar pada kasurnya, masih memegang ponsel yang terus berdering. Ponsel tersebut memperlihatkan display alarm yang menunjukan pukul setengah enam pagi. Wooseok masih belum dapat mencerna apa yang terjadi.

“Wait! Ini kan bukan handphone gue?!?!?!”

Lagi, Wooseok terkejut dan melempar ponsel yang tidka bersalah tersebut. Wooseok melirik kesekitar kasur yang sekarang telah menjadi tempat duduknya. Lalu pandangannya ia edarkan ke seluruh kamar. Bulir keringat tiba-tiba membasahi pelipis Wooseok walaupun pendingin ruangan kamar tersebut menyala.

“Anjing! Gue dimana?!?!?! Gue inget banget kemarin Jinhyuk bawa gue balik dan gue habis itu tidur dikamar gue sendiri?!?!”

Wooseok menetralkan deru nafasnya dan detak jantungnya. Wooseok akhirnya dapat bernafas lega ketika mendapati dirinya masih berpakaian lengkap. Tetapi, ketenangan Wooseok hanya sementara ketika ia menyadari bahwa tubuh yang saat ini ia lihat bukanlah tubuhnya sendiri.

“Shit!!! Njir.... bercanda kan?!?!?!?!”

Wooseok panik dan mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar hingga ia mendapati sebuah cermin besar di sebuah lemari yang berjarak beberapa langkah dari tempat tidurnya.

Wooseok masih memejamkan matanya ketika ia berada di depan cermin besar. Wooseok meraba wajah dan rambutnya dengan mata tertutup. Ia juga meraba seluruh tubuhnya sendiri yang ia yakini bahwa itu bukanlah tubuhnya.

“Anjing!! Mampus!!!!”

Wooseok memundurkan langkahnya ketika mendapati dirinya berada di tubuh orang lain. Wooseok mengamati satu persatu bagian tubuh orang tersebut hingga ia merasakan sensasi menyengat ditubuhnya.

“Engga lucu! Sumpah ga lucu! Pasti gue ngelindur? Gue harus tidur lagi!!!”

Wooseok mengambil langkah seribu dan kembali ke kasurnya. Ia berharap dapat kembali tertidur dan terbangun di tubuhnya sendiri. Tetapi apa yang Wooseok harapkan harus ia telan mentah-mentah karena ponselnya kembali berdering.

“Ah bangsat!!!”

Wooseok kembali bangun dan mencari ponsel tersebut...

Big Baby is Calling....


“Seok? Udah bangun? Masih pusing engga kepalanya?”

Wonwoo mengernyitkan keningnya bingung. Suara disebrang telfon memang tidak asing, tetapi panggilannya terasa asing di telinganya. Wonwoo kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.

“Seok? Kamu masih disana? Aku ke tempat kamu ya? Bawa sarapan sama obat...”

Wonwoo memejamkan matanya dan menarik nafas panjang, mencoba kembali ke alam sadarnya.

“Yaudah nanti aku telfon kamu kalo aku udah di depan ya! Kamu tidur lagi aja ya, Seok”

Panggilan tersebut terputus sebelum Wonwoo sempat mengeluarkan sebuah kata. Wonwoo memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing, mencoba mencerna sesuatu yang baru saja terjadi.

“Seok? Wooseok? Anak jurusan sebelah? Kok manggil Wooseok tapi nelfon ke gue?”

Wonwoo kembali memejamkan matanya sebelum kembali membuka matanya karena ia melupakan sesuatu.

“Mingyu!! Ujian!!!”

Wonwoo kembali bangkit dan sibuk mencari ponsel yang ia letakan asal.

“Kok passwordnya beda?!?!?! Kemaren masih ulang tahun mingyu kok!!!”

Wonwoo menggerutu sebal hingga akhirnya menyadi sesuatu yang berbeda.

“Loh?!?!? Ini kan bukan handphone gue?!?!? Terus handphone gue dimana?!?!”

Wonwoo kembali panik dan berusaha mencari ponselnya lagi. Tetapi pergerakannya trehenti ketika ia kembali menyadari sesuatu.

“Anjing!!! Gue dimana? Mampus!!!!”

Wonwoo sadar jika ia tidak berada di kamarnya ketika melihat sprei dan kasur yang ia tempati berbeda. Wonwoo mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan mendapati dirinya benar-benar berada di tempat asing.

Wonwoo bangkit dan meneliti satu persatu barang yang ada di kamar tersebut hingga ia berdiri pada sebuah cermin. Wonwoo terkejut ketika mendapati dirinya berbeda dengan biasanya.

