semestakapila

Stubborn.


Yohan menghela nafas panjang. Kali ini dirinya ada di dalam kamar mandi, lebih tepatnya di depan wastafel dan hendak menyikat gigi.

“Yuvin!!! Udah aku bilang odol tuh di pencet jangan di gulung kayak begini”teriak Yohan pada kekasihnya.

“Eh iya yanggg lupa, maaf!“teriak Yuvin dari luar kamar mandi.

Yohan menarik nafas panjang dan menetralkan emosinya. Jam baru akan menunjukan pukul tujuh pagi, masih terlalu pagi untuk bertengkar.

Setelah mencuci muka dan menyikat gigi, Yohan membuka kloset dan berencana menuntaskan panggilan alamnya.

“Anj.... Yuvin!!!!“teriak Yohan.

Yuvin berlari kecil kearah kamar mandi dan melongokkan kepalanya ke dalam kamar mandi. Memeriksa apa yang terjadi.

“Kalo pipis tuh pas di lubang! Lubanggg jangan berceceran. Ini lubang toilet lebih gede dari lubang aku. Kenapa masih berceceran sih?“ucap Yohan menatap tajam kearah kekasihnya.

“Hehehe maaf.... Tadi belum kekumpul nyawanya jadi engga sadar”ucap Yuvin tersenyum.

“Kamu mabok habis minum soju lima botol juga tetep bisa masuk ke lubang aku! Ini alesan segala belum kekumpul nyawanya. Udah sana keluar!!“ucap Yohan lagi.

“Yaaa gue kan tau mana yang memberikan kenikmatan dan mana yang engga”ucap Yuvin pelan sambil berjalan menjauhi kamar mandi.


“Ya Tuhannn!!! Song Yuvin.... Udah aku bilang berapa kali sih? Handuk basah langsung gantung jangan taruh kasur nanti basah!!!“teriak Yohan lagi saat dirinya baru keluar dari kamar mandi.

Yuvin menepuk pelan keningnya. Dirinya sekarang sedang berada di dapur dan berencana membuat sarapan untuknya dan Yohan, kekasihnya.

“Vin... Please dong... Kita udah tinggal bareng hampir setahun. Kebiasaan kamu jangan kayak pas kamu masih ngekost sendirian gitu...“ucap Yohan lemas.

“Apa kamu lebih seneng tinggal sendirian? Aku keluar aja ya? Cari apartment baru?“pertanyaan Yohan membuat Yuvin panik.

“Jangan! Aku ubah kebiasaan aku. Tapi kamu jangan keluar darisini, ya? Nanti aku kesepian kalo bangun tidur engga ada orang dibawah ketek aku lagiii”ucap Yuvin mencubit pipi Yohan.

“Ck! Kebiasaan”ucap Yohan yang sekarang sudah berdiri di depan kompor, menggantikan posisi Yuvin sebelumnya.

“Jangan marah, pleaaase? Nanti aku kalo pake odol dipencet deh bukan di gulung. Aku kalo pipis juga pas masuk ke lubang! Beneran.... Kalo habis mandi nanti handuknya langsung aku gantung. Aku juga bakal langsung buang kondom ke tempat sampah, bukan ke lantai. Jangan ngambek....“ucap Yuvin memeluk Yohan dari belakang.

“Point terakhir apaan? Aku kayanya engga protes?“ucap Yohan berbalik dan menatap Yuvin tajam.

“Oh... Jadi selama ini kamu buang kondom sembarangan? Pantesan.... Kadang aku hampir kepeleset, aku kira liurnya Capu atau Cino ternyata....“ucap Yohan menggeleng dan Yuvin hanya tersenyum pasrah.

“Hehe kamu kan tau, kalo habis main aku langsung tidur. Aku engga sadar asal lempar aja...“ucap Yuvin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Jangan marah.... Sayang....“ucap Yuvin memeluk Yohan lagi.

Yohan menarik nafasnya panjanh sebelum mengalungkan tangannya ke leher Yuvin.

“Aku bawel ya? Tinggal bareng sama aku banyak aturan ya? Kamu ngerasa terbebani?“ucap Yohan pelan dan Yuvin menggeleng.

Yuvin melepas pelukannya lalu mengangkat Yohan untuk duduk diatas counter dapur. Yuvin mengusak rambut Yohan sebelum mencubit ujung hidung Yohan.

“Aku engga merasa terbebani kok! Semua yang kamu lakuin itu buat kebaikan. Aku yakin kok, iya kan?“tanya Yuvin dan Yohan mengangguk.

