semestakapila

Mochi.


Sejin merajuk duduk diatas kursi ruang makan. Satu bungkus Mochi incarannya diambil oleh temannya demi kepentingan konten belaka.

“Iyaaa nanti aku sisain, beneran”Seungju tersenyum di depan kamera yang masih dalam posisi off tersebut. Meyakinkan Sejin bahwa ia tidak akan memakan semua Mochi dihadapannya.

Sejin semakin mengerucutkan bibirnya. Tangannya ia lipat dan letakan diatas meja. Kedua kakinya ia angkat ke kursi dan bersila. Sejin dalam mode merajuk yang sesekali membuat Seungju tertawa karena ulahnya.

“Aku mau mulai dulu, setengah jam ajaaaa! Habis itu, semua mochi punya kamuuu. Kamu pake ini, kalo suara aku engga kedengeran, kasih tau!“ucap Seungju kembali meyakinkan dan Sejin mengangguk malas. Sejin menerima dengan paksa earphone yang digunakan Seungju di telinganya.

Seungju pun mulai merekam konten youtubenya. Kebetulan hari itu ia hanya merekam suara atau yang biasa disebut ASMR. ASMR merupakan Autonomous Sensory Meridian Response atau dapat dimudahkan dengan sensasi yang dirasakan bisa berupa kehangatan, kesemutan bahkan menyenangkan.

Sejin melihat serta mendengar bagaimana Seungju menekan beberapa kalimat yang ia ucapkan. Seungju juga beberapa kali sengaja menimbulkan suara dari bungkus mochi yang ia gunakan. Suara-sura yang ditimbulkan sesekali membuat Sejin bergidik. Bukan karena geli, tapi ada sensasi yang tidak dapat di jelaskan dengan kata-kata.

Sejin memperhatikan setiap pergerakan Seungju yang duduk beberapa langkah di hadapannya. Sesekali Sejin menjilat bibirnya, karena ia melihat langsung bagaimana Seungju memakan mochi yang sudah ia incar sejak tadi. Sejin bergerak gelisah karena semakin lama, Seungju semakin merendahkan suaranya pada microphone dihadapannya.

Sejin melirik jam di ruang tamu, sudah lima belas menit Seungju berkutat dengan konten yang sesekali membuat Sejin harus menahan nafasnya. Sesekali Seungju memberikan kode kepada Sejin, menanyakan suara yang ia hasilkan dan Sejin hanya dapat mengangkat tangannya menyerupai tanda OK.

Sejin membulatkan matanya panik saat Seungju menunjukan Mochi terakhir yang tersisa. Seungju menjulurkan lidahnya meledek Sejin dan detik berikutnya Mochi terakhir sudah berada di mulut Seungju.

“Seungjuuuu”Sejin berteriak yang membuat Seungju terkejut dan membulatkan matanya. Sejin berjalan cepat kearah Seungju dan menubruk Seungju yang duduk di sofa. Seungju semakin membulatkan matanya ketika Sejin menempelkan bibirnya ke bibir Seungju, berusaha mengambil potongan terkahir Mochi di mulut Seungju.

Seungju melingkarkan tangannya di pinggan Sejin, menahan agar tubuh Sejin tidak jatuh terjungkal dan menabrak meja di hadapannya. Sejin masih berusaha mengambil jatah Mochinya yang sengaja di tahan Seungju.

“Aw!!!“Seungju berteriak karena Sejin menggigit bibirnya, membuatnya membuka mulutnya dan dengan leluasa Sejin memasukan lidahnya untuk mengambil Mochi yang sisa seperempat.

Sejin akhirya melepaskan tautan bibir mereka dan mengunyah mochi yang berhasil ia dapatkan dengan tetap berada dipangkuan Seungju. Sejin menatap Seungju dengan tatapan tajam, karena Seungju memobohonginya.

“Tukang bohong!!“ucap Sejin yang hendak bangkit dari pangkuan Seungju tetapi pergerakan Sejin ditahan Seungju.

“Mau kemana?“ucap Seungju dengan suara rendah tepat di samping telinga Sejin.

“Hah? Bangun... Mau bangunlah!“ucap Sejin yang seketika panik.

“Enak Mochinya?“ucap Seungju dan Sejin mengangguk. Seungju tersenyum miring. Tangan kirinya masih menahan pinggang Sejin sedangkan tangan kanannya merogoh belakang Sofa untuk mengambil sebungkus mochi lain. Sejin kembali membulatkan matanya.

Sejin berusaha mengambil bungkusan Mochi dari tangan Seungju, tetapi Seungju justru mengangkat tinggi-tinggi bungkusan Mochi tersebut. Seungju tersenyum miring menatap Sejin. Beberapa menit selanjutnya, kedua lelaki dewasa yang melabeli diri mereka sebagai teman baik itu sudah kembali beradu pangut demi sebuah Mochi.

“Hahaha aku dapet banyakk!!“ucap Sejin yang berhasil mendapatkan potongan Mochi lebih besar dari Seungju setelah beradu pangut. Seungju dengan tatapan menggoda kembali meletakan sebuah mochi diantara belah bibirnya.

Sejin kembali meraup Mochi sekaligus bibir Seungju dan dengan sigap Seungju menggendong Sejin dengan bibir saling beradu pangut. Sejin mengalungkan tangannya di leher Seungju, sedang kakinya melingkar nyaman di pinggang Seungju.

Sejin dan Seungju sesekali tertawa karena diantara mereka tidak ada yang mau mengalah karena sebuah Mochi di mulut mereka. Mengabaikan microphone yang masih menyala, Seungju merebahkan tubuh Sejin di atas sofa. Dada Sejin naik turun, karena terlalu banyak tertawa dan menahan nafas saat berciuman.

“Engga usah pake mochi ya? Bibir aku lengket”ucap Seungju yang berada diatas Sejin dan Sejin mengangguk sebelum akhirnya kembali beradu pangut dengan lelaki diatasnya. Seungju mengusap tubuh Sejin, mengusap seluruh permukaan tubuh Sejin yang bisa ia usap.

Sejin sesekali mendesah karena Seungju mencium lehernya dengan terlalu kasar sehingga menimbukan bercak kemerahan di lehernya. Sejin menjambak kecil rambut Seungju dan Sejin kembali melingkarkan kakinya dipinggang Seungju yang sudah mengungkung tubuhnya. Sejin mengangkat pinggangnya, membuat kejantanannya bergesekan dengan milik Seungju yang sama-sama masih terbungkus celana.

“Arghhh....“Seungju mengerang karena perlakuan tiba-tiba Sejin dan Sejin tertawa karena merasa berhasil mengerjai Seungju yang sejak tadi sibuk menjamah lehernya.

Seungju menatap Sejin tajam, meminta penjelasan tentang apa yang Sejin lakukan sebelumnya. Sejin mengangkat sebelah alisnya, merasa apa yang ia lakukan sebanding dengan apa yang Seungju lakukan sebelumnya.

