Anggota Baru.
Sejin berjalan pelan memasuki sebuah ruangan gym. Hari ini adalah kelas gym pertamanya. Sebelumnya, ia sudah melakukan pendaftaran serta penentuan jadwal kelas pertamanya. Sejin sengaja memilih kelas pribadi dengan seorang instruktur, karena ia terlalu malu serta malas jika harus berbagi kelas & instruktur dengan orang lain.
Sejin mengerucutkan bibirnya ketika membuka pintu dan mendapati ruangan yang kosong karena sang instuktur belum datang. Sejin pun memilih masuk dan melihat-lihat ruangan gym yang setidaknya akan ia datangai seminggu dua kali dalam enam bulan ke depan.
“Lee Sejin?“Sejin menoleh karena terkejut serta karena seseorang memanggil namanya. Sejin menatap seseorang dihadapannya dan menggangguk.
“Gue Seungyoun! Hari ini instruktur Kim minta tolong gue buat ngasih kelas pertama ke lo, soalnya instuktur Kim harus nganterin anaknya yang demam”ucap lelaki dihadapan Sejin dan Sejin mengangguk mengerti.
“Oiya, lo boleh ganti baju dulu. Ruang ganti ada disana”ucap pria tersebut yang sebelumnya sudah memperkenalkan diri sebagai Seungyoun.
Sejin pun mengangguk dan berjalan ke sebuah ruangan yang terletak di dalam ruangan tersebut. Selesai mengganti pakaiannya, Sejin kembali keluar ruangan ganti dan sedikit tekejut melihat Seungyoun yang juga sudah berganti pakaian dengan pakaian khusus untuk orang yang biasa melakukan workout.
Sejin dapat melihat dengan jelas otot lengan Seungyoun yang tidak dapat dikatakn besar, tetapi juga tidak kecil. Dari balik kaos ketatnya, bahkan Sejin dapat melihat jika perut Seungyoun mempunyain bentuk yang indah, tidak seperti perut miliknya sendiri.
“Hallo! Sejin?“Sejin mengedipkan matanya beberapa kali ketika menyadari bahwa Seungyoun sudah berada dihadapannya.
“A-ah iya?“jawab Sejin terbata.
“Instruktur Kim bilang, buat latihan hari ini jangan berat-berat soalnya dia takut lo kabur dan engga dateng lagi dikelas ke dua gara-gara pas latihan pertama udah terlampau berat”Seungyoun tertawa diujung kalimatnya, membuat Sejin juga ikut tertawa.
“Pemanasan dulu ya? Biar engga ada kram pas mulai latihan nanti”ucap Seungyoun dan Sejin mengangguk setuju.
Pemanasan berlangsung 15 menit dan demi apapun, Sejin rasanya ingin kabur dari menit pertama Seungyoun mengarahkan setiap gerakan pemanasan yang ia lakukan. Seungyoun wangi, itu yang Sejin ketahui ketika Seungyoun berdiri persis dibelakangnya.
“Jangan kaku, rileks aja... Kalo salah, gue engga akan gigit kok”ucap Seungyoun yang kembali tertawa dan Sejin tersenyum kikuk.
Sejin melirik ke arah jam yang terletak di salah satu sudut ruangan, setengah jam latihan yang sudah Sejin lakukan diluar pemanasan selama lima belas menit tadi. Kali ini Sejin sedang mencoba sebuah alat yang Seungyoun bilang dapat membentuk bagian perut.
“Jangan ditahan kelamaan nafasnya... Nanti cape...“ucap Seungyoun yang tau Sejin menahan nafasnya ketika sudah melewati hitungan ketiga.
Seungyoun yang semula berada di sebelah Sejin, berjalan dan duduk dihadapan Sejin. Kaki Sejin yang semula bertumpu pada sebuah alat, kali ini juga dipegangi oleh Seungyoun dan Seungyoun memberikan aba-aba kapan Sejin harus menarik dan membuang nafasnya.
“Istirahar dulu aja, minum dulu nanti kita lanjutin lagi”ucap Seungyoun dan Sejin mengangguk.
Sejin menarik nafas dan membuangnya kasar ketika Seungyoun sudah sedikit jauh dari posisinya kali ini. Tetapi, helaan nafas Sejin justru membuat Seungyoun menoleh dan menatap Sejin dengan tatapan bertanya.
“Kalo latihannya dilampau terlalu berat, bilang gue aja ya! Jangan sampe latihan selanjutnya lo engga dateng gara-gara gue...“ucap Seungyoun yang menyerahkan satu botol minuman isotonik ke arah Sejin.
“Eh? Gue udah bawa kok...“ucap Sejin, tetapi Seungyoun tidak menyingkirkan tangannya dari hadapan Sejin, membuat Sejin menerima minuman tersebut.