“Mampus... Pantesan...?!?!?!?!”

Wonwoo mencoba menetralkan deru nafasnya agar tidak bertambah panik. Tetapi suara ketukan dari balik pintu membuat jantungnya kembali bedetak cepat.

“Wooseok? Ini Gue, Jinhyuk....”

(xposhie)

Tak disengaja.


Jinhyuk berjalan ke kantin, sesuai dengan perintah dan isi chat terakhir Wooseok yang masuk ke telfon genggamnya. Jam pergantian kelas seperti ini, membuat kantin lebih ramai dan Jinhyuk menjadi semakin kesulitan mencari Wooseok yang notabene-nya mempunyai badan kecil dan mungil.

“Hm... Mana? Katanya dipojokan?”

Jinhyuk mengernyitkan keningnya ketika mendapati beberapa mahasiwa yang sedang bermain game online di meja dihadapannya. Meja pojok yang JInhyuk kira adalah meja yang dimaksud Wooseok.

“Anjing!!! Jangan ditembak temen lo taiiii!!!”

“Hhahaha goblok!! Seokmin baru lima menit udah terkapar”

“Itu itu disana lawannya, awas!!!”

Jinhyuk pun memilih meninggalkan meja tersebut dan kembali berjalan mencari Wooseok. Tetapi karena fokusnya yang tersita pada telfon genggam di tangannya, membuat Jinhyuk bertabrakan dengan seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

“Eh sorry!!! Gue engga liat”ucap Jinhyuk meminta maaf pada seorang mahasiswa di hadapannya.

“Eh engga apa-apa!! Lo nyari Wooseok? Itu dipojok sana!!“Jinhyuk menoleh ke arah yang ditunjuk mahasiswa di hadapannya, Wooseok masih belum bisa terlihat karena ramainya pengunjung kantin.

“Dia sama temen lo yang putih tinggi itu, pacarnya Seungwoo sih kalo engga salah”ucap mahasiswa yang tadi ditabrak Jinhyuk lagi dan Jinhyuk mengangguk.

“Oh oke! Thank ya, Nu!! Gue duluan”ucap Jinhyuk sambil melambaikan tangannya pergi dari tempatnya berdiri tadi.

“Mingyuuuu!!! Udahan main gamenya!! Kamu engga masuk kelas malah mabar disini sih!!!”

Jinhyuk sempat terkejut dan menoleh ketika mahasiswa yang berbicara dengannya tadi tiba-tiba berteriak di hadapannya, Tapi Jinhyuk tidak memperhatikannya lama dan berjalan ke meja pojok mencari Wooseok.

“Tuh Jinhyuk tuhhhh!!!”

“Nihhh pawangnya udah dateng nihhhh”

“Lah udah pada disini?“Jinhyuk pun mengambil duduk disebelah Wooseok, space yang mungkin sengaja disediakan untuknya.

“Baru bangeetttt! Lo yang kemana aja? Yang ditungguin lo kok yang dateng kita duluan?“ucap salah satu teman Jinhyuk yang duduk bersebrangan dengan Jinhyuk.

“Gue tadi ke pojok sana, eh engga ada. Adanya junior lagi pada mabar”ucap Jinhyuk menjelaskan.

“Pasti gerombolannya Mingyu sama Seokmin”

“Kayanya sih, soalnya tadi disamperin Wonwoo gitu terus gue dikasih tau juga kalo Wooseok disini”ucap Jinhyuk lagi.

“Kamu udah makan?“tanya Jinyhyuk kearah lelaki kecil disebelahnya yang dijawab gelengan.

“Yaudah pesen makan dulu yuk! Udah kelar kelas kan? Habis ini pulang aja, kamu kayanya lemes banget...“ucap Jinhyuk mengusak kepala Wooseok.

“Males jalannn. Tolong pesenin, boleh?“tanya Wooseok sambil melemparkan senyum termanisnya.

“Nasi goreng sosis, pedesnya sedang terus minumnya es teh manis tapi esnya dikit aja?“tanya Jinhyuk dan lelaki disebelahnya mengangguk.

“Hyuk, gue juga dong!!! Kwetiau siram, sayurnya banyakin terus minumnya air mineral tapi minta es di masukin gelas ya!!!”

“Engga inget ah gue!! Ikuta aja sih lo bambang!!“ucap Jinhyuk yang langsung meninggalkan meja tersebut.