“Arrrggghhh...“Sejin mendesah kala Seungju mengecup noktah coklat di dadanya. Piyamanya di singkap sebatas dada oleh Seungju.

“Ganggu”ucap Seungju sebelum merobek kancing piyama yang Sejin kenakan.

“Yaaakkk!! Itu produk baruuu!! Ahhhh”Sejin batal marah ketika Seungju memutar benda sebesar kacang di dadanya dengan jari jemarinya. Seungju tertawa melihat perbedaan ekspresi yang Sejin hasilkan.

“Nghhh... mircophone kamuuuhhh!! Masih nyalahhhh”ucap Sejin saat Seungju sibuk mengecup perut ratanya. Seungju menoleh dan tersenyum sebelum berjalan dan mematikan microphonenya tersebut.

“Bahaya kalo engga dimatiin, nanti pas aku ngedit aku naik lagi”ucap Seungju sambil melepaskan kaosnya dan memperlihatkan tubuhnya.

“Badan kamu gede bangettt!!“ucap Sejin saat Seungju kembali berada diatasnya dan Seungju tertawa.

Seungju kembali mengecup badan Sejin, sedang Sejin sesekali memijat lengan berotot Seungju membuat Seungju menghetikan kegiatannya dan menarik nafas panjang. Sejin yang tau kegiatannya menganggu Seungju pun tersenyum kecil.

“Yakkk!!! Mau kemana?“Sejin berteriak kala Seungju menggendongnya ala karung beras dan masuk ke kamar pribadi Seungju. Sejin pun dilempar pelan keatas kasur, membuat Sejin tertawa entah mengapa.

Seungju pun ikut berbaring disebelah Sejin, membuat Sejin menoleh karena bingung.

“Kenapa?“tanya Seungju ketika melihat Sejin bingung.

“Udah? Engga dilanjutin?“tanya Sejin pelan.

“Hm? Emang kamu mau dilanjutin?“tanya Seungju dan Sejin membulatkan matanya. Sejin pun menyembunyikan wajahnya di dada terbuka Seungju.

“Gara-gara Mochi hahaha”ucap Seungju yang mendekap Sejin ke dalam pelukannya dan mengusap punggung Sejin.

(xposhie)

Konsekuensi.


Byungchan tau konsekuensinya. Ia sangat tau apa yang akan terjadi jika ia berhubungan dengan Seungyoun. Byungchan sangat mengerti apa yang akan terjadi jika ia mengikuti permainan Seungyoun.

Byungchan, Seungyoun serta perjanjian yang mereka buat. Byungchan, Seungyoun serta konsekuensi dibelakang permainan Seungyoun. Byungchan, Seungyoun serta penyesalan terdalam Byungchan mengikuti permainan Seungyoun.

“Youn... Please... Nooo”Byungchan memohon kepada Seungyoun, menempati dirinya ditempat terendah demi apapun yang bisa saja dilakukan Seungyoun.

Seungyoun menarik Byungchan keluar dari apartment JB, meninggalkan beberapa pasang mata yang terlalu bingung mencerna apa yang terjadi dihadapan mereka.

Byungchan menyesal mengikuti permainan Seungyoun. Byungchan menyesal menyakiti hati Seungwoo. Byungchan menyesal dengan segala hal yang ia lakukan saat ini. Byungchan menyesali apa yang telah dipilihnya.


Seungwoo akhirnya kembali kerumahnya setelah mengobati luka ditangannya ditemani JB, RM serta Seungsik.

“Berhubungan sama yang diomongin Byungchan tadi engga sih, Sik?“tanya JB saat dalam perjalanan dan Seungsik menggeleng tidak mengerti.

“Kalo emang beneran ini berhubungan sama yang diomongin Byungchan... Senu sama Om Han bakalan ribut gede dirumah”ucap JB lagi.

“Bokapnya Bang Senu seserem itu bang?“tanya Seungsik dan JB hanya dapat tertawa hambar.

“Sebenernya engga serem. Tapi Om Han itu orang yang tegas. Terus karena Senu anak satu-satunya, jadi Om Han terlalu protektif sama semua kehidupan Senu dan Senu paling engga bisa ngelawan bokapnya”ucap JB menjelaskan.

“Tapi gue ga yakin kalo Senu bakalan diem aja kalo Om Han tau hubungan dia sama Byungchan...“ucap JB mengakhiri.

“Makanya Byungchan ngikutin permainan Seungyoun, karena Byungchan tau Bang Senu bakal kayak gimana kalo bokapnya sampe tau hubungan mereka”ucap Seungsik menambahkan.

“Oh kamu lagi sama Abang kamu? Kenapa engga bilang?“seorang Wanita laruh baya membukakan pintu saat Seungwoo, JB, RM dan Seungsik tiba di kediaman keluarga Seungwoo.

“Siang tante”ucap JB, RM dan Seungsik bersamaan.

“Ayok kalian ikut makan siang sama dulu ya”ucap ibunda Seungwoo yang berjalan menuju ruang makan diikuti Seungwoo dan ketiga temannya.

“Siang pah!“ucap Seungwoo teramat santai.

“Siang... Ayok makan dulu, kalian anak muda suka lupa rumah ya? Mentang-mentang udah punya unit sendiri”ujar papah Seungwoo tertawa.

“Biasa om! Main PS sampe malem, terus begadang jadinya bangun kesiangan”RM menjelaskan sekenanya.

“Loh temen kamu yang tinggi putih itu engga diajak? Itu yang sering kamu aja kesini berdua aja”Seungwoo melirik kearah papahnya sekilas.

“Byungchan sayang, maksud papah itu Byungchan yang ada lesung pipinya itu”ibunda Seungwoo menjelaskan yang berhasil membuat Seungwoo tersedak.

“Lagi engga nginep Om! Semalem kita berempat doang”ucap JB tertawa.

“Gimana Oasis udah tambah anggota baru? Masa pecinta mobil isinya cuma tujuh orang aja?“JB dan RM menahan tawanya ketika papah Seungwoo berkata hal diluar dugaan mereka.

“Hahaha anjirrr pecinta mobil banget? Engga ada alesan lain gitu?“JB tertawa lepas saat dirinya dan ketiga orang lainnya sudah berada dikamar Seungwoo.

“Jujur ya bang, pertama kali Bang Senu ngomong ke bokapnya juga gue kaget!! Gue mikir kayak... Hah? Ngapain bohong? Terus pas udah dikamar baru dia jelasin”ucap Seungsik menjelaskan.

“Ya lo mikir aja bang, gue tiba-tiba ngaku ke bokap gue kalo gue suka balapan? Bisa-bisa mobil sama apartment gue dicabut”ucap Seungwoo pelan.

“Tapi menurut gue Om Han tau yang sebenernya sih. Soalnya engga mungkin doi nanya hal kayak tadi, terlebih lagi sering liat lo main sama gue sama Bang JB yang notabenenya udah ketauan kerjaannya ngapain”ucap RM menebak.

