semestakapila

Tampan.


Sejin melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Wooseok yang terbuka. Tanpa meminta izin dari sang pemilik, Sejin merebahkan dirinya diatas kasur sambil sesekali menghela nafas berat.

“Sejin! Mandi dulu dong sebelum tidur dikasur gue”ucap Wooseok panik saat melihat kasurnya dijajah oleh Sejin.

“Seok....“ucap Sejin lemah.

“Seok, gue harus gimana dong?“ucap Sejin sambil menatap Wooseok yang juga sedang menatapnya.

“Seok, apa gue block aja ya nomernya Seungyoun? Udah berhenti aja gitu gantung?“ucap Sejin lagi dan Wooseok hanya dapat menatap Sejin bingung.

“Seok.... Jawab dong!!“ucap Sejin yang sudah mengerucutkan bibirnya.

“Lo udah makan belum? Makan dulu gih! Atau mandi dulu, jernihin fikirian sebelum nanti cerita”ucap Wooseok dengan nada setengah mengusir.

“Lo ngusir gue? Lo kan disini cuma tinggal seminggu lagi, masa gue diusir? Nanti lo kangen sama gue!“ucap Sejin sambil menatap Wooseok memohon.

“Mandi ga? Kalo lo ga mandi, gue ga akan dengerin cerita lo!!“ucap Wooseok. Sejin masih berbaring diatas kasur milik Wooseok tetapi lima menit setelahnya ia memutuskan mandi untuk menenangkan fikirannya.


“Jadi gimana ceritanya?“tanya Wooseok yang sedang menemani Sejin menyantap makan malamnya.

“Hm.... Ya gitu”ucap Sejin lemah.

“Gitu, gimana? Lo kalo cerita yang jelas! Atau gue tinggal tidur nih?“ucap Wooseok sedikit emosi.

“Jangan!!!“ucap Sejin panik dan Wooseok tersenyum melihat teman serumahnya tersebut.

“Jadi, tadi ada mas-mas mau ngembaliin buku”ucap Sejin memulai ceritanya.

“Terus dia kan gabawa kartu nah gue tawarin deh buat alihin kartu lama dia jadi E-Card terus.... Eh lo udah punya E-Card belum?“Wooseok memebulatkan matanya tidak percaya karena temannya baru saja mengalihkan pembicaraannya.

“Jin... Beneran deh, mendingan lo cerita yang serius sebelum Jinhyuk nelfon dan gue masuk kamar buat telfonan sama dia”ucap Wooseok tegas dan Sejin dengan cekatan mengambil alih ponsel Wooseok yang tergeletak diatas meja makan.

“Iya gue lanjutin!!“ucap Sejin lagi.

“Jadi, pas masnya itu lagi alih kartu kan gue tanya nama sama ulang tahun dia. Maksudnya biar gampang gue track data dia di database perpustakaan”ucap Sejin melanjutkan dan Wooseok mengangguk mengerti.

“Terus gue kaget, soalnya nama dia itu bener-bener sama kayak namanya Seungyoun di profil aplikasi ituuu”ucap Sejin dengan helaan nafas diakhir kalimatnya.

“Namanya aja kali yang sama? Lo emang tau mukanya?“tanya Wooseok dan Sejin menggeleng.

“Nah kan! Lo tuh panik ga jelas, tapi belum tentu kan itu beneran dia?“ucap Wooseok santai.

“Kalo beneran dia gimana?“tanya Sejin bingung.

“Gue kan udah terlanjur bohong perihal nama gue?“ucap Sejin merajuk manja.

“Hhhh lagian sih lo juga aneh!! Di aplikasi pake foto gue terus ngaku pake nama kecil gue ke orang lain? Lo kenapa sih, Jin?“ucap Wooseok frustasi dan Sejin mengangguk tidak mengerti.

“Gue juga gatau, Seok! Gue tadi tuh spontan nyebut nama lo pas dia nanya soalnya gue takut itu beneran dia...“ucap Sejin lemah.

“Yaudah gausah panik! Berharap aja kalo itu bukan dia!!“ucap Wooseok mengakhiri perbincangan mereka malam itu.

“Tapi kalo itu dia gimana, Seok?“tanya Sejin sekali lagi yang membuat Wooseok menghela nafas berat.

“Lo berharap itu dia apa bukan dia?“tanya Wooseok tegas dan Sejin hanya dapat terdiam.

“Berharap bukan dia soalnya gue takut kalo suatu saat ketemu lagi....”

“Tapi, berharap itu dia soalnya....”

“Soalnya kenapa?“tanya Wooseok karena Sejin menghentikan kata-katanya.

“Soalnya tadi masnya ganteng....“ucapan Sejin membuat Wooseok mengusak kasar rambutnya dan disaat bersamaan ponsel Wooseok berbunyi.

“Terserah lo deh! Semoga salah satu harapan lo bener deh ya? Gue mau telfonan sama Jinhyuk dulu. Bye!!“ucap Wooseok yang mengambil ponselnya dan melangkah kabur sebelum Sejin berhasil mengejarnya.

(xposhie)

Perpusatakaan.