“Gilaaaa gilaa, memang kalo cinta suka membutakan segala hal”ucap mahasiswa yang pesanannya ditolak Jinhyuk.

“Iya! Sama kan kayak lo ke Yohan, udah sono pesen makanan gantian biar mejanya engga ditempatin”Yuvin harus rela tubuhnya sedikit di dorong Kookheon agar segera memesan makanan.

(xposhie)

Fake Snow.


Pagi-pagi sekali, Dek Sejin dan Mas Seungyoun sudah bangun dari tidur lelap mereka. Dek Sejin dan Mas Seungyoun kembali menyiapkan kejutan untuk kedua anak mereka dengan ide yang kemarin muncul tidak sengaja.

“Dek! Buat salju-saljuan di dalam rumah gampang engga ya?“ucap Mas Seungyoun saat menyiapkan makanan di dapur untuk berkemah.

“Hm? Kayanya kita masih punya alat semprot natal tahun lalu deh mas. Yang biasa kamu sama Dodo semprot di pohon natal”Dek Sejin pun berjalan dan mencari alat yang ia maksud.

Malam itu, Mas Seungyoun mengutarakan idenya yang disetujui oleh Dek Sejin. Jadi, pagi ini sebelum Dodo dan Dede bangun, Mas Seungyoun serta Dek Sejin sudah sibuk diruang tengah rumah mereka.

“Dek, tolong pegangin tangganya sebentar ya”Dek Sejin menoleh dan menatap Mas Seungyoun yang memegang sebuah dekorasi yang entah muncul ide darimana.

“Mas... Kamu tuh idenya banyak banget sih!!“Dek Sejin terkekeh sambil memegangi anak tangga yang sedang digunakan Mas Seungyoun untuk meletakan dekorasi di langit-langit rumah.

“Dulu sih mas kayanya engga gini, tapi semenjak ada kamu sama anak-anak jadinya ide ngalir mulu”ucap Mas Seungyoun yang sudah kembali turun dan mengusak puncak kepala Mas Seungyoun.

“Hm... Iya sih mas, dulu kamu engga gini!!!“ucapan Dek Sejin membuat Mas Seungyoun menoleh bingung.

“Dulu kamu mana suka gombal kayak tadi? Kaku banget! Sampe aku takut dan segan sama kamu!!!“ucap Dek Sejin meledek.

“Loh, Mas tuh dulu bukan kaku tapi sopan dan hormat sama kamu. Kalo pas pertama kali kita ketemu trus mas gombal, yang ada kamu nanti kabur!!“ucap Mas Seungyoun sambil menjawil ujung hidung milik Dek Sejin.

“Iya sih bener!! Di godain om-om, pasti aku kabur dan minta Ibu sama Bapak buat engga ngelanjutin perjodohannya”ucap Dek Sejin tersenyum.

“Kok om-om sih dek?“ucap Mas Seungyoun mengerucutkan bibirnya yang membuat Dek Sejin gemas dan memeluk suaminya tersebut.

“Iya fikiran aku itu kamu Om-om! Eh taunya mas-mas hehehe”ucap Dek Sejin yang masih betah memeluk Mas Seungyoun.

“Terus ini kita mau pelukan aja? dekorasinya belum selesai loh Dek”ucap Mas Seungyoun yang membalas pelukan Dek Sejin sejak tiga menit lalu.

Dek Sejin pun segera melepas pelukannya dan melanjutkan pekerjaannya yang sebelumnya tertunda, membuat Mas Seungyoun terkekeh melihat tingkah suami mungilnya tersebut.

“Aku bangunin anak-anak ya mas? Mas udah siap kan?“tanya Dek Sejin dan Mas Seungyoun mengangguk.

Dek Sejin pun membangunkan kedua anak-anaknya yang masih betah tertidur di balik selimut hangat mereka bedua setelah semalam lelah bersenang-senang dengan berkemah di dalam kamar mereka.

“Dodo... Dede... Bangun yuk, nak! Kita sarapan dulu... Bubu udah siapin sarapan spesial buat kalian”ucap Dek Sejin mengusap pelan rambut kedua anaknya secara bergantian.

“Heung... Masih ngantuk buuu”ucap Dodo yang menarik selimutnya menutup seluruh tubuhnya.

“Dede... Yuk bangun, sayang... Kamu kan masih harus minum obat”ucap Dek Sejin lembut. Dede lebih mudah dibangunkan dibanding kakak lelakinya, sehingga tugas Dek Sejin pagi itu tidak terlalu berat.

