semestakapila

You make me love you.


Sore itu Yohan sedang membantu bundanya di dapur untuk menyiapkan makan malam. Sebelumnya Yohan juga sudah mengatakan bahwa Yuvin akan datang berkunjung dan disambut senyuman oleh ayah maupun bunda Yohan.

“Bang, ini pacarnya udah datang! Ayah pinjam dulu ya?“Yohan menoleh tetapi gerakannya lebih lambat beberapa menit, karena Yuvin sudah ditarik sang ayah untuk kembali keluar rumah. Bahkan beberapa paper bag yang dibawa Yuvin hanya diletakan di sofa ruang tamu.

“Panggil ayah sama pacar kamu sana! Pasti lagi main catur mereka di depan”ucap bunda setelah makan malam siap. Yohan pun menuruti perintah sang bunda, tetapi langkahnya terhenti sebelum ia benar-benar sampai di hapadapan Yuvin maupun sang ayah.

Yohan melihat interaksi Yuvin dan sang ayah. Tidak ada canggung sama sekali diantara keduanya, bahkan sang ayah tidak terlihat mendominasi. Mereka sesekali bercerita tentang berita yang sedang beredar luas atau membicarakan rencana mereka untuk bersepeda.

“Hm... pantes bunda tungguin kamu engga balik-balik! Kenapa diem aja? Panggil ayah sama yuvin dong”ucap bunda yang melangkah keluar lebih dahulu dari Yohan. Yohan masih berdiri ditempat, ketika sang ayah dan bundanya kembali masuk ke dalam rumah lalu di susul oleh Yuvin.

“Makan yuk!“ucap Yuvin, menarik pelan lengan Yohan.

“Ditanyain apa aja sama ayah?“tanya Yohan pelan dan Yuvin menggeleng.

“Biasa aja kok, ayah nawarin aku nginep soalnya aku dirumah sendirian”ucap Yuvin santai dan Yohan menoleh kaget.

“Kan aku pulang duluan, keluargaku baru pulang besok sore. Jadi aku dirumah sendirian”ucap Yuvin menjelaskan.

“Yuvin.... Bang... Ayok buruan sini makan dulu”ucap bunda dari ruang makan. Yuvin dan Yohan pun mempercepat langkahnya, Yuvin tidak lupa mengambil paper bag yang sebelum ia tinggalkan di sofa.

“Nanti saja ngobrolnya! Yuvin nginap kok hari ini dirumah”ucap sang ayah dengan nada bercanda.

“Iya, Nak Yuvin menginap saja disini dibanding dirumah sendirian. Kasurnya Yohan lumayan besar kok, muat untuk kalian berdua”ucap sang bunda menambahkan.

“Habis makan, kita lanjut catur lagi! Sekarang kita makan dulu”ucap ayah Yohan menepuk pelan pundak Yohan.

“Oh iya! Om... Tante... Ini saya bawa oleh-oleh...“ucap Yuvin menyerahkan paper bag tadi.

“Kan repot-repot! Udah makan dulu, tante biar simpen ini dulu ya”ucap bunda Yohan dan Yuvin mengangguk.


Yohan duduk di pinggir kasurnya ketika jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam. Yuvin masih belum masuk ke kamarnya, karena masih menemai ayah Yohan menyaksikan pertandingan sepak bola. Yohan pun memilih kembali keluar kamar dan berjalan ke ruang tamu.

Yohan menoleh, pertandingan bola sudah selesai tetapi dua lelaki dewasa tersebut masih asik membicarakan jalannya pertandingan yang baru saja berlangsung. “Yah, udah... Yuvinnya takut capek, kan tadi baru perjalanan jauh”ucap Yohan mengintrupsi.

“Ah iya! Asik sekali ngobrol sama nak Yuvin, engga berasa udah tengah malem. Yaudah nak Yuvin istirahat saja dikamar Yohan, ya?“Yuvin serta Yohan pun berpamitan untuk kembali ke kamar.

“Berasa udah kayak rumah sendiri ya?“tanya Yohan ketika Yuvin baru saja keluar dari kamar mandi. Yuvin hanya tersenyum dan menyusul Yohan untuk berbaring di sebelahnya.

“Kalo aku tau ayah bunda kamu sebaik ini sih, dari dulu aku main kerumah kamu!!“ucap Yuvin yang mulia memeluk Yohan.

“Ihhh!!! Nanti keliatan ayah sama bunda”ucap Yohan yang berusaha melepaskan pelukannya tetapi ditahan oleh Yuvin.

“Pintunya udah aku kunci kok”Yohan menoleh ke arah Yuvin karena terkejut. Yuvin bertindak seolah-olah kamarnya ini adalah kamarnya sendiri. Yohan tertawa hambar melihat tingkah kekasihnya yang memang terkadang mengejutkan ini.