Sejin mengetuk-ngetukan jarinya pelan diatas meja. Ia memikirkan pesan terakhir yang ia kirimkan ke Seungyoun, lelaki yang merupakan pasanga matchnya dalam aplikasi pencarian jodoh. Pesan Wooseok sejam yang lalu yang mengabarkan bahwa dirinya sudah tiba dirumah, diabaikan Sejin. Bahkan pesan singkat dari Jinhyuk juga ia abaikan.

“Ahhhhh goblok!!“ucap Sejin mengacak rambutnya frustasi.

“Permisi, mas....“Tubuh Sejin menegang saat seseorang menegurnya. Bodoh, Sejin baru ingat jika dirinya sedang bekerja kali ini. Sejin menetralkan nafasnya dan merapihkan rambutnya sebelum menoleh kearah seseorang yang memanggilnya.

“Iya, ada yang bisa saya bantu?“ucap Sejin sopan seakan-akan tidak ada yang terjadi sebelumnya.

“Saya mau ngembaliin buku dan saya baru ingat, kalo kartu anggota saya ketinggalan. Kira-kira masih bisa balikin bukunya ga ya mas? Atau harus ada kartunya?“ucap seorang pria yang berdiri dihadapan Sejin.

“Hm... Masnya belum punya E-Card ya? Jadi, bulan lalu perpustakaan ini ngeluncurin program E-Card. Jadi saat meminjam atau mengembalikan buku, hanya perlu scan barcode saja pada E-card dan tidak membutuhkan fisik kartunya.“ucap Sejin menjelaskan.

“Oh... Saya baru tau mas, jadi kartu lama saya bisa dioper jadi E-card mas?“tanya pria tersebut dan Sejin mengangguk.

“Bisa bantu dengan menyebutkan nama dan tanggal ulang tahun?“ucap Sejin yang segera memposisikan dirinya di depan komputer.

“Evan Cho, 5 Agustus 1996”ucap lelaki tersebut.

“E...van...“Laju jari jemari Sejin melambat saat dirinya kembali menyebutkan nama pria dihadapannya tersebut.

“Iya mas, Evan ya. Bukan pake Fanta ya mas”ucap Seungyoun tetapi Sejin masih terdiam.

“Mas? Hallo, mas?“ucap Seungyoun lagi.

“Oh ya maaf. Saya cari datanya dulu ya mas”ucap Sejin terbata.

“Evan Cho, 5 Agutus 1996 dengan nomer kartu 05081996 dan ada lima buku yang dipinjam saat ini. Dua diantaranya sudah jatuh tempo dan tiga buku jatuh temponya masih minggu depan. Benar mas?“ucap Sejin dan Seungyoun mengiyakan.

Sejin sebisa mungkin mencoba professional dalam membantu Seungyoun membuat E-Card sore itu. Beberapa kali Sejin menyembunyikan ID Card yang ia kenakan, agar Seungyoun tidak dapat melihat namanya.

“Mas Evan, boleh pinjam handphonenya sebentar?“ucap Sejin kaku dan Seungyoun menyerahkan ponselnya dengan santai.

“Oke mas, ini E-Cardnya sudah saya install ya mas. Untuk peminjaman dan pengembalian buku selanjutnya dapat menggunakan E-Card Ini”ucap Sejin menjelaskan.

“Kalo hari ini saya mau pinjam buku lagi bisa mas?“tanya Seungyoun dan Sejin mengangguk.

“Bisa mas, tapi maksimal hanya dua buku karena untuk saat ini keanggotan Mas Evan adalah Bronze Card dimana batas maksimal peminjaman buku adalah lima buku dan tiga diantaranya sudah dipinjam dengan jatuh tempo minggu depan”ucap Sejin lagi dan Seungyoun mengangguk mengerti.

“Oke terimakasih mas....?“Seungyoun menatap Sejin lekat dan Sejin tersenyum menatap Seungyoun.

“Wooshin, nama saya Wooshin”ucap Sejin tersenyum.

“Terimakasih mas wooshin bantuannya, saya cari dulu buku yang saya butuhkan”ucap Seungyoun dan Sejin mengangguk sopan.

Sejin menyandarkan tubuhnya pada kursi yang ia duduki. Lagi, ia merutuki kebodohannya. Dari sekian banyak manusia di kota ini, kenapa harus Seungyoun yang datang mengembalikan buku saat bagian Sejin yang berjaga.

“Bego!! Gue bohong lagi....“ucap Sejin menelungkupkan wajahnya di meja, diatas lipatan tangannya.

(xposhie)

Grocery Shopping


Seungyoun melanjutkan kegiatan berbelanjanya seorang diri. Mencari apa yang ia butuhkan dan apa yang ia inginkan. Kebutuhan dan keinginan, dua hal yang berbeda yang sering membuat Seungyoun bingung.

“Eh maaf...“Seungyoun menghentikan laju trolleynya saat seorang lelaki hampir saja menabrak trolley yang ia dorong sebab lelaki tadi terlalu sibuk membawa barang belanjaannya di tangan.

“Iya mas, engga apa-apa. Silahkan lewat...“ucap Seungyoun sopan yang mendapat senyum tipis dari lelaki dihadapannya.

Seungyoun baru saja akan kembali mendorong trolley belanjaannya saat dirinya mengingat sesuatu. Seungyoun mengernyitkan keningnya untuk berfikir sejenak.

“Hah Sejin? Beneran Sejin bukan sih?“ucap Seungyoun bingung.

