semestakapila

Rumah Baru.


Dohyon dan Wonyoung berlarian ke halaman depan rumah baru mereka saat Mas Seungyoun menghentikan laju mobilnya. Dek Sejin bahkan harus beberapa kali meneriaki anak mereka agar tidak berlarian.

“Ini rumah baru kita Bu?“tanya Dede yang kembali ke arah Dek Sejin dan memeluknya.

“Iyaaaa, gimana? Dede suka?“tanya Dek Sejin dan Dede mengangguk.

“Babaaaa!! Nanti ring basketnya disini kan?“tanya Dodo antusias yang membuat Dede kembali mengerucutkan bibirnya.

“Tenang! Ayunan Dede tetap akan Baba pasang di dalam kok!“ucap Mas Seungyoun sembari menguak rambut anak perempuannya.

“Hah? Kosong?“tanya Dodo saat Mas Seungyoun membuka pintu rumah mereka.

“Kan barangnya masih di apartment semua, sayang”ucap Dek Sejin menjelaskan.

“Wahhh kolam renang!!“Pandangan Dodo hilang fokus saat Mas Seungyoun membuka pintu halaman belakang.

“Kamar aku nanti dimana, Bu?“tanya Dede yang masih betah menggandeng tangan Dek Sejin.

“Hm... Disini, sebelahan sama kamar Abang ya?“ucap Dek Sejin sembari membuka pintu salah satu kamar.

“Wahhh aku sama Dodo pisah kamar?“tanya Dede antusias dan Dek Sejin mengangguk.

“Sssttt... Panggilnya abang ya sayang?“ucap Dek Sejin dan Dede mengangguk malu.

“Wahhh kamar aku!!“Dek Sejin dan Dede sempat terkejut kala Dodo sudah berada di kamar sebelah, membuat Mas Seungyoun tertawa.

“Terus kapan kita isi rumahnya?“tanya Dede penasaran.

“Pulang dari sini, nanti kita mampir ke tempat beli alat rumah tangga! Dede bisa pilih tempat tidur yang Dede mau”ucap Dek Sejin.

“Dodo juga boleh kannn?“tanya Dodo yang sudah memeluk Dek Sejin dari belakang.

“Boleh! Anak Baba boleh pilih dan desain kamarnya sendiri!!“ucap Mas Seungyoun kepada dua anaknya.

“Horeeee!!!“Dohyon dan Wonyoung bersorak gembira saat mendapatkan izin dari sang Baba.

(xposhie)

Jejak Pendapat.


Hai, terimakasih untuk kalian yang sudah mengikuti jajak pendapat untuk menentukan rumah baru kami! Malam ini saya dan Mas Seungyoun sengaja meluangkan waktu bersama Dodo dan Dede untuk memilih rumah baru kami!

“Baaaa, ini bagus kolam renangnya!!!“ucap Dede bersemangat ketika Mas Seungyoun memperlihatkan detail rumah satu persatu.

“Semuanya juga ada kolam renangnya kok, De! Liat yang lain dulu ya?“ucap Dek Sejin sambil mengusap rambut panjang sang anak.

“Loh Bubu udah liat rumahnya duluan?“tanya Dodo curiga dan Dek Sejin tersenyum kecil.

“Haha Bubu kan spesial jadi harus liat duluan!“ucap Mas Seungyoun yang berupaya mencairkan suasana.

“Bubu suka yang mana? Aku mau ikutin Bubu aja!!“ucap Dede yang langsung memeluk Bubu mungilnya tersebut.

“Hm... Bubu engga mau kasih tau! Dodo sama Dede pilih dulu sama kasih alasannya. Nanti Bubu sama Baba baru kasih tau pilihan kita”ucap Dek Sejin bersemangat.

“Baba sama Bubu pilih rumahnya beda?“kali ini Dodo yang bertanya.

“Hm.... rahasia!“ucap Mas Seungyoun pelan.

“Tapi.... kalo beda pilihan, kita ga pisah rumah kan?“tanya Dede sedih yang membuat Dek Sejin dan Mas Seungyoun tertawa.

“Engga kok sayang.... Makanya kita pilih dulu dan ambil suara terbanyak, gimana?“ucap Dek Sejin dan Dede mengangguk.

Dodo dan Dede pun kembali fokus dengan deretan gambar yang ditunjukan Mas Seungyoun malam itu. Sesekali mereka berceloteh tentang hal yang akan mereka lakukan dan sediakan dirumah baru.

“Disini aku boleh taroh ayunan?“tanya Dede sambil menunjuk halaman luas sebelah rumah dan Dek Sejin mengangguk.

“Baaa! Pasang ring basket ya? Nanti kita adu basket!!“kali ini Dodo yang antusias.

“Ihhh Dodo! Nanti kalo aku lagi main ayunan terus kena bola basket gimana?“Dede mengerucutkan bibirnya merajuk.

“Paling kepala kamu benjol segeda bola pingpong”ucap Dodo santai yang menyebabkan Dede semakin mengerucutkan bibirnya.

“Bubuuuu.... Masa gitu....“ucap Dede yang memeluk Dek Sejin sambil menahan tangisnya.

“Hm... Gimana kalo ayunannya ditaruh disini? Jadi nanti Dede main ayunan sambil nemenin Bubu masak?“tanya Dek Sejin memberikan ide yang membuat Dede kembali tersenyum.

“Oke!! Boleh pasang tenda yang kemarin jugaaa?“tanya Dede gemas yang membuat kedua orang tuanya tersenyum

“Hm... Kalo tenda dikamar Dede aja gimana? Jadi Dede bisa kemah dalam kamar?“kali ini Mas Seungyoun memberikan ide dan Dede kembali mengangguk antusias.

Keluarga kecil tersebut kembali fokus dengan calon rumah mereka.

“Oke! Udah puas liat rumahnya? Sekarang Baba mau tanya... Dodo sama Dede suka rumah berapa?“Mas Seungyoun menjauhkan gambar-gambar tersebut dan menatap kedua anaknya yang sedang berfikir keras.

“Dede suka dua.... Tapi mau kolam renang kayak rumah satu”ucap Dede bingung.

“Rumah tiga keren, Ba! Tapi Dodo juga suka kolam renang rumah satu”kali ini Dodo berucap sambil sesekali menggerakan kepalanya.

“Hm.... Gimana kalo Dodo sama Dede tutup mata? Buat milih rumah yang kalian mau?“tanya Dek Sejin yang membuat Mas Seungyoun tersenyum.

“Pilihnya satu rumah aja ya? Kalo Baba bilang rumah satu! Kalian angkat tangan kalo setuju....“ucap Mas Seungyoun.

“Berarti aku ga usah angkat tangan kalo ga suka rumahnya?“tanya Dodo dan Dek Sejin mengangguk.

Dodo dan Dede pun memejamkan matanya. Mas Seungyoun dan Dek Sejin tersenyum kala melihat kedua anaknua antusias.

“Oke, Selesai!!! Dodo sama Dede boleh buka matanya lagi”ucap Dek Sejin setelah sesi pengambilan suara tersebut.