7th: You make me love you

Yohan berbalik memeluk Yuvin dan mengeratkan pelukannya. Yuvin dengan semua keunikan dan ke-spontanitas-nya, selalu membuat Yohan nyaman. Yohan sudah melupakan daftar tersebut. Ia sudah melupakan niatnya untuk mengakhiri hubungannya dengan Yuvin. Ia tidak mau melakukan hal tersebut. Karena di setiap daftar yang ia buat, Yuvin selalu menghancurkannya dan membuat daftarnya menjadi berantakan bahkan berbalik keadaan.

“Aku sayang kamu...“ucap Yohan terlampau pelan, tetapi masih dapat di dengan oleh Yuvin dan Yuvin membalasnya dengan kecupan di puncak kepala Yohan.

(xposhie)

You make me laugh.


Sudah hampir dua jam, Yohan dan Yuvin melakukan panggilan video tetapi keduanya sama-sama enggan mengakhiri. Dua jam mereka isi dengan lelucon, candaan dan tawaan yang kadang memekakan telinga.

Lelah tertawa, tidak membuat mereka mengakhiri panggilan video tersebut. Yohan yang terlampau gengsi, serta Yuvin yang terlampau merindukan kekasihnya.

“Kamu udah ngantuk tuh, udahan aja ya?“ucap Yuvin tetapi Yohan menggeleng dan berusaha menahan kantuknya.

“Tadi... Itu! Kamu kam belum nyeritain keponakan kamu itu...“ucap Yohan yang sesekali menguap lebar dan Yuvin tertawa gemas melihat tingkah kekasihnya.

“Kamu kangen kan sama aku? Makanya engga mau matiin videonya?“ucap Yuvin meledek tetapi Yohan bersikeras menyangkalnya.

“Apaan sih!!! Buruan tadi katanya mau cerita!!“ucap Yohan lagi. Yuvin kembali tertawa karena sesungguhnya bahan cerita di sudah habis dan dari tadi ia hanya mengarang cerita demi sang kekasih.

Di sisi lain, Yohan yang terlampau gengsi enggan mengatakan bahwa ia rindu kekasihnya tersebut. Waktu dua jam rasanya masih kurang untuk Yohan. Jam sudah menunjukan hampir jam setengah satu malam, tapi Yohan masih berusaha menahan rasa kantuknya.

Sesekali kepala Yohan terantuk, bahkan ponselnya beberapa kali terjatuh tapi dia tetap bersikeras mengatakan bahwa dirinya tidak mengantuk dan membuat alasan jika tangannya pegal sehingga ponselnya terjatuh.

“Yaudah coba hapenya di taroh deket meja aja, disenderin biar kamu engga pegel megangnya”ucap Yuvin memberikan saran dan Yohan menuruti.

Setelahnya, Yohan menyamankan posisinya dengan wajah tetap menghadap layar ponsel, “Aku cuma merem ya! Engga tidur”ucap Yohan memejamkan mata. Yuvin yang melihat tingkah kekasihnya itu pun berusaha membuat kekasihnya semakin terlelap.

Yuvin akhirnya menyanyikan lagu tidur untuk membuat sang kekasih semakin terlelap. Setelah dianggap Yohan sudah terlelap, Yuvin pun mengakhiri panggilan mereka.

“Lain kali jujur aja kalo udah ngatuk! Mimpi indah Yoyiii”ucap Yuvin mengakhiri.


Pagi harinya, Yohan tersadar jika itu terlelap semalam dengan ponsel masih menyala. Yohan memeriksa panggilan video terakhirnya dengan durasi 02:53:49 dan hal itu membuat Yohan tersenyum.

Yohan sadar. Ia yang bersikeras mengatakan tidak rindu Yuvin, ternyata sangat merindukannya. Ia merasa, sudah sejak lama mereka berdua tidak tertawa lepas seperti semalam.

6th: You make me laugh

Yuvim dengan segala keanehannya sanggup membuat Yohan tertawa bahkan hampir tiga jam selama panggilan video mereka. Mungkin hal ini yang akan ia rindukam nanti jika diantara keduanya sudah tidak memiliki hubungan lagi.

(xposhie)

Ditilang


Sejin dan Jinhyuk sudah bingung mengeluarkan alasan apalagi. Semua alasan yang masuk akal sudah mereka keluarkan, bahkan alasan yang tidak masuk akal sekalipun.

“Kalian sebagai anak muda, seharusnya bisa sedikit menahan hawa nafsu kalian”Sejin dan Jinhyuk kembali beradu tatap.

“Pak! Tapi kita engga ngelakuin seperti apa yang bapak kira”ucap Jinhyuk frustasi.

“Saya cuma bantu nyariin kacamata temen saya yang kebetulan jatuh aja, engga lebih”kali ini Sejin angkat bicara.

“Temen? Yakin cuma temen? Ah takut ya ketauan pacar masing-masing makanya ngelakuin di mobil?”

“Pak!!“Sejin dan Jinhyuk berbicara bersamaan.

Petang itu Sejin dan Jinhyuk digiring di kantor polisi dengan alasan berbuat asusila di dalam mobil. Mereka sedang dihadapkan dengan seorang polisi yang sedang mengintrogasi mereka.