Sejin, lelaki yang ia kenal lewat aplikasi pencarian jodoh yang direkomendasikan teman satu kantornya itu. Seungyoun berbalik hendak memanggil lelaki yang ia yakini sebagai Sejin, tetapi nihil karena lelaki tersebut sudah menghilang.

Seungyoun pun mengambil ponselnya untuk kembali memeriksa foto yang dipajang Sejin di aplikasi pencarian jodohnya dan Seungyoun membulatkan matanya tidak percaya, lelaki yang hampir ia tabrak persis sama bahkan mungkin sama dengan foto yang ia lihat saat ini.

“Jadi beneran Sejin? Dia ga ngenalin gue ya?“ucap Seungyoun bermonolog seorang diri.

“Ah! Apa emang ga kenal? Foto tinder gue kan dari belakang, terus foto gue yang satunya mukanya abstrak”ucap Seungyoun yang tertawa sejenak.

“Yaudah gue coba tanya Sejin nanti deh, siapa tau beneran dia”ucap Seungyoun lagi sebelum benar-benar melanjutkan kegiatannya.

(xposhie)

Keputusan Minho.


Minho sesekali memijat pelipisnya. Setidaknya sudah dua hari ia mengabaikan pesan yang masuk ke ponselnya, termaksud pesan singkat dari Taemin, kekasihnya. Minho butuh waktu sendiri untuk berfikir.

Anggaplah Minho terlalu melebih-lebihkan situasi saat ini. Tetapi, kejadian beberap tahun silam benar-benar membuatnya super over protective terhadap sang adik. Ia kenal orang yang menyakiti Byungchan, itulah mengapa tidak mudah bagi Minho menerima kenyataan bahwa Seungwoo sudah memacari Byungchan selama tiga tahun belakang.

“Bun, aku udahan makannya”ucapan pelan Byungchan membuat Minho menoleh.

“Duduk, habisin makan kamu! Kasian bunda udah masak banyak”ucap Minho tegas yang membuat Byungchan kembali duduk di kursinya.

“Udah ga apa-apa, sayang! Jangan dipaksain, ya? Ga usah didengerin abangnya”ucap ibunda Byungchan yang sedikit mengetahui keadaan keduanya.

“Aku ke kamar ya, bun?“ucap Byungchan dan ibunda Byungchan mengangguk.

“Kamu sama Byungchan kenapa?“sepeninggal Byungchan ke kamar, Minho berbicara singkat dengan sang ibu malam itu.


“Mau sampe kapan? Dia udah gede loh, ga selamanya kamu selalu bisa jagain dia kan?“Hari kelima setelah kejadian dimana Seungwoo mengakui hubungannya dengan Byungchan, akhirnya Taemin datang mengunjungi kediaman keluarga Choi.

“Karena aku ga selalu bisa jagain dia, makanya sekarang aku mau jagain Byungchan! Kejadian beberapa tahun lalu ga bakal aku biarin kejadian lagi”ucapan tegas Minho membuat Taemin menarik nafasnya panjang.

“Aku ngerti banget masalah itu. Tapi, kasih sedikit kebebasan buat Byungchan. Lagipula, kamu kenal Seungwoo kan? Kamu kenal dia bukan setahun dua tahun loh! Lagian, selama tiga tahun kalian pacaran emang kamu pernah liat Byungchan nangis?“pertanyaan Taemin membuat Minho terdiam.

“Selesain baik-baik, jangan diem-dieman begini. Kasian juga Byungchan, sedih bukan karena pacarnya malah karena abangnya sendiri”ucap Taemin lagi.

“Terus aku harus gimana?“tanya Minho lemah yang membuat Taemin tersenyum dan membawa kekasihnya masuk dalam dekapannya untuk menenangkan emosinya sejenak.

“Coba tanya temen kamu, kan adeknya ada juga yang pacaran sama temen kamu kan?“tanya Taemin dan Minho mengangguk.

Minho menatap ponselnya yang tergelatak diatas meja. Pesan dan masukan dari Jin ia abaikan selama lima hari ini. Jin sebenarnya mempunyai posisi yang sama dengan Minho yaitu adiknya mempunyai hubunyan spesial dengan temannya. Minho menarik nafasnya panjang sebelum kembali membaca pesan singkat dari Seokjin dan membalasnya.


Setidaknya hari kesepuluh, Minho akhirnya membalas pesan yang dikirimkan Seungwoo dan menyuruh Seungwoo datang kerumahnya. Sejam adalahwaktu yang diperlukan mereka berdua untuk berbicara empat mata.

“Udah kenyang, kaaaa”ucap Byungchan manja saat Seungwoo menyuapi Byungchan setelah berbicara dengan Minho.

“Baru lima suap loh? Lima suap lagi ya?“ucap Seungwoo berusaha membujuk Byungchan, tetapi Byungchan menggeleng.

“Yaudah aku pulang aja kalo kamu gamau makan. Soalnya Minho cuma ngizinin aku buat itu”ucapan Seungwoo membuat Byungchan menatap tajam Minho yang duduk tidak jauh dari tempatnya dan Seungwoo berada saat ini.

Tanpa menunggu waktu lama, Byungchan melahap habis makanannya di piring sehingga membuat Minho tercengang. Seungwoo mengusak gemas rambut Byungchan sebelum meletakan piring bekas milik Byungchan ke wastafel.

