Anggota Baru.
Hai, lama tidak bertemu! Tetapi kali ini kondisinya sedikit berbeda. Pagi itu, aku terbangun dengan tangan gemetar. Bunyi alarm di ponsel membuatku harus melihat puluhan panggilan tak terjawab serta beberapa pop-up chat dari nomer tidak dikenal.
Aku menoleh kesebelahku dan disana Mas Seungyoun masih tertidur pulas dengan rambut yang mencuat kesan kemari persis seperti rambut Dodo dipagi hari. Aku menetralkan nafasku sebelum membangunkan Mas Seungyoun pelan.
“Mas... Mas Seungyoun, bangun... Ada kabar duka mas...“aku mengusap lengan Mas Seungyoun, membangunkannya pelan.
“Mas... Mas Seungyoun... Bangun...“aku mencoba sekali lagi dan berhasil.
“Kenapa dek? Kamu gemetar? Kenapa?“Mas Seungyoun dengan sigap membawaku kedalam pelukannya ketika melihat tubuhku gemetar dan mataku berkaca-kaca.
Aku menyerahkan ponselku dan membiarkan Mas Seungyoun membaca chat yang sebelumnya sudah aku baca terlebih dahulu. Mas Seungyoun kembali menatapku setelah membaca semua pesan tersebut dan kembali menariku masuk ke dalam pelukannya. Akhirnya, air mataku tumpah dipelukan Mas Seungyoun pagi itu.
“Nama Cho Seungyoun dan Lee Sejin berada dalam hak asuh atas Park Wonyoung. Kemungkinan besar karena Park Sunho dan istrinya sudah sangat percaya sehingga menyerahkan hak asuh anaknya kepada kalian berdua”
Seminggu setelah mendapatkan kabar duka yang mengejutkan, aku dan Mas Seungyoun mendatangi sebuah kantor pengacara ternama di kota ini. Pengacara di hadapan kami sudah menjelaskan semuanya kepada kami dan suasana ruangan tersebut mendadak hening.
“Jika bapak bersedia, maka kami akan segera merubah nama Park Wonyoung menjadi Cho Wonyoung dan semua harta warisan Wonyoung sepenuhnya bisa kalian kelola”pengacara tersebut kembali menjelaskan.
Aku terdiam. Masih jelas dalam ingatanku, tiga tahun lalu saat Ka Sunho melangsungkan pernikahan. Hari itu, aku membawa serta Dodo ke perayaan tersebut dan sang mempelai wanita sangat menyukak Dodo.
“Hai sayanggg, namanya siapa iniii?”ucap sang mempelai wanita pada hari itu. Bahkan saat sesi foto, Dodo berada dalam gendongannya karena ia berharap akan segera diberi momongan.
“Padahal mereka nungguin Wonyoun lebih dari dua tahun ya mas...“aku menatap lurus ke arah jalan di depan. Membayangkan anak sekecil Wooyoung harus ditinggalkan kedua orang tuanya dalam satu waktu.
“Mohon untuk memberikan keputusan minggu depan. Ada beberapa dokumen yang harus dipersiapkan. Jika terlalu lama, kemungkinan besar hak asuh atas Wonyoung akan diambil sebuah panti asuhan milik pemerintah”Aku masih ingat jelas ucapan pengacara tersebut.
“Bubuuuuu!!!“Aku tersenyum ketika sampai dirumah ibu, Dodo langsung menyambutku dan memelukku.
“Baba bauuu! Pergiiiii”aku tertawa, karena Dodo lagi-lagi engga dicium oleh Mas Seungyoun.
“Eh jangan gitu, nanti Baba nangis loh. Dodo engga sayang sama Baba?“ucapanku membuat Dodo mengerucutkan bibirnya.
“Sayang! Tapi Baba suka ambil Bubu dari Dodo!! Jadi Dodo sendirian!! Engga suka Dodo!!“ucap Dodo merajuk dan aku pun tertawa.
“Dodo mau punya adek engga? Adek cewe. Nanti bisa Dodo ajak main. Jadi Dodo engga sendirian lagi?“Aku menoleh kearah Mas Seungyoun yang tersenyum ke arah Dodo.
Sesuai fikiranku, Dodo pasti menanyakan apa itu adik dan kami pun menjelaskannya panjang lebar.