“Rumah berapa Baaa?”

“Yang kepilih rumah ke berapa Buuu?”

Dodo dan Dede antusias menanyakan rumah nomer berapa yang kepilih, membuat Dek sejin tersenyum melihatnya.

“Hm... Rahasia! Besok Baba ajak kalian ke rumah yang kepilih!!!“ucap Mas Seungyoun meledek.

“Ahhh Baba!!! Ayokkk kasih tau aku duluuuu”ucap Dodo yang mulai memanjat tubuh Mas Seungyoun.

“Bubuuuu kasih tau akuuuu”kali ini Dede membujuk Dek Sejin.

Malam itu Dek Sejin dan Mas Seungyoun tertawa dan tetap merahasiakan calon rumah mereka kepada kedua anaknya.

(xposhie)

A reason.


Tepat setelah pintu ruangan tersebut tertutup, Byungchan menangis. Ia terduduk dilantai kamar yang dingin. Seungwoo beberapa kali mencoba memeluk Byungchan tetapi uluran tangannya selalu di tepis oleh Byungchan.

“Maafin aku... AKu yang selalu sibuk sama kerjaan... Aku yang cuma mikirin kerjaan aku tanpa tau kalo kamu kesepian...“Seungwoo kembali meminta maaf.

“Maafin aku... Aku yang selalu berfikir kamu bahagia sama temen-temen kamu, tanpa aku tau bahwa kamu sebenernya juga kesepian karena kita jarang ketemu....“Seungwoo kembali melanjutkan.

“Chan.... Ini bukan salah kamu.... Ini sepenuhnya salah aku... Udah ya?“ucap Seungwoo yang akhirnya berhasil mengusap puncak kepala Byungchan.

“Aku salah karena nyembunyiin identitas aku... Aku salah karena engga jujur dari awal....“ucap Seungwoo yang sudah mendekap erat tubuh Byungchan.

“Maaf....“ucap Seungwoo lagi.

Byungchan masih menangis, Ia tidak marah kepada Seungwoo. Ia marah kepada dirinya sendiri, sama seperti Seungwoo yang juga marah kepada dirinya sendiri. Ketidak jujuran keduanya sedari awal, membuat kebenaran malam tersebut terasa berat untuk mereka terima.

Seungwoo tau ia salah, karena sejak awal ia tidak mengakui dirinya sendiri di depan Byungchan dan justru memperkenalkan dirinya sebagai Woochan. Byungchan juga tau ia salah, karena saat bertemu Woochan malam itu, Byungchan sebenarnya sudah mengkhianati kepercayaan Seungwoo.

“Sssttt... Chan... Udah ya? Nanti kamu sakit kalo kebanyakan nangis”ucap Seungwoo yang merenggangkan pelukannya dan menghapus air mata Byungchan.

“Kamu mau pulang atau masih mau disini?“ucap Seungwoo lembut dan Byungchan menggeleng. Karena jelas, ia tidak mau kembali mengingat apa yang ia lakukan bersama Woochan karena itu menyakitkannya.


“Kamu pulang aja ka, aku lagi mau sendiri...“ucap Byungchan pelan. Seungwoo berdiri di depan pintu kamar Byungchan, tidak berani melanjutkan langkahnya saat kekasihnya mengatakan hal tersebut.

“Kamu istirahat ya sayang? Besok aku kesini lagi...“ucap Seungwoo lagi sebelum akhirnya Byungchan menutup pintu kamarnya, pelan.

(xposhie)

Sebuah Akhir.


Byungchan menatap seseorang lelaki yang tidak lebih tinggi darinya berdiri di sebelahnya. Senyum miring Byungchan tunjukan sebelum dirinya berbalik dan menatap dereta botol alkohol dihadapannya dan memesan satu botol khusus untuknya. Lelaki tersebut masih berdiri menatap Byungchan tanpa sedikitpun pergerakan.

“Boss, minum?“ucapa seorang karyawan tetapi lelaki tersebut menggeleng dan memilih duduk dibangku tinggi tepat disebelah Byungchan.

Gelas demi gelas bahkan botol demi botol sudah Byungchan habiskan bahkan tanpa jeda sedikitpun. Wajahnya sudah memerah bagaikan tomat, tetapi tangannya masih sibuk menuang cairan alkohol tersebut ke gelas yang sudah kosong dihadapannya.

“Chan... Udah, stop....“Lelaki tersebut menahan pergerakan tangan Byungchan tetapi Byungchan menepisnya dan melanjutkan apa yang sebelumnya ia lakukan.

Lelaki dengan setelah jas rapih tersebut, memerintahkan seorang karyawan untuk mengumpulkan botol-botol kosong dihadapan Byungchan. Lelaki itu Seungwoo, bukan Woochan, terlihat dari bagaimana ia menggunakan setelan jasnya malam itu.

“Aku engga pernah bilang ke kamu deh ka kayanya kalo aku disini ha ha ha, hebat ya kamu bisa tiba-tiba ada disini...“ucap Byungchan sarkas.

“Kamu mau ngapain? Mau ngetawain pacar kamu ini yang selalu ngerasa punya dua pacar? Padahal....? Ha ha ha Byungchan emang bego dari dulu”ucap Byungchan lagi sebelum menyesap kembali minumannya.

“Maaf....“ucap Seungwoo teramat pelan sambil mengambil gelas ditangan Byungchan dan mentandaskan isinya.

“Maafin aku....“ucap Seungwoo lagi dan Byungchan kembali menunjukan senyum miringnya.

“Ha ha ha ha.... Kenapa kamu minta maaf sama aku, ka? Bukannya kamu harusnya marah-marah sama aku? Marah-marah karena aku selingkuh dibelakang aku? Marah sama aku karena aku tidur sama orang lain? Bukannya seharusnya gitu?“ucap Byungchan sambil menahan emosinya yang semakin memuncak.

“Kita omongin ini di tempat biasa ya? Jangan disini....“ucap Seungwoo yang bangkit dari duduknya, membuat Byungchan menoleh dan menatapnya.

“Tempat biasa? Apa yang kamu tau tentang tempat biasa ka?“ucap Byungcah dengan suara rendah.

“Chan.... Please? AKu jelasin semuanya....“ucap Seungwoo yang mengusap pipi kekasih dihadapannya. Byungchan menarik nafasnya panjang sebelum berbalik dan berjalan ke tempat biasa yang dimaksud Seungwoo.

(xposhie)

A Date.


Jinhyuk menarik pelan tangan Wonwoo, berjalan menjauhi kantin dan keluar dari daerah kampus mereka berdua. Wonwoo diam selama dikantin bukan karena kondisinya yang sedang unmood tetapi karena ia harus menjaga sikap agar orang-orang tidak mencurigainya.

“Yuk, Seok!“Wonwoo masih sibuk melihat jejeran es krim dalam etalase saat tangan Jinhyuk kembali menariknya pelan.

“Aku pesenin yang biasa, engga apa-apa kan?“tanya Jinhyuk dan Wonwoo mengangguk.