Posisi Sejin yang sedang menunduk diantara paha Jinhyuk. Kaca mobil yang berembun. Serta Jinhyuk yang menarik-narik rambut Sejin karena merasa geli adalah beberapa alasan kuat yang menjadikan mereka tersangka asusila di jalanan.

“Coba kamu jelasin lagi kronologinya”Sejin menghela nafas panjang sebelum kembali menceritakan kronologi sore itu

Flashback On

“Mendung banget anjir! Bentar lagi pasti hujan”ucap Jinhyuk dengan tangan yang meraba dashboard mobil untuk mengambil kacamata.

“Waaahhh kampret!!! Jin tolong ambilin kacamata gue dong”Sejin menoleh kearah Jinhyuk dengan tatapan bingung.

“Hah? Jatoh kemana?“tanya Sejin yang mulai sedikit mencondongkan badannya.

“Kayanya deket kaki gue yang nginjek gas deh”ucap Jinhyuk yang masih fokus ke arah jalanan.

“Engga ada!!!!“ucap Sejin lagi yang masih berusaha mencari kacamata milik Jinhyuk.

“Ah engga mungkin!! Tadi gue ngerasa kok jatoh deket kaki gue”ucap Jinhyuk lagi dan Sejin pun masih berusaha mencari kacatama di bawah sana.

“Hahaha Jin! Rambut lo bikin geli. Udah panjanh nih rambut”ucap Jinhyuk.

Posisi Sejin yang menunduk diantara paha jinhyuk membuat rambut Sejin beberapa kali mengenai paha jinhyuk yang terbalut ripped jeans

“Lo geli sih geli!! Engga usah jambak anjir!!!“ucap Sejin dari bawah sana.

“Engga gue jambak! Ini gue singkirin biar engga kena paha gue!!!“ucap Jinhyuk yang masih heboh menyingkirkan rambut Sejin.

“Ah bodo! Engga gue cariin lagi kacamata lo!!“Sejin pun bangkit tanpa hasil apapun.

“Gue nyetir engga keliatan apapu loh. Gue engga pake lens dan ini hujan, daripada—–“Belum juga Jinhyuk menyelesaikan perkatannya,Sejin mulai menunduk lagi. Kali ini ini lebih menunduk agar mudah mencari kacatama milik Jinhyuk.

“Ini mobil tua segala mati heaternya disaat kayak gini?“ucap Jinhyuk yang mulai kesal.

“Nyusahin lo!! Kacamata jatoh. Rambut gue dijambak. Sekarang heater mati segala”ucap Sejin merajuk.

Jinhyuk akhirnya menepikan mobil hanya untuk memeriksa heater agar mobil mereka tidak berembun. Sedangkan Sejin dibawah sana masih sibuk mencari kacamata Jinhyuk dalam kegelapan.

“Akhirnya nyala!!!!“Bersamaan dengan itu, jendela mobil diketuk oleh seseorang dari luar.

“Selamat ma—–“Seorang polisi terkejut ketika melihat posisi Jinhyuk dan Sejin dibawah sana. Sejin masih diposisi sedikit menungging diantara paha Jinhyuk.

“Boleh ikut kami ke kantor sebentar?“ucapan polisi tersebut membuat Sejin bangun ke posisi semula. Rambutnya berantakan karena ulah Jinhyuk. Nafasnya juga tersenggal karena sedari tadi menungging dan susah bernafas dibawah sana.

Flashback off

“Terus ketemu kacamatanya?“tanya polisi tersebut sedangkan Sejin dan Jinhyuk menggeleng bersamaan.

“Coba kalo cari alasan yang masuk akal. Saya sering nemuin anak muda kayak kalian kok”ucap polisi tersebut.

“Kali ini, kalian saya lepaskan. Tapi kalo saya ketemu kalian kayak gitu lagi, saya engga main-main. Karena perilaku kalian bisa membahayakan pengguna jalan lainnya”

Sejin dan Jinhyuk menarik nafas dalam sebelum mengucapkan terimasih.

“Mas yang tinggi! Itu sletingnya benerin dulu. Engga enak diliat orang. Kamu yang kecil juga, rapihin rambutnya. Enak banget ya kayanya sampe berantakan gitu?“ucap polisi tersebut sambil tersenyum.

“Bego!!!“ucap sejin memukul Jinhyuk.

“Gue lupa berarti habis buang air tadi....“ucap Jinhyuk malu.

(xposhie)

You make me cry.


“Abang baru bangun? Emang engga inget janjian sama pacarnya buat sepedaan? Tuh jadinya Yuvin sepedaan sama Ayah...“Yohan baru saja menapakan kakinya di ruang makan ketika bundanya berbicara panjang lebar.

“Apaan sih bun? Aku engga janjian sama siapapun?“ucap Yohan bingung.

“Kamu lupa pasti! Makanya jangan kebanyakan baca komik kalo malem-malem tuh!!!“Yohan mendapat satu cubit kecil di lengannya.

