semestakapila

Temu.


Byungchan memasuki kamar rawat Seungwoo dengan dua buah tas belanjaan berisi camilan serta tas yang ia sampirkan di bahu kirinya. Semua mata anggota Oasis dan beberapa anggota Q serta Dionysus menatap Byungchan yang baru saja masuk.

“Kenapa?“tanya Byungchan bingung.

“Dicariin Bang Senu tau bang! Sini sini”ucap Subin menarik pergelangan tangan Byungchan yang membuat Byungchan meringis.

“Aw! Pelan-pelan Subin!! Sakit”ucapan Byungchan membuat Subin yang menariknya melepas tangannya dari pergelangan tangan Byungchan. Subin sadar ia menarik tidak terlalu kencang, tetapi kenapa Byungchan sampai meringis seperti itu? Baru saja Subin ingin protes tapi Byungchan sudah mengalihkan perhatiannya.

“Kamu engga ketemu Hanse sama Sejun?“tanya Seungwoo dan Byungchan menggeleng.

“Tadi aku suruh mereka jemput kamu, soalnya kok tumben kamu lama banget baliknya”tubuh Byungchan membeku, kegiatannya yang tengah membuka belanjaan terhenti.

“Ah? Masa? Mungkin tadi pas aku udah pergi ka. Kan aku mampir supermarket dlu”ucap Byungchan terbata. Tidak lama setelah Byungchan datang, Hanse dan Sejun juga masuk ke dalam ruangan rawat Seungwoo dan menggeleng ketika melihat Byungchan sudah berada di kamar tersebut.

“Ngerjain gue aja lo Cil!“ucap Sejun memukul kepala Byungchan pelan.

“Aw! Sakit tau!!!“ucap Byungchan sinis yang mendapat tatapan kaget dari Sejun serta Hanse.

“Kok cuma segini? Yang lain kemana?“tanya Hanse yang kemudian duduk dilantai bergabung bersama yang lainnya.

“Gantian di ruangan Suga, disana kan belum boleh rame-rame. Kalo disini kan udah boleh ramean”ucap JB menjelaskan.

“OIya, RM udah balik?“tanya JB kepada Jimin dan Jimin menggeleng.

Ting!

Ponsel JB berbunyi tanda pesan masuk. Pesan singkat yang JB terima membuat JB otomatis berdiri, membuat beberapa orang menatapnya bingung.

“Kenapa lo?“tanya Mark dan JB menjelaskan pesan singkat yang ia terima dari RM.

RM menceritakan jika adiknya tiba-tiba tidak bisa dihubungi. RM juga menceritakan jika ia baru saja mendapat telfon dari Mina yang menceritakan semuanya.

“Berarti kecelakaan kemaren juga akal-akalan mereka?“tanya Jackson dan JB mengangguk.

“Bangsat!!“ucap Seungwoo menahan emosi.

“Yaudah gue ikut cari Minjoo ya, Nu!! Sorry engga bisa lama-lama, yang lain kalo mau ikut, ikut aja trus mencar ya saling ngabarin”ucap JB.

“Yaudah gue ke kamar Suga ngabarin ini, mungkin Bang Jin aja yang stay dikamar nungguin Suga”ucap Jimin menjelaskan dan JB mengangguk.

Semua orang meninggalkan kamar Seungwoo dan hanya menyisakan Byungchan serta Seungwoo disana. Seungwoo menatap Byungchan yang sedang mengupas buah di sebelahnya.

“Tangan kamu kenapa, Chan?“pertanyaan Seungwoo membuat Byungchan menghentikan kegiatannya dan berusaha menutupi pergelangan tangannya dengan lengan bajunya.

xposhie

A year.


“Sejin!! Lo gila? Kenapa engga ngabarin gue kalo mau liburan? Kenapa lo engga ngasih tau gue lo mau kemana? Lo udah engga anggep gue temen ya?“Sejin menjauhkan ponselnya dari telinganya ketika Byungchan berbicara tanpa henti di sebrang telfon.

“Gue tu lo akan bersikap kayak gini, makanya gue engga bilang kalo gue mau liburan sendirian. Lo punya kehidupan, Byungchan... Kasian Seungwoo kalo lo ngurusin gue mulu. *i'm totally okay, right now” lo harus percaya sama gue ya?“ucap Sejin mencoba menenangkan temannya.

“Yaudah oke, gue engga mau ribut sekarang. Tapi setidaknya kasih tau gue. Lo mau kemana?“ucap Byungchan.

“Nanti liat di twitter gue aja ya! Ini udah panggilan terakhir. Bye chan!!!“Sejin dengan cepat mematikan ponselnya dan menarik kopernya. Liburannya akan segera dimulai.


The Big Island, Hawaii

Entah mengapa, dari banyak informasi destinasi liburan yang banyak Sejin cari tau dan kumpulkan, pilihannya jatuh pada Hawaii. Sejin memang sangat menyukai pantai, mungkin itu point pertama kelebihan Hawaii di mata seorang Lee Sejin.

Sejin membaringkan dirinya di kasur. Seminggu akan ia habiskan seorang diri di Hawaii, sebuah pengalaman pertama yang akan dia dapatkan selama hidupnya. Berbagai jenis kegiatan dan destinasi sudah di buat oleh Sejin, tinggal bagaimana Sejin mengimplikasikannya nanti.

Sudah hari ketiga Sejin di Hawaii dan perjalanannya tidak jauh dari pantai. Bermain pasir dan Air, mengambil beberapa kerang yang ada dipasir yang kemudian dia akan membuat hiasan pada sebuah botol kaca.

Sejin melangkahkan kakinya memasuki sebuah kafe yang letaknya persis di pinggir pantai. Memesan satu-satunya minuman yang ia gemari, “One matcha latte, please?” seorang barista wanita yang menerima pesanan Sejin tersenyum dengan ramah.

Sejin pun memilih duduk di luar, terpaan panas matahari tidak membuat Sejin malas untuk menatap pantai secara langsung. Tidak sampai sepuluh menit, minuman Sejin datang tetapi Sejin bingung karena minumannya tidak sesuai dengan pesanannya. Belum sempat Sejin protes, karyawan yang membawa minuma Sejin sudah terlebih dahulu pergi.

Sejin mengeryitkan keningnya ketika menemukan secarik kertas di bawah cangkir minumannya.

“Sorry gue ganti pesanannya! Tapi dijamin enak kok. Masa jauh-jauh ke Hawaii, tapi minumnya Matcha Latte lagi? :)

xposhie

Imunisasi.


“Udah semua dek?“Aku menoleh dan mendapati Mas Seungyoun sudah menjinjing sebuah tas berisi perlengkapan Dodo, seperti susu dan popok. Aku tersenyum sambil berjalan ke arah Mas Seungyoun.