“Ampun deh kalo sama RM, bisa gitu ya mikir hal-hal diluar nalar ckck”ucap JB sambil sesekali menggeleng.

“Ya gitu makanya dia dipilih jadi leader emang lo bang dipilih gara-gara paling nyeremin!!“ucap Seungwoo meledek.

“Lah beneran bang?“tanya Seungsik penasaran.

“Engga! Leader lo tukang bohong, jangan percaya sumpahhh!!!“ucap JB membela diri.

“Nanti lo bakalan liat sendiri kok Sik kenapa Bang JB dijadiin Leader“ucap RM santai dan Seungsik mengangguk.

Suasana hening kamar Seungwoo berubah ketika ponsel Seungsik yang sedang diisi daya tersebut bergetar. Ada nama Byungchan pada display name yang tertera sebagai ID pemanggil. Seungwoo melirik ke arah Seungsik meminta penjelasan.

“Angkat”ucap Seungwoo datar dan tajam.

“Iya... Hallo Chan?“ucap Seungsik mencoba tenang.

“Ka.... Tolongin gue, pleaase? Kaaa sorry banget buat semuanya. Gue mau udahan ka... Please tolongin gue”suara Byungchan di sebranh telfon terdengar bergetar karena terisak.

“Hallo? Chan... Lo dimana? Chan... Byungchan?“Seungsik panik ketika sambungan telefon terputus.

(xposhie)

Midnight.


Seungwoo merenggangkan badannya setelah kurang lebih dua jam berkutat dengan dokumen serta laptop dihadapannya. Setelahnya, Seungwoo mendecak sebal karena jadwal kencannya dengan sang kekasih lagi-lagi harus gagal karena laporan yang harus ia selesaikan.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Seungwoo beberapa kali mengabaikan kencannya hanya untuk menyelesaikan laporannya. Ini semua karena janjinya terhadap sang ayah dan demi masa depannya. Apa yang ia kerjakan saat ini akan menentukan hidupnya dimasa yang akan datang.

Seungwoo berjalan ke kamar pribadinya, dimana Byungchan beristirahat. Tetapi menit berikutnya Seungwoo terkejut karena tidak dapat menemukan Byungchan di dalam kamarnya. Hanya sprei-nya yang berantakan, tanda bahwa memang sebelumnya Byungchan berada disana.

“Chan? Sayang....“Seungwoo mulai mencari keberadaan kekasihnya yang mungkin saja sedang dalam mode merajuk tersebut. Tapi nihil, Byungchan tidak ada dimanapun di apartment pribadinya.

Seungwoo mencari ponselnya dan mencoba menghubungi Byungchan, tetapi tidak ada jawaban. Seungwoo hampir frustasi ketika akhirnya ia mengingat sesuatu. Seungwoo mengambil ponsel lainnya, ponsel yang sengaja ia gunakan untuk keadaan genting.

“Anjir!!“Seungwoo mengacak rambutnya tidak percaya. Byungchan benar-benar pergi dari apartmentnya. Byungchan bahkan menghubungi Woochan yang tak lain dan tak bukan adalah diri Seungwoo sendiri.

Seungwoo pun bergegas mengganti pakaiannya dan menuju tempat dimana Byungchan berada. Ia harus menjadi Woochan di depan Byungchan malam ini. Bukan tanpa alasan Seungwoo melakukan hal ini, tentunya karena Seungwoo punya alasan mengapa ia menyembunyikan identitas aslinya.

“Byungchan?“Seungwoo dapat dengan mudah menemukan Byungchan di Bar tersebut. Byungchan dengan beberapa botol alkohol kadar rendah di sekelilingnya.

“Woahhh Woo! Akhirnya dateng jugaaa. Gue kira lo udah lupa sama gueee dan lagi seneng-seneng sama yang lain!!“ucap Byungchan manja.

“Gue sih senengnya sama lo doang! Yang lain engga ada yang bikin gue seneng kayak lo bikin gue seneng juga”ucap Woochan slash Seungwoo yang membuat Byungchan tersipu.

“Engga minum? Baru dateng kannnn? Minum dong Woo!! Gue yang bayarrrr”ucap Byungchan menyodorkan sebotol alkohol kepada Woochan tetapi Woochan menggeleng.

“Engga usah. Gue jagain lo aja disini, kalo gue mabok nanti engga ada yang bisa jagain lo dong?“ucap Woochan lagi dan Byungchan tersenyum.

“Woo... Pacaran sama gue yuk!!!“ucap Byungchan tiba-tiba yang membuat tubuh Woochan menegang.

“Woo... Lo engga suka cowok ya?!?!?! Ahhh Woo padahal gue suka sama looo”ucap Byungchan merajuk.

“Sayanggg, kan lo punya pacar masa mau jadiin gue pacar lagi?“ucap Woochan santai.

“Hhhh jangan panggil sayang kalo lo engga mau jadian sama gue!!“ucap Byungchan dengan mendorong sedikit tubuh Woochan.

“Kan... Ngambek deh lucu...“ucap Woochan tersenyum.

“Sana lo ah!! Gue engga mau bercandaaa”ucap Byungchan yang kesadarannya mulai berkurang.

“Sayanggg... Kalo lo jadian sama gue, terus Seungwoo-Seungwoo itu gimana?“tanya Woochan penasaran.

“Ahhh jangan sebut nama dia!! Gue sebel sama diaaa!! Kerja lagi kerja lagi kerja mulu!!“ucap Byungchan malas.

“Mungkin dia kerja buat lo? Buat masa depan lo sama dia...?“ucap Woochan lagi dan Byungchan hanya dapat mengerucutkan bibirnya.

“Tapi gue mau sama looo, enak diajak seneng-seneng!! Bukan kayak Ka Seungwoo yang kerja muluuu”ucap Byungchan semakin merajuk.

“Ciuman lo jago... Gue suka!!“ucapan Byungchan yang tiba-tiba berhasil membuat tubuh Woochan menegang.

“Yaaaa jadi pacar gue? Jadi kalo gue bete sama Seungwoo, gue bisa seneng-seneng sama looo”ucap Byungchan.

“Males ah! Gue cuma dijadiin pelarian..“ucap Woochan santai.

“Hah?!?! Ya... engga gitu!! Hm... Dua minggu sekali kita ngedate, gimana? Jadi selang-seling gitu sama Ka Seungwoo...“ucap Byungchan memohon yang membuat Woochan tersebut.

“Mau banget jadian sama gue?“tanya Woochan dan Byungchan mengangguk dengan bibir yang semakin ia majukan. Woochan tersenyum melihat tingkah gemas Byungchan dan setelahnya Woochan mencium bibir Byungchan.

Byungchan yang semula kaget pun membalas ciuman Woochan dan mengimbanginya. Bahkan Byungchan sudah pindah duduk dipangkuan Woochan dengan bokong yang menggesek bagian depan celana Woochan.

“Private room?“tanya Woochan dan Byungchan mengangguk setuju.

(xposhie)

Apartment.