“Chan....?“Seungwoo terkejut saat Byungchan duduk diatas pangkuan Seungwoo. Minho beberapa melirik, membuat Seungwoo sedikit panik.

“Biar ka seungwoo ga pulang!! Aku kan makannya udah habis, jadi ka seungwoo ga boleh pulang dan abang ga boleh suruh ka seungwoo buat pulang juga”ucap Byungchan mengerucutkan bibirnya. Seungwoo pun menurut dan membiarkan Byungchan duduk diatas pangkuannya.

“Seungwoo udah cerita semua sama abang, kamu kapan mau cerita versi kamu sama abang?“Byungchan menatap tajam Minho saat mendengar pertanyaan tersebut dan membuat Minho mengalihkan pandangannya ke lain arah. Seungwoo dan Taemin yang melihat hal tersebut menahan tawa mereka.

(xposhie)

Sebuah Izin


Seungwoo mengambil tindakan cepat saat Minho mengabari dirinya mengenai Byungchan. Anggap Seungwoo terlalu mendramatisir situasi, tetapi dalam benak Seungwoo saat ini adalah Byungchan sedang menangis dan memohon pada Minho.

Setengah jam waktu yang ditempuh Seungwoo sampai akhirnya ia sampai dikediaman keluarga Choi. Ia tidak perlu mengetuk pintu, karena Minho sedang duduk diluar berdua dengan Taemin. Setibanya Seungwoo dihadapan mereka, Taemin izin masuk ke dalam rumah.

“Duduk”ucap Minho dingin dan Seungwoo menuruti.

“Byung...“ucapan Seungwoo diputus sepihak oleh Minho.

“Ceritain awal mula lo ketemu adik gue dan selama tiga tahun kalian berhasil backstreet dari gue”permintaan Minho membuat Seungwoo menelan ludahnya kasar.

“Awal mulanya pas lo pinjem hape gue buat hubungin Byungchan, setelah itu gue save nomer Byungchan dengan maksud 'siapa tau suatu saat gue butuh'“ucap Seungwoo mengawali ceritanya.

“Butuh buat pedekate? Gitu maksud lo?“tanya Minho dengan nada yang masih dingin. Seungwoo menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.

“Butuh yang beneran butuh, karena ga lama setelah itu kan Byungchan ngehubungin gue buat nyariin lo”ucap Seungwoo membela diri.

“Terus kalo lo lupa... Lo pernah nyuruh gue anter Byungchan kerumah sakit pas ada temen kita kecelakaan. Inget?“tanya Seungwoo. Minho cukup lama berfikir sebelum mengangguk.

“Terus?“tanya Minho saat melirik dan melihat Seungwoo terdiam.

“Yaudah, setelah itu gue suka ajak jalan Byungchan. Engga lama dari itu, kita jadian”ucap Seungwoo lagi.

“Alasan utama lo ga mau bilang gue? Kenapa?“tanya Minho bingung.

“Pertama, gue temen lo. Engga banyak kaka yang mempercayai adeknya punya hubungan sama temennya sendiri. Kedua, mantan terakhir Byungchan”ucap Seungwoo santai.

“Kedua alasan yang saling terkait yang bikin gue dan Byungchan memutuskan buat ga cerita sama lo”ucap Seungwoo menambahkan.

“Terus yang bikin lo akhirnya cerita ke gue, kenapa?“Minho kembali bertanya.

“Gue tegasin sekali lagi, kalo gue sayang sama ade lo dan ini bukti kalo gue bener-benee sayang sama Byungchan”ucap Seungwoo mantap. Suasana hening saat Seungwoo mengucapkan kalimat terakhirnya.

“Byungchan ada di dalem, lo suruh makan gih! Kalo lo ga bisa maksa Byungchan buat makan, gue ga bakal kasih lo izin jalan sama Byungchan”ucap Minho yang kemudian bangkit sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

“Masuk, anaknya ada diruang tengah”ucap Minho menunjuk keruang tengah miliknya. Seungwoo tersenyum dan atas izin Minho, dia masuk keruang tengah keluarga Choi.

“Gue belum denger cerita dari Byungchan, jadi gue belun bener-bener kasih lo izin”ucapan Minho membuat Seungwoo menghentikan langkahnya sejenak dan menoleh kearah temannya.

“Lo bisa pegang janji gue, kita temenan bukan cuna setahun atau dua tahun doang”ucap Seungwoo meyakinkan.

“Ya, itu salah satu alasan gue ngasih lo izin buat ketemu Byungchan. Karena gue tau, janji lo bisa amat sangat dipegang”ucap Minho mengakhiri sebelum akhirnya masuk kerumahnya mendahului Seungwoo.

(xposhie)

Pengakuan Seungwoo

[!!!] Kata-kata kasar. Kekerasan


Setidaknya sudah lebih dari sejam, kumpulan lelaki dewasa tersebut menghabiskan waktu mereka di sebuah ruang karaoke. Masih tersisa setidaknya kurang dari 2 jam lagi waktu mereka.

Sejun dan Jinhyuk sibuk bernyanyi sambil sesekali menarik Jin, sedangkan Wooseok bersandar pada kekasihnya Seungyoun sambil sesekali tertawa ketika melihat sang kakak merengut kesal.