“Harusnya Mas engga usah cuti, aku bisa kok bawa Dodo imusiasi sendirian. Atau aku minta temenin ibu juga bisa”ucapku sambil berjalan ke arah lift yang akan membawa kami ke basement apartment.

“Kan Mas udah jani, mau ngurusin Dodo bareng-bareng. Ini imunisasi pertama Dodo, jadi Babanya Dodo mau nemenin”Mas Seungyoun berucap sambil menahan pintu lift untuk mempersilahkan aku masuk.

Hari ini adalah hari pertama aku dam Mas Seungyoun membawa Dodo imunisasi. Sebelumnya imunisasi Dodo masih dipegang oleh ibu panti, tapi mulai hari ini aku dan Mas Seungyoun yang akan membawa Dodo imunisasi sesuai waktunya.

“Aku duduk belakang boleh mas?“ucapku pelan dan Mas Seungyoun berfikir sejenak.

“Oke! Kali ini as izinin. Tapi kalo Dodo udah agak gedean, kamu harus duduk sama saya lagi di depan!!“ucap Mas Seungyoun pelan dan aku tersenyum.

Mas Seungyoun adalah orang satu-satunya yang akan merajuk jika atensiku selalu terfokus pada anak kami, Cho Dohyon sehingga sesekali ia akan meminta bagiannya untuk diperhatikan, tentunya setelah Dodo tertidur.

“Mas, aku baca di internet. Katanya kalo bayi yang habis imunisasi biasanya demam dan kadang rewel”Mas Seungyoun menoleh sekilas ke belakang dimana aku dan Dodo duduk (Dodo tidur di car seatnya).

“Iya, mas juga kadang dikasih tau temen kantor mas. Katanya mereka sampe ga tidur karena anak mereka rewel habis di imunisasi. Tapi itu wajar kok, dek”ucapan Mas Seungyoun sedikit membuatku lega, setidaknya Mas Seungyoun pasti sudah memiliki pengalaman cerita dari teman-temannya.


Aku duduk dengan masih menggendong Dodo, sedangkan Mas Seungyoun duduk di sebelahku dengan atensinya yang terfokus pada Dodo yang baru saja terbangun.

“Anak Baba hebat! Jangan nangis ya kalo di suntik pak dokter”ucap Mas Seungyoun sambil mencubit pelan pipi Dodo.

“Anak Cho Dohyon”panggilan seorang suster membuatku dan Mas Seungyoun berdiri untuk memasuki ruangan dokter. Setelah pemeriksaan rutin seperti berat badan, tinggi badan serta pengukuran perkembangan lainnya, Dodo ditidurkan di sebuah kasur mini.

“Ayok yang mau megangin Dodo siapa? Biasanya gerakannya agak lincah kalo habis di suntik”aku menoleh ke arah Mas Seungyoun dengan tatapan takut. Aku tidak takut jarum suntik, hanya saja aku tidak tega jika melihat Dodo menangis karena kesakitan.

“Yaudah mas aja...“ucap Mas Seungyoun yang berjalan mendekati kasur mini tersebut. Mas Seungyoun berdiri sesuai arahan dokter dan suster di ruangan tersebut. Mas Seungyoun juga terus mengajak Dodo berbicara untuk mengalihkan perhatiannya.

Tangis Dodo pecah ketika jarum suntik mulai mengenai kulit Dodo. Aku terkejut karena tangisan Dodo benar-benar nyaring dan aku tau pasti itu sangat sakit. Aku memperhatikan Mas Seungyoun yang sigap menggendong Dodo dan menimangnya dengan sesekali mencium Dodo untuk menenangkan.

“Siapa nakal, hm? Nanti Baba sama Bubu cubit ya yang nakalin Dodo! Anak Baba pinter...“ucap Mas Seungyoun yang masih berdiri dan menimang Dodo.

Setelah mendapat penjelasan dokter, aku dan Mas Seungyoun keluar dari ruangan dokter tersebut dengan Mas Seungyoun yang menggendong Dodo dan aku yang membawa tas berisi perlengkapan bayi.

“Aku curiga nih mas... Kamu sebenernya sebelumnya udah punya anak dua ya?“ucapanku membuat tawa lebar Mas seungyoun.

“Hahaha kok kamu bisa sih dek mikir begitu? Saya ini pacaran aja terakhir berapa tahun lalu, gimana punya anak?“ucap Mas Seungyoun dengan sisa tawanya.

“Kamu hebat mas... Bisa nenangin Dodo yang nangisnya kenceng kayak tadi... Aku aja engga bisa...“ucapku lemah.

Mas Seungyoun tiba-tiba menariku dan kami duduk di sebuah kursi di koridor rumah sakit.

“Kita berdua sama, Dek. Saya sama kamu, sama-sama belajar. Engga ada yang lebih hebat...“ucap Mas Seungyoun lagi.

“Di beberapa kesempatan mungkin saya yang lebih berani ambil resiko untuk kamu dan Dodo, tapi pasti di beberapa kesempatan kamu yang akan maju paling depan buat saya sama Dodo, kan?“tanya Mas Seungyoun dan aku mengangguk.

“Dodo kayanya mulai tau kalo yang gendong bukan Bubunya nih, tidurnya mlintir kesana kemari”aku tertawa melihat Mas Seungyoun yang mulai kewalahan menggendong Dodo dan berakhir aku kembali mengambil alih atas Dodo.

“Tuh belum lima menit saya ngomong, disini kamu yang lebih keliatan hebat. Dodo di gendong kamu langsung anteng! Anaknya Bubu nih bukan anak Baba”ucap Mas Seungyoun yang kembali membuatu tertawa kecil.

“Dodo anak Bubu sama Baba kok, Baaa!! Kan Dodo sayang Bubu sama Baba”ucapku dengan menirukan suara anak kecil.

“Kalo Bubu sayang sama Baba juga ga yaaaa?“ucap Mas Seungyoun sambil melirik ke arahku. Aku dapat merasakan wajahku merah dan memanas.

“Mas... buka pintunya, ini Dodo kepanasan buruan”ucapku mengalihkan pembicaraan kami.

xposhie

Cerita Mina


Setelah menjemput sang adik dan mengantarnya pulang, RM kembali kerumah sakit bersama Hwasa. Sesampainya di rumah sakit, RM memilih pergi ke taman karena jumlah pengunjung dibatasi setiap akan masuk ke dalam ruangan Suga di rawat intensif.

“Ikut aku yuk, aku mau nelfon Mina ditaman”ucap RM kepada Hwasa yang diikuti oleh Hwasa.

“Hallo?”

“Hallo, Min? Gue Namjoon. Katanya lo mau cerita tentang Sunho?“RM sengaja me-loud speaker ponselnya agar Hwasa mendengar percakapan mereka.

