semestakapila

Change Up Again.


Wooseok mencoba membuka matanya walaupun berat. Hari ini ia harus berangkat pagi-pagi sekali untuk pergi kerumah Mingyu, menghadiri acara keluarga Mingyu.

“Hhh perasaan kemaren gue tidur cepet biar hari ini seger. Kenapa masih ngantuk?”

Wooseok mencoba mengumpulkan nyawanya dengan menggulingkan tubuhnya ke samping. Tetapi pergerakan Wooseok itu terhenti karena sesuatu menahan tubuhnya. Wooseok menarik nafas panjang, mencoba kembali mengumpulkan nyawanya.

Wooseok akhirnya berhasil membuka matanya dan menatap langit-langit kamar tersebut. Lima menit kemudian Wooseok duduk di tempat tidurnya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya, matanya berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya.

“Hah? Bentar.... Semalem gue ngapain ya?”

Flashback On

Wooseok mematikan ponselnya (garis miring: ponsel milik Wonwoo) setelah Mingyu menelfon dan mengabarkan bahwa dirinya akan menjemput Wooseok sebelum matahari terbit.

Wooseok mendesah frustasi. Sejujurnya, dirinya enggan pergi ketempat yang ia tidak ketahui itu dan untuk pertama kalinya, dirinya menyesali keinginannya untuk mempunyai pacar.

“Wahhh pasti besok jalan sama anak-anak seru deh! Udah direncanain dari lama juga...”

Wooseok mengerucutkan bibirnya. Ia rindu teman-temannya dan ia juga rindu Jinhyuk yang selalu ada kapanpun ia membutuhkannya.

“Bener kata Wonwoo... Jinhyuk selalu ada kapanpun dan dimanapun gue butuh. Hampir 24 jam juga gue selalu baru Jinhyuk...”

Lagi, Wooseok mendesahkan nafasnya berat. Ia memilih untuk memejamkan matanya walaupun jam masih menunjukan pukul delapan pagi.

“Tuhan... Mau balik! Mau jadi Wooseok lagi... Please....”

Wooseok merapalkan doanya hingga ia tertidur malam itu.

Flashback Off

“HUAAAA JINHYUK!!!!!!“Wooseoo berteriak histeris setelah menyadarinya. Ia memeluk Jinhyuk yang tertidur disebelahnya tanpa menanyakan mengapa Jinhyuk berada disana.

“JINHYUK AKU BALIKKKK!!!!!“Wooseok kembali berteriak, membuat Jinhyuk terlonjak kaget dan bangun dari tidurnya.

“Seok... Kamu ngigau? Kenapa teriak-teriak? Ini tuh.... Baru jam empat lewat...“ucap Jinhyuk setengah sadar.

“JINHYUKKKK AKU BALIK!!! WOOSEOK UDAH BALIK!!!!“Ucap Wooseok lagi dan memeluk Jinhyuk erat.

“Hm.. Iya, Wooseok udah balik ya? Tadi emang mimpi kemana? Yuk tidur lagi, kita masih punya waktu sejam lagi buat tidur”ucap Jinhyuk yang membawa Wooseok kembali berbaring dengan tetap memeluknya.

“Tidur ya, Seok! Nanti kalo kesiangan dimarahin Sejin soalnya...“ucap Jinhyuk pelan dengan tangan yang mengusap punggung Wooseok.

Wooseok tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya, engga melepaskan Jinhyuk dan engga kembali ke mimpi buruk itu walaupun sebenarnya itu bukan mimpi buruk.

“Jinhyuk... Jangan pergi ya?“ucap Wooseok pelan sebelum memejamkan matanya kembali.


Disisi lain, Wonwoo terbangun karena alarm yang ditimbulkan bunyi ponselnya. Tanpa menaruh banyam curiga, dirinya mengambil handuk dan melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi.

“Hyuk... Jinhyuk bangun! Nanti dimarahin Sejin kalo telat”

Setelah menghabiskan waktu setengah jam untuk mandi, Wonwoo berusaha membangunkan Jinhyuk yang semalam menginap ditempat Wooseok tersebut.

“Jin....hyuk?”

Wonwoo mengedarkan pandangannya ketika menyadari bahwa dirinya sudah berada dikamarnya dan tidak ada Jinhyuk dikamar itu.

Wonwoo tersadar saat ponselnya berbunyi dan menampikan nama serta foto Mingyu pada layar ponselnya.

“MINGYU!!!!!!“Teriak Wonwoo bersemangat.

“Yang? Kamu sehat? Kenapa sih teriak-teriak? Kesiangan? Belum siap? Aku udah mau ke tempat kamu nih...“Wonwoo menahan senyumnya ketika mendengar serentetan kalimat yang dikeluarkan Mingyu disebrang telfon.

“Udah! Aku udah siap!!! Buruan kesini, cepetan!!!“ucap Wonwoo tidak sabaran.

“Hm? Kenapa jadi ga sabaran sih, yang? Kangen?“ucap Mingyu terkekeh.

“Iya!!! Kangen banget!! Makanya buruan kesini”ucap Wonwoo sebelum mematikan ponselnya, membuat Mingyu bingung disebrang telfon.

Dua puluh menit kemudian, Wonwoo mendengar bunyi mesin mobil Mingyu. Walaupun Mingyu jarang mengendarai mobil itu, tapi Wonwoo hafal bunyi kendaraan sang kekasih tersebut.

“MINGYU!!!!!“Wonwoo berlari dan menabrakan badannya ke arah Mingyu yang baru saja keluar dari mobil.

“Yang? Kamu kenapa? Tumben mau peluk aku di tempat umum...“ucap Mingyu salah tingkah.

“Peluk pacar sendiri, emang salah?“ucap Wonwoo di dalam dekapan Mingyu. Mingyu tersenyum dan mengeratkan pelukan tersebut.

“Udah siap? Mana tas kamu?“tanya Mingyu dan Wonwoo menunjuk kamarnya.

Mingyu dan Wonwoo berjalan masuk ke dalam kamar Wonwoo sambil bergandengan tangan. Wonwoo enggan melepaskan genggaman Mingyu yang lebih dari dua minggu ia tidak rasakan.

“Kita sarapan dulu kan? Tempat bubur biasa?“ucap Wonwoo sambil mengunci kamarnya dan Mingyu mengangguk.

“Kamu semalem tidur cepat ya? Semangat banget sih!“ucap Mingyu sambil mengusak rambut kekasih yang lebih tua setahun darinya itu.

“Mau ketemu bunda, jadi aku harus semangat!!!“ucap Wonwoo tersenyum.

“Tadi katanya kangen aku? Terus sekarang posisi aku digantiin bunda gitu?“ucap Mingyu mengerucutkan bibirnya.

“Engga!!! Posisi kamu ga akan tergantikan!!! Mingyu tetap bayi besarnya Wonwoo sampai kapanpun!!!“ucap Wonwoo sambil mencuri satu kecupan ringan di pipi Mingyu sebelum berlari kecil dan masuk ke dalam mobil, meninggalkan Mingyu terpaku karena kelakuan ajaib kekasihnya.

(xposhie)

Markas Besar.


Sejin melangkah santai menuju sebuah meja dimana teman-temannya berada. Dibelakangnya ada Seungyoun, kekasihnya yang jalan mengikutinya.

“Darimana lo, Jin? Kuyup amat? Emang hujan diluar?“salah seorang teman Sejin bertanya kala melihat penampilan Sejin yang tidak dapat dikatakan rapih. Bahkan rambut Sejin sedikit basah dengan kaos yang ia kenakan sedikit kusut.

“Beneran hujan ya diluar? Penampakan lo berdua kayak anak kucing habis kecebur, sumpah!!“ucap salah seorang teman Sejin saat melihat penampilan Seungyoun yang sama berantakannya dengan Sejin.

Seungyoun tersenyum dan duduk disebelah Sejin yang sudah duduk terlebih dahulu. Tangan Sejin otomatis mengusak rambut Seungyoun yang lepek dan sedikit basah di bagian depannya.

“Gue ga dapet parkir gedung, jauh banget parkirnya terus gerimis juga jadi agak basah”ucap Seungyoun berkilah dan Sejin tersenyum mendengar jawaban Seungyoun tersebut.

“Hah? Gerimis apaan? Diluar cerah ya! Walaupun malem tuh diluar lagi cerah dan ga ada tanda-tanda mau hujan!!“Sejin menunduk saat teman lainnya yang baru saja tiba itu membantah omongan Seungyoun.

“Lagian parkir gedung masih banyak kok! Gue juga liat lo parkir dimana, Nyet!“ucap teman Sejin menambahkan.

“Dan gue tau lo berdua habis ngapain sampe basah kayak orang habis kehujanan gitu!“semua mata menatap Seungyoun dan Sejin bersamaan, membuat wajah Sejin memerah. Sedangkan Seungyoun hanya tersenyum penuh arti.