“Do!!! Kalo engga sarapan, hari ini engga boleh main video game ya!!“Dek Sejin terkekeh mendengar teriakan Mas Seungyoun dari luar kamar yanh berhasil membuat anak sulungnya bangun.

Dek Sejin beserta dua anaknya itu pun keluar dari kamar dan disambut bulir salju yang dihasilkan oleh alat yang dipegang oleh Mas Seungyoun.

“Wahhhh salju!!! Di dalam rumah kita ada salju!!!“ucap Dede gembira dan sedikit berlari melihat dekorasi hasil karya orang tuanya.

“Keren kan Do?“ucap Mas Seungyoun merangkul anak lelakinya yang mendapat tatapan sinis anak lelakinya tersebut.

“Yaaa, not bad lah, Ba!! Tapi aku tau!! Pasti Dekorasi ini buatan Baba terus yang ini buatan Bubu kan?“tanya Dodo dan Mas Seungyoun mengangguk tertawa.

“Yuk sarapan dulu!! Habis sarapan kita buat bonek salju!!!“ucap Dek Sejin.

Keluarga kecil tersebut pun memutuskan untuk menyantap sarapan mereka sebelum kembali melakukan liburan mereka di dalam apartment tersebut.

(xposhie)

Camping.


Dede melompat bahagia ketika memasuki kamarnya yang telah disulap oleh Mas Seungyoun serta Dodo. Bahkan Dek Sejin harus mengingatkan Wonyoung agar tidak melompat terlalu tinggi.

“Seneng?“tanya Mas Seungyoun sambil mengusap rambut panjang anak perempuannya. Wonyoun mencium singkat pipi Babanya tersebut.

“Baba emang terbaik!!!“ucap Dede yang kali ini sudah memeluk Mas Seungyoun.

“Bubu gimana? Ini ide Bubu loh”ucap Mas Seungyoun melirik Dek Sejin yang masih berdiri di depan pintu kamar.

“Bubu juga terbaik!!! Baba sama Bubi terbaik!! Dodo juga hebat!!“ucap Dede bersemangat.

“Abang...“ucap Dek Sejin pelan, mengingatkan sang anak agar memanggil kakanya dengan panggilan yang tepat.

“Hehe iya! Abang Dodo...“ucap Dede tersipu.

“Yuk! Kita masuk ke tenda!!!“ucap Dodo yang sudah bersiap masuk ke dalam tenda.

“Dodo sama Dede baca buku dulu aja! Baba sama Bubu siapin makanan biar lebih berasa suasana berkemahnya!“ucapan Mas Seungyoun ditanggapi riuh teriakan Dodo dan Dede.

Mas Seungyoun dengan dibantu Dek Sejin menyiapkan Kompor Listrik serta beberapa makanan ringan sedangkan Dodo dan Dede asik membaca sambil sesekali bercanda di dalam tenda.

Mas Seungyoun serta Dek Sejin bahkan sengaja menurunkan suhu ruangan agar suhu disekitar mereka menyerupai suhu diluar ruangan.

Suasana berkemah dalam ruangan tersebut dilengkapi suara binatang malam yang dihasilkan bluetooth speaker Mas Seungyoun.

“Makasih ya, Mas!“ucap Dek Sejin saat sedang memutar marshmallow di hadapannya.

“Mas Seungyoun selalu bisa bikin kita semua bahagia dengan cara mas sendiri”ucap Dek Sejin tersenyum.

“Mas juga harus berterimakasih sama kamu, Dek! Kamu itu pendukung utama mas ngelakuin semua ini. Mas selalu mau buat Dodo serta Dede bahagia dengan cara buat kamu bahagia juga! Karena mas tau, bahagiamu itu bahagianya mereka kan? Dan bahagianya Mas itu ngeliat kalian bertiga bahagia”ucap Mas Seungyoun mengakhiri.

Dek Sejin menoleh ketika tangannya yang bebas tiba-tiba digenggam oleh Mas Seungyoun. Dek Sejin tersenyum melihat tingkah Mas Seungyoun saat ini.

“Hampir seminggu kamu diambil alih Dede! Mumpung anaknya asik di dalem, jadi aku mau ambil alih kamu sebentar”ucap Mas Seungyoun yang mendaratkan kecupan singkat di kening Dek Sejin.

“Wahhhh bau enak!!!“Mas Seungyoun harus rela menjauhkan wajahnya dari wajah Dek Sejin ketika Dohyon tiba-tiba keluar dari dalam tenda.