“Bunda! Beneran loh, abang engga punya janji?“ucap Yohan tegas.

“Yaudah iya! Tadi pacar kamu juga bilang engga usah bangunin kamu kalo kamu emang belum bangun. Jadinya dia pergi sama ayah deh tuh berdua”ucap bundanya lagi dan Yohan semakin bingung.

“Nah tuh udah pada pulang”ucap ibunda Yohan ketika mendengar suara dua orang sedang berbincang di luar rumah.

“Siap om! Nanti kabarin aja om kalo butuh temen gowes!!“Yohan menoleh ketika mendengar suara yang sangat ia kenal.

“Nih si tukang tidur baru bangun! Payah kamu bang”ucap ayahanda Yohan yang semakin membuat Yohan bingung.

“Om mandi dulu ya! Habis itu kita sarapan bareng”ucap ayah Yohan menepuk pelan pundak Yuvin dan Yuvin mengangguk mengerti.

“Yuvin mandi juga aja dulu. Pake baju Yohan muat kan ya? Ah engga begitu jauh kok bedanya! Sana bang anterin nak Yuvin mandi keatas”ucap Ibunda Yohan dan Yohan mematuhinya.

“Ayok”ucap Yohan dengan suara terlampau pelan.

Sesampainya dikamar, Yohan menutup pintu kamarnya dan memandang Yuvin tajam untuk meminta penjelasan.

“Kenapa kamu bisa disini? Kenapa bisa sepedaan sama ayah? Kenapa bisa tiba-tiba akrab sama bunda juga?“Yohan bertanya tanpa henti.

“Aku boleh mandi dulu engga? Nanti ditungguin ayah kamu”ucap Yuvin berusaha menghindari Yohan. Tetapi Yohan mematuhi Yuvin, ia memberikan Yuvin sebuah handuk baru dan sepasang baju bersih.


Siang itu, Yuvin masih berada di rumah Yohan. Setelah sarapan, Ayah dan Bunda Yohan meminta izin untuk pergi kerumah kenalan mereka dan meninggalkan Yohan serta Yuvin berdua dirumah.

“Cerita”ucap Yohan tanpa menoleh kearah Yuvin yang sedang duduk di sebelahnya.

“Maaf....“ucap Yuvin pelan yang membuat Yohan menoleh.

“Maaf karena waktu itu aku ngelupain janji kita karena keasikan main game. Maaf karena waktu itu aku bohong sama kamu waktu pergi sama temen aku. Maaf juga beberapa hari yang lalu aku pergi sama Kookheon padahal kamu masih belum maafin aku....“ucap Yuvin panjang lebar. Kerongkongan Yohan tercekat, ia bingung harus melakukan apa atau berbicara apa.

“Hari ini, aku sengaja dateng buat ngasih kamu kejutan. Terkejut engga?“tanya Yuvin dan Yohan hanya menatap Yuvin tajam.

“Iya maaf karena dateng engga bilang dulu dan bohong ke bunda kamu juga”ucap Yuvin sambil mengerucutkan bibirnya.

Semua permintaan maaf Yuvin dan perilaku Yuvin hari ini membuat Yohan merasa kecil. Ia merasa bersalah kepada Yuvin. Ia merasa terlalu egois dalam hubungan mereka ini.

Entah karena ucapan maaf yuvin atau karena rindu dengan Yuvin, Yohan tiba-tiba terisak dan membuat Yuvin terkejut. Yuvin menoleh dan segera menarik Yohan ke dalam dekapannya.

“Sayang, kenapa kamu nangis?“ucap Yuvin panik dan Yohan mengeratkan pelukannya.

“Sayang.... Maaf ya kalo aku ada salah?“ucap Yuvin lagi dan Yohan menggeleng.

5th: You make me cry

Yohan benci. Yohan sebal. Karena Yuvin bisa dengan mudah membuatnya menangis. Bukan tangis karena sesuatu yang menyakitkan, tetapi karena sesuatu yang membuat Yohan terlampau bahagia? Daftar kelima membuat Yohan merasa tidak pantas untuk tetap bersaMA Yuvin.

(xposhie)

Perpustakaan


“Selain enak dijadiin tempat buat tidur, ternyata perpustakaan juga enak ya buat nangis?“Yohan menyeka air matanya dan menoleh ke sumber suara.

“Nih, buat lap ingus”ucap Yuvin santai.

“Ih apaan sih ka! Aku engga ada ingusnya kok”ucap Yohan mengusap perbatasan hidung dan bibirnya sedangkan Yuvin tertawa melihat tingkah Yohan.

“Ngapain nangis? Gara-gara Mingyu?“tanya Yuvin yang sudah duduk di sebelah Yohan.

“Siapa yang nangis sih ka? Ini tuh mata aku kelilipan! Makanya berair”ucap Yohan mengelak.

“Nih surat lo”ucap Yuvin menyerahkan sepucuk surat kepada Yohan tetapi Yohan terdiam.