“Jadi gimana? Kalian udah ambil keputusan?“Bapak keluar dari kamar dan menanyakan hal yang sama dengan yang ibu tanyakan beberapa saat lalu. Aku menggeleng.
“Masih bingung, pak. Tapi keputusan kami harus ada paling lambat minggu depan. Aku cuma takut engga bisa jadi orang tua yang baik buat Wonyoung. Aku takut Ka Sunho dan istrinya kecewa sama aku”ucapku pelan.
“Bubuuuu!! Dodo buat pesawat kertas sama Baba!! Ada surat! Baca!“Aku tersenyum dan membuka pelan lipatan pesawat kertas tersebut.
“Dodo sayang Dede”
Tulisan acak Dodo yang aku yakin mendapat bantuan seratus persen dari Mas Seungyoun itu membuatku terkejut.
“Mana Dede Dodo buuu? Ayok!! Dodo mau ketemu!! Nanti Dodo kasih semua mainan Dodo!“ucap Dodo gembira.
“Kamu udah jadi orang tua yang baik buat. Bapak yakin, kamu bisa jadi orang tua yang baik juga untuk Wonyoung”ucap bapak pelan.
“Terimakasih karena sudah membuat keputusan yang tepat. Saya tidak membayangkan jika Wonyoung harus tinggal di tempat lain atau bertemu orang tua pengganti lain. Saya akan menyiapkan beberapa dokumen Wonyoung. Untuk sementara kalian bisa membawa Wonyoung bersama kalian”ucap pengacara tersebut.
“Do... sini sayang liat Dede”ucap Mas Seungyoun dan membawa Dodo ke dalam pangkuannya ketika aku menggendong Wonyoung.
“Cantik kan Dedenya Dodo?“ucapku dan Dodo mengangguk.
“Kenapa Dede bobo aja? Kenapa engga bangun? Dede engga sayang Dodo? Engga mau main sama Dodo?“Dodo hampir menangis dan kami tertawa.
Sore itu. aku dan Mas Seungyoun memutuskan untuk membawa Wonyoung kerumah kami. Sepanjang jalan, aku memperhatikan Dodo yang terus-menerus memperhatikan Wonyoung.
“Dede bobo sama Dodo ya buuu? Boleh kan? Ya baaa? Boleh yaaa?“Dodo bergerak kegirangan ketika kami sudah sampai di depan unit apartment kami.
“Iya boleh, tapi Dodo harus jagain Dede ya? Kalo Dede nangis, Dodo harus ngapain?“tanya Mas Seungyoun yang telah menggendong Dodo dan masuk ke dalam unit apartment kami.
“Hm... Dodo kasih susu? Atau Dodo ganti popoknya kalo pipis. Ah iya! Dodo juga bisa bacain Dede buku bergambar”ucap Dodo. Aku dan Mas Seungyoun tersenyum. Dodo sebenarnya belum bisa membaca dengan lancar, tetapi ia semangat ingin membacakan buku cerita untuk Wonyoung.
“Babaaaa, ajarin Dodo nulis nama Dede!!!“Dodo berlari dari kamarnya membawa sebuah kertas dan pensil berwarna. Aku yang saat itu sedang berada di dapur menoleh. Mas Seungyoun harus membagi perhatiannya kedua mahluk kecil tersebut sekaligu. Dede di dalam baby jumper dan Dodo yang sedang telungkup menunggu Mas Seungyoun menuliskan nama Dede.
“Oke boss! Thank you”ucap Dodo dan Mas Seungyoun tertawa.
“Siapa yang ngajarin kamu begitu?“ucap Mas Seungyoun bingung.
“Om Woo!! Kalo panggil Baba pake boss, jadi Dodo ikutin hehe”ucap Dodo tertawa.
“Oke! Coba dieja satu-satu Do”ucap Mas Seungyoun.
“Ce-Ha-Ooo! Cho! Es-E-Uu- ini apa baaa?”ucap Dodo bingung.
“En, ini huruf N”ucap Mas Seungyoun menjelaskan dengan sabar.
“En-Ge? Ye! Oo-Un-En! Digaung jadinya, Baba!!!“ucap Dodo lucu. Aku tertawa karena Dodo membaca nama Mas Seungyoun sebagai Baba dan bukan Cho Seungyoun.
“Loh kok bacanya Baba? Kalo digabung jadinya Cho, Seungyoun!“ucapku yang sudah bergabung dengan Mas Seungyoun di hadapan Dodo.