“Kamu chat siapa sih daritadi?“ucap Minho menoleh kearah Byungchan dan Byungchan menggeleng lalu menyimpan ponselnya di saku celananya.

“Boleh ngomong berdua ga? Diluar?“ucap Seungwoo dihadapan Minho yang membuat Byungchan menatap Seungwoo memohon.

Minho tidak menjawab, tetapi dirinya memutuskan keluar dari ruang karaoke tersebut diikuti Seungwoo.

“Engga apa-apa!! Kamu sini aja, ya?“ucap Taemin mencoba menahan Byungchan saat akan menyusul Seungwoo dan Minho.


“Mau ngomong apa lo? Mau jelasin kenapa bareng Byungchan tadi? atau mau jelasin, kenapa Byungchan bisa tau menu kesukaan lo di kafe tadi?“tanya Minho tegas yang membuat tubuh Seungwoo sedikit menegang.

“Untuk dua hal itu menurutku gue ga penting, ada hal yang lebih penting dari itu”ucap Seungwoo mencoba santai.

“Hal penting apaan? Lo mau ngaku kalo lo macarin adek gue? Berapa lama, hah?“ucap Minho dengan senyum miring.

“Tiga tahun, gue sama Byungchan pacaran tiga tahun”ucap Seungwoo menjawab pertanyaan Minho. Minho menarik nafasnya panjang sambil menyisir rambutnya, mencoba menetralkan emosinya.

“Gue ulangin, gue pacaran sama Byungchan udah tiga tahun”ucap Seungwoo.

“Bangsat!!“ucap Minho yang selanjutnya melayangkan sebuah bogem mentah tepat kearah rahang sebelah kiri Seungwoo.

“Tai!! Lo tuh anjing, Woo!!!“ucap Minho emosi sambil menarik kerah baju yang di kenakan Seungwoo.

“Iya, gue anjing yang sayang sama adek lo dan anjing yang terlalu cupu buat ngaku sama lo”ucap Seungwoo dengan nafas berat. Minho melepas genggamannya pada kerah baju Seungwoo sehingga membuat Seungwoo tersungkur. Seungwoo belum sempat bangun ketika dirinya kembali menerima bogem mentah dari Minho.

“Lo tuh paling tau kalo gue sayang sama Byungchan kan? Lo tau gue jagain Byungchan kayak apa? Lo tau marahnya gue sama mantan terakhir dia?“ucap Minho dengan wajah sepenuhnya merah.

“Gue tau, bahkan sangat tau. Kalo lo lupa, gue yang bawa Byungchan balik ke rumah dan ketemu lo pas hari itu”ucap Seungwoo yang sesekali meringis.

“Ah... Jadi karena itu? Karena lo yang nolongin Byungchan hari itu, bikin lo mau sok jadi pahlawan dan nyembuhin luka hati Byungchan, hah?“ucap Minho setengah berteriak.

“Bukan karena itu... Gue beneran sayang sama Byungchan, tiga tahun belakang pernah ga lo liat Byungchan nangis karena gue?“ucap Seungwoo mencoba membela diri. Minho tersenyum miring.

“Kalo Byungchan nangis karena lo, gue yakin hari ini lo ga akan gabung sama gue dan lainnya nongkrong, bangsat!“ucap Minho lagi. Seungwoo terduduk di lantai semen, beberapa orang melihat dirinya dan Minho tanpa ingin menengahi.

Minho beberapa kali berteriak dan memaki sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam ruang karaoke tadi. Seungwoo tidak berpindah dari tempatnya hingga ia melihat Minho menarik paksa Byungchan keluar dari temoat karaoke, diikuti Taemin yang berjalan cepat dibelakangnya.

“Abang!!! Lepasin sakitttt!!“ucap Byungchan mencoba melepaskan genggaman Minho pada pergelangan tangannya.

“Kamu pulang sama abang sekarang!“ucap Minho memberikan penekanan pada setiap kata yang ia lontarkan.

“Ka seungwoo...“Byungchan menoleh dan mendapti Seungwoo berdiri dengan ujung bibir sedikit berdarah dan pipi kebiruan. Langkah Byungchan terhenti karena Minho menarik lengannya lagi.

“Lo boleh marah sama gue, tapi jangan nyakitin Byungchan kayak gini”ucap Seungwoo menatap tajam Minho.

“Gausah ikut campur”ucap Minho yang menepis tangan Seungwoo dan kembali menarik Byungchan masuk ke dalam mobil.

“Lo ga apa-apa?“tanya Taemin pelan dan Seungwoo tersenyum kecil sambil mengangguk.

“Gue bakalan bilang sama Minho dulu, ya? Gue yakin dia cuma emosi sesaat kok”ucap Taemin sebelum menyusul Minho dan Byungchan masuk ke mobil. Seungwoo kembali tersenyum miris saat mobil tersebut menjauhi dirinya.

“Woo!! Anjir? Kenapa lo?“Seungwoo menoleh dan mendapati teman-temannya sudah menyusulnya keluar.

“Loh bukannya masih ada waktu sejam?“ucap Seungwoo santai yang mendapat gelengan dari teman-temannya.

“Kita udahan pas Minho narik paksa Byungchan, lo beneran udah bilang?“tanya Seungyoun dan Seungwoo mengangguk.