Flashback

Malam itu setelah perayaan ulang tahun Mina yang sedikit kacau karena ulah Seungyoun, Sunho mengajak Seungyoun berdiskusi di apartment Mina yang sengaja di sewa oleh Sunho.

“Gimana? Lo yakin belum mau gabung sama tim gue?“Mina malam itu mendengarkan percakapan Sunho dan Seungyoun di balkon apartmentnya.

“Gue udah punya kunci buat jatuhin RM sama JB, tapi gue belum punya kunci buat jatuhin Senu”ucapan Sunho membuat Mina terkejut dalam persembunyiannya.

“Lo bisa gabung sama gue. Gue pastiin lo bisa dapetin Byungchan dan lo boleh minta apa aja dari gue”ucap Sunho sambil sesekali menghisap batang nikotin ditangannya.

“Kuncinya Senu cuma Byungchan, kalo kita udah bisa dapetin Byungchan semua aman. Kita bisa jatohin mereka satupersatu”ucap Sunho menjelaskan.

Tubuh Mina menegang. Ia baru mendapati fakta terbaru bahwa Sunho memacarinya hanya untuk menjatuhkan RM dan Dionysus. Begitu juga dengan Jaewoo dan Woonjae, adik kandung JB yang diperalat oleh Sunho.

“Lo yakin cewek lo bisa jatuhin RM?“tanya Seungyoun sambil sesekali melirik ke dalam apartment, memastikan pembicaraan mereka aman. Sunho mengangguk.

“Kemaren gue ribut kecil sama Mina dan RM tau. Lo tau apa yang dilakuin? Mau nonjok gue, padahal disitu ada gebetan barunya”ucap Sunho sambil tertawa meledek.

Mina menjauh dari tempatnya. Ia memilih pergi meninggalkan Sunho malam itu. Ia tidak mau semakin diperalat oleh Sunho. Ia tidak mau jika Sunho berhasilkan menghancurkan Dionysus, Q dan Oasis.

End of Flashback

“Aku gatau rencana Sunho sama Seungyoun lebih lengkapnya, yang aku tau Sunho masih marah sama kamu karena dulu kamu engga ngerestuiin dia dekat sama Minjoo”RM menghela nafas panjang.

Dahulu, sudah lama sekali. Sunho dan Minjoo, adik kandung RM itu pernah dekat. Tetapi RM tidak setuju karena ia sangat tahu Sunho orang seperti apa, sehingga RM menyuruh orang tuanya menyekolahkan sang adik ke luar negeri agar berpisah dengan Sunho.

“Namjoon! Namjoon?”

“Ah iya gimana min?“RM tersadar dari lamunannya ketika tangannya ditepuk oleh Hwasa.

“Turut prihatin atas kecelakaan itu... Jadi gimana keadaan yang lain?“RM menceritakan semuanya dan Mina cukup terpukul, karena ia merasa terlambat memberitahu semuanya kepada RM.

“It's okay, gue mau bilang makasih karena lo udah ngasih tau ke gue rencana busuk Sunho sama Seungyoun. Lo take care di Jepang ya!“ucap RM sebelum mematikan sambungan telfonnya.

xposhie

Arena.


Malam itu, Sunho dan timnya sudah berada di arena terlebih dahulu, menunggu Oasis, Q serta Dionysus yang datang bersamaan. Tidak semua anggota membawa moil, dalam satu tim hanya ada tiga sampai empat orang yang membawa mobil. Seungwoo keluar lebih dahulu dari mobilnya lalu membukan pintu untuk Byungchan yang disaksikan langsung oleh Seungyoun yang tersenyum miring.

“Ini nih yang selalu bikin gue iri, kalian tuh beda tim tapi lo bertiga selalu kompak”ucap Sunho berjalan menghampiri Seungwoo, Jaebum dan RM yang sudah berdiri berbaris.

“Oh hallo! Ada anggota baru di Dionysus nih kayanya?“Sunho menoleh ke seorang wanita yang berdiri di belakang RM, RM pasang badan dan menatap Sunho dengan tatapan tajam.

“Santai, gue engga akan ambil cewek lo lagi kok. Mantan lo juga udah ninggalin gue. Pergi setelah gue ngasih semuanya buat dia? Emang sih cewek kayak gitu engga pantes di pacarin lama-lama”ucapan Sunho membuat RM naik pitam.

“Anjing! Maksu lo apaan? Mina bukan orang kayak gitu bangsat!!“RM baru maju beberapa langkah tetapi sudah ditahan Seungwoo dan JB di sisi kanan dan kirinya.

“Santai. Dia mancing doang, tenang”ucap JB menenangkan RM.

“Sa, tolong bentar”ucap Seungwoo memanggil Sasa. RM menoleh dan memilih mengikuti Hwasa yang biasa dipanggil Sasa agar ia tidak berhadapan langsung dengan Sunho.

“Oh iya gue hampir lupa! Ada yang mau minta maaf nih sama lo, Nu”ucap Sunho yang lalu menggeser posisinya dan mempersilahkan Seungyoun untuk maju. Seungwoo menatap Seungyoun tajam, rahangnya mengeras menahan marah.

“Jangan digubris... Kamu juga tenang”ucap Byungchan yang sudah berada di belakang Seungwoo. Byungchan menarik pergelangan tangan Seungwoo dan menggenggam jari jemari Seungwoo.

“Gue mau minta maaf buat kejadian tempo hari. Gue tau gue kelepasan...“ucap Seungyoun mengulurkan tangannya sebagai permintaan maaf. Seungwoo hanya menatap uluran tangan Seungwoo tanpa berniat meraihnya untuk berjabat tangan.

“Ah oke! Mungkin tangan gue kotor, makanya lo engga mau jabat tangan sama gue?“ucap Seungyoun menepuk-nepuk tangannya sendiri dan berjalan ke arah belakang Seungwoo, dimana Byungchan berdiri.

“Tapi.... Gue mau bilang makasih sama Byungchan”ucap Seungyoun yang semakin mendekati Byungchan sedangkan Byungchan merapatkan dirinya kearah Seungwoo yang masih berdiri tegap ditempatnya.

“Jangan takut sama gue dong Byungchan... Kemaren kita udah ciuman loh, masa lo masih takut sama gue”ucap Seungyoun lagi.

“But, thanks... Bibir lo candu”ucap Seungyoun teramat pelan tepat di sebelah Byungchan.

Seungwoo baru saja akan melayangkan tinjunya, tetapi ditahan oleh Byungchan yang langsung memeluk Seungwoo.

“Udah. Udahan lah dramanya, disini kan kita mau tanding kayak biasa. Engga usah tegang-tegang. Lemesin aja lemesin”ucap Sunho mencairkan suasana yang semula tegang.