“Latihannya engga terlalu berat kok, gue masih bisa ngikutin dan... lo tenang aja, latihan selanjutnya gue pasti dateng”ucap Sejin setelah meneguk minuman ditangannya dan Seungyoun tersenyum mendengar pernyataan Sejin.
“Mulai lagi?“tanya Seungyoun setelah beberapa saat beristirahat dan Sejin mengangguk.
Latihan mereka baru kembali berlangsung selama sepuluh menit, tetapi Sejin sudah menggigit bibirnya menahan nafas karena jarak Seungyoun terlampau dekat. Mengarahkan bagaimana cara Sejin menggunakan sebuah alat yang sekarang di duduki Sejin.
“Pas lo tarik, ambil nafas. Setelahnya, buang nafas. Pelan-pelan... Jangan langsung dilepas”ucap Seungyoun dan Sejin mengangguk.
“Lepas... Pelan-pelan...“ucap Seungyoun. Sejin mengiggit bibirnya sambil menatap Seungyoun yang sudah bermandi peluh di hadapannya.
“Ah bangsat!“Itu kata terakhir yang Sejin dengar sebelum Sejin merasakan Seungyoun menyambar kasar bibirnya, membuat Sejin terkejut.
Sejin mengedipkan matanya berkali-kali sebelum sadar bahwa Seungyoun sedang menciumnya sekarang dengan posisi Sejin duduk pada sebuah alat olahraga dan Seungyoun setengah menunduk. Setelah sepersekian detiak, Seungyoun melepaskan dan menjauhkan bibirnya.
“Jin... Sorry... Gue kelepasan...“ucap Seungyoun panik dan berjalan menjauh. Sejin tau jika Seungyoun sedang merasa bersalah. Maka menit selanjutnya, Sejin berjalan menghampiri Seungyoun dan menarik tengkuk Seungyoun. Sejin mencium Seungyoun.
“Hmppghh...“Seungyoun baru saja akan protes, tetapi tangan Sejin yang melingkar di leher Seungyoun membuatnya diam.
Seungyoun dan Sejin saling melumat satu sama lain dengan kaki Seungyoun melangkah ke ruang ganti, tempat dimana Sejin berganti pakaian sebelumnya. Mereka melepaskan dan menjauh bibir masing-masing ketika mereka sudah berada di dalam ruang ganti tersebut.
Sejin dan Seungyoun beradu tatap sebelum akhinya Seungyoun terlebih dahulu membuka bajunya yang basah dan melempar ke sembarang arah. Ia kemudian menghampiri Sejin dan menggendongnya dengan bibir yang kembali saling beradu taut.
Seungyoun menggendong Sejin dan membawanya masuk ke sebuah cubicle closet. Seungyoun membawa badan Sejin berhimpitan dengan tembok. Sejin menjauhkan bibirnya dari bibir Seungyoun sebelum hanya untuk melepaskan bajunya.
“We don't have much time...“ucapan Seungyoun membuat Sejin bingung.
“Habis ini ada kelas lain. Kelas gue sama temen gue yang lain, kemungkinan mereka datang kurang dari setengah jam...“ucap Seungyoun sambil mencium perpotongan leher Sejin.
“Aarghhh... yaudah langsungghhh ajaaa...“Seungyoun menghentikan laju bibirnya dan menatap Sejin.
Sejin menarik tangan kiri Seungyoun dan memasukan tiga jari Seungyoun ke dalam mulutnya, mengulum tidak jari tersebut dengan sensual membuat Seungyoun terdiam. Sejin menyudahi kulumannya sebagai tanda bahwa Seungyoun dapat melakukan tindakan selanjutnya.
“Akhhh.... Sakitthhh....“ucap Sejin yang mengeratkan pelukannya di leher Seungyoun.
Seungyoun hanya menurunkan celana pendek Sejin pada bagian bokong dan langsung memasukan tiga jari yang sebelumnya sudah dikulum Sejin.
“Sorry... Maaf...“ucap Seungyoun yang mencoba mengalihkan perhatian Sejin dengan menggigit-gigit kecil tulang selangka Sejin.
“Udahh.... Younhhh....“ucap Sejin yang berusaha menarik jari Seungyoun.
“Engga kuatthhh... Langsung aja...“ucap Sejin menangkup pipi Seungyoun sebelum kembali melimat bibir Seungyoun.
Seperti Sejin, Seungyoun menurukan celananya sedikit tetapi mampu mengeluarkan penisnya yang tegang berdiri. Sejin sedikit terkejut ketika kepala penis Seungyoun mengenai tulang ekornya. Seungyoum kembali membasahi tangannya untuk membasahi penis tegangnya.
“Nghhh.... Akhhh....“Sejin kembali mendesah kala Seungyoun berusaha memasukan penisnya ke dalam anusnya yang berkedut.