“Asiikkk marshmallow!!!“Bahkan Mas Seungyoun harus rela genggamannya terlepas saat Dede kembali mengambil alih Dek Sejin dari dirinya.

(xposhie)

Marry Me.


Sejin menatap Seungyoun tidak percaya. Tepat ketika panitia menawarkan volunteer untuk bernyanyi, saat itu juga Seungyoun mengangkat tangannya dengan semangat. membuat peserta acara hari itu berteriak histeris. Seungyoun dengan senyum terbaiknya, berjalan ke arah depan dan mengambil microphone yang diserahkan kepadanya.

“Ekhem... Sebelumnya sorry nih ya! Gue belum hafal lagu WOODZ apalagi yang baru release kemarin... Soalnya gue cuma nemenin pacar gue doang kesini”Sejin buru-buru menunduk ketika Seungyoun berbicara hal tersebut di hadapan lebih dari 50 orang tersebut.

“Cieeee ka sejin! Enak banget ditemenin pacarnya!!!”

“Pantesan!! Aku cari temen-temen Ka Sejin engga ada, oh ternyata sama bodyguard pribadinyaaaa”

“Mauuu punya pacar yang dukung gitu jugaaaa”

“Pacarnya gatua WOODZ aja mau nemenin loh!!!”

Itu adalah suara-suara kecil yang Sejin dengar, membuat Sejin masih betah menunduk hingga alunan musik mulai berputar.

“Bukan lagu WOODZ nih!! Tapi korea juga kok hehehehe maaf kalo pelafalannya salah ya!!“ucap Seungyoun lagi yang membuat Sejin semakin menatap tidak percaya ke arah kekasihnya tersebut.

Jujur saat Seungyoun mulai bernyanyi, Sejin tidak mengetahui lagu apa yang dinyanyikan Seungyoun. Tetapi Sejin dapat mendengar beberapa orang disekitarnya ikut bernyanyi.

Marry Me 내 손 잡아줄래요 (will you take my hand?)

Marry Me 나와 평생 함께 할래요 (Will you spend the rest of your life with me?)

남은 나의 모든 삶. 오직 그대 남자로 살고 싶어요 (For the rest of my life, i want to be your man)

Marry Me darling 나와 결혼해줄래요 (Will you marry me?)

Sejin tau lirik yang baru Seungyoun nyanyikan, bagian itu tidak asing di telinganya. Sejin menatap Seungyoun yang sedang tersenyum kearahnya, tidak ada satupun orang yang sadar akan sikap berbeda yang ditunjukan Seungyoun saat ini kepada Sejin kecuali Sejin sendiri.

Hening adalah suasana yang tercipta setelah Seungyoun menyelesaikan lagunya yang mendapat tepukan tangan riuh satu ruangan. Sejin beberapa kali harus membuang nafasnya berat dan mengalihkan padangannya ke berbagai arah, menghindari bertatapan langsung.

“Kamu kok diem aja dari tadi, kenapa? Mau pulang aja?“tanya Seungyoun dan Sejin menggeleng.

“Sebentar ya! Aku kesana dulu mau minta poster”ucap Sejin kikuk dan meninggalkan Seungyoun sendirian di pojok ruangan. Bahkan hingga acara selesai, Sejin baru menghampiri Seungyoun kembali.

“Ayok pulang!!“ucap Sejin yang kemudian jalan lebih dulu di depan Seungyoun.

Sesekali Sejin melirik kearah Seungyoun, berharap lelaki disebelahnya mengeluarkan sebuah kata atau lebih baik sebuah kalimat yang panjang. Tetapi keadaan hening tetap tercipta hingga mobil Seungyoun berhenti di depan rumah Sejin.

“Makasih!“ucap Sejin sebelum keluar dari mobil Seungyoun, tetapi Sejin kembali berbalik untuk mengatakan sesuatu.

“Hati-hati dijalan! Kalo udah sampai rumah, kamu cari tau arti lirik lagu ini ya!!“ucap Sejin yang mendapat tatapan bingung Seungyoun.

Seungyoun menatap music player dihadapannya yang sedang memutarkan sebuah lagu korea pilihan Sejin, Tidak, Seungyoun tidak tau penyanyinya bahkan judulnya, yang Seungyoun tau ialah lagu tersebut dinyanyika duet antara penyanyi dan seorang rapper. Seungyoun tersenyum ketika mendengar dua kata yang ia ketahui artinya. Hanya dua kata tersebut.

(xposhie)