“Gue engga perlu ngasih tau kali ya siapa yang bakal turun dari tim gue, karena setiap ada anggota baru. Dia bakalan turun ke arena buat nunjukin kemampuannya”ucap Sunho merangkul Seungyoun.

“Gue maju”ucap Seungwoo.

“Ka.... Jangan, please?“ucap Byungchan takut.

“Engga apa-apa, sayang. Aku harus buktiin ke dia, kalo aku bisa ngalahin dia, ya?“ucap Seungwoo menenagkan Byungchan.

“Yaudah aku ikut!“ucap Byungchan tetapi Seungwoo menggeleng.

“Engga, kamu sama yang lainnya dulu ya? Nanti kalo aku udah selesai, kita ketemu lagi?“ucap Seungwoo tetapi Byungchan menggeleng.

“Sik!“Seungwoo memanggil Seungsik dan menyuruhnya membawa Byungchan menjauhi Arena.

“Kamu janji sama aku ya, kamu hati-hati! Engga boleh lengah, dia licik...“ucap Byungchan sebelum mengecup singkat bibir Seungwoo dan Seungwoo mengangguk mengerti.

“Take care bang! Gue yakin lo bisa”ucap Seungsik menepuk pundak Seungwoo.

Suga maju untuk mewakili Dionysus, setelah adanya perdebatan internal di kubu Dionysus. Sedangkan dari kubu Q, JB mewakili timnya setelah sebelumnya dilarang melawan adik kembarnya, Im Jaewoo dan Im Woonjae.

“Aku tau emosi kamu lagi engga stabil, jadi aku ngelarang kamu turun”ucap Hwasa menenangkan kekasihnya itu.

“Maaf....“ucap RM setelah dirinya sadar bahwa lagi-lagi ia mengkhawatirkan mantan kekasihnya tanpa memikirkan perasaan orang lain.

“Pulang dari sini, kita cari tau Mina kemana ya? Biar kamu lebih tenang. Oke?“ucap Hwasa memeluk RM dan RM mengangguk setuju.

xposhie

Adopsi.


Hai! Kali ini ketemu lagi sama saya, Mas Seungyoun. Saya mau kasih kabar gembira. Setelah hampir 48 jam kemarin saya dan Dek Sejin di titipin Hajoon, setelah itu saya dan Dek Sejin melakukan pembicaraan serius. Kami ingin adopsi anak. Kalo dihitung ke belakang, kami menikah memang belum genap lima bulan bahkan dari awal kami bertemu hingga saat ini belum menginjak satu tahun. Tapi saya dan Dek Sejin sepakat, ingin mengasuh anak bersama.

Setelah membicarakan hal ini berdua, selanjutnya saya dan Dek Sejin membicarakan hal ini ke orang tua kami. Awalnya bapak dan ibu Dek Sejin melarang kami untuk mengadopsi anak, karena mereka menganggap masih terlalu dini terlebih lagi Dek Sejin yang belum berpengalaman. Tapi akhirnya hati bapak dan ibu luluh setelah saya kasih pengertian.

“Jadi maksud kami, biar anak kami nanti bisa lebih bikin kami kenal satu sama lain bu. Ngasuh anak kan harus berdua, mungkin dengan cara itu kami bisa lebih mengenal satu sama lain”

Hari itu, Dek Sejin hanya bisa menunduk dan memainkan ujung bajunya tanpa bisa ngeliat langsung ekspresi bapak dan ibu.

“Dek Sejin yakin? Ngasuh anak bukan perkara ganti popok dan ngajak main doang. Kamu juga harus tanggung jawab kedepannya”

Saya menoleh kearah Dek Sejin yang semakin terpaku mendengar perkataan bapak waktu itu, Saya mencoba menggenggam tangan Dek Sejin, membuatnya lebih tenang.

“Iya yakin pak. Kan ada Mas Seungyoun, aku ngasuh anak berdua sama Mas Seungyoun jadi aku yakin pasti bisa tanggung jawab”

Dek Sejin menjawab pertanyaan bapak dengan lancar dan tanpa gemetar, tapi genggaman tangannya terlampau kencang yang membuat saya meringis setelahnya.

“Mas, ayok!!! Nanti keburu siang”Hari ini adalah hari yang sangat saya dan Dek Sejin. Karena setelah proses panjang yang kami lalui untuk mengumpulkan dokumen, akhirnya hari ini kami bisa menjemput anak kami sendiri.

Saya masih ingat perbincangan malam itu dengan Dek Sejin, ketika kami sudah mendapatkan izin dari kedua orang tua kami. Kami membicarakan jenis kelamin anak yang ingin kami adopsi.

“Kayanya kalo cewek lucu ya mas? Aku bisa kuncir rambutnya! Terus, aku bisa pakein dia dress yang lucu-lucu”

“Engga mau cowok aja? Nanti bisa kembaran baju bertiga loh sama kita, dek”

Malam itu, dek sejin yang sedang bersandar pada saya otomatis menoleh dan menatap saya ketika saya mengutarakan pendapat saya. Dek Sejin berfikir sejenak.

“Tapi cewek juga bisa kok mas! Nanti aku yang jahit bajunya khusus hehehe”Saya mencubit kedua pipi Dek Sejin gemas karena terlalu excited malam itu.

“Terus... Kamu mau dipanggil apa sama anak kita nanti?”Dek Sejin kembali bersandar pada saya dan tangannya tanpa sadar memainkan jari jemari saya. Dek Sejin kembali berfikir, saya tidak bisa melihat ekspresinya karena Dek Sejin membelakangi saya malam itu.

“Aku mau dipanggil bubu! Lucu kan mas?”

Dek Sejin menoleh hanya untuk menatap saya dan saya mengangguk.

“Kalo kamu bubu, berarti aku mau dipanggil baba!!”

Dek Sejin tertawa karena mendengar ucapanku. Tawanya renyah, jika bisa dimakan mungkin sudah saya makan habis suara tawa Dek Sejin.

“Tapi keren kok mas! Cocok panggilannya sama Mas Seungyoun!!”

“Wahhh berarti saya keren dong dek?”

Saya tersenyum karena tiba-tiba Dek Sejin terdiam, bahkan tangannya sudah tidak memainkan jari jemari saya lagi. Dek Sejin menoleh dan tersenyum.

“Iya dong! Suami aku paling keren satu dunia!! Tapi setelah bapak ya mas? hehehe”

Malam itu setelah puas bercerita, kami akhirnya tertidur karena besok kami harus kepanti untuk melihat anak yang akan kami adopsi nantinya. Tapi, tanpa saya duga ternyata Dek Sejin hari itu langsung jatuh cinta dengan anak lelaki yang baru berumur sepuluh hari. Semalam Dek Sejin bersikeras ingin mengadopsi anak perempuan, tapi paginya? Dek Sejin bersikeras ingin mengadopsi seorang anak lelaki.