Seungwoo akhirnya terbangun dari tidur panjangnya dan sedikit erekejut mengetahui keberadaan dirinya saat ini. Seungwoo menoleh dan ia semakin terkejut ketika melihat Byungchan berada di dekatnya, tetapi detik berikutnya Byungchan mengalihkan pandangannya.

“Udah ya? Gue balik”ucap Byungchan kepada Seungsik.

“Lo balik kerumah apa ke apartment Seungyoun?“tanya Seungsik pelan.

“Ka... please? Sebelum Seungyoun bangun, gue harus ada disana...“ucap Byungchan memohon dengan sangat pelan.

“Aku anter ya, Chan? Mau pulang kerumah kan?“tubuh Byungchan menegang, bingung dengan sikap Seungwoo saat ini.

“Aku cuci muka sebentar ya?“ucap Seungwoo yang bergegas menuju kamar mandi.

“Haha?!?!“JB dan RM yang juga berada di ruangan tersebut hanya dapat beradu tatap.

“Feeling gue, dia lupa sama kejadian semalam karena dia minum terlalu banyak...“ucap Seungsik menjelaskan situasi yang terjadi saat ini.

“Engga bisa kaaa, gue harus balik ke depan...“ucap Byungchan sekali lagi, memohon kepada Seungsik.

“Ka... Kamu engga perlu anter aku pulang, biar aku sama Seungyoun aja!!“Seungsik memejamkan matanya ketika mendengar sesuatu yang baru saja Byungchan ucapkan. Seungwoo yang sedang mengambil air minum pun terdiam.

“Aku gatau ka seungwoo lupa atau gimana... Tapi kita udah putus semalem dan aku udah bukan pacar Ka Seungwoo”ucap Byungchan sambil menahan nafasnya.

Seungwoo terdiam, menatap Byungchan tidak percaya. Ia kira, ia hanya bermimipi karena efek alkohol yang ia minum. Ia kira, semalam hanyalah mimpi buruk yang sangat ingin ia lupakan tetapi ternyata kejadian semalam adalah kejadian yang nyata dan bukan hanya mimpi.

Seungwoo menggenggam erat gelas ditangannya dengan terlalu kuat hingga pecah berkeping-keping dan melukai tangannya, membuat Byungchan dan semua orang dalam ruangan tersebut terkejut.

“Ka...“ucap Byungchan pelan.

“Diam! Jangan ada yang ngedekat”ucap Seungwoo dengan suara berat.

“Ka... Please? Tangan kamu berdarah...“ucap Byungchan panik.

“Engga usah perduliin aku lagi kalo kamu emang udah engga perduli!!“Seungwoo menatap Byungchan marah.

Disaat yang bersamaan bel apartment milik JB berbunyi, membuat JB haru meninggalkan sebentar ruangan yang sedangan mencekam tersebut.

“Wahhh wahhh wahhh ada drama apa pagi ini?“Suara Seungyoun menggema seketika. RM menoleh meminta penjelasan JB yang dengan seenaknya mengizinkan Seungyoun masuk. JB mengisyaratkan RM untuk tenang dan melihat apa yang akan Seungyoun lakukan selanjutnya.

“Pagi sayang...“ucap Seungyoun yang mendekat kearah Byungchan dan mencium pipi Byunchan santai, membuat Seungwoo mendecih sebal.

“Kenapa? Mantan kamu minta balikan?“tanya Seungyoun mengusap pipi Byungchan lembut.

“Kamu tau kan perjanjiannya? Kalo kamu engga boleh ketemu sama mantan kamu, selama kamu lagi sama aku. Tau kan konsekuensinya?“ucapan Seungyoun membuat tubuh Byungchan menengang. Selanjutnya Byungchan menoleh dan menggeleng dihadapan Seungyoun. Memohon agar Seungyoun tidak melakukan apapun yang buruk.

“Please... Jangan... Gue... Gue tau konsekuensinya... Tapi please jangan....“Byungchan panik, ia memohon kepada Seungyoun yang membuat orang-orang di ruangan tersebut bingung.

“Udah tau konsekuensinya kok masih dilakuin? Engga kasian sama mantan kamu, hm?“Seungyoun melirik ke arah Seungwoo yang sedang mengeratkan giginya, menahan amarah.

“Please... Youn... Gue bakal lakuin apapun yang lo mau tapi please... Jangan lakuin itu”ucap Byungchan kembali memohon kepada Seungyoun. Seungyoun tersenyum miring menatap lelaki yang lebih tinggi dihadapannya.

“Kiss me... Right now...“ucap Seungyoun santai. Byungchan terdiam.

“Engga mau? Kenapa? Malu diliat orang-orang? Atau.... Engga enak sama mantan kamu?“ucap Seungyoun lagi dan detik berikutnya Byungchan sudah mencium Seungyoun dihadapan Seungwoo.

Byungchan melingkarkan tangannya di leher Seungyoun dengan kepala yang menari ke kanan dan kiri untuk menyamankan posisinya. Tangan Seungyoun yang semula berada dipinggang Byungchan pun lambat laun turun dan menyapa bokong sintal Byungchan. Seungyoun sengaja meremas bokong Byungchan dan membuat Byungchan mendesah dan membuka mulutnya, Seungyoun pun mengambil kesempatan tersebut untuk memasukan lidahnya.

Seungwoo melihat semuanya. Kekasihnya yang kini sudah menjadi mantan pacarnya sedang bercumbu dengan lelaki lain yang bahkan ia labeli sebagai musuh terbesarnya. Byungcha berdiri beberapa langkah dihadapan Seungwoo sedang asik melumat bibir serta lidah Seungyoun tanpa memperdulikan kondisi sekeliling mereka.

“Nu... Bokap lo nelfon”JB memperlihatkan layar ponselnya kearah Seungwoo dan tanpa mereka sadari, Byungchan memperlambat tempo ciumannya dengan Seungyoun. Byungchan mendorong Seungyoun kasar, bibirnya bengkak karena ulah Seungyoun.

Byungchan menatap Seungwoo dan Seungyoun bergantian. Detik berikutnya Seungyoun bertepuk tangan sambil tertawa, merasakan kemenangan yang selama ini ia tunggu-tunggu.

“Bangsat!!!“ucap Byungchan menampar Seungyoun yang membuat Seungsik, JB dan RM terkejut.

“Lo tau kan konsekuensinya? Lo tau dan lo tetep ngelakuin itu?“ucap Seungyoun mencengkram rahang Byungchan.

“Lo harusnya engga pernah main-main sama gue, Byungchan...“ucap Seungyoun lagi sebelum menarik paksa Byungchan keluar dari apartment milik JB.

“Byungchan!!“Seungwoo mencoba mengejar Seungyoun dan Byungchan tetapi ditahan oleh JB.

“Lo harus balik. Bokap lo udah dirumah”ucap JB pelan dan membuat Seungwoo berteriak frustasi.

(xposhie)

A Cafe...


Beberapa punggung melemas, beberapa diantaranya menghembuskan nafas berat. Sedangkan sisianya beradu tatap tepat ketika Wooseok meminta izin untuk pergi ke toilet.