“Makanya bang! Lo kalo bikin party jangan malem sabtu, kan kalo malem sabtu itu jatah Boss Besar Seungyoun mengunjungi markas kebesarannya”semua orang tertawa mendengar celutakan salah satu lelaki di meja bundar tersebut.

“Njir?!?!?! Sukses kunjungannya pak?“teman Sejin dan Seungyoun semakin gencar menggoda.

“Kaga! Hari ini markas besar tutup demi party bang seungwoo, jadi boss gue gagal berkunjung lagi”ucap Seungyoun santai.

“Tadi tuh cuma absen aja, dikit!“ucap Seungyoun melanjutkan diakhiri tawa yang semakin membuat wajah Sejin memerah.

“Kalo absen pake tinta hitam ya pak! Jangan pake tinta merah apalagi ungu”semua orang di meja bundar tersebut kembali serentak tertawa.

Seungyoun menoleh dan mendapati Sejin yang menunduk menahan malu. Seungyoun selanjutnya menarik jaket Sejin agar lebih menutupi lehernya, membuat Sejin sadar akan sesuatu dan memberi tatapan tajam ke Seungyoun yang hanya di senyum kecil.

Flashback On

“Kok manyun sih?“Sejin masuk ke dalam mobil dan disuguhkan pemandangan wajah kekasihnya yang tertekuk dan bibir yang di kerucutkan, khas orang sedang bete.

“Biasanya kamu paling semangat loh masalah party, Youn?“tanya Sejin bingung.

“Hm... Kalo Party itu malem minggu! Kenapa Bang Seungwoo milih malem sabtu sih?“ucap Seungyoun malas yang membuat Sejin tertawa.

“Cuma karena masalah hari aja?“tanya Sejin tertawa dan Seungyoun mengangguk dengan pandangan fokus ke jalan.

“Kamu kan tau, Sabtu malem itu waktu kunjungan boss ke markas! Udah dua minggu bos gagal berkunjung gara-gara deadline yang gila-gilaan! Masa hari ini gagal kunjungan lagi sih!!“Seungyoun berucap cukup panjang.

Boss Besar dan Markas Besar merupakan bahasa yang biasa digunakan Seungyoun serta Sejin jika membicarakan urusan hormon dan hasrat mereka dikasur.

“Nanti kan bisa, sayang? Emang mau sekarang kunjungannya?“ucap Sejin menahan tawanya.

“Padahal rencana kunjungan hari ini lebih cepet biar masa kunjungannya juga lama!“ucap Seungyoun lagi.

“Loh? Emang yang punya markas setuju kalo kunjungannya lama?“tanya Sejin menggoda.

“Masa Boss Besar ditolak Markas Besar sendiri sih?“Seungyoun menoleh dan mengedipkan sebelah matanya. Tidak terasa, Seungyoun dan Sejin sudah tiba di gedung parkir dengan membahas boss besar dan markas besar sepanjang perjalanan.

Seungyoun menatap Sejin penuh pengharapan. Cahaya minim di dalam mobil dan gedung parkir itu tidak membuat Sejin kesulitan melihat kilat mata Seungyoun yang tajam.

“Hhh gimana markas besar mau nolak kalo boss besar ngeliatinnya kayak gitu mulu?“Sejin berkata sambil berpindah tempat dan duduk diatas pangkuan Seungyoun.

Seungyoun tersenyum, ia melepas sabuk pengaman yang ia kenakan dan sedikit mendorong kursi pengemudi yang ia duduki agar punggung Sejin tidak berbenturan langsung dengan setir mobil yang berada tepat di belakang Sejin.

“Sebelum berkunjung, wajib ngasih salam kan?“Sejin berucap sensual. Bagian bawah tubuhnya menggesek tepat di depan kejantanan Seungyoun yang masih tertutup rapat.

Seungyoun mengerang. Tangannya mencengkram pinggang Sejin, mencoba mencari friksi lain yang mungkin ia dapatkan jika ia yang memimpin permainan ini.

“Maaf ya pak boss! Kunjungan malam ini di undur dulu, soalnya yang jaga markas lupa bawa kuncinya”ucap Sejin lagi dan Seungyoun menghela nafas panjang.

“Jin... Nghhhh.... Kamu tega?“ucap Seungyoun lemah dan Sejib tersenyum.

“Hmhhh.... Jinhhh....“Seungyoun menarik tubuh Sejin mendekat saat Sejin membawa bibirnya bertemu dengan bibir Seungyoun dan melumatnya dengan sedikit kasar.

Seungyoun membuka jaket yang Sejin kenakan dan melemparnya ke kursi disebelahnya. Sejin yang masih duduk dipangkuan Seungyoun sesekali menarik rambut Seungyoun saat bibir Seungyoun menjelajahi leher jenjangnya.

“Ahhh.... Younnhhh....“Desahan Sejin sedikit tertahan karena Sejin tidak ingin orang lain mendengar dan melihat perbuatan tidak senonoh mereka saat ini.

Seungyoun semakin gencar menjelajahi leher Sejin bahkan memberikan gigitan kecil yang menimbulkan bekas keungunan setelahnya. Kaos yang Sejin kenakan disingkap hingga memperlihatkan dua noktah merah muda milik Sejin yang merupakan titik favorit Seungyoun.

Sejin membusungkan dadanya. Kepala Seungyoun ia tahan kala lidah Seungyoun menyapa noktah tersebut dan bibir Seungyoun yang membuat gerakan sedikit menghisap noktah tersebut.

“Nghhh.... Kalo gini caranya... Pintu markas bisa di dobrak tiba-tiba... Younhhh...“Sejin kembali mendesah, sedangkan Seungyoun tersenyum tipis.

Seungyoun menyapa noktah lainnya saat sudah puas dengan noktah sebelumnya yang terlihat sudah sedikit membengkak. Lagi, Seungyoun menghisap noktah tersebut seperti bayi haus akan air susu ibu.

Sejin pusing karena semua perlakuan Seungyoun. Ia tidak kuat menerima semua sengatan nikmat yang Seungyoun berikan. Sejin akhirnya menarik wajah Seungyoun menjauhi dadanya hanya untuk melumat bibir Seungyoun.

Peluh keduanya sudah bercucuran akibat Seungyoun yang sudah mematikan pendingin mobil sejak tadi. Seungyoun dan Sejin beradu lidah. Tangan mereka meraba apapun yang bisa mereka raba, membuat kaos yang digunakan keduanya kusut tak beratura.

“Younhhh.... Stopphhh....“Sejin menjauhkan wajah Seungyoun. Wajah keduanya merah padam, rambut keduanya basah karena peluh dan nafas mereka pendek-pendek karena kegiatan panas yang mereka lakukan.

“Please, jangan suka goda boss besar lagi!!“ucap Seungyoun pelan dan menempelkan keningnya dengan kening Sejin.

“Hm... Maaf! Aku janji, masa kunjungan boss besar ke markas boleh lebih lama dari biasanya”ucap Sejin yang selanjutnya memberikan kecupan diseluruh wajah Seungyoun membuat Seungyoun tersenyum.

“Yaudah yuk! Nanti ditunggu yang lain”ucap Seungyoun dan Sejin memgangguk.

“Tapi tumben boss besar ga langsung dobrak paksa markas?“ucap Sejin saat dirinya keluar dari mobil dan merapihkan penampilannya.

“Kamu gatau kan usaha keras aku nahan boss besar biar ga dobrak paksa markas?“ucap Seungyoun dan Sejin kembali tersenyum.

Sejin kembali mencuri satu kecupan di bibir Seungyoun sebelum masuk ke sebuah club tempat mereka akan bertemu teman-teman mereka.

Flashback Off

“Yaudah! Gue udah sewa tuh satu kamar diatas. Tadinya buat gue sama Byungchan, tapi gue relain buat lo aja sama Sejin”ucap Seungwoo santai.

“Biar kunjungan boss besar ke markas engga mundur lagi! Kasian boss besar udah mau kerja keras di markas eh ketunda mulu”ucap Seumgwoo tertawa.

“Boleh gue pake sekarang kamarnya”tanya Seungyoun cepat yang dihadiahi sorakan teman-temannya.

(xposhie)

Tetangga.


Seungwoo mengusap kasar wajahnya sambil sesekali mengusak rambutnya kasar. Setidaknya sudah seminggu ini tidur Seungwoo terganggu karena ulah tetangga barunya.

“hhh dia tuh gatau apa kalo dinding di flat ini tuh tipis banget? kenapa harus mandi sambil nyanyi? dan kenapa harus selalu mandi tengah malem?”

Seungwoo yang kesal akhirnya memutuskan keluar dari kamarnya untuk menemui tetangga barunya itu tanpa memperdulikan jam yang sudah hampir menunjukan pukul sebelas malam.