“Mas.... Engga apa-apa kan kalo laki-laki? Aku langsung jatuh cinta liat dia....”

Hari itu, ibu panti memberikan saya dan Dek Sejin waktu berdua untuk berbicara setelah melihat dan berkeliling panti. Saya masih ingat jelas bagaimana ekspresi Dek Sejin hari itu. Dek Sejin memohon karena ia benar-benar sudah jatuh hati pada anak laki-laki yang baru ia temui.

“Kamu yakin? Ibu panti bilang, dokumennya bakalan lebih banyak dari anak-anak yang umurnya tiga atau lima tahun. Kita baru bisa bawa dia tiga atau empat bulan lagi, kalo semua dokumen kita udah lengkap. Gimana?”

“Engga apa-apa! Nanti aku setiap hari kesini, ketemu dia!! Sampe nanti akirnya aku bisa bawa dia. Engga apa-apa kok mas....”

Saya tersenyum melihat bagaimana Dek Sejin memohon kepada saya agar menyetujui pilihannya. Saya yang memang lemah dengan segala tingkah gemas Dek Sejin pun akhirnya luluh, kami menyetujui untuk mengadopsi anak tersebut yang akhirnya kami beri nama Cho Dohyon.

“Mas udah masukin semua kan yang buat anak-anak?“Dek Sejin kembali memeriksa barang-barang yang sudah saya masukan ke dalam bagasi mobil dan dia tersenyum bangga.

“Udah kan sayang?“Dek Sejin menoleh dan menatapku tajam.

“Kenapa?“tanyaku pura-pura lugu.

“Jadi mentang-mentang udah punya anak, aku udah dipanggil Dek lagi nih mas?“pertanyaan Dek Sejin membuatku tertawa.

“Ya teteplah! Saya bakalan panggil dek sama sayang di waktu-waktu tertentu”ucap saya sambil menarik Dek Sejin dan mencuri satu kecupan di puncak kepalanya.


“Selamat ya pak”Dek Sejin menerima Dohyon dan menggendongnya. Saya bisa lihat, hari itu ekspresi Dek Sejin sangat senang.

“Terimakasih ya bu sudah bantu kami untuk melengkapi semua dokumennya. Saya dan Dek Sejin usahakan untuk berkunjung kesini sesering yang kami bisa”

“Dohyon!! Ayok kita pulang ke rumah baru bareng baba sama bubu”Saya menoleh dan mendapati Dek Sejin sedang menyatukan hidungnya dengan Dohyon.

Setelah semua urusan kami selesai, saya dan Dek Sejin membawa Dohyon untuk pulang ke apartment kami. Rumah baru untuk Dohyon.

“Selamat datang Cho Dohyon!! Semoga Baba dan Bubu selalu bisa melimpahkan kamu dengan semua kasih sayang dan kebahagiaan!!”

“Dohyong sayang.... Terimakasih sudah datang ke kehidupan Bubu dan Baba!! Semoga Bubu dan Baba bisa selalu menjadi orang tua yang baik untuk Dohyon!!”

xposhie

Sakit.


Hai! Kalian masih ingat kejadian pertengkaran aku dan mas seungyoun? Tiga hari setelah aku dan mas seungyoun kembali ke apartment kami, mas seungyoun sakit. Beberapa kali aku memergoki Mas Seungyoun bersin dan mengusap hidungnya.

“Mas, sakit?”

Aku memeriksa suhu tubuh Mas Seungyoun hari itu dan normal. Mas Seungyoun bilang kalo ia hanya kelelahan dan akan kembali membaik setelah minum obat dan vitamin.

“Besok izin satu hari dulu ya mas? Kamu bersin mulu dari tadi”

Mas Seungyoun menggeleng sambil tersenyum. Ia malah menariku dan memeluku erat.

“Engga perlu. Besok pagi aku juga udah sehat kok! Nih obat sama chargerku udah aku peluk”

Aku tersenyum mendengar perkataan Mas Seungyoun malam itu. Obat tidur yang dikonsumsi Mas Seungyoun membuat Mas Seungyoun tertidur pulas dan Vitamin membuat Mas Seungyou bangun lebih segar.

“Dek... Kamu dimana?”

Aku berjalan cepat ketika mas seungyoun memanggilku. Jam delapan lewat dua puluh tujuh menit, saat mas seungyoun tiba dirumah dan mengeluh sakit kepala.

“Ke dokter aja ya mas? Kemaren bersin-bersin, sekarang sakit kepala...”

Lagi, Mas Seungyoun menggeleng. Ia justru meraih tangaku dan meletakannya di atas kepalanya. Ia memintaku mengusap puncak kepalanya agar mengurangi rasa sakitnya.

“Kalo besok belum mendingan, kita ke dokter aja!”

“Maaf ya dek... mas nyusahin kamu...”

“Mas engga nyusahin aku sama sekali! Makanya aku sebel, mas harusnya nyusahin aku gitu minta tolong anterin ke dokter jangan ditahan mulu sakitnya!!”

“Hehe aku engga apa-apa, beneran!! Ini udah biasa kok, besok paling udah mendingan”

Malam itu aku kalah lagi. Mas Seungyoun masih enggan dibawa ke dokter olehku dan esok paginya, Mas Seungyoun masih bekerja seperti biasa.

Memasuki malam ketiga, aku terbangun karena Mas Seungyoun merintih dalam tidurnya. Aku memeriksa suhu tubuhnya dan suhu tubuh mas seungyoun tinggi. Aku panik, karena jam sudah menunjukan pukul satu lewat empat puluh lima menit waktu dini hari.

“Mas... Badan kamu anget... Kita ke dokter ya?”

Aku membuka selimut yang menyelimuti tubuh kami malam itu tapi mas seungyoun menolak. Ia justru kembali menarik selimut tersebut dan membuatku bingung. Kedua mata mas seungyoun masih terpejam tapi tangannya kembali menarik selimut tersebut.

“Aku engga apa-apa kok dek”

“Tapi badan mas seungyoun panas banget ini...”

Aku mulai khawatir dan aku dapat melihat bulir-bulir keringat di kening mas seungyoun. Aku pun memutuskan mencari informasi di internet untuk menurunkan suhu tubuh orang yang sedang sakit.

Aku memutuskan kedapur dan mengambil air hangat untuk mengompres tubuh mas seungyoun. Ketika kembali ke kamar, aku memaksa membuka selimut yang menutup seluruh tubuh mas seungyoun dan membuka kaos yang ia kenakan malam itu.

“Dek... dingin...”

Mas seungyoun berucap dengan mata masih terpejam. Aku mulai meletakan kain di kening mas seungyoun serta di bagian dada mas seungyoun.