“Gue susul ya?“ucap Sejin yang berbicara dengan Byungchan dan disetuju oleh Byungchan.

“Engga usah, sini aja”Sejin menoleh kala Seungyoun berkata. Membuat ia kembali duduk di hadapan Seungyoun. Suasana kembali hening, setidaknya untuk tujuh menit kedepan dan Wooseok belum diketahui kapan akan kembali dari toilet.

“Kalian balik aja....“Jinhyuk berucapa sambil memainkan ponselnya. Membuat enam orang lainnya menoleh ke arah Jinhyuk.

“Wooseok pasti belum bisa ngomong apapun malam ini, gue yakin. Jadi... gue saranin kalian balik aja”ucap Jinhyuk menjelaskan.

“Yuk Han!“Yuvin yang pertama bangkit dan dengan santai mengajak Yohan agar pergi bersamanya. Yohan menggeleng, jelas ia menolak karena sahabatnya yang mempunyai acara hari ini belum juga kembali dari toilet.

“Balik aja Han, keburu malem...“ucap Jinhyuk.

“Lo juga Bang... Youn... Pada balik aja, biar gue yang ngomong duluan sama Wooseok”ucap Jinhyuk lagi.

“Gue susul aja ke toilet!“ucap Sejin yang bangkit dari kursinya lagi tetapi ditahan oleh Seungyoun.

“Ngapain sih?“Sejin marah. Ia tidak suka dengan perlakuan Seungyoun yang melarangnya sejak tadi.

“Aku tau kamu khawatir sama Wooseok. Tapi aku juga tau, bahwa kamu tau apa tujuan Wooseok ke toilet kan? Dia butuh sendiri...“ucap Seungyoun tegas dan Sejin akhirnya kembali duduk dengan tangan yang ia silangkan di depan dada.

“Kalo kalian mau balik balik aja. Gue mau disini...“ucap Sejin menatap Seungyoun yang duduk dihadapannya.

“Engga usah, Jin... Gue aja, ya? Lo balik aja sama seungyoun”ucap Jinhyuk setengah memohon.

“Hyuk! Kenapa lo bersikeras ngusir kita darisini? Dan... Apa jaminan lo, kalo Wooseok disini sama lo, dia bakal baik-baik aja?“kali ini Byungchan angkat bicara.

“Chan...“ucap Seungwoo menengahi.

“Jawab!“ucap Byungchan lagi.

“Gue pacarnya Wooseok, gue tau kenapa dia kayak gini dan gue tau apa yang harus gue lakuin”ucap Jinhyuk tegas.

“Oke! Gue tau alasan Wooseok punya ide gila ini karena gue dan gue adalah pihak yang sangat menolak ide gila ini. Gue akuin itu... Tapi disisi lain, gue masih pacar Wooseok dan gue tau apa yang harus gue lakuin tanpa lo dikte”ucap Jinhyuk menatap Byungchan tajam.

“Lo engga mau di dikte kan? Jadi, jangan dikte kita buat pergi darisini”ucap Yohan membela diri dan Jinhyuk mendecak frustasi. Keadaan kembali hening.

“Gue rasa saran Jinhyuk ada benernya juga. Suasanya kita bertujuh disini udah canggung, pas nanti Wooseok dateng apa makin engga canggung?“ucap Seungwoo membuka suara.

“Ya kan gara-gara Jinhyuk! Kalo dia engga suruh kita pulang juga engga akan canggung!!“ucap Byungchan dengan nada tinggi.

“Chan...“ucap Seungwoo lembut.

“Bang Seungwoo ada benernya juga... Kalo nanti Wooseok dateng dan suasana canggung, malah buat dia semakin susah buat ngomong kan?“ucap Yohan menyetujui omongan Seungwoo.

“Han....“Byungchan menatap Yohan tidak percaya.

“Kita mau semua ini selesai kan? Menurut gue biar kita selesaiin masing-masing urusan kita, setelah itu kita atur jadwal ketemuan lagi”ucap Seungyoun santai.

“Gue duluan!“Yohan bangkit dari kursinya dan menjadi orang pertama yang meninggalkan meja tersebut yang kemudian diikuti oleh Yuvin.

“Jin?“Sejin menatap Seungyoun sebelum ikut dengan seungyoun meninggalkan kafe tersebut.

“Chan? Kamu mau Wooseok tambah bersalah ketika lihat kita semua canggung kayak tadi? Biarin Jinhyuk selesaiin masalah dia sama Wooseok duluan ya? Kita pulang dulu?“ucap Seungwoo super lembut dan Byungchan pun menyetujuinya.

“Gue tinggal ya, Hyuk! Jangan marah-marah, dengerin apa mau Wooseok”ucap Seungwoo sebelum berjalan menjauhi tempat Jinhyuk duduk.

(xposhie)

A night view.


“Bawa Jaket?“Pertanyaan pertama akhirnya diutakan oleh Seungwoo sebagai pemecah keheningan di dalam mobil. Byungchan menoleh ke arah Seungwoo dan menggeleng dengan raut wajah yang bingung. Seungwoo tertawa sebelum mengganti pendingin di dalam mobil menjadi penghangat.

“Emang kita mau kemana? Bukannya mau pulang?“tanya Byungchan bingung tetapi Seungwoo hanya menggeleng dengan tatapan fokus ke jalanan lurus. Byungchan, sosok yang bersikeras tetap berada di kafe akhirnya memilih mengikuti saran teman-temannya. Awalnya Byungchan bersikeras menunggu Wooseok yang pergi ke toilet agar dapat mendengar penjelasan Wooseok malam ini, tetapi lihatlah sekarang Byungchan sudah berada di dalam mobil bersama Seungwoo yang entah akan pergi kemana.

“Ini bukan jalanan mau arah kerumahku atau kerumah kamu ya ka? Kita mau kemana sih?“tanya Byungchan semakin penasaran karena Seungwoo terus melanjukan mobilnya tanpa ada konfirmasi apapun kepada Byungchan.

“Langitnya cerah kan hari ini?“ucap Seungwoo tiba-tiba yang sesekali melirik ke langit yang memang cerah denagn beberapa bintang yang terlihat. Byungchan tanpa sadar mengikuti apa yang dilakukan Seungwoo dan melihat ke langit dengan bibir yang seutuhnya sudah mengerucut gemas.

“Besok kamu engga ada janji apapun kan?“tanya Seungwoo lagi dan Byungchan menggeleng. Perjalanan malam itu hanya diisi lagu-lagu yang sudah dipilih Seungwoo sebelumnya. Perjalanan mereka masih panjang dengan semakin sedikitnya mobil yang berlalu lalang diantara mobil yang mereka kendarai.

“Ka... aku berasa mau diculik tau!! Kamu marah ya sama aku? Karena aku nyetujuin ide Wooseok sebulan lalu?“ucap Byungchan yang sudah menunduk karena ketakutan.