“Gue beneran engga percaya kalo mereka cuma temenan aja....”

Wonwoo menatap sosok lelaki jangkung dihadapannya. Tampan? Jelas. Jinhyuk adalah salah satu lelaki populer di fakultasnya.

“Jadi gini kalo punya pacar seumuran? Beneran diperhatiin?

Wonwoo tersenyum tanpa sadar, membuat Jinhyuk menatapnya bingung.

“Kalo bete terus mau makan es krim bilang dong! Biasa juga langsung minta ke aku”ucap Jinhyuk sambil tersenyum ke arah Wonwoo.

“Kamu akhir-akhir ini banyak pikiran ya? Tumben diem aja dari tadi”ucap Jinhyuk lagi sambil sesekali menyesap es krim dihadapannya.

“Hah? Ah engga kok! Hehe”Wonwoo tertawa kikuk.

“Kenapa? Masih mau punya pacar berondong?“Wonwoo tersedak saat Jinhyuk mengatakan hal tersebut.

“Lagian aneh aja sih! Mau pacaran kok sama berondong”ucap Jinhyuk lagi sambil memberikan sebuah botol air mineral ke arah Wonwoo.

“Maaf ya....“ucap Wonwoo pelan.

“Kenapa minta maaf sama aku? Karena aku engga lebih muda dari kamu?“Jinhyuk tertawa. Mentertawakan kalimat yang ia ucapkan.

“Seok.... Rasa sayang kan engga bisa dipaksain. Aku udah pernah bilang kan? Aku suka sama kamu. Tapi aku ga mau maksa kamu buat suka sama aku juga”Lagi, ucapan Jinhyuk membuat Wonwoo tersedak.

“Hah? Jadi cinta bertepuk sebelah tangan? Wooseok nyia-nyiain cowok kayak gini?

“Kamu kenapa sih? Dari tadi keselek mulu?“ucap Jinhyuk bingung.

“Hehe ini kacangnya belum aku kunyah, udah ketelen...“ucap Wonwoo berdalih.

Setelah menyelesaikan suapan es krim masing-masing, Jinhyuk mengajak Wonwok pergi ke sebuah arena permainan.

“Biar kamu engga terlalu stress!!“ucap Jinhyuk yang mengusak rambut Wonwoo karena gemas.

“Wonwoo... Please jangan baper! Dia nganggep lo Wooseok dan bukan Wonwoo...”


“Yanggg nonton yuk! Mumpung besok libur”Wooseom menoleh dan mendapati Mingyu yang sudah menyelesaikan permainan online nya bersama teman-temannya.

“Nonton apaan?“tanya Wooseom yang berusaha bersikap senormal mungkin.

“Apa aja yang ada di bioskop. Kita juga biasanya engga nonton filmnya kok! Cuma butuh tempat berduaan kan?“ucap Mingyu tertawa.

“Hah? Bukannya berduaan bisa dikosan? Atau kafe gitu?”

Wooseok mengerjapkan matanya beberapa kali, hingga ia tidak sadar jika Mingyu sudah memanggilnya sejak tadi.

“Ini kode booking tiketnya! Aku mau ke toilet dulu”

Sesampainya di bioskop, Mingyu berlari ke arah kamar mandi untuk mentuntaskan hajatnya sedangkan Wooseok berjalan pelan ke arah dimana ticket box berada.

“Hah? Couple seat? Gue sama Jinhyuk emang sering nonton berdua.... Tapi ga pernah nonton di couple seat gini...”

Tanpa Wooseok sadari, wajahnya bersemu merah ketika membayangkan bahwa ia dan Mingyu akan berada pada sebuah kursi pasangan di dalam bioskop.

Wooseok dan Mingyu hanya perlu menunggu sepuluh menit hingga mereka bisa masuk ke studio dan duduk di depan layar raksasa tersebut. Mingyu dengan santai duduk di salah satu sisi kursi dan Wooseok mengikuti disebelahnya.

Beberapa kali Wooseok harus menetralkan detak jantungnya karena jaraknya dan Mingyu yang terlampau dekat, bahkan Mingyu bersandar padanya saat lampu bioskop sudab mulai diredupkan.

“Kamu kenapa sih yang? Tegang amat? Kedinginan?“tanya Mingyu dan Wooseok menggeleng.

Mingyu pun membuka jaketnya untuk ia sampirkan di pundak sang kekasih. Selanjutnya, Mingyu melingkarkan lengannya dipinggang Wooseok dan membuat tubuh mereka semakin dekat.

“Yang....“Tiba-tiba Mingyu berbisik dengan suara rendah dan Wooseok menoleh.

Wooseok membulatkan matanya saat bibir Mingyu menyapu bibirnya. Bukan, saat Mingyu menyatukan bibirnya dan Wonwoo dimana diri Wooseok berada.

Lampu bioskop yang redup serta jarak antar kursi yang berjauhan membuat Mingyu leluasa mencium bahkan melumat bibir kekasihnya tersebut.

“Hehe aku mau bobo dulu!!!“Mingyu dengan santainya menyandarkan dirinya pada dada Wooseok setelah ciuman tersebut berakhir. Meninggalkan wooseok dalam keterkejutan.

(xposhie)

Hujan.

tw: slight of mature content


Yohan menatap ke jendela, hujan sudab turun selama setengah jam dan suhu ruangan juga sudah semakin turun membuat Yohan harus menyembunyikan dirinya di dalam selimut.

“Vin.... masih banyak?“Yuvin menoleh dan mendapat kekasihnya sedang merajuk dari bawah selimut.

“Hm? Dikit lagi kok. Mungkin setengah jam lagi”ucap Yuvin yang kembali memfokuskan dirinya pada laptop dihadapannya.

Yohan mengerucurkan bibirnya. Ia kembali berkutat pada ponselnya, menunggu sang kekasih dengan pekerjaannya.

“Vin... udah setengah jam...“ucap Yohan lagi yang sedikit memunculkan wajahnya dari dalam selimut.

“Sebentar lagi ya, Yo. Kamu kalo ngantuk tidur duluan aja”ucap Yuvin tanpa menoleh ke arah Yohan.

“Tapi dingin....“ucap Yohan lagi.

“Hm? Mau aku matiin aja ACnya? Dingin banget ya?“ucap Yuvin panik sambil mencari letak remote pendingin ruangannya.

“Engga usahhhh, mau kamu...“ucap Yohan pelan.

“Hm... Bentar lagi ya sayang? Nanti aku nyusul tidurnya”ucap Yuvin tersenyum.

“Vinhhh.... Dinginnnhhh...“suara Yohan merendah, berharap kekasihnya memperhatikannya.

Yuvin terdiam. Jarinya masih sibuk mengetikan sesuatu pada laptopnya. Sedikit mengabaikan Yohan yang terus merajuk.

“Vinhhh... Please....“ucap Yohan seduktif.

Yuvin menghela nafas panjang sebelum berbalik dan mendapati Yohan dengan wajah memerah.