“Buata apaan? Kan aku udah minta tolong Ka Yuvin buat buang surat itu!!“ucap Yohan malas.

“Tadi itu Wonwoo, mantannya Mingyu. Mereka putus udah mau sebulan dan menurut gue belum ada sih tanda-tanda bakal balikan. Yakin engga mau ngasih ini ke Mingyu?“ucap Yuvin santai.

Yuvin tersenyum ketika melihat perubahan ekspresi Yohan.

“Katanya engga nangis, tapi denger kabar Mingyu Wonwoo cuma mantanan, langsung cerah banget mukanya!“ucap Yuvin meledek yang membuat Yohan mengerucutkan bibirnya.

“Lain kali jangan minta tolong Hangyul, agak susah dipercaya. Dia suka konslet kadang-kadang”ucap Yuvin lagi.

“Suratnya mau diambil engga? Atau gue yang ngasih?“ucap Yuvin yang hendak mengambil kembali surat di atas meja.

“Jangan!!! Aku aja yang ngasih langsung... Engga mau masukin ke loker, nanti salah orang lagi”ucap Yohan merengut dan Yuvin tertawa melihatnya.

“Gemes banget sih lo!“ucap Yuvin sambil mengusak rambut Yohan.

“Gimana ka?“ucap Yohan bingung yang membuat Yuvin salah tingkah.

“Hah? Itu... Tadi katanya lo mau ganti uang makan siang gue, mana?“ucap Yuvin merubah topik pembicaraan mereka.

“Hahaha bercanda! Engga usah diganti, gue cuma bercanda kok”ucap Yuvin ketika melihat Yohan mengeluarkan dompetnya.

“Ka yuvin seneng banget bercanda ya? Hati-hati ka!“ucap Yohan yang tiba-tiba serius.

“Hah?“Yuvin bingung dengan pernyataan Yohan tersebut.

“Hati-hati! Nanti ada orang salah sangka. Kalo Ka Yuvin kebanyakan bercanda trus tiba-tiba serius sama orang, bisa-bisa orang itu engga percaya loh sama ka yuvin!!!“ucap Yohan dan Yuvin masih terdiam.

“Misalkan ka yuvin suka sama orang, karena keseringan bercanda sama orang itu, nanti orang yang ka yuvin suka itu gatau kalo ka yuvin lagi serius suka sama dia”ucap Yohan tersenyum.

Yuvin menatap Yohan dan mencerna setiap perkataan yang Yohan ucapkan tadi. Pandangan Yuvin baru berpindah ke arah lain, ketika Yohan mengajaknya meninggalkan perpustakaan karena bel masuk sudah berbunyi.

(xposhie)

Tragedi Kantin


Siang itu, Yohan dengan ditemani Byungchan pergi ke kantin untuk kembali menemui Yuvin. Yohan berharap kali ini tidak ada kejadian atau drama seperti kemarin lagi. Saat tiba dikantin, Yohan melihat penampakan Hangyul yang sedang asik menyantap makan siangnya.

“Anjing! Hangyul!!!!“Yohan berjalan cepat kearah Hangyul dan menarik rambut Hangyul ketika sudah berada di belakang Hangyul.

“Anjir!!! Sakit!!! Woyyy!!! Siapa sih? Lepasin!!! Anjir!!!“ucap Hangyul yang berusaha melepaskan tarikan tangan Yohan dari rambutnya.

“Eh yohan! Duduk han, makan dulu”Yohan menoleh dan mendapati Yuvin yang tersenyum lalu duduk di depan Hangyul. Yohan yang sadar telah menjadi pusat perhatian itu pun melepaskan tangannya dari rambut Hangyul. Di meja yang ditempati Hangyul, terdapat beberapa anak basket yang tidak semua Yohan kenal tapi mereka semua sedang menatap Yohan sambil menahan tawanya.

“Mampus... Bar-bar banget sih....“Byungchan yang sedari awal kaget, enggan mendekati Yohan dan memilih menunggu Wooseok serta Sejin di meja lain dikantin tersebut.

“Apaan sih lu! Kenapa jambak rambut gue? Tuh berantakan kan! Rambut gue juga rontok gila lo ya?“ucap Hangyul tidak terima dan Yohan hanya dapat terpaku menatap sudut meja tersebut, dimana Mingyu sedang tertawa bersama lelaki lain dan mereka adalah satu-satu penghuni meja yang tidak terganggu dengan tingkah Yohan tadi.

“Oi! Bengong aja? Makan dulu han! Nih gue traktir”ucap Yuvin menyruh Yohan duduk tapi Yohan tetap terdiam.

“Duduk! Lo kalo di traktir orang tuh diterima, ini namanya rezeki”ucap Hangyul menarik tangan Yohan untuk duduk di sebelahnya.

“Nih udah gue beliin makan, makan dulu aja! Suratnya—“belum juga Yuvin menyelesaikan perkatannya tetapi Yohan sudah bangkit dari kursi.