Setidaknya sudah tujuh ketukan Seungwoo daratkan pada pintu kayu dihadapannya dan nihil, sang pemilik tidak menunjukan batang hidungnya. Seungwoo memutuskan pergi dan kembali ke kamarnya setelah ketukan kesepuluh yang masih tanpa hasil.

“Besok gue harus ketemu sama dia! Bilang kalo suaranya false dan engga enak sama sekali”

Seungwoo berucap kesal dalam hatinya dan kembali masuk ke kamar pribadinya. Dirinya memastikan bahwa tetangga barunya sudah tidak bernyanyi lagi.


Tok! Tok! Tok!

“Dewi bulan! Siapa yang bertamu pada akhir minggu di jam delapan pagi sih?”

Lagi, Seungwoo berdecak sebal. Setelah semalam tidurnya tergangu karena ulang tetangga barunya, pagi ini ia kembali diganggu oleh tamu yang dengan kurang ajarnya bertamu pada pagi hari di hari sabtu.

“Hallo, selamat pagi!! Maaf menganggu tidurnya... Saya Byungchan tetangga sebelah dan baru pindah seminggu ini...”

Seungwoo dengan wajah khas bangun tidurnya itu mencoba memfokuskan pandangannya kepada pria tinggi di depannya. Tubuh Seungwoo sempat oleng saat pria dihadapannya tersenyum cerah.

“Sejak kapan matahari terbit di depan kamar gue?”

Seungwoo tersadar kembali dari lamunannya saat pria dihadapnnya melambaikan telapak tangannya tepat di depan wajahnya.

“Ah, iya perlu bantuan apa?“ucap Seungwoo dibuat senatural mungkin.

“Hm... Saya engga perlu bantuan apapun kok, mas....”

“Seungwoo. Han Seungwoo”ucap Seungwoo tersenyun.

“Oh iya Mas Seungwoo, saya gabutuh bantuan apapun. Cuma mau nganterin buah tangan buat tetangga saya aja”ucap lelaki dihadapan Seungwoo yang bernama Byungchan itu.

“Oh makasih. Mau masuk dulu?“tanya Seungwoo yang bersikap sopan tetapi Byungchan menggeleng dan memilih pergi karena ia sudah punya janji setelahnya.


“Please... Byungchan, malam ini jangan mandi malan ya? Apalagi sambil nyanyi, karena saya butuh tidur...”

Sebelum tidur, Seungwoo merapalkan doan. Ia melihat jam di nakas yang menujukan hampir pukul satu dini hari.

“Udah jam satu, ga mungkin dia mandi semalem ini!!”

Seungwoo tersenyum tenang sebelum menarik selimutnya. Tetapi sepuluh menit kemudian, sayup-sayup Seungwoo mulai mendengar suara Byungchan serta guyuran air dari shower yang dinyalakan.

“HUAAAAA BYUNGCHAN!!!!!!”

Teriakan Seungwoo berhasil membuat Byungchan menghentikan nyanyiannya dan mematikan aliran air dari showernya, guna memastikan teriakan yang ia dengar samar. Tetapi setelahnya, Byungchan kembali melakukan aktivitasnya tanpa terganggu.


Minggu pagi, Seungwoo memilih pergi ke sebuah kedai kecil dibawah flat yang ia tinggali. Langkahnya pelan, semalam ia baru dapat tidur lewat pukul dua dini hari, setelah Byungchan menghentikan nyanyiannya.

“Pagi mas seungwoo!“Seungwoo menoleh dan tersenyum saat dirinya berpapasan dengan Byungchan di depan kedai kelontong tersebut.

“Mas Seungwoo punya masalah tidur ya? Kantung matanya tebal banget!“Seungwoo hanya dapat tersenyum seadanya ketika Byungchan berbicara.

“Ini kan gara-gara lo yang karaokean tiap malem!!!”Seungwoo mengeluh di dalam hatinya.

“Oh iya! Mas Seungwoo tau ga orang yang suka benerin saluran air flat? Saluran air di flatku suka mati, baru nyala pasti kalo tengah malem”ucap Byungchan mengeluh.

“Oh! Makanya kamu kalo mandi malem terus ya?“ucap Seungwoo asal yang membuat Byungchan kaget.

“Kok... Mas Seungwoo tau?“wajah Byungchan seketika memerah saat bertanya hal tersebut.

“Hm... Dinding flat kita terlampau tipis, Chan! Jadi...”

“Mas Seungwoo suka denger aku nyanyi? Ah! Pasti karena aku ya, Mas Seungwoo jadi susah tidur tiap malam?“Belum sempat melanjutkan perkataannya, Byungchan memotong kalimat Seungwoo.

“Maaf ya mas... Soalnya air di flat aku suka mati dan nyala pas tengah malem! Aku gabisa tidur kalo ga mandi dulu, terus karena malem sepi jadinya aku mandi sambip nyanyi...“ucap Byungchan menjelaskan yang membuat Seungwoo tersenyum.

“Oh... Kirain saya kamu habis mentuntaskan sesuatu“ucap Seungwoo dengan memberi tanda kutip pada kata sesuatu yang ia ucapkan.

“Hah? Eh! Engga mas!!! Engga gituuu”ucap Byungchan panik dan Seungwoo tertawa.

“Hahaha saya bercanda kok! Kamu mau nomer telfon orang saluran air? Mampir ke flat saya ya? Handphone saya ada dikamar soalnya”Byungchan pun mengangguk dan mengikuti Seungwoo kembali ke kamarnya setelah berbelanja.


Byungchan mengedarkan pandangannya ke sekeliling flat milik Seungwoo yang besarnya sama dengan flat miliknya, hanya beda beberapa penempatan furniturenya saja.

“Mas Seungwoo udah berapa lama tinggal disini?“tanya Byungchan saat melihat Seungwoo keluar dari kamarnya.

“Udah dua tahun lebih sih, Chan. Walaupun tempatnya sepi terus dindingnya tipis, tapi flat ini paling dekat sama kantor saya”ucap Seungwoo menjelaskan.

“Mas... Sekali lagi maaf ya? Pasti seminggu ini kurang tidur karena ulah saya deh?“ucap Byungchan yang kembali merasa bersalah.

“Hahaha ga apa-apa kok, Byungchan! Kalo saya tau air di flat kamu suka mati, saya ga akan marah-marah sama kamu kalo kamu nyanyi malem-malem”ucap Seungwoo tertawa.

“Hm... Jadi yang waktu itu sempat teriak, suara Mas Seungwoo ya? Maaf ya mas sekali lagi?“ucap Byungchan pelan.

“Oke daripada kamu merasa bersalah terus, gimana kalo kamu temani saya belanja hari ini? Sebagai permintaan maaf kamu? Tapi setelah ini, kamu jangan terus-terusan minta maaf sama saya lagi ya?“ucap Seungwoo mencoba berdiskusi dan Byungchan setuju.

Sejak saat itu, Seungwoo dan Byungchan semakin dekat. Tidak jarang Byungchan meminta tolong Seungwoo saat sesuatu di flatnya bermasalah.

“Mas... Saya boleh numpang nginep disini? Kamar tidur saya langit-langitnya bocor dari kamar mandi flat atas...”

Seperti malam ini, kala Byungchan berdiri di depan flat Seungwoo dengan setelan piyama serta membawa bantal dan selimut.

(xposhie)

Pertengkaran.


“Darimana kamu, Do?“Mas Seungyoun yang semula sedang menonton televisi itu mematikan layar persegi panjang dihadapannya ketika melihat anak sulungnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah minimalis tersebut.

“Dohyon ada tugas mas, tadi udah izin kok”ucap Dek Sejin yang datang dari dapur setelah mencuci piring.

“Tugas apa yang jam sepuluh malam baru pulang? Emang tugasnya ga bisa dilanjutin besok?“Dohyon masih mematung dihadapan Mas Seungyoun tanpa berniat memberikan alasan.

“Itu apa?“Seungyoun menarik paperbag yang berada ditangan Dohyon. Sepasang sepatu basket dikeluarkan lalu dilempar jauh dari jangkauan Dohyon.

“Tugas? Apa main basket? Kamu bohong sama Baba? Izin sama Bubu bikin tugas? Terus itu apa?“suara Mas Seungyoun semakin tinggi, membuat Dek Sejin harus memisahkan keduanya.

“Do... Udah makan?“tanya Dek Sejin lembut dan Dohyon mengangguk.

“Yaudah masuk kamar terus istirahat ya?“ucap Dek Sejin lagi sambil mengusap punggung anak sulungnya. Dohyon berjalan cepat masuk ke kamarnya setelah mengambil sepatu yang dilempar oleh Mas Seungyoun.

“Kamu tuh selalu belain anak! Dodo sama Dede lagi masa puber. Anak kayak mereka butuh perhatian yang ekstra”ucap Mas Seungyoun marah.