“Kamu kenapa? Kok mukanya merah?“tanya Yuvin panik.

“Dinginhhh....“ucap Yohan dengan suara terlampau rendah.

“Kamu.... Tapi, engga demam kok...“ucap Yuvin sembari memeriksa kening Yohan.

“Mauuu kamu...“ucap Yohan lagi. Detik selanjutnya, Yohan sudah menyatukan bibirnya dengan bibir Yuvin dalam sebuah pangutan panjang.


“Ahhh.... Udahhh....“ucap Yohan mendesah dibawah Yuvin karena nikmat yang ia terima.

“Nghhh... Aku belum keluarrrr...“ucap Yuvin yang menambah kecepatan pergerakan pinggangnya.

“Nghhhh.... Vinhhhh....“ucap Yohan yang akan mencapai putih ketiga kalinya.

“Arghhh.... Sayang!! Nghhh.... Yo... Please jangan diketatin nghhh...“Yuvin mengerang frustasi karena kelakuan kekasihnya.

Menit berikutnya, Yohan dan Yuvin sampai pada puncaknya. Yohan untuk ketiga kalinya dam Yuvin untuk pertama kalinya.

“Capek?“tanya Yuvin yang sudah membawa Yohan dalam dekapannya, Yohan mengangguk.

“Maaf ya... Kamu mancing banget soalnya...“ucap Yuvin yang mengusap keringat di kening kekasihnya.

“Kamu dipancing sekali susah banget, sekalinya kena pancing engga mau berenti...“ucap Yohan pelan dan Yuvin terkekeh.

“Ya makanya jangan suka mancing aku, nanti bahaya!“Yuvin berucap sambil memejamkan matanya. Mengabaikan pekerjaan yang masih menunggu, Yuvin memeluk Yohan dan tertidur setelah kegiatan panas yang mereka lakukan. Hujan yang masih turun, tidak membuat mereka kedinginan malam itu.

(xposhie)

Penyesuaian.


Wonwoo berusaha bersikap senormal mungkin, walaupun ia tidak tau normal bagi seorang Kim Wooseok itu seperti apa. Setelah membukakan pintu untuk Jinhyuk dan mempersilahkan masuk, Wonwoo berjalan kearah dapur berniat membuatkan secangkir minuman untuk Jinhyuk.

“Hm... Dia sukanya apaan ya? Cola? Masih pagi. Teh? Kayanya dia bukan tipikal orang yang minum teh pagi-pagi deh”

Di depan counter dapur mini miliknya, Wonwoo terdiam. Melihat berbagai macam jenis minuman yang dapat diseduh oleh Wooseok. Ia melirik kearah kulkas kecil dan membukanya, ada beberapa kaleng soda, beberapa botol Jus dan bir.

“Seok, kamu ngapain?“Panggilan Jinhyuk membuat Wonwoo tersentak dan terdiam, ia hampir saja menjatuhkan sebuah botol jus jeruk di tangannya. Iya, Wonwoo adalah Wooseok kali ini jadi ia harus membiasakan diri dengan panggilan tersebut.

“Hah? Ngambilin kamu minum”ucap Wonwoo tersenyum kikuk kearah Jinhyuk sambil memperlihatkan dua buah botol jus ditangannya. Wajah Jinhyuk terlihat bingung, membuat Wonwoo merutuki sikapnya.

“Mampus! Gue kayanya salah ya? Apa Jinhyuk engga suka Jus?”

Wonwoo menghirup oksigen banyak-banyak, membuat dirinya untuk bersikap dengan normal kembali. Ia pun berjalan dan menyerahkan botol jus kepada Jinhyuk serta duduk di samping Jinhyuk, di sebuah karpet lembut dilantai.

“Hm? Tumben? Biasanya kalo aku ke kosan tuh kamu langsung naik kasur lagi. Bodo amat aku mau ngapain yang penting kamu lanjut tidu lagir”ucap Jinhyuk terkekeh. Wonwoo mengerjapkan matanya beberapa kali.

“Ya, pantesan dia bingung. Sikap gue beda dari biasanya”

Wonwoo menarik-narik ujung piyama yang ia kenakan. Wooseok jauh lebih kecil dari dirinya, membuat Wonwoo merasa mungil duduk disebelah Jinhyuk. Tidak lama Wonwoo tersenyum simpul.

“Gue mau punya pacar dewasa terus tiba-tiba gue ada di badan Wooseok. Ini Tuhan beneran ngasih gue kesempatan?”

“Tapi Mingyu gimana? Pagi ini dia ada Ujian....”

Wonwoo melirik kearah jam dinding yang sudah menunjukan pukul delapan, dimana itu menandakan Mingyu seharusnya sudah berada di kelasnya.

“Seok? Wooseok? Kamu masih pusing, hm?“tanya Jinhyuk yang tiba-tiba menyentuk kening Wonwoo yang membuat Wonwoo sedikit menjauhkan wajahnya dari tangan Jinhyuk.

“Hm... Aku mandi dulu ya?“ucap Wonwoo yang kemudian bangkit dari duduknya.

“Seok... Kamu mandi engga bawa handuk?“tanya Jinhyuk yang membuat WOnwoo menggigit bibirnya.

“Ah iya lupa!!“ucap Wonwoo tersenyum kikuk.

“Kok aneh? DIa biasanya sewot kalo gue dateng pagi-pagi gangguin tidurnya? Ini kok malah ngambilin gue minum? Terus.... sikapnya juga agak beda? Masa karena efek pusing kemaren?”

Jinhyuk terdiam, menatap pintu kamar mandi yang sudha tertutup tersebut.


Wooseok tersenyum keluar dari kamar kecil milik Wonwoo, menghampiri laki-laki super tinggi yang sudah duduk di motornya. Mingyu tidak terlihat begitu tinggi seperti saat mereka berpapasan, karena kali ini Wooseok ada di dalam tubuh Wonwoo.

“Ayooo buruan!! Aku hari ini ada ujian jam delapan!!!“Wooseok mengerjapkan matanya beberapa kali dan melihat ponselnya, jam delapan kurang tiga puluh menit.

“Ha? Apa mungkin alarm tadi buat bangunin Mingyu?”

Wooseok hampir saja terjatuh karena tangannya ditarik pelan oleh Mingyu.

“Ayoookkk yang!!!“ucap Mingyu lagi yang membuat wajah Wooseok bersemu merah.

“Please, aku mau ngebut!! Jangan protes ya kali ini? Soalnya kamu tadi engga bangunin aku sih”ucap Mingyu yang mulai menyalakan mesin motornya.

“Pegangan yang kenceng! Kamu kurus nanti kebawa angin”ucap Mingyu lagi lalu menarik tangan Wooseok agar melingkar di pinggangnya dan Wooseok tersneyum kecil.

“Oh ini rasanya punya pacar lebih muda? Seru juga”Wooseok pun kembali tersenyum dan mengeratkan pegangannya di pinggang Mingyu.

“Sampai ketemu dikantin!! Aku kelas duluuuu”Mingyu mengusak rambut Wooseok sebelum berlari menuju kelasnya.