“Siapa Cho Seungyoun?“ucapa Dodo bingung dan Mas Seungyoun tertawa terpingkal. Aku membawa Dodo dalam pangkuannku.
“Cho Seungyoun nama Babanya Dodo. Lee Sejin nama Bubunya Dodo. Cho Dohyon nama lengkap Dodo. Trus Dedenya Dodo namanya Cho Wonyoung!“ucapku menjelaskan.
“Ayok dicoba eja lagi”ucap Mas Seungyoun.
“Aduuhhhh!! Dodo capek belajar. Buuu, mau es krim”ucap Dodo yang sudah meninggalkan kerta dan pensil warnanya sembarangan.
“Hm... Hari ini bukan jadwal es krim kan? Gimana kalo kita makan salad buah? Bubu yang buat, pasti Dodo suka!!“ucapku memberikan pengertian dan Dodo pun mengangguk.
“Yaudah coba diberesin dulu kertas sama pensilnya di kamar Dodo ya?“ucapku dan Dodo mengangguk lalu kembali berlari ke kamarnya.
“Babaaaa!!!! Aku tempel, bantuin!!!“ucap Dodo berteriak dari kamarnya.
“Anak kamu tuh Mas sukanya teriak-teriak”ucapku tertawa.
“Hm... Saya suka teriak? Bukannya kamu yang suka teriak? Saya sih sukanya bikin kamu teriak”ucap Mas Seungyoun bercanda dan aku pun tersipu karena ucapan Mas Seungyoun.
“Baba!!! Kok lama sihhhh?“Mas Seungyoun pun bergegas ke kamar Dodo karena panggilan anak sulungnya tersebut.
Aku menoleh dan memperhatikan Wonyoung yang masih pulas tertidur bahkan mendengar teriakan Dodo. Wonyoung seperti sudah membiasakan diri dengan teriakan sang kakak lelakinya tersebut. Aku pun tersenyum, membayangkan kekacauan yang mungkin akan terjadi Tiga atau Empat tahun lagi ketika Dodo dan Dede sudah mulai beranjak tubuh.
“Hai, Wonyoung! Selamat datang di keluarga kami. Terimakasih sudah datang dan menambah warna dirumah kami. Semoga kami bisa jadi keluarga yang dapat kamu banggakan. Kamu akan selalu jadi puteri kecil kebanggaan Bubu, Baba bahkan Dodo. Semua orang akan sayang sama kamu, cantil. Bubu janji, kamu engga akan kekurangan cinta dan kasih sayang!!”
“Ka sunho... Terimakasih sudah memilih aku dan Mas Seungyoun. Aku dan Mas Seungyoun berjanji akan membesarkan Wonyoung seperti kami membesarkan Dodo selama tiga tahun ini. Kami akan menyayangi Wonyoung seperti kami menyayangi Dodo... Beristirahat yang tengang ya ka, Wonyoung aman bersama kami”
Aku mencium kening Wonyoung lama sebelum seorang mahlku kecil lompat dan keatas punggungku.
“Bubuuuu!!! Ada musuh!! Ayok kita lawan!!!“ucap Dodo menggeliat di punggungku. Aku pun menggendong Dodo dipunggungku dan berbalik serta mendapati Mas Seungyoun yang sudah membawa sebuah pedabng mainan Dodo.
“Hey kamu penjahat! Kamu akan kalah oleh kekuatan kami!!!“Dodo mengeluarkan jurus andalannya dan membuat Mas Seungyoun pura-pura terjatuh.
“Ayok Do, kelitikan Baba!!“ucapku dan Dodo pun bersemangat mengikuti dan membuat Mas Seungyoun tertawa terpingkal.
“Hahaha ampun! Saya tidak akan menjadi penjahat lagi!!“ucap Mas Seungyoun tertawa.
“Yeeee Dodo menang!!“ucap Dodo bangga.
“Karena Dodo menang melawan penjahat, ayok kita makan salah buah buat Bubu”ucapku menggandeng Dodo ke dapur.
“Penjahat engga diajak?“ucap Mas Seungyoun dengan suara sedih. Dodo pun mengurkan tangannya.
“Dede?“ucap Dodo melirik kearah Wonyoung.
“Dede biarin bobo dulu ya!“ucapku dan Dodo pun setuju.
(xposhie)