“Mas? Maksudnya Mas Seungyoun, aku ga merhatiin anak-anak? Aku mengabaikan mereka? Gitu?“Dek Sejin menghela nafasnya panjang.

“Semenjak kamu sibuk sama bisnis boneka kamu itu, kamu jadi lupa buat merhatiin anak-anak!“Mas Seungyoun kembali menaikan nada suaranya.

“Saya ngizinin kamu buka bisnis, biar kamu engga bosen dirumah, Dek. Tapi kamu jangan sampai lupa posisi kamu sebagai Bubu mereka!“ucap Mas Seungyoun menyalahkan.

“Mas....“Dek Sejin menatap suaminya dengan tatapan tidak percaya.

“Hari ini bukti nyata. Dohyon bohong sama kamu, bilang ngerjain tugas tapi apa? Dia main basket sama temen-temenya”ucap Mas Seungyoun lagi. Dek Sejin terduduk di sofa sambil terdiam, sesekali memijat pelipisnya.

“Ba! Udah!“Dek Sejin menoleh, mendapati Dohyon dengan wajah merah menatap Mas Seungyoun. Dibelakangnya Dohyon berdiri Wonyoung yang langsung menghampiri dan memeluk Dek Sejin.

“Udah puas Baba marah-marahnya? Udah puas bikin Bubu nangis lagi?“ucap Dohyon menahan marahnya.

“Baba harusnya sadar!! Baba kemana pas Bubu pertama kali launching boneka buatan Bubu? Baba kemana pas Wonyoung menang olimpiade matematika? Baba kemana pas aku menang lomba basket tingkat nasional?“ucap Dodo menggertakan bibirnya.

“Ba... Maaf kalo Dodo sama Dede engga sopan sama Baba, tapi Baba udah keterlaluan sama Bubu. Engga sekali atau dua kali aku liat Baba marahin Bubu. Engga sekali dua kali aku liat Bubu nungguin Baba pulang larut malam”ucap Dohyon lagi.

“Do.... Udah...“ucap Dek Sejin sedikit terisak.

“Minta maaf sama Baba, ya sayang?“ucap Dek Sejin lagi sambil menghapus air matanya.

“Liat! Liat anak kamu! Ngelunjak karena engga kamu perhatiin”ucap Mas Seungyoun menatap Dek Sejin marah.

“Baba cukup!!!“ucap Dohyon berteriak.

“Kamu berani teriak ke Baba?“Mas Seungyoun menarik kerah kaos yang Dohyon kenakan.

“Mas... Udah!“ucap Dek Sejin menahan tangan Mas Seungyoun yang masih mencengkram kerah baju Dohyon.

“Baba mau tampar aku? Tampar aja, Ba!!“ucap Dohyon dengan wajah merah padam.

“Do... udah ya sayang? Minta maaf ya?“ucap Dek Sejin gemetar.

“Aku ga akan minta maaf sama orang yang udah nyakitin Bubu!!“ucapan Dohyon berakhir sebuah tamparan di pipi kiri Dohyon.

“Mas!!!“Dek Sejin terkejut saat tangan Mas Seungyoun mendarat di pipi anaknya.

“Makasih ya Ba! Makasih udah jadi orang tua paling baik buat Aku sama Dede!!“ucap Dohyon sebelum masuk kembali ke kamarnya. Dek sejin mengejar Dohyon dan mendapati anak sulungnya sedang merapihkan beberapa baju miliknya.

“Sayang.... Dodo.... Kamu mau kemana? Jangan kemana-mana ya? Maafin Baba ya sayang?“ucap Dek Sejin panik dan menangis.

“Bu... Maaf...“ucap Dohyon memeluk erat tubuh Dek Sejin erat.

Ctak!

“Surprise!!!!!”

“Happy anniversary sayanggggg”Dek Sejin yang masih dalam pelukan Dohyon menoleh dan mendapati Mas Seungyoun membawa satu bouquet bunga berada di belakangnya bersama Dede dengan sebuah kue ditangannya.

Dek Sejin terdiam dan melihat satu persatu anggota keluarganya yang masih tersenyum bahagia.

“Bubu.... maaf! Kita cuma akting ajaaa”ucap Dohyon memeluk Dek Sejin yang masih terisak.

“Sayang, selamat ulang tahun pernikahan!!!“Mas Seungyoun mengambil alih pelukan Dek Sejin dan mengusap punggung suaminya tersebut.

“Maaf ya? Kamu kaget pasti karena aku marah-marah, hm?“tanya Mas Seungyoun dan Dek Sejin mengangguk pelan.

“Ekhem! Maaf nih Baba Bubu... Lilinnya ditiup dulu ya sebelum lanjut peluk-pelukannya”ucap Dede mencairkan suasana.

Setelah memanjatkan doa, Mas Seungyoun dan Dek Sejin meniup lilin bersama.

“Ini semu ide Dede ya bu! Aku sama Baba cuma ikutin ide Dede ajaaa”ucap Dodo membela diri.

“Hm... Pipi kamu? Sakit?“tanya Dek Sejin meraba pipi Dohyon yang masih memerah.

“Lumayan sih... Baba namparnya beneran, tadi aku mau nangis tapi aku tahan hehe”ucap Dodo tersenyum.

“Maaf ya Do!“ucap Mas Seungyoun mengusak rambut anak sulungnya itu.

“Yaudah yuk potong kuenya dulu!“ucap Mas Seungyoun yang di setujui kedua anaknya.

“Malem ini kita tidur rame-rame diruang tamu yaaa?“ucap Dede bersemangat yang juga disetujui keluarganya.

(xposhie)

Pembagian Kamar.


Setelah melakukan perjalanan hampir dua jam, akhirnya Seungwoo beserta teman-temannya sampai di sebuah villa tujuan liburan mereka kali ini. Jinhyuk dan Sejun menatap takjub villa dihadapan mereka, sedangkan Seungwoo berjalan snatai masuk bersama Dongpyo yang megikuti.

“Bukannya villa ini kamarnya cuma tiga ya? Kita bersepuluh....“ucap Dongpyo berbicara pada dirinya sendiri tetapi dapat di dengar oleh Seungwoo.

“Iya, makanya kaka udah siapin pembagian kamarnya”ucap Seungwoo santai.

“Aku sama kaka kan? Atau minimal sama Ka Byungchan!!! Jangan sama temen kaka yang berisik dua itu”ucap Dongpyo menunjuk Jinhyuk serta Sejun.

“Hahaha engga kok, kamu kan tanggung jawab kaka disini. Jadi kamu satu kamar sama kakak, dikamar yang paing besar!“ucap Seungwoo dan Dongpyo mengangguk mengerti,

“Guys! Jadi disini kamarnya cuma tiga, gue bagi ketiga kamar ya?“ucapan Seungwoo membuat orang di sekitarnya memperhatikan Seungwoo.

“Gue sekamar sama Wooseok dong...“ucap Seungyoun yang berdiri dibelakang Seungwoo.

“Sorry nih ya! Yang berpasangan kali ini gue pisah dulu, biar engga menimbulkan fitnah atau menimbulkan suara-suara aneh di malam hari”ucap Seungwoo yang mendapat sorakan dari Jinhyuk dan Sejun.

“Gue bisa dong sekamar sama Byungchan?“ucap Sejun berharap dan Seungwoo tersenyum.

“Kamar utama yang paling gede tuh Gue, Dongpyo, Jin, Seungyoun”ucap Seungwoo.

“Wahhh bener-bener nih Seungwoo, nyatuin Jin sama Seungyoun biar Seungyoun ga bisa nakalin adeknya Jin”ucap Minho berkomentar.

“Terus kamar kedua... Wooseok, Byungchan, Taemin ya?“ucap Seungwoo yang disetujui ketiganya.

“Kamar terakhir.... ya sisanya?“ucap Seungwoo menatap Minho sambil tersenyum.

“Wahhh sumpah gila lo woo? Masa gue disatuin sama Jinhyuk Sejun?“ucap Minho tetapi Seungwoo mengabaikannya dan memilih berjalan kearah kamarnya.

“Oh iya! Makan siang lagi disiapin sama orangnya om gue, nanti kelar makan siang kita ke air terjun belakang vilaa ya? Sekarang pada rebahan dulu aja”ucap Seungwoo lagi sebelum akhirnya hilang masuk ke dalam kamarnya.

(xposhie)

Perjalanan.


Sepuluh orang lelaki, diantaranya sembilan orang lelaki dewasa beserta satu orang lelaki remaja sudah siap dengan barang bawaan mereka di depan sebuah rumah. Rumah milik keluarga Choi, Disana juga sudah terparkir dua buah mobil yang ukurannya masing-masing bisa menampung lebih dari lima orang penumpang.