Wooseok duduk dikantin seorang diri, dirinya tidak bisa mengakses ponsel Wonwoo karena ia sendiri tidak tau PIN dari ponsel tersebut. Sesekali Wooseok menghela nafas berat karena bosan.

“Sayangggg!! Aku chat kok engga dibales?“Wooseok menoleh dan menampilkan senyum terbaiknya.

“Ulang tahun kamu kapan?“pertanyaan pertama Wooseok membuat MIngyu bingung. Tetapi, walupun bingung, Mingyu tetap memberitahu kapan ulang tahunnya. Wooseok pun berhasil membuka PIN ponsel Wonwoo.

“Aku mau mabar bentar ya!!“ucap Mingyu yang mengeluarkan ponselnya dan memulai game online kesukannya dan Wooseok mengangguk santai.

“Kamu hari ini lagi seneng banget yaaa? Senyum mulu dari tadi! Aku telat juga kamu engga marah-marah terus aku main game kamu juga engga protes”ucap Mingyu yang pandangannya maish fokus dengan ponsel di gengamannya.

“Hah? Engga kok biasa aja hehe”Wooseok tertawa kaku, lalu fokusnya tersita kesebuah meja yang terletak di sebrangnya.

“Ah! Pasti Wonwoo ada dibadan gue!!”

Tanpa berfikir panjang, Wooseok bangkit dan berjalan kearah meja dimana Wonwoo berada.

“Misi... Pinjem Wooseoknya bentar ya!!“Wooseok menarik paksa tangan Wonwoo yang duduk diam disebalah Jinhyuk.

“Hah? Sejak kapan Wooseok kenal Woonwoo?”

“Ada urusan apaan deh? Bukannya mereka ga pernah ngobrol?”

“Kalo ngomongin tugas kan engga mungkin ya? Kita beda jurusan cuy!!”

Wooseok mendengar celotehan teman-temannya tersbeut, tetapi kakinya terus melangkah dengan tangan yang masih menarik Wonwoo dibelakangnya.

“Gyu! Cowok lo kenal Ka Wooseok?”

Mingyu yang masih fokus dengan ponselnya itu menatap kekasihnya yang berjalan keluar kantin. Mingyu bingung, tetapi game online maish lebih penting baginya sata ini.

“Gyu!!! Musuh belakang lo mampus!!!!”

(xposhie)

Attention Seeker.


Sejin menepuk keningnya pelan kala Wooseok meneriaki namanya dari dalam rumah. Malam itu, Sejin dan beberapa temannya memang berniat mengadakan BBQ Party di halaman belakang rumah Seungyoun.

“Kok bisa?“Sejin membulatkan matanya ketika melihat sebuah botol saus tergeletak hancur dan pecah di lantai. Seungyoun tersenyum ke arah Sejin.

“Kamu.... Kan udah aku bilang jangan kebanyakan bercanda”ucap Sejin yang berjongkok berniat membersihkan kekacauan yang dilakukan kekasihnya.

“Udah engga usah Jin, Jinhyuk lagi ambil sapu sama kain pel”ucap Wooseok.

“Kamu ikut aku! Urusin yang diluar aja”ucap Sejin menarik tangan kekasihnya.

Sejin pun memerintahkan Seungyoun memasang sebuah tenda kecil di halaman sedangkan Sejin kembali sibuk memotong. Sesekali Sejin melirik, melihat kekasihnya yang sudah membuat kesalahan beberapa kali hari ini.

Dimulai dari bangun tidur, kala Seungyoun lupa membawa handuknya. Lalu sarapan, saat Seungyoun tanpa sengaja menyentuh sebuah penggorengan panas. Dilanjutkan saat sesi berbelanja, saat tanpa sengaja Seungyoun meninggalkan dompetnya dirumah.

“Banyak tingkah banget laki lo hari ini”ucap Yohan menyenggol lengan Sejin.

“Biasa... Dia kalo lagi mau banyak tamu suka begitu”ucap Sejin pelan.

“Cari perhatian, karena dia tau kalo lagi rame pasti lo suka lupa sama dia atau sedikit engga merhatiin dia”kali ini Seungwoo yang berucap sambil membawa beberapa tikar ke halaman.

“SEUNGYOUN!!!!!!!“Sejin menoleh ketika Byungchan meneriaki nama lelaki yang sudah tinggal bersamanya setahun terakhir tersebut.

“Sejin!!! Seungyoun masa matahin tiang tendaaaa”Sejin menghela nafas berat ketika mendengar penjelasan Byungchan dari jauh.

“Kalo cari perhatian, engga gini juga caranya!!!“ucap Sejin kepada dirinya sendiri lalu menghampiri Seungyoun.

“Di gudang ada cadangan, Chan. Coba pake yang itu dulu ya”ucap Sejin yang kembali menarik tangan Seungyoun.

“Han, gantian sama Seungyoun ya?“ucap Sejin memohon dan Yohan mengangguk setuju. Akhirnya Seungyoun ikut membantu Sejin memotong.

“Aw!“Lima belas detik yang diperluka Seungyoun hingga akhirnya ia melukai dirinya sendiri.

Sejin menarik tangan Seungyoun kembali masuk kerumah, mencuci luka Seungyoun dengan air mengalir sebelum akhirnya ia membawa Seungyoun ke kamar untuk mengobati lukanya.

“Kamu kenapa hari ini?“tanya Sejin yang sesekali meniup-niup luka Seungyoun.

“Aku? Kenapa emang?“Pertanyaan Seungyoun membuat Sejin menceritakan semua kejadian dari pagi hingga siang.

“Padahal aku engga ngerasa lagi cari perhatian kamu...“ucap Seungyoun bingung.

“Kamu engga ngerasa, soalnya alam bawah sadar kamu itu yang ngelakuin”ucap Sejin mengusak rambut Seungyoun.

“Engga perlu cari perhatian. Engga perlu selalu mau jadi pusat perhatian, karena disini ada aku yang bakal selalu merhatiin kamu”ucap Sejin yang kali ini mengusap pipi Seungyoun.

“Dunia aku itu udah berpusat sama kamu. Seluruh perhatian aku udah otomatis tersedot sama kamu sayang...“ucap Sejin lembut.

“Engga usah takut perhatian aku terbagi atau apapun itu, yang lain engga akan menang kalo lawan Cho Seungyoun!!“ucap Sejin mencubit pipi Seungyoun, membuat Seungyoun mengerucutkan bibirnya.

“Balik lagi yuk bantu yang lain? Tapi please, jangan cari perhatian aku lagi? Soalnya nanti aku malahan yang engga fokus”ucap Sejin yang kali ini mengercutkan bibirnya dan membuat Seungyoun mengangguk.

(xposhie)

Lembur.


Sejin menghempaskan tubuhnya malas keatas sofa yang terletak di ruang kerja pribadi milik Seungyoun. Setidaknya sudah dua jam Sejin menunggu tunangannya merampungkan pekerjaannya, tetapi selama dua jam itu pula Sejin harus puas dengan ucapan “Sebentar lagi ya sayang, sebentar lagi selesai!”.