“Maaf... Tadi kan seharusnya kita masih disana di kafe... Masih dengerin penjelasan Wooseok biar semuanya jelas... Biar kamu engga marah sama aku....“ucap Byungchan lagi dan Seungwoo tiba-tiba tertawa.

“Sayang.... Aku engga marah sama kamu... Emang aku keliatan kayak orang marah, hm? Emang daritadi aku bentak-bentak kamu dan maksa kamu ikut sama aku?“tanya Seungwoo dan Byungchan menggeleng.

Seungwoo menarik salah satu tangan Byungchan dan mengaitkannya dengan jari jemari miliknya sendiri sehingga Seungwoo hanya mengendarai mobil dengan satu tangannya. Ibu jari milik Seungwoo mengusap punggung tangan Byungchan, memberikan ketenangan dan memberikan isyarat bahwa ia tidak marah kepada Byungchan.

Setelah perjalanan yang cukup panjang. Seungwoo menghentikan mobilnya di sebuah parkiran yang tidak dapat dikatakan lenggang, tetapi cukup sepi untuk dikatakan ramai. Seungwoo membukakan pintu untuk Byungchan karena kekasihnya masih terdiam di mobil.

“Kita... Ngapain disini?“tanya Byungchan ketika tangannya di tarik pelan untuk keluar oleh Seungwoo.

“Permintaan maaf?“ucapan Seungwoo semakin membuat Byungchan bingung dan pusing karena seingatnya, Seungwoo tidak punya satu kesalahanpun terhadap Byungchan telebih lagi mereka sudah hampir sebulan tidak bertemu.

Byungchan yang salah satu tangannya sudah masuk ke dalam saku coat yang dikenakan Seungwoo hanya dapat mengikuti langkah Seungwoo. Sebuah perjalanan yang cukup menyita tenaga karena mereka berdua harus menanjak dengan udara malam yang semakin dingin.

“Selama ini... Aku jarang ngajak kamu keluar kan? Selalu kamu yang punya inisiatif ini dan itu....“ucap Seungwoo pelan.

“Jadi ini permintaan maaf pertamaku... Permintaan maaf karena terlalu cuek selama ini sama kamu...“ucap Seungwoo dengan tangan yang semakin mengeratkan genggamannya dengan Byungchan.

“Cuek? Kamu bahkan engga pernah lupa ngucapin selamat pagi dan malam. Engga pernah lupa sama semua jadwal aku... Bahkan jadwal aku pergi sama bunda juga kamu inget kaaa... Cuek darimana?“tanya Byungchan. Seungwoo menarik nafasnya panjang sebelum menoleh dan tersenyum kepada Byungchan.

“Iya cuek... Setelah baca ribuan chat kita selama ini, aku nemuin satu kesalahan...“ucapan Seungwoo terputus karena detik berikutnya ia berjalan ke belakang Byungchan dan memeluk Byungchan dari belakang dengan coat yang menutupi sedikit dari tubuh Byungchan.

“Kamu yang selalu ngajak aku ketemuan. Kamu yang selalu punya ratusan bahkan ribuan rencana buat kita, setiap kali mau ngedate. Dan aku? Aku cuma bisa ngikutin kamu aja... Bahkan sesekali aku nolak, karena aku nganggep kamu yang terlalu banyak punya rencana yang bakalan bikin kamu capek...“ucap Seungwoo lagi.

“Aku salah.... Aku kira dengan aku selalu ngikutin mau kamu, aku udah jadi pacar yang baik. Dan dengan aku sesekali ngelarang kamu biar kamu engga capek, aku kira aku udah jadi pacar paling perhatian. Ternyata aku salah,,,,”

“Harusnya aku sesekali yang ngajak kamu ke suatu tempat. Aku yang inisiatif, bukan aku yang selalu ngikutin kamu... Bahkan ngelarang kamu ketika kamu udah punya sebuah rencana... Maaf ya chan...“ucap Seungwoo mengakhiri.

Byungchan terdiam di dalam dekapan Seungwoo. Matanya hanya tertuju ke pemandangan malam dihadapannya. Byungchan yang tanpa jarak dengan Seungwoo, dapat dengan jelas merasakan jantung Seungwoo berdegup cepat, Byungchan tau bahwa Seungwoo memerlukan keberanian untuk mengatakan hal tersebut.

“Kamu kenapa diem aja? Dingin, hm?“tanya Seungwoo dan Byungchan menggeleng.

“Aku lagi liat permintaan maaf kamu... Kamu jahat!! Minta maaf aja bisa seindah ini?“ucap Byungchan dengan wajah tetap mengarah ke beberapa lampu yang berkelip dari pemandangan kota dibawahnya. Seungwoo tertawa dan semakin mengeratkan pelukannya.

“Aku mau denger cerita kamu selama sebulan ini boleh?“taya Seungwoo berbisik dan Byungchan mengangguk.

“Ke mobil sekarang?“tanya Byungchan dan Seungwoo menggeleng.

“Aku sewa salah satu kamar disini...“ucapan Seungwoo membuat Byungchan kembali membeku. Permintaan maaf dari seorang Han Seungwoo memang tidak main-main, batin Byungchan.

(xposhie)

A Cup of...


“Malam ini kamu ke tempat aku dulu, gimana? Ada yang mau aku omongin...“ucap Seungyoun pelan ketika dirinya dan Sejin sudah berada di dalam mobil milik Seungyoun. Sejin mengangguk patuh.

Setidaknya butuh empat puluh lima menit untuk Seungyoun dan Sejin hingga akhirnya mereka tiba di apartment milik Seungyoun. Hening adalah kata yang dapat mendeksripsikan keadaan selama empat puluh lima menit tersebut. Tidak ada yang memulai pembicaraan.

“Aku ke kamar mandi dulu ya?“ucap Sejin saat sudah memasuki apartment Seungyoun dan Seungyoun mengangguk. Canggung keadaan yang terjadi di apartment tersebut sehingga Sejin memerlukan waktu sedikit untuk dirinya sendiri.

“Kamu udah makan?“tanya Seungyoun saat Sejin sudah kembali dari kamar mandi dan duduk disalah satu kursi meja makannya. Sejin mengangguk sambil memperhatikan Seungyoun yang sibuk mengaduk minuman di dalam dua cangkir berbeda.

“Udah tadi sebelum ke kafe...“ucap Sejin menambahkan karena Seungyoun yang tidak melihat ke arahnya dan Seungyoun mengangguk mengerti.

“Tumben?“tanya Sejin saat melihat Seungyoun membawa dua buah cangkir yang masih-masing berisi Teh untuk Sejin dan Kopi untuk Seungyoun. Sejin hafal, jika lelakinya ini adalah pribadi yang jarang mengkomsumsi kopi di malam hari. Ia akan menghabiskan kalengan soda maupun alkohol.

“Mau begadang, dengerin kamu cerita...“ucap Seungyoun tersenyum.

“Tapi aku dikasih teh?“tanya Sejin bingung dan Seungyoun mengangguk.