“Ka, aku duluan aja deh ya! Suratnya ka yuvin pegang aja udah engga apa-apa. Aku udah engga peduli lagi kok”ucap Yohan yang lantas meninggalkan meja tersebut.

Yuvin mengernyitkan keningnya bingung menatap kepergian Yohan dan pandangannya berpindah ke pojokan meja yang ia tempati, dimana Mingyu duduk.

“Woyy!! Ada yang udah balikan nih?“Rowoon yang baru saja bergabung, berbicara cukup keras, membuat Mingyu dan lelaki disebelah Mingyu terkejut.

Yuvin mendecih sebal sebelum meninggalkan meja tersebut juga.

“Gue cabut duluan ya!“ucap Yuvin yang mendapatkan tatapan aneh dari teman-temannya.

(xposhie)

Loker.


Sore itu, Yohan haru merelakan jam tidur sorenya dengan duduk di bangku penonton dipinggir lapangan bakset. Demi sepucuk surat yang ia salah kirimkan. Beruntungnya, hari ini Byungchan bisa menemaninya.

“Ka... Minumnya”Yohan memberikan dua botol minuman pesana Yuvin tepat ketika Yuvin sudah duduk di bangku pemain.

“Oh iya thank you! Bentar ya, gue masih gerah”mengerti apa maksud Yuvin, Yohan pun mengangguk.

“Yuk! Semoga ruang loker belum di kunci ya”ucap Yuvin sambil menjinjing tas selempangnya dan Yohan pun berjalan di belakang Yuvin.

“Mampus!!!! Yahhhh anjir, udah dikunci!!!“Yuvin mempercepat langkahnya ketika melihat pintu ruang loker sudah tertutup.

“Biasanya Mang Udin nutup setelah anak basket kelar latihan deh, ini kenapa udah dikunci sekarang ck!“ucap Yuvin menggerutu.

“Gimana ka?“tanya Yohan pelan.

“Maaf nih... Kali ini bukan kesalahan gue, soalnya ruangannya udah dikunci. Besok gimana? Gue janji engga bakalan gue kasih Mingyu deh suratnya”ucap Yuvin kepada Yohan dan Yohan terdiam.

“Besok ke kantin aja pas jam makan siang ya! Gue kasihin suratnya langsung ke lo, gimana?“ucap Yuvin lagi dan Yohan mengganguk.

“Yaudah deh ka kalo gitu. Aku duluan ya ka!“ucap Yohan lemas dan menjauhi Yuvin.

“Eh! Yohan!!!“Yohan menoleh ketika namanya dipanggil dan ia mendapati Yuvin berlari kecil menghampirinya.

“Balik sama siapa?“tanya Yuvin sambil menyamakan langkahnya dengan Yohan.

“Sama Byungchan atau Hangyul mungkin ka...“ucap Yohan dengan fokusnya ke layar ponsel.

Yohan pun berdiri di depan gerbang sambil menunggu pesannya dibalas Byungchan maupun Hangyul. Yohan mendecak sebal dan menghela nafas panjang. Temannya sudah pulang semua.

“Gimana? Byungchan sama Hangyul dimana?“tanya Yuvin yang sudah duduk diatas motornya.

“Udah pulang ka mereka hehe kayanya aku naik ojek online aja”ucap Yohan menambahkan.

“Engga usah! Yuk gue anter aja. Lo ditinggalin mereka kan gara-gara gue juga”ucap Yuvin sambil mengisyaratkan Yohan untuk naik ke motornya.

“Engga usah deh ka, ngerepotin nanti...“ucap Yohan yang merasa tidak enak.

“Udah santai kok! Keburu malem nanti, yuk!!“ucap Yuvin lagi dan akhirnya Yohan pun setuju.

(xposhie)

Lapangan Basket.


Sore itu dengan ditemani Byungchan akhirnya Yohan memberanikan diri datang ke lapangan basket untuk menemui Yuvin.

“Permisi... Ka Yuvin?“Yuvin yang sedang mengikat tali sepatunya menoleh dan mengernyitkan keningnya bingung.

“Yohan ka.... Mau ambil surat”ucap Yohan pelan, sangat pelan.

“Hah? Apaan gue engga denger”suara Yuvin terlalu nyaring sehingga membuat beberapa anggota basket menoleh bahkan beberapa diantara mereka meneriaki Yuvin dan Yohan.

“Aku Yohan kan.... Surat yang diloker...“ucap Yohan lagi dan Yuvin tersenyum.

“Oh surat! Ada di loker gue, gimana? Tunggu gue kelar main dulu ya?“ucapan Yuvin membuat Yohan terkejut.

“Kalo lo engga mau nungguin, besok aja gimana?“tanya Yuvin yang sudah melakukan pemanasan. Yohan menghela nafas berat.

“Tapi gue engga yakin kalo gue bakal keep surat itu kalo lo ambil besok”Yuvin melirik ke arah Yohan.