“Jangan manyun dong...“ucap Yuvin sambil mencuri satu kecupan di bibir Yohan.

Yohan menjauhkan kepalanya dan menatap tajam Yuvin yang sedang tersenyum cerah. Yuvin kembali mendekatkan wajahnya dan kembali mendaratkan bibirnya di bibir Yohan.

“Mumpung libur....“ucap Yuvin sebelum melumat kasar bibir Yohan dan mengangkatnya kembali ke kamar.

Yuvin menjatuhkan pelan tubuh Yohan ke kasur. Keadaan mereka berdua sudah berantakan, bahkan keduanya sudah menanggalkan kaos mereka dalam perjalanan dari dapur menuju kamar.

“Diliatin Cino!!“ucap Yohan ketika Yuvin memberikan kecupan di seluruh badan Yohan.

Yuvin menoleh dan mendapati seekor anjing kecil di depan kamar mereka.

“Itu Capu bukan Cino! Biarin aja... Orang tuanya ada urusan penting”ucap Yuvin yang sekarang sibuk melucuti celana pendek Yohan.

Yohan menjambak pelan rambut Yuvin, ketika bibir Yuvin memberikan kecupan disepanjang paha dalam milik Yohan. Sesekali Yohan berusaha menutup pahanya, tetapi ditahan oleh Yuvin.

“Engga pake kondom ya?“ucap Yuvin yang sudah membuka celananya. Dirinya sibuk mengocok kejantannya sebelum memasuki lubang berkerut milik Yohan.

“Nghhh... Ah... lubang ini... Nghhh.... Engga akan pernah ah... Salah masuk...“ucap Yuvin mengerang sambil memasuki kejantannya.

“Ah... Emang mesum! Ngh.... Lubang aku aja langsung... Ah! Disitu vin.... Masuk....“ucap Yohan mendesah hebat.

“Nghhh.... Padahal... Sempit...an! Lubang kamu... Kenapa ahhh.... Yang gede malah Ngh.... Salah masuk mulu... Sihhhh....nghhh”ucap Yuvin.

“Ahhh... Berisik!“ucap Yohan menarik tengkuk Yuvin dan melumat bibirnya.

Yuvin bekerja lebih keras dari biasanya. Padahal semalem mereka baru menyelesaikan kegiatan panas mereka jam tiga pagi.

“Vin.... Nghhh.... Ah.... Disitu... Buruan!!! Nghhh.... Vinnn.... Ah.... Yuvinnnn”ucapan Yohan ketika mencapai pelepasannya.

“Yo..... Nghh.... Ah.... Enak sumpah! Nghhh....“ucap Yuvin mempercepat tempo pergerakan pinggangnya hingga akhirnya ia berhasil mengeluarkan cairanya di dalam lubang Yohan.

Yohan dan Yuvin sibuk mengatur nafasnya. Yuvin masih berada diatas Yohan tanpa mengeluarkan kejantannya.

“Yuvin!!! Kamu keluar di dalem? Kan aku udah bilang kalo engga pake kondom tuh diluar jangan di dalem!!!“ucap Yohan mendorong tubuh Yuvin menjauh.

“Aw!!“Yohan meringis karena Yuvin yang terjatuh di sebelahnya, menyebabkan kejantan Yuvin keluar secara paksa dari lubang Yohan.

“Bersihin spreinya! Kamu yang nyuci jangan di laundry!! Pastiin nodanya ilang”ucap Yohan sebelum pergi dan masuk ke dalam kamar mandi.

Yuvin melihat Yohan sambil menggelengkan kepalanya bingung. Tetapi setidaknya Yuvin senang, berhasil mengeluarkan cairannya di dalam lubang Yohan karena hal itu jaranh diperbolehkan oleh Yohan.

Yuvin pun mulai membersihkan bekas bercinta mereka. Mencopot sprei dan memungut baju yang berserakan.

“Hallo Capu Cino! Maaf yaaa tadi papa sama ayah habis berantem yang enak. Yuk sini Ayah kasih makan kalian dulu”ucap Yuvin menggendong kedua anjingnya yang sedari tadi duduk di depan kamarnya.

xposhie

Harta, Tahta, Lee Sejin.


Harta

Seungyoun menekan tombol G pada lift yang sedang ia gunakan. Jika kalian berfikiran Seungyoun tinggal di sebuah apartment, kalian salah. Seungyoun tinggal di sebuah rumah. Sederhana? Tentu tidak. Rumah yang lebih terlihat seperti sebuah hotel itu menjadi tempat tinggalnya bersama kekasih sehidup sematinya.