Jam menunjukkan hampir pukul sembilan malam, ketika Sejin memilih bangun dari posisi berbaringnya di sofa. Waktu makan malam sudah lewat dua jam, itu tandanya Sejin serta Seungyoun melewatkan makan malam mereka. Seungyoun dan sejuta kesibukannya terkadang membuat Sejin marah, tetapi juga kasihan disaat bersamaan.

“Temen kamu yang lain engga ada yang bisa bantuin?“tanya Sejin pelan, melihat Seungyoun yang masih fokus dengan Personal Computer miliknya yang terangnya mengalahkan lampur perkantoran yang sebagian besar sudah menyala. Seungyoun menggeleng seraya mengetikkan sesuatu yang entah apa itu juga Sejin tidak perduli.

“Minggu depan aku udah mulai cuti. Lima belas hari itu engga sebentar, jadi aku harus selesaiin kerjaan aku dulu. Seengganya honeymoon kita ga akan ke ganggu”ucapan honey moon yang keluar dengan lancar dari bibir Seungyoun membuat wajah Sejin memerah.

Minggu depan atau lima hari lagi lebih tepatnya, Seungyoun mengajukan cuti untuk melangsungkan pernikahannya dengan Sejin. Setelah menikah, Seungyoun berniat membawa Sejin pergi honey moon seperti pasangan pada umumnya. Hal tersebut yang membuat wajah Sejin bersemu merah seperti saat ini.

“Kamu udah makan? Oh My God! Pasti belum makan kan? Kenapa engga bilang aku? Kamu mau pesan apa? Ayam? Atau jjajjangmyeon?“Seungyoun berucap panik seraya mencari ponsel pintarnya yang tersembunyi dibalik dokumennya yang berserakan.

Seungyoun merenggangkan tubuhnya sejenak sambil mencari nomor yang biasa hubungi untuk memesan makanan cepat saji, sedangkan Sejin santai melihat ke kaca besar yang terletak tepat di belakang meja Seungyoun berada. Dibawah sana, jalanan masih cenderung ramai terbukti dari sayup-sayup bunyi klakson yang bersautan.

“Aku udah pesenin jjajjangmyeon buat kamu. Mungkin dua puluh menit lagi sampai, engga apa-apa kan?“Seungyoun memutar kursinya, menatap Sejin yang sedang terpukau dengan kerlap kerlip lampu gedung bertingkat.

“Kamu engga pesen sekalian? Kamu kan juga belum makan?“Sejin pun berbalik dan menatap tunangan workaholic dihadapannya. Seungyoun mengangguk, menandakan bahwa ia juga memesan makanan untuk dirinya sendiri.

Seungyoun menarik nafas panjang sebelum merentangkan tangannya, memberikan isyarat kepada Sejin agar masuk ke dalam dekapannya. Sejin tersenyum singkat sebelum masuk ke dalam dekapan Seungyoun. Seungyoun dengan segera melingkarkan tangannya dipinggang ramping Sejin dan mengusak wajahnya di perut yang terbungkus kaus serta sweater tersebut.

“Maaf yaaaa, harusnya malem ini kita makan malem yang proper eh malah kamu nemenin aku lembur*ucap Seungyoun pelan. Sejin mengusap rambut Seungyoun memberikan kenyamanan kepada lelaki yang sudah bekerja keras tersebut.

“Kerjaannya masih banyak?“tanya Sejin tetapi Seungyoun hanya diam saja.

“Engga bisa diselesaiin besok aja? Kamu kalo diforsir gini nanti sakit”ucap Sejin lagi yang masih betah mengusap rambut Seungyoun.

“Ini aku lagi isi daya lagi! Habis ini pasti energi aku full lagi”ucap Seungyoun yang semakin mengeratkan pelukannya kepada lelaki yang berdiri dihadapannya. Sejin pun menurut dan membiarkan Seungyoun memeluknya seperti itu hingga telfon genggam Seungyoun berdering.

“Aku ambil makanan ke bawah dulu!“ucap Seungyoun yang mencuri satu kecupan di pipi Sejin, sedikit membuat Sejin terkejut. Sejin pun menyiapkan tempat untuknya dan Seungyoun.

Sejin memilih mengambil minum yang ada di kulkas mini dekat meja kerja Seungyoun, ketika Seungyoun membuka bungkus makan malam mereka. Sejin berbalik dan menemukan Seungyoun sedang melonggarkan dasi yang ia kenakan dan menggulung lengan kemejanya. Sejin sering melihat penampilan Seungyoun seperti itu, tetapi tidak pernah melihat Seungyoun melakukan hal tersebut langsung di depan matanya.

“Jin? Lee Sejin? Sayang?“Sejin tersentak kala Seungyoun memanggil namanya. Setelah merasa dirinya lebih tenang, Sejin pun melangkah ke sofa panjang tersebut dan memberikan sebuah kaleng kola kepada Seungyoun.

“Engga bir ya! Kamu pulang harus nyetir”ucap Sejin ketika melihat tatapan kecewa Seungyoun saat menerima sekaleng soda. Seungyoun pun tersenyum kearah Sejin yang menatapnya tajam.

Seungyoun dan Sejin pun makan dalam diam. Tetapi sesekali Sejin melirik kearah tunangannya yang terkadang sibuk menarik lengan kemejanya yang turun berulang kali.

“Kesiniin tangan kamu”Sejin menghela nafas berat karena berulang kali melihat Seungyoun yang sibuk dengan lengan kemejanya. Sejin pun merapihkan lengan kemeja Seungyoun, melipatnya sampai batas siku dan menjamin tidak akan kembali turun seperti tadi.

“Makasih!!!“Sejin terkejut dan menoleh kala Seungyoun lagi-lagi mencuri satu kecupan di pipinya saat Sejin sedang fokus dengan lengan kemeja Seungyoun. Sejin mengerutkan keningnya, memberikan tanda bahwa ia tidak suka dengan kecupan mendadak Seungyoun. Tetapi, hal itu justru membuat Seungyoun gemas dan menangkup wajah Sejin dan memberikan kecupan diseluruh wajah Sejin hingga membuat Sejin berteriak histeris.

“Younnhhhh STOP ihhhh!!!“ucap Sejin berusaha melepaskan tangan Seungyoun dari wajahnya.

“Ihhh di bibir kamu ada saos jjajangmyeon ituuuu”teriakan Sejin kali ini behasil membuat Suengyoun menghentikan aksinya. Seungyoun pun berusaha menghaous sisa saos disekitar bibirnya dengan tangannya.

“Hah? Mana engga ada?“ucap Seungyoun yang kini mencoba menghapus saos dengan lidahnya dan hal itu membuat jantung Sejin kembali berdetak lebih cepat.

“Itu disitu ihhhh”ucap Sejin gemas karena Seungyoun yang masih belum bisa menghapus noda tersebut dari wajahnya.