Aku sesekali mengganti kain tersebut agar kainnya tetap hangat dan berpengaruh terhadap tubuh demam mas seungyoun. Aku menatap Mas Seungyoun yang pucat malam itu. Aku merapihkan rambutnya yang mulai panjang dan mengusap pelan puncak kepalanya.

Jam menunjukan pukul tiga lewat lima puluh pagi saat suhu tubuh Mas seungyoun berangsur normal. Aku pun memilih memejamkan mata sejenak, karena sejak tadi aku terus menerus mengganti kompres untuk mas seungyoun.

“Dek.... Bangun.... Dek Sejin?”

Aku berusaha membuka kedua kelopak mataku ketika sebuah tangan mengusap pipiku.

“Mas... Aduh aku ketiduran!! Mas seungyoun pusing? Kita ke dokter ya? Hari ini engga usah ke kantor dulu, kita ke dokter aja”

Mas Seungyoun tersenyum melihat kepanikanku pagi itu.

“Semalem kamu tidur jam berapa, dek?”

Aku mencoba mengingat jam berapa aku baru bisa tertidur.

“Jangan bohong ya, dek...”

“Hm... Jam empat kayanya mas”

Mas seungyoun menarik nafas panjanh sebelum menepuk pelan dadanya dan merentangkan kedua tangannya.

“Sini dek, kamu harus tidur lagi. Seengganya sampe jam sembilan”

Aku menggeleng dan berniat bangun dari tempat tidur, tetapi mas seungyoun menahanku.

“Hari ini hari sabtu, saya libur. Suhu tubuh saya udah normal dan tidak demam lagi. Saya juga engga pusing kok”

“Iya tapi Mas Seungyoun butuh sarapan buat minum obat, ini udah jam tujuh”

“Saya engga akan makan sarapan kamu kalo kamu maksa mau buat sarapan sekarang loh, dek. Kamu tidur dulu, dua jam lagi. Habis itu kita pesan makan untuk sarapan sekaligus makan siang ya?”

Aku selalu kalah dengan perkataa lembut mas seungyoun. Aku pun menuruti mas seungyoun dan masuk ke dalam dekapannya. Aku meletakan kepalaku di dada telanjang Mas Seungyoun. Mas seungyoun mengusap pelan punggung serta rambutku, membuat mataku semakin lama semakin berat dan terpenjam.

“Maafin mas ya dek, udah buat kamu khawatir”

Itu adalah ucapan terakhir yang kudengar sebelum aku benar-benar tertidur pulan dalam dekapan mas seungyoun.

Sejak saat itu, aku selalu memberikan vitamin untuk Mas Seungyoun, membawakannya sarapan jika ia tidak sempat sarapan. Membawakannya makan siang agar tidak perlu makan siang keluar jika tidak ada waktu dan jika perlu, aku akan mengantar makan malam ke kantor jika mas seungyoun pulang larut malam.

xposhie

The night.


Seungyoun sesekali menyesap Caramel Machiato miliknya. Matanya beberapa melirik kearah pintu masuk setiap ada pengunjung yang datang ke kafe tersebut. Satu cangkir Matcha Latte sudah ada dihadapannya, menunggu sang empunya datang.

“Seungyoun! Sorry lama. Tadi mapsnya agak ngaco, jadi taksinya agak muter-muter”Seungyoun segera berdiri ketika seseorang yang ditunggunya sejak tadi sudah berada dihadapannya.

“Punya gue?“lelaki tersebut menunjuk Matcha Latte dihadapannya dan Seungyoun mengangguk.

“Mungkin engga seenak racikan punya gue”ucap Seungyoun teramat pelan tetapi berhasil membuat lawan bicaranya tertawa renyah.

“Apa kabar, Jin? Is everything okay?“Seungyoun adalah pihak pertama yang membuka pembicaraan ketika lawan bicara baru saja menikmati minumannya. Sejin mengangguk.

“Yes. Seperti yang lo liat! Gue dipingit sama si Byungchan semingguan ini, entah apa alasannya. Gue cuma boleh pergi kalo sama dia dan itu pun ke mall lagi, mall lagi. Sampe gue bosen”gerutuan Sejin membuat Seungyoun tersenyum. Itu adalah ucapan terpanjang Sejin setelah Seungyoun menyukai Sejin tiga tahun belakangan ini.

“Jarang-jarang loh punya temen kayak Byungchan, yang peduli sampe ke hal sekecil apapun itu”ucap Seungyoun bijak dan Sejin mengangguk setuju.

“Gue bersyukur, bahkan sangat bersyukur punya temen kayak Byungchan. Tapi lo harus tau gimana ribetnya dia kalo udah berhubungan sama gue. Kayak.... Gue nih anak tiga tahun yang baru lancar jalan! Tiap kesandung dikit diteriakin”Sejin menggeleng menceritakan keajaiban teman kelewat baiknya itu.

“Nah kan gue baru inget! Tujuan utama gue kesini tuh mau bilang makasih. Udah telat seminggu, tapi daripada engga sama sekali kan?“ucap Sejin lagi dan Seungyoun tersenyum.

“Santai kalo sama gue. Masa ada temen kesusahan engga dibantu? Padahal jelas-jelaa gue ada disana kan?“ucap Seungyoun dan Sejin terdiam.

“Gue juga mau bilang makasih, karena lo engga ceritain semua kejadian secara detail ke Byungchan. Soal kejadian si toilet bar malam itu....“ucap Sejin pelan.

“Kalo lo cerita, bisa-bisa gue disuruh pindah sama Byungchan ke kota lain. Karena dia seposesif itu sama gue!!!“ucap Sejin gemas.

“Sorry motong... Tapi lo sama Byungchan bisa kelewat akrab gini awalnya gimana?“tanya Seungyoun penasaran.

“Temenan hampir sepuluh tahun atau jalan sepuluh tahun gue lupa. Gue sama dia kemana-mana bareng, pernah suka sama satu cowok yang sama dan sama-sama disakitin. Karena apa? Cowok itu macarin kita berdua dan pas ketauan, kita yang diinjek-injek sama dia. Sejak saat itu, gue sama Byungchan posesif satu sama lain, tapi tetep lebih parah Byungchan posesif ke gue yaaa karena satu dan lain hal”Seungyoun mengangguk mendengar cerita Sejin tadi. Kisah baru dari seseorang yang ia sukai.

“Hm... Mau jalan engga? Ada taman yang kayanya cukup ramai tapi engga rame-rame banget sih deket sini. Kebetulan kan lo udah semingguan engga jalan-jalan selain ke mall?“ajak Seungyoun dan Sejin mengiyakan.


Seungyoun dan Sejin saling diam. Masing-masing hanya fokus dengan jalan setapak di hadapannya atau dengan celotehan anak kecil yang bermain lari-larian dengan orang tuanya malam itu.

