Sangyeon memberikan senyum terbaiknya saat Chanhee membuka pintu mobil dan duduk pada kursi penumpang tepat di sebelahnya. Sebelah tangannya mengusap puncak kepala Chanhee yang sukses membuat wajah Chanhee bersemu merah.
“Kenapa sih muka aku masih aja merah kalo kamu usap kepala aku!” Sangyeon tertawa kecil mendengar celotehan sang suami yang sedang memegang kedua pipinya sendiri, merasakan panas yang menjalar di pipi karena oleh Sangyeon beberapa menit yang lalu.
“Kita mau makan malem dimana? Hari ini jatah kita makan di luar kan?” Sangyeon berucap sembari memutar kemudi dan menatap fokus pada jalanan ramai di hadapannya.
“Ke Reveal Hotel aja, gimana? Sekalian kita nginep disana! Mumpung besok weekend” Sangyeon menoleh sejenak saat sang suami melontarkan idenya. Ia pun mengangguk menyetujuinya.
Jalanan padat dan suara radio menemani perjalanan Sangyeon dan Chanhee malam itu. Sebuah kebiasaan Sangyeon jika menyetir yaitu menyetir dengan satu tangan, karena tangan lainnya ia gunakan untuk menggenggam tangan Chanhee sembari mengusap punggung tangan suaminya itu.
“Mas, kamu emang engga susah ya tiap nyetir selalu pegangan tangan gini?” Chanhee memperhatikan sang suami dengan tatapan bingung dan sang objek pandangan hanya tersenyum kecil.
“Engga. Aku malah ngerasa aman kalo begini. Atau kamu malah yang engga suka kalo kita pegangan tangan gini?” Sangyeon menoleh dan menatap Chanhee sedangkan yang ditatap menggeleng heboh.
“No! Sukaaa. Aku suka banget pegangan tangan, soalnya tangan kamu anget hehe” Sangyeon kembali tersenyum. Mungkin jika ada orang lain di dalam mobil, mereka akan bergidik ngeri melihat keromantisan Sangyeon dan Chanhee saat ini.
Sangyeon tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari tangan Chanhee, sejak turun dari mobil hingga masuk ke dalam area restaurant di dalam hotel mewah tersebut. Bahkan sesekali ia akan menarik pinggang sang suami, jika ada orang terlampau terlalu dekat dengan suaminya.
Chanhee juga tidak sedikitpun memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap perilaku suaminya itu. Chanhee tau, Sangyeon terlampau menjaga jarak dengannya saat mereka masih berpacaran. Jadi, saat menikah dan Sangyeon merubah sikapnya, Chanhee sangat menyukainya.
“Habis makan mau langsung ke kamar?” Chanhee berfikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Sangyeon.
“Langsung ke kamar aja, engga apa-apa kan, Mas?” Sangyeon menatap Chanhee yang menjawab pertanyaannya terlampau pelan. Ia pun tersenyum dan mengangguk setuju sebelum melanjutkan makan malamnya.
Jam menunjukkan pukul sembilan malam saat Sangyeon dan Chanhee telah sampai di kamar hotel yang mereka pesan. Tanpa membawa peralatan menginap yang proper, baik Sangyeon dan Chanhee memilih merebahkan tubuh mereka sejenak di atas kasur.
Tidak ada perbincangan diantara keduanya, hanya Chanhee yang sibuk memainkan jari jemarinya di atas dada bidang Sangyeon dan Sangyeon yang sesekali terkekeh karena geli dengan gerak jari tangan sang suami.
“Ini kita engga ada yang mau mandi, dulu?” Pertanyaan Sangyeon membuat Chanhee mengadahkan kepalanya menatap sang suami. Jari jemari Chanhee yang sebelumnya bermain di dada sang suami itu lambat laun membuka satu persatu kancing kemeja Sangyeon.
“Mau mandi bareng? Hm?” Sangyeon dapat merasakan senyum Chanhee walau ia tidak dapat melihatnya saat ini.
“Mandi aja kan? Kita ga bawa apa-apa, loh.” Sangyeon kembali berucap, membuat Chanhee bangun dan duduk di atas kasur tersebut.
“Kita ga butuh apa-apa? Emang butuh apaan? Sabun, pasta gigi, sikat gigi bahkan handuk kan ada semua” Sangyeon tertawa mendengar ucapan Chanhee. Ia tau Chanhee sedang meledeknya saat ini, maka detik selanjutnya yang Sangyeon lakukan adalah menghujani wajah sang suami dengan kecupannya.
“Hahaha, Mas! Kita ga butuh apa-apa, kita udah expert bahkan untuk hal-hal diluar kendali, kan? Masa nginep di hotel mahal cuma makan, mandi sama numpang tidur doang?” Chanhee tau ia jika ia sudah membangunkan singa tidur, karena detik berikutnya yang ia rasakan adalah tubuhnya yang diangkat sang suami menuju ke dalam kamar mandi. Melakukan hal lain disamping mandi malam.
kapila