“Woo! Lo di mobil gue aja ya? Buat gantiin nyetir”ucap Minho yang keluar dari rumahnya diikuti seorang lelaki tinggi putih dibelakangnya. Seungwoo menoleh dan mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Minho dan tersenyum simpul setelahnya.

“Gue aja! Seungwoo semobil sama Seungyoun aja sonoooo”Sejin menyenggol pelan badan Seungwoo dan berusaha berdiri di sebelah Byungchan.

“Ngapain lo? Sono sono jauh-jauh dari ade gue!!“ucap Minho yang kemudian menarik pelan tangan Byungchan.

“Lo temenin Jinhyuk tuh kasian sendirian”ucap Minho yang mendorong pelan tubuh Sejun yang membuat Sejun bertabrakan dengan badan Jinhyuk.

“Ihhhh gue kan mau semobil sama Byungchan!!!“ucap Sejin lagi yang membuat Byungchan tertawa renyah, membuat Seungwoo kembali melirik kearah kekasih yang lebih muda darinya itu.

“Jadi mobil gue isinya, Gue, Taemin, Byungchan, Seungwoo, Dongpyo...“ucap Minho menjelaskan.

“Dongpyo dibelakang sama barang engga apa-apa kan?“tanya Byungchan panik dan Dongpyo tersenyum cerah.

“Engga apa-apa! Dia sih paling naik mobil juga tidur sampe tempat tujuan”ucap Seungwoo menjawab kekhawatiran Byungchan.

“Jinhyuk sama Sejun siapa yang mau dibelakang?“tanya Jin melihat kedua teman-temannya bergantian.

“Sejun lah! Lo tega nekuk kaki gue yang panjang semampai ini dibelakang?“ucap Jinhyuk membela diri.

“Wahhh gila!!! Gue udah diusir dari mobil Minho, terus di taroh di belakang sama barang juga? Tega lo semua!“ucap Sejun malas.

“Yaudah aku aja yang dibelakang, kan aku paling kecil?“ucapan Wooseok yang sedari tadi berdiri disebelah Seungyoun membuat semua orang menoleh.

“No! Kamu disebelah aku, oke? Aku soalnya nyetir, butuh pemandu”ucap Seungyoun yang dengan cekatan menggenggam tangan Wooseok sambil menatap kearah Sejun.

“Ya iya, oke! Gue dibelakang”ucap Sejun sambil berjalan menuju mobil yang akan dikendarai Seungyoun nanti.

“Byungchan! Sampai ketemu di villa yaaaa”ucap Sejun sambil melambaikan tangannya dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

“Iya Ka Sejun!! Jangan mabok yaaa ka duduk dibelakang”ucap Byungchan tersenyum manis.

“Lo atau gue dulu nih yang nyetir?“tanya Minho dan Seungwoo meraih kunci mobil yang digenggam Minho,

“Gue aja! Kan gue yang tau jalan”ucap Seungwoo santai.

“Chan! Kamu depan ya? Abang mau tidur lagi”ucap Minho santai sambil berjalan ke kursi penumpang, meninggalkan Byungchan dan Seungwoo di luar.


“Ka Seungwoo mau minum?“Seungwoo melirik kesampingnya, dimana Byungchan duduk dan melirik ke bangku belakang melalui spion di hadapannya.

“Pada tidur kok kaaa, tenang aja”ucap Byungchan tersenyum.

“Kok malah kamu yang santai banget ya?“ucap Seungwoo meledek, membuat Byungchan mengerucutkan bibirnya.

“Aku tanya, Ka Seungwoo mau minum gaaaa?“ucap Byungchan sekali lagi dan Seungwoo mengangguk sambil mengusak puncak kepala Byungchan gemas.

Byungchan pun membuka satu buah botol mineral dan mendekatkan botol tersebut ke bibir Seungwoo. Tanpa memegang botol tersebut, Seungwoo mendekatkan wajahnya kearah tangan Byungchan berada.

“Woo, kalo ada rest area berhenti ya. Gue kebelet....“Suara Minho yang tiba-tiba membuat Byungchan tanpa sengaja menggerakan tangannya dan membuat air dalam botol mineral tersebut membasahi wajah Seungwoo serta tumpah ke baju juga celana Seungwoo.

“Wahhh ka maf-maaf! AKu engga sengaja....“ucap Byungchan panik. Paniknya Byungchan karena dua hal, karena sang kakak yang tiba-tiba bangun serta karena ia terkejut air yang ia pegang menyiram sedikit wajah dan baju Seungwoo.

“Engga apa-apa kok, Chan... Boleh tolong ambilin tisu?“tanya Seungwoo dan Byungchan mengangguk lalu mengambil tisu dan mengusap wajah Seungwoo yang basah.

“Lagian, lo berdua ngapain sih bisa sampe tumpah?“tanya Minho bingung.

“Abang ngagetin aku!! Aku kan lagi ngasih minum ke ka seungwoo, eh abang tiba-tiba minta berhenti ke rest area“ucap Byungchan malas.

“Hah? Kan Abang cuma minta mampir.... Abang kebelet, masa harus nunggu sampe villa?“ucap Minho tambah bingung.

“Iya iya ini mampir tuh tandanya udah ada!!!“ucap Byungchan semakin kesal, membuat Taemin yang berada disebelah Minho tertawa karena ulah kakak beradik tersebut.


“Chan... Kamu sama Seungwoo pacaran ya?“Byungchan menoleh dan mendapati Taemin sudah berdiri disebelahnya, disamping mobil yang terparkir di reast area tersebut.

Byungchan mengedipkan matanya beberapa kali. Bingung, apakah harus jujur dengan mantan kekasih kakanya tersebut atau menyembunyikan fakta sebenarnya.

“Engga usah bohong, soalnya kaka tau bahkan pas kalian masih awal pendekatan dulu”ucap Taemin yang membuat Byungchan terdiam.

“Ka.... Jangan bilang abang ya? Ka Taemin tau kan abang itu gimana? Kasian Ka Seungwoo...“ucap Byungchan pelan dan memohon dan Taemin mengangguk.

“Kenapa ga coba bilang?“tanya Taemin dan Byungchan kembali terdiam.

“Ka Taemin liat kan kalo Ka Sejun deketin aku? Itu aja abang udah sensi banget!!! Apalagi kalo abang tau aku sama ka seungwoo pacaran?“ucap Byungchan mengecurukan bibirnya.

“Seungwoo baik kan?“tanya Taemin dan Byungchan mengangguk.

“Aku yakin kok, Minho paling cuma nanya hal-hal kecil ke Seungwoo. Kayak... udah berapa lama pacaran? Atau kenapa bisa Seungwoo suka sama kamu... Engga akan lebih”ucap Taemin tersenyum.

“Terus... Ka Taemin sama Abang gimana? Balikan?“tanya Byungchan penasaran dan Taemin tersenyum.

“Tanya tuh sama Abang kamu”ucap Taemin menunjuk Minho yang jalan bersebelahan dengan Seungwoo.

“Gantian gue yang nyetir, Woo! Tinggal ikutin arahan GPS aja kan?“tanya Minho dan Seungwoo mengangguk.

“Nanti gue arahin kalo udah deket, tenang...“ucap Seungwoo menyerahkan kunci mobil.

“Ka Seungwoo?!?!?!?! Kamu kunciin Dongpyo di dalam mbil?“Byungchan terkejut dan Seungwoo tertawa.

“Bahaya tau ka!! Mobil keadaan mati terus ada orang di dalem gituuu”ucap Byungchan kesal dan Seungwoo tertawa.

“Iyaaa maaf ya Byungchan? Besok-besok engga lagi deh...“ucap Seungwoo tersenyum.

“Mau naik ga kalian? Lama amat diluar?“ucap Minho yang sudah duduk di kursi supir, menunggu Byungchan dan Seungwoo masuk kembali ke mobil.

(xposhie)

Jari jemari.


Seungyoun tersenyum, memandangi jari jemari yang saat ini sedang ia genggam. Jari jemari Sejin, suami yang telah ia nikahi tepat satu minggu lalu. Walaupun Sejin lebih kecil dari Seungyoun, tetapi jari jemari Sejin jauh lebih panjang dari milik Seungyoun karena jari Seungyoun gemuk berisi.

“Kenapa sih mainin jari aku mulu?“Sejin menoleh kearah suaminya. Fokusnya pada layar televisi hilang karena sejak awal film dimulai, Seungyoun terus menerus memainkan jari jemari tangan kirinya.

“Gemes... Inget dulu pas pertama kali kita kenalan...“ucap Seungyoun tersenyum.

“Hm? Pas kita satu UKM?“Tanya Sejin meyakinkan tetapi Seungyoun menggeleng.

Flashback On

Seungyoun menetralkan nafasnya, ia hampir saja terlambat pada upacara penerimaan mahasiswa baru. Lapangan telah terisi penuh dan membuat Seungyoun kesulitan mencari barikade barisan kelompoknya.