“Jadi ini gara-gara Minho?“kali ini Jin yang bertanya dan Seungwoo kembali mengangguk.

“Gue ga ngerti kepada Minho super protektif sama adeknya, gue bahkan bingung kenapa dia bisa gitu”ucap Jin lagi dan Seungwoo hanya tertawa hambar.

“Jadi.... ada yang bisa jelasin ke gue, ini semua maksudnya apa?“pertanyaan Sejun membuat semua orang menoleh kearah Sejun.

(xposhie)

Sebuah Percobaan.


“Byungchan!!!“Taemin dan Wooseok berteriak serempak saat melihat pria tinggi tersebut memasuki kafe dimana mereka berada saat ini.

“Loh? Kamu ngapain kesini? Sama siapa?“Byungchan belum sempat duduk tetapi sudah mendapat pertanyaan beruntun yang berasal dari kakanya sendiri. Taemin menoleh dan menatap Minho sejenak.

“Aku cuma tanya? Lagian tumben kesini, sendirian? Kamu yang suruh?“tanya Minho yang dibalas gelengan oleh Taemin.

“Sini, Chan! Duduk duluuu”ucap Taemin yang dibalas anggukan oleh Byungchan yang kemudian duduk diantara Taemin dan Wooseok.

“Seungwoo mana deh? Masa gue duluan? Padahal gue nganter Sejin ketempat cowoknya lumayan jauh dah”ucap Jinhyuk.

“Ka Seungwoo lagi cari parkir...“semua mata menoleh saat sebuah suara teramat pelan menjawab pertanyaan Jinhyuk.

“Hah? Kok kamu tau? Ketemu di depan?“tanya Minho bingung, tetapi Byungchan tetap diam.

“Eh! Ada Byungchan ikutan gabung nih, tumben?“Sejun yang baru saja kembali dari toilet mencairkan suasana yang semula tegang. Byungchan menjawab pertanyaan Sejun dengan sebuah senyum simpul.

“Oi!! Sorry nih, parkiran depan udah penuh jadi gue parkir agak jauh”Seungwoo datang mengambil alih atensi semua orang dimeja tersebut.

“Chan, udah pesen? Mau pesen apa? Hm... Chicken Steak disini enak loh!!“ucap Sejun yang mengabaikan kedatangan Seungwoo.

“Pesen aja, Chan! Semu udah pesen kok, lagi nunggu aja”ucap Taemin tersenyum dan Byungchan mengangguk. Byungchan menatap Seungwoo yang duduk dihadapannya, duduk diantara Sejun dan Jinhyuk.

“Aku kayak biasa aja”ucapan Seungwoo dibalas anggukan oleh Byungchan yang membuat Minho semakin bingung.

Setelah memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya serta pesanan Seungwoo, suasana dimeja tersebut mendadak sunyi.

“Bentar, gue bingung... Kamu kenapa bisa disini? Diajak Taemin?“tanya Minho dan Byungchan menggeleng.

“Gue yang ngajak”ucap Seungwoo santai tetapi berhasil membuat kening Minho semakin berkerut.

“Udah dibahasnya nanti aja, tuh pesenannya udah pada dateng”ucap Seungyoun menengahi. Byungchan menatap Seungwoo sebelum pandangannya teralihkan karena Taemin mengusap pelan punggung tangannya yang berada dibawah meja untuk menenangkan Byungchan.


“Woo, lo bisa jelasin?“Minho angkat suara setelah sesi makan malam mereka berakhir.

“Kayanya ini bukan waktu yang tepat buat jelasin apapun masalah yang ada disini... Kita kumpul malam ini karena Jin yang ngajak dan karena kita udah lama ga kumpul, kan? Santai dikit lah”ucap Jinhyuk menatap Minho dan suasana kembali hening.

“Tau nih! Tegang amat deh, ganti tempat yuk, karaoke biar ga tegang”ucap Seungyoun yang kembali mencairkan suasana.

“Ayokkk!!! Gue setuju”ucap Sejun antusias.

“Gue skip deh mau balik”ucap Minho pelan membuat Taemin menyenggol pelan tangan kekasihnya tersebut.

“Kita ikut gabung kok!!“ucap Taemin tersenyum yang dibalas sorakan antuasi Sejun dan Jinhyuk.

“Chan, kamu sama abang!“ucap Minho tegas saat mereka semua akan berpindah lokasi. Seungwoo menatap Byungchan dan mengangguk kecil.

“Setidaknya kita udah nyoba, pelan-pelan ya?”

Byungchan menarik nafasnya panjang saat mengingat ucapan Seungwoo di dalam mobil. Mencoba secara perlahan lebih baik dibandingkan memaksakan dengan cara yang instan.

(xposhie)

Penjelasan.


Wooseok dan Seungwoo berpapasan dengan Samuel dan Byungchan saat mereka tiba di depan apartment Hangyul. Pergerakan Wooseok ditahan Seungwoo, saat Wooseok berusaha mendekati Sam.

“Hangyul?“ucap Seungwoo setelah menekan bel apartment Hangyul dan mendapati Seongjun dibalik pintu tersebut.

“Mana Hangyul?“Tanya Wooseok sesaat setelah memasuki apartment milik Hangyul tersebut.

“Seok...“ucap Seungwoo menahan Wooseok agar menjaga jarak dengan Hangyul yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

Plak!