“Hah? Aku tungguin deh ka! Aku tungguin Ka yuvin aja....“ucap Yohan pasrah.

“Oke! Gue boleh minta tolong ga?“Yohan menoleh dengan tatapan bertanya.

“Tolong beliin gue minum di kantin dong ya? Gue lupa bawa air soalnya. Air mineral sama minuman isotonik yang dingin”ucap Yuvin santai.

“Yuvin buruan!”

“Woyyy iya bentar!!!”

“Tolong beliin ya? Gue mau main dulu!!“ucap Yuvin sebelum akhirnya meninggalkan Yohan.

Yohan mengerucutkan bibirnya sambil berjalan ke arah Byungchan. Ia menceritakan yang terjadi padanya dan membuat Byungchan puas tertawa.

“Lo kok malah ketawa sih? Sebel banget anjir gue sama dia!!! Sok kegantengan”ucap Yohan sambil menatap Yuvin yang sedang mendribble bola dilapangan.

“Emang ganteng kan? Tuh lo liat, fans dia banyak”ucap Byungchan menunjuk tribune yang berisikan beberapa penonton wanita.

“Ah bodo! Temenin gue ke kantin sekarang!!!“ucap Yohan yang menarik Byungchan untuk menemaninya ke kantin.

“Jangan sebel-sebel, awas naksir!!“ucap Byungchan yang masih tertawa puas.

(xposhie)

Bertukar Kisah.


Malam itu, setelah menidurkan Dodo dan sebelumnya sudah puas bermain dengan Dodo keempat orang dewasa dari universe berbeda itu berkumpul di ruang tengah.

“Mas... Itu yang dikamar tamu boleh gue mainin?“ucap Seungyoun setelah menyesap wine ditangannya.

“Iya, mainin aja engga apa-apa. Saya emang udah jarang mainin, apalagi sejak ada Dodo”ucap Mas Seungyoun tersenyum yang membuat Seungyoun berteriak gembira.

“Malu-maluin kamu, Youn!!“ucap Sejin mencubit perut gembul kekasihnya.

“Engga apa-apa kok, anggap aja rumah sendiri”ucap Dek Sejin.

“Jadi.... Kalian itu gimana ketemuannya?“tanya Mas Seungyoun penasaran.

“Pas nonton bola!!!”

“Pas nonton konser waktu itu mas...”

Sejin dan Seungyoun saling memandang. Jawaban mereka berbeda tapi memang benar dan tidak ada yang salah dari jawaban masing-masing.

“Waktu itu lightstick temen aku hilang dan ditemuin temennya Seungyoun. Trus setelah itu temenku yang satu lagi pengen bikin acara dan butuh tempat eh ternyata salah satu tempatnya itu punya si Seungyoun”ucap Sejin menjelaskan.

“Udah agak lama kan? Engga mau nikah?“kali ini Dek Sejin bertanya.

“Sejin engga -aw!!“Seungyoun mengaduh karena Sejin mencubitnya.

“Masih lama ka! Aku masih suka nonton konser kesana kemari. Trus nih Seungyoun juga masih suka nobar kemana-mana”ucap Sejin merajuk.

“Bukannya kalo udah nikah enak ya yang? Kamu kalo mau nonton konser engga perlu nabung! Kalo mau keluar negeri juga nanti aku temenin”ucap Seungyoun tersenyum yang membuat Dek Sejin serta Mas Seungyoun tertawa.

“Tuh, Seungyoun udah mau nikah banget tuh”ucap Dek Sejin meledek.

“Udah ah stop!“ucap Sejin dengan wajah memerah dan membuat Seungyoun gemas untuk tidak memeluknya.

“Mas Seungyoun sama Ka Sejin cerita juga dong!!“ucap Sejin semangat dan Dek Sejin memulai ceritanya.

“Lo gatakut? Dijodohin gitu? Belum pernah kenal sama sekali”tanya Seungyoun penasaran dan Dek sejin tertawa.

“Mas Seungyoun ini orang ketiga yang dikenalin ke aku. Tapi Mas Seungyoun yang paling sopan diantara yang lain”ucap Dek Sejin yang membuat Mas Seungyoun tersipu.

“Masa sih dek?“tanya Mas Seungyoun meledek.

“Intinya, saya tau kalo Mas Seungyoun orang baik. Bahkan pas dari pertama kali ketemu”ucap Dek Sejin lagi.

“Ka Sejin sama Mas Seungyoun berapa kali ketemu sampe akhirnya nikah?“tanya Sejin penasaran.

“Engga sampe lima kali kayanya ketemuannya”ucap Mas Seungyoun mencoba mengingat.

“Sampe akhirnya mutusin nikah itu cuma ketemu tiga kali, tapi kita tetep intens chat satu sama lain trus beberapa kali ketemu buat ngomongin pernikahan sampe akhirnya nikah”Dek Sejin menambahkan.

“Langsung pindah kesini? Sama orang yang engga dikenal?“tanya Seungyoun spontan dan Mas Seungyoun tertawa.