“Iya. Kata orang teh bagus buat bikin badan rileks? Aku perhatiin dari tadi kamu tegang banget kayak baru pertama kali ketemu aku”Seungyoun tersenyum menatap kekasih mungilnya tersebut dan Sejin menunduk malu.

“Ceritanya disini?“tanya Sejin setelah beberapa sata terdiam. Seungyoun menatap sekelilingnya. Mereka berada di dapur, tepatnya di meja makan dan duduk saling berhadapan.

“Mau ke kamar aja? Biar enak ceritanya?“tanya Seungyoun dengan hati-hati dan Sejin mengangguk setuju. Sejin bangkit terlebih dahulu dan berbalik, hendak berjalan ke kamar Seungyoun ketika sebelah tangannya di genggam Seungyoun.

Sejin terkejut dan menatap Seungyoun yang sudah berdiri disebelahnya. Tangan kanan Seungyoun menggenggam tangan kiri Sejin dan tangan lainnya memegang secangkir kopi yang sesekali ia minum.

“Mau ke kamar aja gandengan”ucap Sejin pelan.

“Ya biar kamu engga ilang dan diambil orang?“ucap Seungyoun yang mencuri sebuah kecupan di pipi Sejin.

“Aku di apartment kamu, engga akan ilang Younnn!! Dan aku jamin, aku engga akan diambil orang soalnya aku cuma mau sama kamu engga yang lain”ucap Sejin sambil meletakan cangkirnya di nakas sebelah tempat tidur Seungyoun.

“Kalo kamu takut aku ilang dan diambil Jinhyuk, engga. Kamu tenang aja, aku tetep maunya sama kamu kok, engga sama yang lain”ucap Sejin menambahkan.

“Aku juga maunya sama kamu aja... Byungchan gede banget engga mungil kayak kamu... Kalo meluk berasa meluk teddy bear raksasa”ucap Seungyoun santai.

Sejin menatap Seungyoun tidak percaya dan Seungyoun menutup bibirnya sambil menatap Sejin.

“Hehehe aku bisa jelasin!! Beneran aku cuma peluk aja Byungchannya kok, engga ngapa-ngapain...“ucap Seungyoun panik.

“Kayanya yang bakalan cerita banyak malem ini kamu deh, bukan aku”ucap Sejin penuh selidik dan Seungyoun yang tersenyum memamerkan giginya tertata rapih.

“Siapapun yamg cerita malem ini yang penting aku sama kamu! Itu yang penting!!!“ucap Seungyoun.

Sejin menarik selimut milik Seungyoun hingga menutupi pinggangnya. Posisinya saat ini Seungyoun bersandar pada kepala kasur dan Sejin bersandar pada Seungyoun dengan tangan Seungyoun melingkar di pinggang Sejin. Mereka siap untuk mendengarkan cerita satu sama lain malam ini.

(xposhie)

Nasi Pecel.


Yuvin dan Yohan berjalan beriringan dalam diam menuju parkiran motor. Mereka berenam, selain Wooseok dan Jinhyuk memutuskan untuk meninggalkan kafe tersebut dan berencana membicarakan hal yang seharusnya dibicarakan hari ini pada lain waktu.

Yuvin membuka jok motornya dan mengeluarkan sebuah jaket yang masih terlipat rapih lalu ia memberikannya kepada Yohan yang malam itu hanya menggunakan sweater tipis berwarna hitam. Yohan menatap Yuvin beberapa saat sebelum mengambil jaket tersebut dari tangan Yuvin.

“Kebiasaan sama Bang Seungwoo naik mobil ya? Jadi lupa bawa jaket”ucap Yuvin meledek dengan sedikit tawa diujung kalimat.

“Diem ya kamu!!“ucap Yohan memukul Yuvin dengan jaket yang belum sempat ia pakai tersebut.

“Maaf yaaa balik naik motor lagi”ucap Yuvin pelan sambil menaiki motornya. Yohan terdiam mendengar perkataan Yuvin tersebut.

“Aku suka naik motor kok! Engga kena macet terus parkirnya gampang!! Jarak tempuh juga jadi lebih cepet dibanding naik mobil”Yuvin menoleh ketika Yohan berkata seperti itu sambil duduk dibelakangnya lalu ia tersenyum. Yohannya masih sama seperti yang dulu.

“Mau kemana? Kamu belum makan kan? Ada yang mau kamu makan?“tanya Yuvin sebelum menjalankan motornya. Yohan meletakan dagunya di pundah Yuvin dengan telapak tangan tergeletak nyaman di maisng-masing paha YUvin. Posisi yang memudahkan mereka mendnegar omongan satu sama lain.

“Nasi pecel yuk! Udah lama banget engga makan nasi pecel yang biasa”ucap Yohan semangat.

“Hm? Emang kamu engga ngajak bang Seungwoo kesana? Tumben sebulan kuat engga makan nasi pecel?“tanya Yuvin dan Yohan mengerucutkan bibirnya.

“Males ah ngomonginnya Ka Seungwoo mulu!! Kamu mau pacaran sama Ka Seungwoo? Biar aku bilang Wooseok buat Bongkar Pasang jilid dua nih”ucap Yohan santai,

“Engga! Engga ada yaaa Bongkar Pasang Jilid-2 segala. Ini tuh Jilid satu aja belum selesai, segala ada Jilid dua? Aku ga setuju!! Aku tarik kamu kalo sampe setuju gitu-gituan lagi”Yuvin berucap panjang lebar dengan intonasi tinggi dan nada cepat yang membuat Yohan sedikit terkejut.

“Santai pak santai, oke? Kita makan nasi pecel dulu habis itu cerita deh yaaa?“ucap Yohan dan Yuvin mengangguk.

“Tempat kamu apa tempat aku?“tanya Yuvin.

“Yang lengkap dimana?“tanya Yohan santai.

“Hah? Apanya lengkap?“tanya Yuvin panik dan Yohan tertawa.

“Camilannya!! Heh jangan mikir jorok yeeuuuu”ucap Yohan tertawa puas dan Yuvin tersenyum.

“Yaudah tempat aku aja ya? Camilannya lengkap semua udah aku sediain buat nyambut pangeran pokoknya!!!“ucap Yuvin bangga.

“Yakin? Buat nyambut aku apa buat Wooseok tapi engga habis?“tanya Yohan penuh selidik.

“Aku engga pernah bawa Wooseok ke tempatku”ucap Yuvin tegas yang membuat Yohan terdiam.

“Engga mau turun? Udah nyampe tempat Pecelnya nih”ucap Yuvin menyadarkan Yohan.

(xposhie)

Private Room.


Malam itu, Setelah Seungwoo slash Woochan berpindah ke private room bersama Byungchan, obrolan mereka berdua terus mengalir. Tidak seperti orang yang baru saja kenal, perbincangan mereka tanpa jeda bahkan Byungchan menceritakan sosok Seungwoo, kekasihnya sendiri.