Seongjun dan Seungwoo membulatkan kedua matanya saat Wooseok melayangkan tangannya kearah pipi Hangyul hingga menimbulkan bekas kemerahan. Hangyul baru saja menyelesaikan ceritanya dan menjelaskan misinya.

“Lo mikir ga sih apa yang lo lakuin ini bahaya? Bahaya buat semuanya!!“ucap Wooseok setengah berteriak.

“Lo itu cuma orang baru yang ga tau apa-apa!!“ucap Wooseok lagi. Hangyul mengernyitkan keningnya bingung.

“Inget ya ka, beberapa bulan lalu itu lo yang minta tolong gue buat merhatiin Samuel!“ucap Hangyul yang masih berusaha menahan amarahnya.

“Merhatiin dia bukan berarti lo ikut campur masalah dia!“ucap Wooseok lagi.

“Seok... Udah ya?“ucap Seungwoo menenangkan.

“Kamu juga, Woo! Jelasin dia gimana bahayanya ide dia buat semuanya”ucap Wooseok bergetar.

“Buat Samuel Ka, kalo lupa...“ucap Hangyul pelan yang hampir membuat Wooseok melayangkan tangannya lagi.

“Woo... Jelasin ke dia, kalo yang dia omongin itu bahaya!! Bisa bahayain Sihun, Woo...“ucap Wooseok yang menangis tiba-tiba. Seungwoo pun membawa Wooseok dalam dekapannya.

“Sssshhh... Tenang dulu ya? Kita omongin baik-baik, kita bicarain baik-baik”ucap Seungwoo mengusap punggung Wooseok menenangkan. Wooseok pun terisak dalam dekapan Seungwoo.

(xposhie)

Sebuah pertemuan.


Jaebum dan Namjoon saling dorong saat mereka memasuki rumah Seungwoo. Sebenarnya, belum lama mereka mengunjungi rumah Seungwoo tetapi mereka selalu malu karena sambutan ibunda Seungwoo.

“Hm... Kenapa harus dorong-dorongan?“ucap Ibunda Seungwoo yang membuat Jaebum dan Namjoon tersenyum.

“Udah makan? Makan dulu yuk! Tante udah masak nih”ucap Ibunda Seungwoo.

“Seungwoo mana tante?“tanya Namjoon pelan.

“Lagi anter Byungchan dulu, paling bentar lagi sampe”ucap Ibunda Seungwoo menjelaskan.

“Oh bucinnn”ucap Jaebum dan Namjoon bersamaan membuat Ibunda Seungwoo tersenyum.


“Asik banget boss, berasa dirumah sendiri?“Seungwoo masuk ke kamarnya yang menemukan Jaebum serta Namjoon sedang asik memainkan playstation miliknya.

“Dibanding nunggu yang punya rumah sibuk ngebucin, mending gue main dulu”ucap Jaebum dengan pandangan tetap fokus kearah televisi.

Seungwoo mencolek Namjoon sehingga membuat Namjoon melirik sejenak. Seungwoo memberikan isyarat kepada Namjoon yang beruntungnya diterima baik oleh Namjoon.

“Woy!! Kok dimatiin? Curang lo, Jun! Giliran kalah udahan”ucap Jaebum emosi.

Jaebum menoleh kearah kedua temannya yang ternyata sedang menatapnya tajam. Jaebum akhirnya tau, Namjoon mematikan permainan mereka demi membicarakan hal yang penting sore itu.

“Gue kan udah bilang, gue aja yang urus! Adek gue jadi tanggung jawab gue”ucap Jaebum mengalihkan padangannya.

“Byungchan pacar gue, tapi kenapa lo dateng malem itu?“pertanyaan Seungwoo tepat sasaran.

“Karena lo temen gue? Kita udah sama-sama dari orok!“ucap Jaebum yang dibalas kekehan pelan Namjoon.

“Kayanya lo udah tau point pentingnya kenapa gue sama Senu mau ikutan deh, Bang! Woonjae itu adek lo dan kita udah tau dia dari brojol. Udah kayak adek sendiri”ucap Namjoon tenang.

“Masalah Woonjae ini ga seenteng masalah Byungchan atau Mina. Lo ga bisa maju sendirian”ucap Seungwoo menambahkan.

“Woonjae salah ambil keputusan untuk gabung Blue Rose karena gue... Jadi, kalian ga perlu ikut tanggung jawab masalah yang penyebabnya itu gue sendiri”ucap Jaebum tetap pada pendiriannya.

“Masalah Byungchan sama Seungyoun kemarin juga gara-gara gue, Bang! Gara-gara gue ga berani ngenalin Byungchan ke bokap, bikin Byungchan nerima perjanjian bodoh sama Seungyoun”ucap Seungwoo lagi.

“Masalah Mina juga gara-gara gue, kan? Kalo Mina ga pernah jadian sama gue, mungkim Sunho ga akan jadiim Mina targetnya dia”ucap Namjoon.

“Intinya, Sunho emang selalu buat masalah yang ujungnya bermuara ke kita bertiga”Namjoon menambahkan.

“Kalo lo emang gamau gue sama Ajun ikut campur, gue akan ikutin sepenuhnya keputusan yang lo bikin. Gue dan Ajun akan ikutin semua keputusan lo”ucap Seungwoo mencoba bernegosiasi.