“Eh! Mereka udah sah tau, lagipula Mas Seungyoun kan suaminya”ucap Sejin berbisik.

“Sejin waktu diajak tinggal bareng Seungyoun gimana? Langsung mau?“Pertanyaan mendadak Mas Seungyoun membuat Sejin tersedak.

“Sebenernya kita belum bener-bener tinggal bareng mas. Cuma emang bareng mulu sih, nomaden kadang di tempat gue trus kadang di tempat Sejin”ucap Seungyoun menjawab.

“Sejin beneran belum mau nikah? Seungyoun kayanya udah siap banget loh”pertanyaan Dek Sejin membuat wajah Sejin memanas.

“Kan.... Balik ke pertanyaan awal lagi!!! Udah ah aku mau tidur aja”ucap Sejin yang kemudian bangkit dari tidurnya.

Seungyoun yang melihat pergerakan kekasihnya menuju kamar akhirnya menyusul.

“Semangat! Yang penting usaha terus”ucap Mas Seungyoun yang dijawab anggukan Seungyoun.

“Lucu ya mereka mas, masih jiwa muda! Masih suka seneng-seneng”ucap Dek Sejin sambil merapihkan beberapa gelas dan bungkus makanan.

“Kamu juga masih muda loh, Dek! Kok mau nikah?“tanya Mas Seungyoun tetapi Dek Sejin hanya diam.

“Kok pertanyaan mas engga dijawab?“ucap Mas Seungyoun lagi.

“Takut Mas keburu diambil orang...“ucap Dek Sejin tersipu malu.

(xposhie)

Rahasia Byungchan.


Byungchan mendecih sebal. Tidak seharusnya ia masuk ke dalam perangkap seorang Seungyoun. Tetapi jika ia tidak ikut main dalam permainan Seungyoun, Seungwoo akan berada dalam bahaya.

“Dateng juga...“ucap Seungyoun ketika membuka pintu apartmentnya.

“Jangan sentuh gue! Atau gue bakal teriak?“ucap Byungchan dan Seungyoun hanya dapat menyeringai.

Sudah beberapa hari ini, apartment Seungyoun bagaikan rumah kedua Byungchan. Bahkan tidak jarang ia menghabiskan malam disana. Tidak dalam artian tidur dengan Seungyoun, tetapi Byungchan terlalu banyak mengkonsumsi alkohol yang di sediakan Seungyoun.

Sebelum menyetujui permainan kotor Seungyoun, Byungchan membuat perjanjian. Mereka tidak akan bercinta jika bukan karena kemauan keduanya. Seperti malam ini, Byungchan dan Seungyoun sudah saling melumat bahkan Byungchan sudah duduk diatas pangkuan Seungyoun.

Kancing kemeja Byungchan sudah sepenuhnya terbuka dan tangan Seungyoun sudah bergerilya. Byungchan mendesah kala kejantanannya bergesekan dengan perut telanjang Seungyoun. Byungchan sadar bahwa ia tidak boleh seperti ini. Byungchan pun bertindak seakan-akan dirinya pingsan diatas pangkuan Seungyoun.

“Hm... Lagi?“ucap Seungyoun sebelum akhirnya memindahkan Byungchan ke atas tempat tidurnya tanpa menyentuhnya sedikitpun.


“Lepasin gue!!!“Byungchan bergerak gelisah.

Siang itu, dia memberikan diri keluar dari apartment Seungwoo untuk membeli beberapa camilan. Berharap tidak akan bertemu Seungyoun yang kini sudah menjadi tetangga Seungwoo.

“Betab banget kalo sama Seungwoo? Kenapa kalo sama gue engga pernah betah, hm?“Seungyoun mulai mengecupi leher Byungchan.

“Stop! Sialan!!!“ucap Byungchan.

“Seungyoun... Please stop? Lo janji kan kalo tanpa ada permintaan sebelumnya lo engga akan begini?“ucap Byungchan terisak dan Seungyoun akhirnya melepaskan Byungchan.

“Anjing!!!“Seungyoun dan Byungchan menoleh dan mendapati Hanse serta Sejun berdiri tidak jauh dari mereka.

“Chan... Lo engga apa-apa?“tanya Sejun dan Byungchan menggeleng frustasi sedangkan Seungyoun tersenyun licik.

Disaat bersamaan, Seungwoo keluar dari apartmentnya karena mendengar keributan dari arah luar. Hanya berbalut handuk sebatas pinggang dan rambut setengah basah, Seungwoo menghampiri Byungchan.

“Ngapain lo disini anjing?“ucap Seungwoo emosi.

“Ka... Engga apa-apa, aku engga apa-apa. Tadi pas ada Hanse sama Sejun juga”ucap Byungchan menahan pergerakan Seungwoo.

“Oiya! Kenalin, gue tetangga baru lo”ucap Seungyoun dengan senyum liciknya yang membuat Seungwoo terpaki karena ucapannya.

(xposhie)