Dua puluh menit adalah waktu yang telah dihabiskan Changmin duduk sendiri di sebuah kafe. Satu gelas blackcurrant tea yang ia pesan tepat setelah ia tiba di kafe tersebut pun sudah tandas isinya. Changmin baru saja ingin memesan minuman lain ketika sahabatnya, Chanhee tiba-tiba duduk dihadapannya.
“Haus, boss? Udah habis aja?” Changmin terdiam di tempat. Hal tersebut membuat Chanhee bingung melihat tingkah laku sahabatnya tersebut dan ia pun memutuskan memesan minuman untuk dirinya sendiri dan sahabatnya yang masih diam di tempat.
“Ngapain diem aja, deh? Lo biasanya paling heboh cerita dari A sampe Z kalo lama engga ketemu gue” Changmin menatap Chanhee lama dan hal itu kembali membuat Chanhee risih. Hampir saja Chanhee akan melempar tisu ke arah Changmin jika saja lelaki tersebut tidak segera angkat bicara.
“Gue ditembak Kak Hyunjae...” Chanhee tersedak mendengar penyataan sahabatnya tersebut. Changmin yang panik pun mengambil beberapa helai tisu dan diberikan kepada sahabatnya. Pandangan Changmin tidak lepas dari Chanhee yang sedang menyeka bibirnya tersebut.
“Ya, terus? Kalo lo suka, terima aja. Gue kan udah bilang dari awal pas lo barudeket sama Kak Hyunjae, kalo gue sama Kak Hyunjae ga ada hubungan apapun lagi. Engga ada tuh Sisa rasa kayak lagunya Mahalini, engga ada kok santai”
Changmin menatap Chanhee, mencari kebohongan dari setiap kata yang dilontarkan, tapi nihil. Chanhee benar-benar sudah tidak mempunyai rasa apapun terhadap Hyunjae dan sesuai dengan perkataan Chanhee, apapun keputusan yang ingin dibuat Changmin kali ini haruslah dari hatinya sendiri dan bukan karena Chanhee atau orang lain.
Pertemuan pertama Changmin dan Hyunjae di depan lift berlanjut hingga saat ini. Hyunjae beberapa kali mengajak Changmin makan siang bersama, bahkan tak jarang ia mengajak Changmin pulang bersama dikarenakan Hyunjae yang malas sendirian di mobil di tengah kemacetan. Hingga akhirnya, dua hari yang lalu Hyunjae menyatakan perasaannya kepada Changmin, tepat lima bulan setelah pertemuan pertama mereka.
“Aku bilang kalo aku sayang sama kamu itu, karena aku beneran sayang sama kamu. Aku nyaman sama kamu dan bukan karena Chanhee. Jangan salah paham, ya?” Fikiran Changmin kembali pada kejadian dua hari yang lalu dan itu kembali membuat Changmin terdiam di tempat.
“Oke, lo ceritain ke gue. Apa yang bikin lo ragu sama Kak Hyunjae? Kalo gue masuk dalam list keraguan lo, gue harap lo bisa hapus nama gue. Karena gue, beneran udah ga ada rasa apapun sama dia” Changmin mengangguk paham dan ia mulai menceritakan hal yang memang ia pendam selama lima bulan dekat dengan Hyunjae tersebut.
“Gue putus sama Hyunjae tuh udah tiga tahunan, lo putus sama Juyeon udah hampir satu tahun. Jangan karena masa jomblo gue lebih lama, terus lo mau sok-sokan solidaritas ya! Please, nanti gue males temenan sama lo” Changmin tertawa mendengar perkataan sahabatnya tersebut. Chanhee dengan segala ceplas-ceplosnya saat berbicara itulah yang membuat Changmin nyaman.
“Lo sih jomblo tapi engga rasa jomblo ya? Kemarin lo ga bisa gue ajak jalan, habis jalan sama siapa lagi lo?” Changmin menatap sahabatnya tajam dan Chanhee hanya mengalihkan pandangannya ke lain arah tanpa menjawab pertanyaan Changmin tersebut.
“Kalo lo sayang sama dia, bilang! Kalo emang masih butuh waktu, juga bilang aja. Ah gue inget, lo bilang kalo Hyunjae sekarang makin hot kan? Yakin mau melewati hal itu?” Ledekan Chanhee sukses membuat Changmin melempar sampah tisu yang bertebaran di meja.
Tanpa ada hal yang ditutupi satu sama lain, sore itu kedua sahabat yang telah berteman selama tiga belas tahun tersebut tertawa puas di dalam kafe hingga membuat beberapa mata menatap mereka jengah.
“Nanti gue chat Kak Hyunjae, gue bilang harus jagain lo. Kalo dia bikin lo nangis kayak si Juyeon, gue botakin!” Changmin kembali tersenyum mendengarnya.
“Chan, tapi gue sama Juyeon udah ga apa-apa kok. Emang murnis salah paham aja. Gue yang awalnya minta break, tapi ketika kita bener-bener udah engga nyariin satu sama lain, gue yang masih kayak cacing kepanasan. Juyeon juga bilang, jangan memaksakan hal yang engga mungkin dilanjutin dan gue setuju sama hal itu” Chanhee tersenyum bangga mendengar penyataan sahabatnya tersebut.
“Wah temen gue udah gede beneran nih? Bisa lah dua tahun lagi nikah, ya?” Chanhee mengusak puncak kepala Changmin gemas.
“Nikah sama Kak Hyunjae?” Pertanyaan Changmin yang tiba-tiba itu sukses membuat keduanya kembali tertawa puas.
kapila