“Keputusan gue bulet, kalo gue ga mau lo berdua ikut campur masalah ini”ucap Jaebum mengakhiri sebelum pergi meninggalkan kamar Seungwoo dan membuat Namjoon serta Seungwoo beradu tatap.

(xposhie)

Temu akhir.


Hyeongjun tersenyum ria siang itu saat Yohan mengatakan bahwa ia akan pulang bersamanya beserta Yuvin. Hyeongjun menggandeng tangan Yohan dan berjalan ke sebuah mobil yang terparkir di halam sekolah taman kanak-kanak tersebut. Yohan tersenyum kearah Yuvin yang entah mengapa terlihat lebih tampan siang itu.

“Yeayyy!! Kita makan siang di rumah kayo lagi?“tanya Hyeongjun yang duduk dikursi belakang.

“Kalo makan siangnya di mall gimana? Kayo hari ini ga masak!! Hm... Jun boleh pilih mau makan apapun di mall nanti”ucap Yohan yang tidak kalah antusiasnya. Hyeongjun mengangguk memperlihatkan deretan gigi kecilnya.

“Jun, mau makan apa?“ucap Yohan yang menggandeng Hyeongjun di sasi kanan dan Yuvin di sisi kiri Hyeongjun.

“Udon!! Aku mau udon yang panjanggg”ucap Hyeongjun dan Yohan mengangguk.

Selama makan siang, Yohan dna Yuvin hanya diam. Mereka berdua sesekali hanya menjawab celotehan dari Hyeongjun. Setelah makan siang, Yohan dan Yuvin memlih pergi ke tempat bermain dimana mereka bisa meninggalkan Hyeongjun disana beberapa saat untuk memberikan Yohan dan Yuvin waktu berbicara.

“Selamat ya, Yohan!“ucap Yuvin kikuk saat mereka sudah duduk disebuah kedai kopi.

“Iya mas, makasih! Maaf baru ngabarin pas sebar undangan...“ucap Yohan pelan.

“Hahaha tidak apa-apa! Saya senang kamu undang, jadi setidaknya saya masih bisa lihat kamu lagi kan?“uacapan Yuvin membuat Yohan bingung.

“Setelah menikah, kamu tidak mengajar lagi. Saya dengar itu dari Hyeongjun dan pernikahan kamu seminggu lagi mungkin jadi pertemuan terakhir kita?“ucap Yuvin santai.

“Ah iya... Saya juga mau kasih ini, buat kamu”ucap Yuvin mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang. Yohan menatap Yuvin bingung.

“Saya tetap akan datang ke pernikahan kamu, kok. Ini hadiah sebagai ucapan terimakasih saya, karena dua bulan lalu kamu udah banyak membantu saya perihal Hyeongjun”ucap Yuvin tersenyum.

“Mas, kan saya sudah bilang engga masalah! Saya senang menghabiskan sore sama Hyeongjun. Masak malam malem dan...“Yohan belum selesai menjelaskan tetapi ucapannya di potong oleh Yuvin.

“Saya suka kamu, maaf saya lancang tapi saya rasa saya harus bicara ini sama kamu”ucapan Yuvin membuat Yohan membulatkan kedua matanya.

“Mas...“ucap Yohan terbata.

“Maaf.... Saya tau saya lancang...“ucap Yuvin lagi. Yohan menatap Yuvin sebelum memutuskan pergi meninggalkan Yuvin. Yohan tau semua ini akan terjadi tetapi tidak secepat ini. Hati Yohan sakit ketika mendengar Yuvin mengutarakan perasannya yang tidak dapat ia balas perasaannya.


“Kayooo!!!!“Hyeongjun berlari kecil memeluk Yohan.

“Hei!! Jun sama siapa?“ucap Yohan yang menggendong Hyeongjun dengan segera.

“Sama kavin!! Tapi masih dimobil, tadi aku lari duluan”ucap Hyeongjun tersenyum geli.

“Hm... Nanti kavin nyariin loh”ucap Yohan mencubit kedua pipi Hyeongjun gemas.

“Om dokter!!!“ucap Hyeongjun yang melihat Seungwoo datang setelah menghampiri beberapa tamu undangan.

“Hyeongjun!!! Kok sendirian?“tanya Seungwoo yang mengambil alih Hyeongjun dari gendongan Yohan.

“Jun! Kok digendong? Nanti baju Om dokter berantakan loh”ucap Yuvin yang tiba-tiba muncul menyapa Seungwoo dan Yohan. Hyeongjun mencebikkan bibirnya.

“Selamat ya! Maaf telat datangnya”ucap Yuvin yang kemudian mengambil alih Hyeongjun dari gendongan Seungwoo.

“Iya ga apa-apa! Yang penting doanya buat kita berdua”ucap Seungwoo bersalaman dengan Yuvin.

“Pastu saya doain buat kalian berdua! Semoga selalu bahagia hingga maut memisahkan”ucap YUvin yang bergantian bersalaman dengan Yohan.


“Jangan menyalahkan waktu jika dua insan yang saling mencintai tidak dapat bersatu” -KYH

“Jika tidak dapat menyalahkan waktu, lantas siapakah yang patut disalahkan jika dua insan yang saling mencintai tidak dapat bersatu?” -SYV

(xposhie)

(xposhie)