“Lama!!!!“Sejin pun menarik dasi yang masih Seungyoun gunakan untuk mengikis jaraknya dan Seungyoun. Lalu menghapus noda saos tersebut dengan ibu jarinya.

“Selesai kan!!“ucap Sejin puas setelah menyesap sisa saos diujung jarinya, membuat Seungyoun menatap tunangannya tidak percaya.

“kenapa?“tanya Sejin bingung karena Seungyoun masih menatapnya lekat. Detik berikutnya Sejin kembali terkejut kala Seungyoun menarik tengkuknya mendekat dan mendaratkan bibirnya diatas bibir Sejin yang setengah terbuka.

Sejin beberapa kali mengedipkan matanya, mencerna apa yang sedang terjadi. Sejin akhirnya paham, ia pun menarik kembali dasi Seungyoun guna mengikis jarak mereka dan menempatkan dirinya diatas pangkuan Seungyoun. Kali ini Seungyoun yang terkejut dengan aksi tiba-tiba tunangan mungilnya.

Seungyoun bukanlah tipe pribadi yang lama mencerna situasi, disela-sela ciuman tersenyum Seungyoun tersebut sebelum melumat sedikit lebih kasar bibir tunangannya dan berhasil membuat Sejin mengeranga. Seungyoun memindahkan tangannya yang semula berada ditengkuk menjadi dipinggan Sejin, menempelkan tubuh ramping tersebut dengan tubuhnya.

Sejin pun begitu, ia mengalungkan tangannya di leher Seungyoun dengan jari jemari masuk ke dalam rambut Seungyoun yang sudha berantakan. Seungyoun bersandar pada sandaran sofa, mencari posisi yang nyaman untuk keduanya. Lumatan tersebut tidak berhenti bahkan semakin menjadi kala Sejin semakin merapatkan dirinya dengan Seungyoun.

“Nghhhh....“Sengyoun mengerang saat Sejin tanpa sengaja menekan titik sensitifnya dengan bokongnya. Lumatan tersebut terlepas, nafas keduanya beradu. Dada Sejin dan Seungyoun naik turun, menghirup oksigen di sekitar mereka. Seungyoun dan Sejin beradu tatap dengan nafas yang belum kembali normal.

Sejin kembali menarik tengkuk Seungyoun untuk kembali beradu pangut. Tubuhnya sengaja ia gerakan naik dan turun agar bergesekan dengan kejantanan Seungyoun yang lambat laun semakin menegang. Seungyoun kembali mengerang. Ia mengeratkan genggamannya dipinggang Sejin kala gerakan Sejin semakin menggila di pangkuannya.

Seungyounpun melingkarkan kembali tangannya di pinggang Sejin lalu mengangkat dan membaringkan Sejin di atas sofa, membuat ciuman mereka terputus. Nafas kedua semakin berat dengan beberapa bulir keringat dikening keduanya. Tatapan Sejin sayu menatap tunangan yang kini berada diatasnya. Tangan Sejin terulur, meraba dan mengusap kejantanan Seungyou yang masih rapih terbungkus celana bahan berwarna gelap tersebut.

“Nghhh...“Seungyoun menengadahkan kepalanya, merasakan sengatakan kecil karena sentuhan Sejin. Tanpa Seungyoun ketahui, Sejin tersenyum melihat tunangannya seperti itu. Detik berikutnya, tanpa meminta persetujuan Seungyoun, Sejin membuka ikat pinggang milik Seungyoun.

“Jin....“Seungyoun berupaya menghentikan tangan Sejin yang bergerak cepat.

“please...“ucap Sejin dengan tatapan sayu. Seungyou luluh. Ini kali pertama dirinya melihat Sejin seperti ini. Seungyoun pun bangun dari atas Sejin dan berjalan mengambil sesuatu dari laci mejanya.

“Jam sebelas biasanya security balik check ruangan”Sejin dan Seungyoun bersamaan melirik jam di dinding, jam seluluh lewat sepuluh. Waktu mereka kurang dari lima menit. Seungyoun kembali menghampiri Sejin yang sudah kembali duduk di sofa. Seungyoun membawa sebuah lotion ditangannya, membuat Sejin menegakkan duduknya.

Seungyoun membuka ikat pinggangnya, melanjutkan hal yang sudah dilakukan Sejin sebelumnya, Ia kembali duduk disebelah Sejin setelah membuka celana bahan serta dalamannya hingga sebatas lutut.

“No... Empat puluh tujuh menit lagi”ucap Seungyoun saat Sejin mendekatkan wajahnya dengan kejantanan Seungyoun. Sejin mendengus sebal, ia mengambil lotion dan membalurkannya ditangannya.

“Ahhhh....“Seungyoun kembali bersandar dan menengadahkan kepalanya saat tangan Sejin membungkus kejantanan tegaknya. Sejin bukan hanya membaluri kejantanan Seungyoun dengan lotion tetapi juga sedikit memijatnya.

“Nghhhh.... Jamnhhh Jinnhh...“ucap Seungyoun mengingatkan. Sejin pun melepaskan genggamannya pada kejantanan Seungyoun dan berupaya melepaskan celananya.

“Pelan-pelan aja, oke?“ucap Seungyoun saat melihat Sejin kesusahan melepas celananya sendiri. Seungyoun tersenyum kecil, melihat bagaimana Sejin bertingkah saat ini.

Sama seperti Seungyoun, Sejin juga hanya menurunkan celananya hanya sebatas sebatas lutut. Terburu-buru dan berantakan, Sejin kembali membaluri telapak tangannya dengan lotion.

“Ahhhh....“Sejin medesah kala dirinya memasukan jari pertamanya kelubang berkedutnya. Seungyoun tersenyum kecil melihat tunangannya menengadahkan kepalanya dan memejamkan mata.

“Mau aku bantuin?“ucap Seungyoun yang mengusap pelan paha Sejin yang sudah terbuka. Sejin menggeleng dengan dua jari yang pelan tapi pasti keluar masuk lubangnya. Sejin kembali membuka matanya dan menetralkan deru nafasnya.

Seungyoun menyamankan posisinya sebelum Sejin naik kembali ke pangkuannya. Celana yang dibuka hanya sebatas lutut, membuat pergerakan Sejin sedikit kewalahan.

“Engga mau dibuka semua aja, hm?“Seungyoun bertanya lembut sambil mengusap rambut Sejin tetapi Sejin menggeleng.

“Nanti engga keburu pakenya... AHHHH... Lagihhhh”Sejin berucap sambil berusaha memasukan kepala kejantanan Seungyoun kelubangnya.

Seungyoun mengusap punggung Sejin dari balik baju yang dikenakannya. Memberikan sensasi menenangkan yang sebenarnya menambah sensasi menggelitik bagi Sejin.

“Arghhhh.....“Seungyoun menggeram kala ujung kejantanannya langsung menyentuh titik terdalam milik Sejin.

“Tiga puluh sembilan menit”ucap Seungyoun yang berhasil membuat Seungyoun mendapat pukulan ringan di dadanya.