Beruntungnya seorang lelaki yang juga mahasiswa baru yang memakai atribut sama seperti Seungyoun mencuri perhatiannya. Seungyoun pun berlari kecil menghampiri pria tersebut.

“Maaf... Ini kelompok Homo Sapiens?“tanya Seungyoun dengan nafas yang tidak beraturan dan lelaki yang berada di depan Seungyoun mengangguk.

“Oh iya! Maju aja, mausk barisan”ucap lelaki tersebut.

“Kamu aja, aku tetap dibelakang”ucap Seungyoun yang melangkah mundur tetapi lelaki tersebut menggeleng.

“Katanya yang kurang enak badan atau ada penyakit bawaan harus ada dipaling belakang, biar kalo ada apa-apa cepet dikasih tindakan”ucap lelaki tersbeut dan Seungyoun mengangguk mengerti. Ia pun melangkah maju dan berdiri di depan lelaki kecil tersebut.

Benar saja, setengah jam kemudian lelaki yang berada di belakang Seungyoun pingsan dan harus dibawa ke unit kesehatan mahasiswa. Bahkan Seungyoun yang langsung memapah lelaki kecil tersebut.

Flashback Off

“Kok aku engga sadar sih?“Sejin mengerucutkan bibirnya karena merasa dikhianati oleh suaminya tersenyum. Seungyoun pun tertawa sambil memeluk Sejin karena gemas.

“Hahaha kalo aku kan sempat baca nametag kamu pas pingsan, makanya aku tau kalo itu kamu!!!“ucap Seungyoun menjelaskan dan Sejin semakin mengerucutkan bibirnya.

“Jadi pas kita satu UKM itu pertemuan ke berapa?“tanya Sejin penasaran dan Seungyoun mengangkat tiga jarinya.

“Terus yang kedua kapan?“tanya Sejin kaget dan Seungyoun kembali tertawa.

Flashback On

Seungyoun dan kebiasaan buruknya sudah seperti sahabat karib. Karena hari ini, ia kembali terlambat saat penutupan penerimaan mahasiswa baru, membuat Seungyoun harus rela melewati beberapa mahasiswa yang sudah duduk dengan rapih untuk mencari tempat duduknya sendiri.

“Permisi... Maaf permisi....”

Seungyoun pun duduk dikursinya. Acara penutupan tersebut, diadakan disebuah aula besar dimana mahasiswa baru dikumpulkan untuk mendengarkan beberapa materi dari pengisi acara.

“Apakah kalian sudah mengenal teman satu kelas kalian? Atau teman satu jurusan kalian? Atau bahkan teman satu fakultas kalian? Jika belum, ini saatnya untuk kalian berkenalan dengan siapapun yang berada disekitar kalian”

Aula mendadak ricuh saat ketua Badan Eksekutif Mahasiswa mengatakan hal tersebut. Hampir seluruh mahasiswa dalam aula tersebut berkenalan dengan teman di samping kanan dan kiri mereka, bahkan yang duduk di belakang atau depan mereka.

Seungyoun menoleh ke sebelah kiri kala seseorang mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Seungyoun juga berkenalan dengan mahasiswa yang duduk di depan maupun belakangnya. Setelahnya, Seungyoun menoleh ke sebelah kanannya, melihat seorang mahasiswa yang duduk diam mengaitkan kedua tangannya.

Seungyoun sedikit ragu ketika ia akan mengulurkan tangannya. Beberapa fikiran berkecamuk di otak Seungyoun. Ia takut anak disebelahnya tidak menerima uluran tangannya dan mengabaikannya. Akhirnya, Seungyoun pun mengulurkan tangannya setelah ragu beberapa saat.

“Hai! Aku Seungyoun....“ucap Seungyoun gugup.

“E-eh? Aku Sejin... Lee Sejin”ucap lelaki tersebut pelan. Setelah berkenalan dengan Seungyoun, Sejin akhirnya berkenalan dengan mahasiswa lainnya di sebelah kanan maupun di bagian depan dan belakangnya.

Flashback Off

“Aku inget!!! Iya aku liat kamu ragu-ragu mau ngajak aku kenalan kan?“ucap Sejin bersemangat dan Seungyoun mengangguk.

“Aku tuh malu mau kenalan duluan, makanya pas hari itu aku diem aja....“ucap Sejin melanjutkan.

“Pantesan.... Pas aku nengok, kamu nunduk diem aja... Aku takut pas ngajak kamu kenalan eh di diemin....“ucap Seungyoun tertawa.

“Terus pas kenalan, aku sempet kaget soalnya tangan kamu dingin banget....“ucap Seungyoun menambahkan.

“Aku sempet mau nawarin kamu jaket, takut kamu kedinginan... Tapi gajadi, takut dianggap aneh sama kamu....“Sejin tertawa mendengar

“Soalnya aku deg-degan.... Itu pertama kalinya aku di kelilingin orang-orang yang engga aku kenal...“ucap Sejin pelan.

“Hahaha engga apa-apa! Setiap orang pasti berbeda kok... Ada yang gampang akrab sama yang lain dan ada yang butuh proses juga!“ucap Seungyoun yang membawa Sejin masuk ke dalam dekapannya.

“Contohnya kita kan? Butuh waktu beberapa kali ketemu, bahkan sempet putus buat akhirnya berani ngambil keputusan buat nikah...“ucap Seungyoun menjelaskan dan Sejin mengangguk.

“Terus... tadi kamu ngapain megang jari aku mulu? Sampe aku engga konsen nonton”ucap Sejin bingung.

“Hahaha aku baru sadar! Kamu lebih kecil dari aku tapi jarinya panjang-panjang, engga kayak jari aku yang gemuk!!“ucap Seungyoun membandingkan jari jemari mereka berdua.

“Hm... Selama pegangan tangan emang kamu ga ngerasa apa-apa?“tanya Sejin merajuk dan Seungyoun menggeleng.

“Gimana mau ngerasain.... Tiap gandengan sama kamu tuh bawannya deg-degan mulu...“ucap Seungyoun tersenyum.

“Bahkan kemarin pas aku masangin cincin ke jari kamu... Aku sampe gemetaran kan?“tanya Seungyoun dan Sejin mengangguk.

“Hm... sampe sekarang?“tanya Sejin bingung dan Seungyoun mengangguk.

“Yaudah nih pegang tangan aku terus... sampe deg-degan kamu ilang!! Masa udah nikah tapi kalo digandeng masih deg-degan sih?“ucap Sejin meledek.

Seungyoun tersenyum dan menarik Sejin mendekat. Ia melingkarkan lengannya di badan Sejin dan mengaitkan tangan keduanya setelahnya sambil tetap bercerita mengenai masa berpacaran mereka dan mengabaikan film yang masih berputar di televisi.

(xposhie)

Taman Bermain.


Hari itu Seungyoun sudah menentukan tekad bulatnya untuk pergi ke taman bermain, mencari sosok lelaki yang sempat dia temui beberapa hari yang lalu. Lelaki manis tersebut, yang dikenal Seungyoun tidak sengaja di salah satu rumah makan, mengatakan bahwa dirinya bekerja di salah satu taman bermain.

Bermodalkan petunjuk kecil tersebut, Seungyoun bersiap untuk kembali mendatangi lelaki tersebut. Lelaki yang membuatnya penasaran sejak pertama kali mereka bertemu. Seungyoun membeli sebuah tiket untuk dirinya sendiri dan diselipkan pertanyaan mengenai lelaki tersebut.

“Oh Mas Sejin? Biasanya Mas Sejin berkeliling mas atau kalo sudah agak sore biasanya Mas Sejin ada di sekitar Ferris Wheel“Seungyoun mengangguk mengerti dan memasuki taman bermain yang belum banyak pengunjungnya tersebut.

“Selamat pagi!! Semoga harimu menyenangkan!!”

Seungyoun tersenyum melihat maskot taman bermain yang sedang menyapa beberapa pengunjung yang baru tiba. Beberapa anak kecil pun tidak melewatkan kesempatan mereka berfoto dengan maskot tersebut.

“Mungkin Sejin salah satu penanggung jawab disini? Makanya berkeliling setiap saat?”

Seungyoun menatap peta besar taman bermain tersebut, mencoba melihat sekiranya dimanakah Sejin berada. Informasi yang Seungyoun dapatkan sangat minim sehingga ia bingung kemana harus memulai mencari Sejin.

“Mas Sejin? Tadi saya lihat di dekat area bermain khusus anak dibawah lima tahun mas. Coba saja cari kesana, semoga Mas Sejin belum pergi”Seorang penjaga salah satu arena permainan menunjuk salah satu titik dan dengan segera Seungyoun berlari kesana.