“Udah, chan... Lo tuh udah kebanyakan minum...“sebuah gelas ditarik paksa dari tangan Byungchan dan membuat Byungchan ikut tertarik bersama gelas tersebut.

“Chan... Panggilan kita sama! Woochan... Gue panggil lo Chan juga kannn? Apa Woo? Hm... Kalo Woo, sama kayak cowok gue!“ucap Byungchan melantur.

Wajah Byungchan sudah memerah. Keduanya duduk pada sebuah sofa panjang di private room dan saling berhadapan. Byungchan yang kesadarannya sudah mulai menghilang sebanyak enam puluh lima persen itu menatap Woochan sambil tersenyum.

“Heungg... Coba gue ketemu sama lo duluan!! Enak nyambung ngobrolnya...“ucap Byungchan yang mulai mengerucutkan bibirnya.

“Nyambung, karena gue Seungwoo bukan Woochan. Gue tau semua yang lo omongin, makanya kita nyambung....”batin Woochan sambil berbalik menatap Byungchan.

Tubuh Seungwoo menegang kala Byungchan merapatkan posisi mereka. Byungchan jelas mabuk, kadar kesadarannya hanya diangka tiga puluh lima persen. Byungchan terus merapatkan jarak antara dirinya dan Seungwoo hingga akhirnya Byungchan duduk dipangkuan Seungwoo yang malam itu dikenal Byungchan sebagai Woochan.

Byungchan mengalungkan tangannya di leher Seungwoo sambil terus tersenyum. Seungwoo menatap Byungchan tajam, menunggu hal apa yang akan dilakukan kekasihnya selanjutnya. Byungchan kembali merapatkan jarak mereka, kali ini Byungchan menggerakan wajahnya maju membuat Seungwoo berusaha memundurkan kepalanya hingga menyentuk sandaran sofa.

“Lo ganteng! Engga kalah ganteng sama Kas Seungwoo gue!!“Seungwoo bergidik ketika Byungchan berkata tepat disebelah telinga dengan nada sensual. Belum pulih seratus persen dari keterkejutannya, Seungwoo kembali terkejut ketika Byungchan mendaratkan bibirnya di bibir Seungwoo.

“Kenapa? Lo engga mau ciuman sama gue? Mulut gue bau? Apa gue engga ganteng? Oh lo udah punya cewek ya?!?!“Byungchan berbicara panjang dan lebar ketika ia menyudahi lumatannya pada bibir Seungwoo karena Seungwoo tidak kunjung membalas lumatan tersebut.

Seungwoo mengaku kalah. Ia paling tidak bisa melihat Byungchan merajuk seperti ini. Akhirnya kali ini Seungwoo yang maju, ia memajukan wajahnya mendekati wajah Byungchan. Tangannya mengusap punggung Byungchan, bahkan mencoba masuk melewati kaos yang Byungchan kenakan.

Byungchan menyambut bibir Seungwoo slash Woochan. Sesekali ia menjambak rambut Seungwoo dan menggerakan badannya naik dan turun, merasakan lidah Seungwoo yang masuk menyapa lidahnya. Tangan Seungwoo merajela di dalam kaos yang Byungchan kenakan. Mereka masih berpakaian lengkap, hanya Seungwoo yang sudah membuka jaket kulitnya saja.

Seungwoo merubah posisi mereka. Ia merebahkan tubuh Byungchan pada Soda panjang tersebut dengan dirinya yang berada diatas tubuh Byungchan. Mereka masih saling melumat satu sama lain. Bibir Seungwoo berpindah ke bagian leher Byungchan yang terbuka. Kaos yang dikenakan Byungchan ia naikan ke atas dada dan bibirnya mulai bermain di dada hingga perut Byungchan.

“Mau kemana?“tanya Byungchan dengan wajah sayu.

“Engga ada kondom sama pelumas”ucap Seungwoo santai. Tubuh Byungchan sempat menegang tetapi sedetik kemudian dia tersenyum.

“Engga usah...“ucap Byungchan pelan tetapi Seungwoo menggeleng.

“Engga... Gue engga mau... Tanpa pelumas, gue bisa nyakitin lo. Tanpa kondom, gue gatau nantinya lo bakal sakit karena gue atau engga”ucap Seungwoo menjelaskan. Hati Byungchan menghangat karena ucapan Seungwoo yang ia tatap sebagai Woochan saat itu. Byungchan pun mengangguk dan menunggu Seungwoo hingga kembali.


Pagi hari Byungchan terbangun dengan sebuah lengan sebagai bantalan. Kepalanya berputar sakit. Byungchan mencoba mengingat apa yang semalam terjadi. Kaos dan jeans yang ia kenakan kemarin masih utuh. Orang disebelahnya juga menggunakan pakaian utuh. Tapi Byungchan masih belum tau dimana dia berada saat ini, karena yang ia ingat semalam ia bersama orang dihadapannya ini berada disebuah private room dengan sofa panjang dan tanpa sebuah tempat tidur.

Byungchan mencoba bangun dan menjauh, tetapi badannya kembali ditarik oleh orang dihadapannya. Byungchan terdiam beberapa saat, memperhatikan sesuatu yang membuatnya terkejut. Hingga suara seseorang menyadarkannya.

“Pagiiii Byungchan... Yang semalem ketiduran pas gue tinggal ambil barang”ucap orang tersebut dengan suara khas paginya.

“Pagi... Woochan...“ucap Byungchan pelan.

(xposhie)

Splash.


Wooseok menoleh ketika seseorang masuk ke dalam apartmentnya, tempat yang sama yang ia gunakan untuk acara unboxing bersama dengan anjing kesayangannya.

Ddadda, anjing kesayangan Wooseok menghampiri lelaki yang baru saja membuka pintu utama. Disana Jinhyuk berdiri tersenyum sambil melihat Ddadda yang lari menghampirinya.

Jinhyuk menunduk dan menggendong Ddadda yang sudah terbiasa berada dalam dekapan Jinhyuk. Wooseok yang semula duduk dilantai pun berdiri dan berjalan ke dapur.

“Air putih dingin aja yaaa, Seok!“ucap Jinhyuk santai.

Wooseok kembali ke ruang tengah dengan segelas air mineral dingin ditangannya. Menghampiri Jinhyuk yang justru asik bermain bersama Ddadda.

“Kamu kesini mau ketemu aku apa mau ketemu Ddadda?“ucap Wooseok ketus karena setidaknya sudah lima belas menit ia diabaikan oleh Jinhyuk. Bahkan air mineral yang ia siapkan juga belum di minum oleh Jinhyuk.

Jinhyuk menoleh setelah mendapatkan protes dari pria kecil disampingnya. Wooseok membuang wajahnya jauh, enggan menatap Jinhyuk. Bahkan setelahnya, Wooseok meninggalkan Jinhyuk di ruang tengah dan masuk ke kamarnya.

Jinhyuk tersenyum melihat Wooseok yang memasuki kamarnya. Jinhyuk sadar, kekasihnya rindu. Sama, Jinhyuk juga rindu. Hanya saja, ia