“Diem!!! Kamu bergerak, pleaseee”ucap Sejin yang sudah menjatuhkan kepalanya di pundak Seungyoun.

Seungyoun pun bergerak atas permintaan lelaki dipangkuannya. Dalam ruangan kerja tersebut, suara desahan dan geraman menggema. Bahkan suara kulit beradu sesekali terdengar diruangan tersebut.

“Jangan diketatinnn pleassseee”ucap seungyoun frustasi, karena lubang Sejin yang menyelimuti kejantanannya terlalu kencang.

“Ahhh... Punyaku kamuuu... hhhh”Sejin terbata, karena beberapa kali kejantanan Seungyoun menyentuh titik positifnya.

“Nghhhh.....”

“Ahhhh Younhhh mau keluarrr....“ucap Sejin mendesah ketika titik kenikmatannya sudah terlihat.

Seungyoun menggendong Sejin dan semakin menggerakan pinggangnya cepat. Sejin yang berada digendongan Seungyoun terhentak keatas. Kejantanan Seungyoun benar-benar menyentuh titik kenikmatan Sejin hingga membuat putih Sejin keluar mengotori baju mereka berdua.

“Nghhhh... Aku.... Arrrhhhhh....“Seungyoun menggeram saat putihnya sudah hampir tiba. Dia membaringkan Sejin di sofa, kembali menggerakan pinggangnya dengan posisi berbeda.

“Nghhh... Jinhhh... Please.... Shit!!!!“Sejin pusing dibuatnya, Seungyoun bergerak terlampau cepat diatasnya.

“AHHHHHH.....NGHHHHH...“Seungyoun pun menembakkan cairan putihnya di dalam Sejin, Pinggangnya masih bergerak, menuntaskan cairannya yang keluar terlampau banyak.

“Hhhh... Kamu ganti tiga posisi baru keluar... Hhhh”Sejin berucap sambil menetralkan nafasnya. Seungyoun limbung dan terjatuh di atas Sejin dengan kejantanan masih betah diliangnya.

“Younhhh.... Delapan menit lagi...“ucap Sejin menepuk pundak Seungyoun.

“Hhhh.... Capekkk”ucap Seungyoun mengerang dan terpaksa bangun dari posisinya.

“Maaf....“ucap Sejin yang mengusap wajah Seungyoun, Seungyoun pun mengeluarkan kejantanannya dari lubang Sejin, membuat cairan merembas keluar.

“Bentar ya, aku ambil tisu basah”ucap Seungyoun santai.

Seungyoun sudah kembali memakai celananya setelah membersihkan kejantanan dan bajunya dengan tisu ditangannya.

“Banyak banget... Maaf yaaa kotor”ucap Seungyoun lembut yang membuat Sejin tersenyum.

“Permisi! Pak Seungyoun!!”Sejin dan Seungyoun beradu tatap ketika mendengar seseorang diluar ruangan milik Seungyoun.

“Ah iya pak! Saya lembur, tapi sebentar lagi saya pulang”ucap Seungyoun tenang.

“Baik pak!”ucap security tersebut lagi.

“Dia engga denger kan?“ucap Sejin yang mulai merpaihkan pakaiannya dan Seungyoun mengangat kedua bahunya.

“Ruanganku engga kedap suara, jadi aku gatau!“ucap Seungyoun pelan.

“Seungyoun!!!!!“ucap Sejin panik yang membuat Seungyoun tertawa.

“Kita pulang aja ya? Kamu capek pasti. Aku beres-beres dulu!!“ucap Seungyoun.

“Hm... Kerjaan kamu?“tanya Sejin dan Seungyoun menoleh sambil tersenyum.

“Masih ada besok! Aku belum puas ngerjain kamu”ucap seungyoun santai yang membuat wajah Sejin memerah.

(xposhie)

Malam itu.


Seungwoo memapah Byungchan yang sudah tak sadarkan diri masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar yang biasa ia tempati bersama Byungchan ketika Seungwoo sedang menjadi seorang Woochan. Seungwoo menghela nafas panjang, memperhatikan setiap lekuk wajah kekasihnya yang sudah memerah.

Seungwoo membuka jaket yang Byungchan kenakan. Membuka sepatu serta kaos kaki dan menyelimuti Byungchan hingga sebatas dada. Seungwoo tidak tau apakah Byungchan tau bahwa yang datang menjemputnya kali ini adalah Seungwoo dan bukan Woochan.

Seungwoo mengusap kening Byungchan yang sedikit berkeringat, mungkin karena efek alhokol yang panas sehingga membuatnya berkeringat. Masih betah di posisinya, pergerakan Seungwoo sempat terhenti kala Byungchan berbicara dalam tidurnya.

“Woo... Nghhh... Maafin aku....”

Seungwoo terdiam. Entah Seungwoo atau Woochan yang Byungchan maksud, membuat Seungwoo bingung dan semakin memperhatikan kekasihnya yang sudah tertdiru pulas.

“Nghhh... Maaf... Woo...”

Lagi, Byungchan meminta maaf dengan menyebutkan nama Woo dalam tidurnya. Seungwoo tersenyum miris, karena dalam hal ini bukan Byungchan yang seharusnya meminta maaf melainkan dirinya sendiri.

“Sayang... AKu yang harusnya minta maaf.... Bukan kamu”ucap Seungwoo pelan yang tidak mungkin didengar Byungchan.

“Maaf karena Seungwoo selalu sibuk. Maaf karena Seungwoo selalu engga punya waktu buat Byungchan...“ucap Seungwoo lagi.

“Maaf karena Seungwoo harus berbohong malam itu dan mengaku sebagai Woochan cuma biar kamu engga marah....”

“Malam itu... Aku kaget liat kamu dibar itu, sendirian... Banyak orang yang merhatiin kamu, banyak orang yang ngincar kamu malam itu... Aku bodoh karena aku engga pernah ada waktu buat kamu dan bikin kamu pergi sendirian”ucap Seungwoo melanjutkan kata-katanya.

“Aku gatau... Malam itu, buat aku pengen ngelindungin kamu tapi mungkin cara aku yang salah. Cara aku nyamar dan pakai identitas yang lain dan bukan identitas diri aku sendiri”Seungwoo mengertakan giginya merasa emosi dengan dirinya sendiri.

“Aku gatau harus apa, kalo malam itu kamu kenalan sama orang lain... Aku gatau harus apa, kalo kamu ngelakuin hal-hal yang kamu lakukan sama Woochan itu ke ornag lain... Aku gatau harus apa sayang....“ucap Seungwoo lagi.

“Aku cukup bersyukur karena aku ketemu kamu malam itu. Aku sekarang sadar dan tau kalo kamu benar-benar kesepian karena aku yang engga pernah ada waktu buat kamu...“Seungwoo masih setia mengusap puncak kepala Byungchan yang tertidur.

“Maaf... Setelah aku kembali dari luar kota, kita selesaiin ini ya?“ucap Seungwoo sebelum mendaratkan kecupan singkat di kening Byungchan.

(xposhie)