“Jin...“Sejin menoleh ketika Seungyoun memanggilnya, lama sebelum Seungyoun melajutkan ucapannya.

“For the hug and.... the kiss that night”Seungyoun mencari kata yang tepat untuk membicarakan hal tersebut.

“Gue minta maaf, banget. Gue tau gue sangat kelewatan batas malam itu. Gue....“ucapan Seungyoun serta langkahnya terhenti ketika Sejin menghentikan langkahnya.

“Do you like me?“tanya Sejin tiba-tiba dan Seungyoun terpaku.

“For the hug and the kiss... Gue engga mempermasalahkan itu. Gue bersyukur malem itu gue meluk dan nyium lo dan bukan nyium laki-laki hidung belang yang ada di bar itu”ucap Sejin tertawa renyah.

“Tapi.... Do you love me, Youn?“tanya Sejin sekali lagi.

“Kamu suka sama aku kan Seungyoun?“Sejin memberikan penekanan di beberapa kata yang ia lontarkan.

“Maaf kalo aku terlalu percaya diri atau apapun itu istilahnya. Aku pernah jatuh cinta dan aku tau gimana cara seseorang memerlakukan seseorang yang ia sukai...“Sejin menoleh ke arah Seungyoun yang masih terpaku.

That night. The hug and the kiss... Orang akan mengambil kesempatan dalam keadaan seperti itu. Tapi kamu engga. Kamu memilih menjaga jarak malam itu setelah ciuman yang tidak dapat dibilang ciuman biasa. Our make out session... itu bisa lanjut kalo kamu engga benar-benar suka sama aku”ucap Sejin. Tanpa disadari keduanya Sejin sudah mengganti kata ganti orang untuk dirinya sendiri.

“Aku tau dan aku paham. Ada dua rasa yang bekercamuk dalam diri kamu malam itu, untuk melakukannya dan tidak. Tapi kamu memilih tidak melakukannya. Aku apresiasi itu, terimakasih. Sekali lagi aku tanya, kamu suka sama aku?“tanya Sejin tepat menatap mata Seungyoun.

Seungyoun tidak bisa berkutik selain tersenyum, tertawa, menggeleng dan mengacak surainya malam itu. Ia tetap berdiri ditempat dan sebisa mungkin tidak beradu tatap dengan Sejin.

“Sorry kalo aku lancang, you can hate me... Sejin”ucap Seungyoun pelan.

“Engga, aku engga bisa benci sama orang yang udah jaga aku. Nahan apa yang dia mau lakuin cuma buat aku. Aku engga bisa benci orang itu....”

”...Tapi kamu tau kan Seungyoun? Aku engga bisa. Aku belum bisa. Lukanya masih ada. Aku engga mau kamu cuma jadi bayang-bayangannya dia aja. Aku engga mau nantinya rasa sakit yang aku rasa cuma berpindah ke kamu. Aku engga mau ngelakuin itu”ucap Sejin bergetar.

Hening menyelimuti keduanya hingga Seungyoun memberanikan diri melangkah mendekati Sejin dan memeluknya.

“Terimakasih udah ngasih kesempatan buat aku selama tiga tahun ini tanpa pernah ngelarang aku buat berhenti suka sama kamu...”

”...Terimakasih juga udah mau jujur. Ngeluarin semua yang kamu rasain malam ini ke aku. Seengganya aku lega, satu beban aku udah terangkat”

Seungyoun mengusap punggung Sejin pelan. Ia meletakannya dagunya persis diatas puncak kepala Sejin.

“Gue boleh minta satu hal?“pertanyaan Seungyoun membuat Sejin mengangkat wajahnya menatap Seungyoun.

“Can i kiss you, one more time?“ucap Seungyoun pelan. Sejin menatap Seungyoun dalam sebelum mengangguk dan selanjutnya Sejin dapat merasakan bibir Seungyoun yang menyapu bibir tipisnya.

xposhie

Explanation.


Yohan mengaduk-aduk minuman di hadapannya. Sudah lima belas menit dirinya menunggu Yuvin di kafe yang menjadi tempat yang sudah dijanjikan sebelumnya. Yohan memang sengaja datang lebih tepat, alasannya? Karena ia tidak ingin terlalu terlihat salah tingkah ketika bertemu Yuvin nanti.

“Maaf telat, udah lama?“Yohan menoleh dan mendapati Yuvin sudah berdiri di hadapannya. Yohan menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Yuvin.

“Jangan bohong! Itu minumnya udah mau habis, udah lama ya?“ucap Yuvin santai dan Yohan tersenyum.

“Tadi haus banget, jadi minumannya udah mau habis”ucap Yohan sedikit agak kikuk.

“Maaf ya, aku engga bisa jemput soalnya baru sampe tadi. Oiya, ini ada oleh-oleh”ucap Yuvin menyerahkan sebuah bungkusan berwarna kuning.

“Makasih”ucap Yohan pelan.

“Gimana liburannya, seru?“tanya Yohan dan Yuvin mengangguk.

“Jadi kamu mau ngomongin apaan sama aku?“tanya Yuvin tanpa basa basi.

“Hah? Ah.. Itu... Aku....“Yohan terbata, dirinya bingung mencari rangkaian kata yang seharusnya bisa ia lontarkan kepada Yuvin.

“Aku mau minta maaf”ucap Yohan pelan dan Yuvin menatap Yohan tidak percaya.

“Seminggu yang lalu.... Pas kamu tau tentang aku yang jadi model kampus lagi... Aku rasa omongan aku keterlaluan”ucap Yohan menunduk.

“Seharusnya aku kasih tau kamu tentang pemotretan itu....“ucap Yohan lagi.

“Engga, aku mungkin yang terlalu posesif? Aku engga seharusnya minta kamu buat selalu kabarin aku ini itu dan kamu engga harus selalu ngasih tau aku kegiatan kamu apa”ucap Yuvin tenang.

“Tapi aku mau....“ucapan Yohan membuat Yuvin semakin bingung.

“Aku mau ngasih tau kamu ini dan itu. Aku mau selalu cerita sama kamu. Aku kangen.... Seminggu kamu engga ada kabar dan engga ada yang bisa aku ajak cerita”ucap Yohan mencicit.

“Aku di tembak Seungcheol....“setelah diam beberapa saat, Yohan kembali bersuara.

“Aku yakin, kamu tau aku pergi sama Seungcheol ke pantai kan?“ucap Yohan dan Yuvin mengangguk.

“Waktu itu aku ditembah Seungcheol dan aku baru tau kenapa kamu ngelarang aku buat jadi model kampus lagi. Karena kamu tau tujuan utama Seungcheol buat deketin aku?“tanya Yohan dan Yuvin kembali mengangguk.

“Kenapa kamu engga bilang?“tanya Yohan bingung.