Seungyoun beberapa kali memukul kepalanya pelan, merutuki kebodohannya yang tidak menanyakan apa pekerjaan Sejin kepada petugas penjaga tadi. Jika Seungyoun tau apa yang Sejin kerjakan, setidaknya ia tau kemana harus mencari Sejin.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu siang dan Seungyoun memutuskan mengisi perutnya terlebih dahulu. Seungyoun cukup lelah mencari Sejin di taman bermain yang besar tersebut.

Seungyoun menoleh dan tersenyum ketika ia kembali melihat maskot taman bermain tersebut yang sedang menyapa pengunjung di area foodcourt taman bermain.

“Apa tidak panas menggunakan kostum setebal itu di cuaca seperti ini?”Seungyoun bermonolog dalam hatinya dan sesekali melihat langit dimana matahari bersinar sangat cerah siang itu.

“Permisi, Mas... maaf mau tanya, Mas kenal yang namanya Lee Sejin? Dia teman saya dan katanya dia kerja di taman bermain ini...“Setelah selesai makan, Seungyoun berusaha mencari Sejin lagi dan bertanya pada salah seorang petugas kebersihan.

“Mas Sejin? Tadi di—–“Seungyoun menoleh mengikuti arahan petugas tersebut tetapi nihil, yang ia tunjuk hanya beberapa orang yang sedang berlalu lalang.

“Wah tadi Mas Sejin belum lama disitu loh mas... Mungkin udah keliling lagi mas”ucapnya dan Seungyoun pun menghembuskan nafasnya kasar.

Seungyoun kembali mencari Sejin. Ia berjalan tidak tentu arah dan tanpa petunjuk lagi. Harapan Seungyoun satu-satunya adalah *Ferris Wheel”, tempat dimana Sejin berada saat sore hari berdasarkan informasi penjaga tiket tadi pagi.

Seungyoun melihat jam tangannya yang menunjukan hampir pukul setengah empat sore. Seungyoun pun memilih berjalan ke arah Ferris Wheel yang menjadi pusat keramaian sore itu.

“Wah gila rame banget...”Seungyoun berdecak sebal saat melihat antrian mengular di depan Ferris Wheel tersebut dan ia pun memilih duduk di salah satu kursi yang ada di dekat area Ferris Wheel.

“Permis, Mas... Boleh minta tolong fotoin saya sama pacar saya?“Seungyoun yang saat itu sedang fokus dengan layar ponselnya sedikit dikejutkan dengan laki-laki yang meminta pertolongannya.

“Oh iya mas, bisa kok... Mari saya bantu”ucap Seungyoun sopan dan mengambil kamera yang dipegang lelaki tadi.

Seungyoun membidikan kameranya ke sepasang pemuda pemudi yang sedang bergaya dengan maskot taman bermain tersebut. Tanpa sengaja, Seungyoun tersenyum melihat bagaimana maskot tersebut masih semangat bekerja walaupun sudah seharian menggunakan kostum berat tersebut.

“Makasih ya mas... Masnya mau saya fotoin juga?“ucap lelaki yang meminta pertolongan Seungyoun tadi.

“Engga usah mas makasih”ucap Seungyoun tersenyum.

“Engga apa-apa mas, sini handphone biar saya fotoin juga”Seungyoun pun menyerahkan ponselnya dengan berat hati dan berjalan menghampiri maskot taman bermain tersebut.

Canggung, Seungyoun bergaya dengan maskot taman bermain karena beberapa orang memperhatikannya. Seungyoun sedikit terkejut, saat maskot taman bermain tersebut tiba-tiba menggenggam tangganya. Seungyoun menoleh dan memperhatikan maskot tersebut yang masih bergaya di depan kamera ponsel milik Seungyoun.

“Lihat ke depan, Seungyoun.... Nanti fotonya jelek!!”

Seungyoun kembali terkejut, karena maskot disebelahnya mengenal dirinya sendiri. Seungyoun pun kembali menghadapkan wajahnya ke kamera ponsel miliknya dan bergaya apa adanya dengan tangan yang masih di genggam oleh maskot taman bermain tersebut.

“Makasih ya mas...“ucap Seungyoun saat lelaki yang membantunya berfoto mengembalikan ponselnya.

“Sekarang udah jam berapa?“Seungyoun menoleh saat maskot disebelahnya mengajaknya berbicara.

“Setengah lima....“ucap Seungyoun pelan.

Seungyoun mengikuti pergerakan maskot tersebut berjalan ke sebuah kursi yang tadi ia tempati dan duduk dikursi tersebut. Seungyoun pun mengikuti maskot tersebut dan duduk disebelahnya.

“Kok... Lo tau gue?“tanya Seungyoun saat sudah duduk disebelah maskot yang maish menggunakan kostumnya.

“Hahaha susah ya nyari gue?“Seungyoun terdiam saat maskot tersebut berbicara.

Seungyoun kembali terkejut saat maskot disebelahnya membuka kostum yang ia kenakan. Dengan rambut yang super basah, lelaki di dalam kostum maskot tersebut menoleh ke arah Seungyoun sambil tersenyum.

“Hai”ucap Lelaki tersebut tenang.

“Sejin?“ucap Seungyoun kaget dan Sejin mengangguk sambil tersenyum cerah.

“Kaget ya tau gue jadi badut?“ucap Sejin santai. Seungyoun terdiam dan hanya memperhatikan Sejin lekat. Wajahnya lelah tetapi tetap tersenyum, rambutnya basah karena seharian menggunakan kostum yang menjadi seragam bekerjanya.

“Mau naik Ferris Wheel ga? Gue bisa dapetin free pass tanpa ngantri!!“ucap Sejin lagi yang bersiap menggunakan kostum wajahnya lagi.

Seungyoun masih terdiam dan tidak menjwab pertanyaan Sejin. Tetapi Sejin menarik Seungyoun berjalan ke arah Ferris Wheel tersbeut dengan sedikit menarik Seungyoun.

Sejin dibalik kostum maskot taman bermainnya memberikan kode OK kepada penjaga wahana Ferris Wheel untuk memberikannya Free Pass. Sejin tidak lupa melambaikan tangan kepada para pengunjung yang sedang mengantri dengan semangat.

“Asik kan jadi aku? Selalu dapet Free Pass kalo mau naik wahana apapun”ucap Sejin yang kembali membuka topeng kostumnya saat mereka sudah menaiki wahana tersebut.

Seungyoun masih terdiam memperhatikan Sejin yang fokus menatap keluar Ferris Wheel tersebut. Rambut basah Sejin sedikit bergerak saat angin berhembus kencang di puncak Ferris Wheel tersebut.

“Kamu hebat....“ucap Seungyoun pelan masih menatap lekat Sejin. Sejin yang mendengar perkataan Seungyoun pun menoleh menatap Seungyoun.

“Seharian pakai kostum berat yang pasti panas banget.... Nyapa orang dari pagi sampai hampir malam.... Bahkan engga sama sekali nunjukin kalo kamu capek setelah seharian kerja.... Kamu hebat banget Sejin....“ucap Seungyoun lagi dan Sejin tersenyum.

“Kamu tau, apa yang bikin aku betah sama kerjaan aku sekarang?“Seungyoun memperhatikan Sejin lekat.

“Senyum orang lain.... Yang aku betah dan masih bertahan dipekerjaan ini karena aku bisa lihat senyum orang-orang... Kalo ngeliat orang lain senyum, kita jadi ikut bahagia kan? Kata orang, kalo kita bahagia terus nanti umurnya panjang!!“Sejin menjelaskan dengan menyelipkan lelucon yang membuat Seungyoun tersenyum simpul.

“Jadi kamu mau umur panjang?“tanya Seungyoun dan Sejin mengangguk.

“Iya! Dan bikin lebih banyak orang tersenyum!!“ucap Sejin bersemangat.

Seungyoun dan Sejin cukup lama terdiam dan memperhatikan langit yang mulai berubah warna. Pergerakan Box Ferris Wheel mengejutkan Sejin.

“Seungyoun!! Kenapa kamu pindah? Kan jadi ga seimbang!!“Sejin menatap tajam Seungyoun tetapi detik berikutnya tubuh Sejin menegang, saat Seungyoun menarik tengkuknya dan mempertemukan bibir mereka berdua.

Setelah beberapa saat, Seungyoun pun menjauhkan bibirnya dari bibir Sejin dan membuat Sejin kembali membuka matanya. Wajah Sejin bersemu merah, membuat Seungyoun gemas dan mengacak surai Sejin yang mulai kering.

“Kalo aku minta izin buat kerja sama kamu, kamu izinin ga?“pertanyaan Seungyoun membuat Sejin bingung.

“Aku mau kerja sama kamu... Sama kayak kerjaan kamu kali ini...“ucap Seungyoun lagi.

“Hah? Kamu mau jadi badut kayak aku juga?“tanya Sejin polos dan Seungyoun tertawa.