“Nghhh... Gigithh atauhh cakarhhh aku ajahhh”ucap Seungyoun yang masih berusaha memasukan seluruh penisnya. Sejin menggeleng enggan dan masih terus mendesah.
“Akhhhh....“Seungyoun mendesah panjang ketika berhasil memasukan penisnya ke dalam anus Sejin.
Sejin kembali menangkup pipi Seungyoun. Keduanya sama-sama berantakan dan bermandi peluh. Wajah keduanya merah dan nafas mereka sama-sama tidak beraturan. Sejin mengangguk kecil, memberikan tanda bahwa Seungyoun dapat menggerakan pinggangnya.
Seungyoun menyamankan posisi Sejin dengan kedua lengan Seungyoun berada di bawah paha Sejin. Sedangkan Sejin semakin mengeratkan pelukannya di leher Seungyoun karena posisi tersebut benar-benar membuat penis Seungyoun semakin dalam menyentuh prostatnya.
“Gilakhhh.... Akhhhh....“Seungyoun menggerakkan pinggangnya membuat tubuh Sejin bergerak naik dan turun.
“Janganhhh diketatinnn....“Seungyoun mendesah dan mengerang sekaligus.
“Nghhh.... Biar enakhhh...“ucap Sejin dan Seungyoun menyunggingkan senyum miring yang tidak dapat dilihat Sejin.
“Akhhh... Oke...“Detik berikutnya, Seungyoun menambah gerakan pinggangnya membuat tubuh Sejin semakin terhentak keatas.
“Aghhh Younhh.... Sumpahhhh....“ucap Sejin terbata.
“Nghhhh.... Boleh di dalemhhh?“tanya Seungyoun yang tidak sekalipun mengurangi pergerakan pinggang.
“Nghhh... Iyahhh.... Bolehhh....“ucap Sejin kacau.
“Youn! Cho Seungyoun?”
“Arrghhhh shithhh”ucap Seungyoun yang semakin memojokam Sejin ke dinding.
“Eh curut! Di dalem?”Seungyoun harus rela menghentikan gerakan pinggangnya karena suara temannya dari luar kloset.
“Iya!! Gue mandi dulu, habis ngajar anak baru!!“Sejin menahan mulutnya dengan tangannya, menahan desahan yang akan keluar.
“Lah anak barunya mana?”
“Mana gue tau! Balik kali!!! Udah gue mau keramas dulu!!!“ucap Seungyoun yang selanjutnya membuka keran shower yang berada tepat diatas dirinya dan Sejin.
“Sssstttt....“Seungyoun menurunkan Sejin dan membuat Sejin memutarkan badannya, menungging dihadapannya.
“Nghhh....“Sejin masih menahan desahannya ketika Seungyoun kembali menghujam lubangnya dengan penisnya yang masih menegang.
“Anjinghhhh.... Gue dikithhh lagi keluarrhhh”ucap Seungyoun yang menambah kecepatan pinggangnya dan membuat Seungyoun berpegangan dengan dinding basah di hadapannya.
“Akhhhh....“Seungyoun mendesah terlampau keras.
“Eh woy! Kenapa lo?”
“Hah? Njirrr mata gue perih kena shampo!! Akhhh...“Seungyoun berlasan dan desahan terakhir disebabkan Sejin yang melepaskan penis Seungyoun dari lubangnya, membuat cairan keputihan merembas keluar bersama kucuran air dari shower.
Sejin tersenyum menatap Seungyoun yang sedang menatapnya. Sejin kembali mengalungkan tangannya di leher Seungyoun, membuat Seungyoun tertawa pelan.
“Gimana latihan pertamanya?“tanya Seungyoun sensual.
“Hm... Aku ganti instruktur bisa engga sih?“tanya Sejin dan Seungyoun tertawa.
“Kalo kamu ganti instruktur nanti yang ada kita engga latihan-latihan, Jin...“ucap Seungyoun tepat disebelah telinga Sejin.
“Aku engga masalah selama aku puas sama latihannya...“ucap Sejin yang kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Seungyoun.
“Woyyy, nyet! Buruan!!!”
Sejin dan Seungyoun melepaskan tautan bibir mereka sebelum akhirnya tertawa. Mereka berdua memutuskan mandi bersama dalam satu kubikle kloset hari itu.
“Bangsat!!! Seungyoun belum apa-apa udah dapet anak baru njir!!!”
“Hah? Beneran???”
“Tuh tas mereka masih disitu, lo pikir anak baru dimana?”
“ANJING SEUNGYOUN!!!!”
“Shampo shampo tai kucing!!! Gue yakin dia teriak gara-gara udah keluar!”
“BUSETTTT TMI!!!”
(xposhie)