“Emang kamu bilang siapa temen yang flashdisk nya kamu pinjem? Apa kamu bilang siapa temen yang ngaterin kamu pulang? Siapa temen yang barangnya ada di kamu sampe kamu akhirnya berangkat bareng? Kamu engga bilang kan kalo itu Seungcheol?“ucap Yuvin menahan emosi.

“Gimana aku bisa ngasih tau kamu kalo dia berusaha deketin kamu? Deketin pacar aku? Sedangkan pacar aku sendiri engga pernah bilang dia jalan sama siapa”ucap Yuvin lagi. Yohan menatap Yuvin dengan mata berkaca-kaca.

“Maaf.....“ucap Yohan terisak.

“Aku gatau kenapa kamu engga bilang itu semua. Mungkin kamu ngerasa aku terlalu posesif? Sehingga kamu mikir, engga perlu bilang itu semua ke aku?“tanya Yuvin pelan dan Yohan hanya dapat menggeleng sambil menahan air matanya.

“Maaf....“ucap Yohan lagi sambil menundukan kepalanya dan menangis terisak. Yohan menoleh ketika merasakan seseorang merangkulnya.

“Jangan nangis lagi, diliatin orang”ucap Yuvin pelan. Yohan yang melihat Yuvin sudah duduk di sampingnya pun memeluk Yuvin erat dan kembali terisak di dada Yuvin dan Yuvin hanya dapat mengusap punggung Yohan menenangkan kekasihnya.

“Jadi, Seungcheol kamu tolak apa kamu terima?“ucap Yuvin meledek yang berhasil mendapatkan satu buah cubitan di pinggangnya.

xposhie

Drunk.


Waktu menunjukan puk tiga lewat lima belas menit dini hari ketika aku keluar dari ruangan khusus karyawan di bar tersebut. Jaket kulit tersampir di bahu kiriku dan sebuah kunci motor di tanganku. Aku sudah siap untuk kembali ke kamar kostku setelah bekerja sambilan menjadi seorang disc jokey.

“Woy! Balik lo?“Aku menoleh dan tersenyum

“Balik lah! Nanti kan gue harus kerja lagi”ucapku sebisanya.

“Gabung dulu lah! Udah lama lo kan engga gabung sama kita”ucap salah satu orang di meja VIP yang sudah kukenal baik. Aku menggeleng. Setelah melambaikan tangan, aku pun menjauhi kerumuman dan memilih ke toilet sejenak.

“Stop! Bangsat lo ngapain anjing?”

Sayup aku mendengar suara orang merintih dari salah satu bilik toilet.

“Lo engga perlu tau siapa gue, kita seneng-seneng aja disini. Oke?”

Aku melangkahkan kakiku mendekati bilik yang aku curigai.

“Sialan! Berhenti engga lo bajingan!!!”

“Ssstttt.... Nanti ada yang denger trus ganggu kita. Lo diem aja, nikmatin aja. Gue yakin lo bakalan suka”

“Gue engga mau bangsat!! Lepasin gue!!”

Aku tidak perlu menunggu lagi, pintu bilik tersebut aku tendang hingga berhasil terbuka secara paksa.

“Siapa lo? Engga usah ganggu urusan orang”

Aku mengernyitkan keningku. Ada dua orang dihadapanku. Salah satunya terduduk lemah di kloset dengan kemeja yang berantakan, dia Sejin dan dapat kusimpulkan jika ia mabuk.

“Lo ngapain temen gue?“ucapku tenang.

“Ha? Temen lo? Dia disini sendirian. Jangan sok jadi pahlawan”ucap pria tinggi di hadapanku.

“Minggir”ucapku tak mengindahkan ucapan lelaki dihadapanku ini.

“Lo kalo mau nikmatin, gantian lah setelah gue. Jangan engha sabaran gitu”ucapnya menahan langkahku.

Aku menarik nafas panjang sebelum melayangkan tinjuku tepat ke rahang pria di hadapanku.

“Jaga mulut lo! Sebelum gue panggil orang-orang buat kesini”ucapku menahan emosi.

“Anjing!!!“lelaki di hadapanku baru saja akan melayangkan tinjunya ketika beberapa orang yang mengenalku masuk ke dalam toilet.

“Kenapa, Youn? Ada masalah?“aku menoleh dan menggeleng. Lelaki tadi memilih pergi meninggalkan toilet. Aku pun memberanikan diri mendekati Sejin yang masih duduk diatas kloset dengan wajah tertunduk.

Aku berhasil membawa Sejin ke parkiran dimana aku memarkirkan motorku. Sebelumnya aku sudah berusaha menghubungi Byungchan tapi tidak ada balasan. Aku melirik ke arah Sejin dan motorku secara bergantian.

“Gimana caranya bawa orang mabok naik motor?”

Aku mengacak-acak rambutku frustasi. Aku tidak mungkin meninggalkan motorku diparkiran dan naik taksi. Tapi aku juga tidak mungkin meninggalkan Sejin di bar seorang diri. Aku kembali memeriksa ponselku tapi masih belum ada balasan dari Byungchan.

Setelah sepuluh menit terdiam di parkiran, akhirnya aku menemukan ide kelewat gila. Aku menaikan Sejin dan mendudukannya di jok motor, beberapa kali tubuhnya limbung karena efek alkohol. Aku membuka jaket kulitku dan mengikatnya di sekitar pinggang Sejin lalu mengikatnya di pinggangku juga.

“Oke! Gue cuma butuh waktu dua puluh menit buat sampe kostan!”

Aku mulai melanjukan motorku. Beberapa kali aku membenarkan posisi kepala Sejin agar tidak terantuk ke belakang. Tangan Sejin juga aku tahan di pinggangku agar tidak bergerak kesana kemari.

“Oh shit! Kenapa muntah pas udah sampe depan kostan!!!”

Aku menahan tubuh Sejin sebelum memapahnya masuk ke dalam kamar kostanku. Aku menidurkan Sejin di atas kasurku. Aku memutuskan mengganti bajuku terlebih dahulu sebelum membasuh wajah Sejin.

Aku kembali memeriksa ponselku dan Byungchan akhirnya membalas pesanku. Aku pun mengirimkan lokasi kostanku kepada Byungchan. Aku melirik jam di dinding yang sudah menunjukan hampir setengah lima pagi.

Aku kembali memfokuskan diriku ke Sejin karena tiba-tiba ia menangis. Aki mendekat dan berusaha menenangkannya. Kedua mata Sejin masih terpejam tetapi ia juga menangis dalam tidurnya. Aku pun memilih memeluk Sejin dan mengusap punggungnya, menenangkan.

Posisiku masih memeluk Sejin dalam keadaan terduduk diatas kasur ketika ponselku berbunyi. Byungchan sudah ada di depan kostanku.

xposhie