“Bukan.... Aku mau kerja sama kamu.... Aku mau bikin kamu senyum setiap hari, biar aku bahagia terus bisa punya umur panjang! Jadi kita bisa terus berdua dalam waktu yang lama....“ucap Seungyoun tenang. Sejin terdiam, wajahnya semakin memerah dengan sensasi menggelitik yang tiba-tiba menyerang perutnya.

“Maaf kalo kesannya buru-buru.... Tapi aku serius sama omonganku...“ucap Seungyoun lagi. Sejin masih terdiam. Ia menarik nafasnya panjang sebelum menarik kerah baju milik Seungyoun dan menyatukan bibir keduanya.

Seungyoun tersenyum kala Sejin menyatukan bibir keduanya. Seungyoun menarik pinggang Sejin mendekat untuk memperdalam ciuman mereka.

“Ih jangan kebanyak bergerak!! Goyang nih”ucap Sejin yang sempat memutus kontak bibir mereka sebelum Seungyoun kembali menarik dan melumat bibir Sejin bersamaan dengan Ferris Wheel mereka yang tiba dipuncak tertinggi.

“Sunset!!“Sejin melepas lumatan Seungyoun saat menyadari bahwa sunset hampir tiba. Seungyoun hanya dapat tersenyum melihat Sejin yang tersenyum lepas saat melihat matahari kembali ke peraduannya.

(xposhie)

Dalam Pelarian.


Hangyul beberapa kali membuang nafasnya kasar. Sesekali ia menatap lelaki yang duduk disebelahnya. Lelaki yang lebih tua darinya dan dengan status sebagai atasannya dikantor. Hangyul menatap layar ponselnya yang gelap, sengaja ia matikan beberapa jam lalu setelah ia mendapatkan banyak sekali spam chat dari Wooseok maupun Seongjun.

“Gyul... Menurut lo, gue gila ga?“Lelaki tersebut menoleh kearah Hangyul dengan wajah sudah sepenuhnya memerah.

“Hah? Engga kok pak... Eh Ka... Kan Ka Sihoon atasannya, jadi semua yang Ka Sihoon lakuin itu pasti demi kebaikan semuanya kan?“ucap Hnagyul berhati-hati.

Sihoon tersenyum miris saat mendengar ucapan yang dilontarkan Hangyul. Sesekali ia kembali menyesap cairan bening di gelas yang masih ia genggam. Entah udah botol ke berapa untuk malam itu.

“Gyul... Lo ga takut sama gue?“Hangyul menoleh setelah diam beberapa saat, memperhatikan Sihoon yang menatap gelas miliknya sendiri. Hangyul menggeleng sebagai jawaban.

“Kenapa harus takut? Kan Ka Sihoon engga ngelakuin apapun yang jahat, jadi engga ada alasan buat saya takut sama Ka Sihoon”ucap Hangyul menjelaskan.

“Saya gatau awal mula ka sihoon sampai akhirnya.... ya kayak gini... dan aku juga ga akan maksa ka sihoon buat cerita apapun selama ka sihoon ga mau cerita”ucap Hangyul melanjutkan.

“Lo mau denger cerita gue?“tanya Sihoon menatap Hangyul tajam dan Hangyul hanya diam menatap Sihoon.

“Lo tau kan kalo gue adalah sisi lain dari Sam dan Sihyeon?“tanya Sihoon memulai dan Hangyul mengangguk.

“Tapi lo gatau kan siapa yang asli dan pemilik tubuh ini sebenarnya?“pertanyaan Sihoon dijawab gelengan oleh Hangyul.

“Bukan gue, badan ini bukan punya gue. Gue hadir karena kemauan Sam. Dia (Sam) yang selalu mau hidup sempurna dan disanjung orang lain, kayak orang-orang selalu menyanjung kakak laki-lakinya...“ucap Sihoon lagi.

“Sam punya kakak kandung laki-laki, namanya Kim Junmyeon. Dia adalah sosok sempurna di mata Sam, semua orang suka sama Junmyeon dan kedua orang tua Sam juga bangga sama kakanya itu. Sam selalu mau seperti kakanya, tetapi selalu gagal dan ga pernah berhasil”Sihoon menarik nafas panjang sebelum melanjutnya ceritanya.

“Terus Junmyeon kemana sekarang?“tanya Hangyul pelan dan Sihoon hanya menatap langit-langit bar tempat dimana ia dan Hnagyul berada.

“Itu sebabnya Sam balik kesini, setelah lama menetap di Amerika dengan harapan ia bisa menggantikan posisi kakaknya dan membanggakan kedua orang tuanya seperti yang kakaknya lakuin”ucap Sihoon.

“Sebentar.... Jadi maksudnya itu... Ini badan Samuel?“tanya Hangyul dan Sihoon tersenyum.

“Gue bakalan hilang kapan aja Sam mau...“ucap Sihoon tersenyum miris dan Hangyul menatap Sihoon tidak percaya.

“Terus, gimana dengan Sihyeon?“tanya Hangyul pelan.

“Sihyeon hadir juga karena keinginan Sam, dimana ia mau selalu disayang dan diperhatikan kedua orang tuanya”ucap Sihoon santai.

“Orang tuanya Sam?“tanya Hangyul memotong ucapan Sihoon dan lagi Sihoon hanya menatap langit-langit bar tersebut.

“Tepat dua tahun setelah Junmyeon pergi dan sejak itu, kepribadian lain Sam mulai muncul”ucap Sihoon.

Sihoon kembali menyesap alkohol ditangannya, mengabaikan rasa pusing yang mulai menyerang kepalanya.

“Ka... Udah ya minumnya? Kita balik aja?“tanya Hangyul tetapi Sihoon menggeleng.

“Gue engga mau balik, karena Wooseok pasti nyariin gue...“ucap Sihoon pelan.

“Yaudah... Kita cari hotel aja gimana? Biar Ka Sihoon bisa istirahat”ucap Hangyul.

Sepuluh menit setelahnya, Hangyul berhasil membawa Sihoon keluar dari bar tersebut untuk masuk ke dalam taksi dan pergi ke hotel terdekat. Wajah Sihoon sudah merah padam dan Sihoon mulai meracau.

“Gyul... Kalo tiba-tiba gue hilang, gimana?“tanya Sihoon dan Hnagyul hanya dapat terdiam.

“Gyul... Jagain Sam ya? Dia cuma anak yang butuh perhatian. Jangan bikin Sunho deket sama Sam lagi, ya?“ucap Sihoon.

“Sam anak baik... Dia bisa ngelanjutin kegiatan modelling dia kok dan gue yakin dia bakalan sukses dengan caranya sendiri...“Sihon melanjutkan.

“Ka.... udah, lo ngomongnya makin ngelantur”Hangyul mencoba membopong Sihoon saat keduanya sudah sampai di hotel.

“Gue ga yakin... Tapi kemungkinan, besok pagi setelah bangun yang dateng pasti Sam dan bukan gue...“ucap Sihoon.

“Lo janji ya? Please, jagain Sam...“ucap Sihoon sebelum terlelap dalam tidurnya dan meninggalkan hangyul dalam kebingungannya.

(xposhie)

Malam.


Seungwoo pun memutuskan pulang dari kediaman kelurga Choi. Diantar Byungchan, Seungwoo berjalan keluar rumah tersebut. Kebetulan malam itu kedua orang tua Byungchan masih diluar kota dan Minho yang sedang mandi setelah menonton bersama.

“Gimana interview?“Byungchan meledek kesekian kalinya.

“Aku tuh padahal biasa aja sih, Chan. Tapi kalo diomongin mulu ya tetep deg-degan...“ucap Seungwoo pelan.

“Ka... kalian tuh udah berapa tahun sih temenan? Udah kemana-mana bareng juga, masa masih deg-degan?“Byungchan teratwa renyah.

“Kan beda sayang konteksnya... Kalo interview itu kan konteknya bakal jadi adik ipar Minho bukan lagi temennya Minho”ucap Seungwoo mengusak kepala Byungchan gemas.

“Yakin bakal ngeluluhin hati Abang? Udah panggil kakak ipar ajaaa”Byungchan kembali meledek yang membuat Seungwoo tidak kuat untuk tidak memeluk kekasihnya tersebut.

“Ka seungwoo!!! Ih nanti abang liattt”ucap Byungchan panik dan detik berikutnya Seungwoo melepaskan pelukan tersebut.

“Yaudah aku pulang, ya?“ucap Seungwoo dan Byungchan mengangguk.

“Ka!!“Byungchan berjalan agak cepat menghampiri Seungwoo dan memberikan kecupan di pipi Seungwoo.

“Jangan ngebut! Kalo udah sampai, kabarin!!“ucap Byungchan sebelum berbalik dan berjalan cepat masuk kembali kerumahnya, meninggalkan Seungwoo sendiri dengan senyum simpulnya.

(xposhie)