“Akhirnya keluar juga dari gua”seorang pria mungil berucap sarkas ketika Seungyoun keluar dari lift dan berjalan ke dapur utama rumah tersebut. Berbagai jenis hidangan sudah tersedia. Dari Gaya Korea, Amerika, Jepang, dan makanan tanpa identitaspun ada.

“Besok-besok aku buat seluncuran dari studio aku kesini ah, biar aku engga usah jalan kaki lagi”ucap Seungyoun sambil mengambil sebuah sosis goreng yang ternyata masih panas.

“Makanya, tiup dulu. Udah tau masih pada ngepul”ucap lelaki mungil tadi dan Seungyoun hanya dapat meringis.

“Aku nanti ada manggung, ulang tahun kafe kelima. Kamu ikut?“tanya Seungyoun dan kekasihnya menggeleng.

“Dohyon lagi manja, lagi engga mau ditinggal sendirian dirumah. Nanti kalo kamu pulang dan aku engga ada, berarti aku dikamar Dohyon”ucap lelaki tersebut.

“Mau kemana?“tanya Seungyoun manja ketika melihat sang kekasih berjalan kearah lift.

“Kamar dodo! Makanya punya rumah jangan gede-gede, anaknya jadi males kemana-mana”ucap pria yang sudah berdiri di depan lift tersebut.

“Aku udah beliin dia macem-macem loh hoverboard itu sampe ada lima dikamarnya masa dia masih males turun sih?“ucap Seungyoun merajuk.

“Beliin aja terus hoverboard limite edition sedangkan kamu mau buat seluncuran dari studio ke dapur”ucap kekasih Seungyoun sebelum pintu lift tertutup.


Tahta

“Selamat malam pak”

“Malam pak Seungyoun”

“Silahkan tuan, sudah di persiapkan seperti biasa”

Karyawan kafe memberikan salam kepada Seungyoun ketika Seungyoun keluar dari mobil sport berawarna kuningnya itu. Seungyoun tersenyum kepada setiap orang yang menyapanya. Hari ini ia adalah boss, pengisi acara bahkan tamu untuk acaranya sendiri.

“Weitsss boss kita! Gila sih ulang tahun kafe kelima. Kayanya baru kemaren ya”ucap salah satu teman Seungyoun.

“Iya yang ini baru kemaren, yang dua puluh kafe lagi? udah dari dia masih SMA tuh udah pada berdiri”ucap teman Seungyoun lainnya.

“Udah banyak yang nungguin tuh. Lo tinggal pilih mau main sama siapa. Tapi yang bajunya merah, punya gue ya!“Teriakan memenuhi ruangan khusus tersebut karena ucapan salah satu teman Seungyoun.

Jam sudah menunjukan hampir pukul setengah dua pagi ketika Seungyoun menyelesaikan penampilannya. Banyak wanita yang menggoda Seungyoun, Siapa juga yang tidak mau menggoda lelaki muda, tampan dan kaya seperti Seungyoun?

“Gue balik! Kalian lanjutin aja. Semuanya gratis buat hari ini”ucap Seungyoun yang dibalas teriakan teman-temannya.

“Gila Youn! Itu cewek-cewek udah nungguin lo, mau dianggurin? Rejeki engga boleh ditolak!“ucap salah satu teman Seungyoun yang bernama Seungwoo dan Seungyoun menggeleng.

“Ada yang lebih menggoda dirumah”ucap Seungyoun tersenyum licik.


Lee Sejin

Seungyoun tersenyum ketika membuka pintu kamar dan mendapati kekasihnya sudah tertidur di tempat tidur mereka. Sebelum berangkat, Sejin sudah berpesan jika ia tidak ada dikamar berarti dirinya ada dikamar Dohyon.

“Sejin....“Seungyoun berbisik tepat di belakang telinga Sejin dengan sedikit tiupan di leher belakang Sejin.

Lelaki yang menggunakan kaos kebesaran itu melenguh karena tidurnya terganggu. Sejin tanpa membuka mata pun berbalik dan memeluk leher Seungyoun, membawa Seungyoun dalam dekapannya.

“Sejin.....“ucap Seungyoun lagi yang kini tangannya mulai nakal mengusap perut rata Sejin dari balik kaos longgarnya.

“Nghhh... Youn....“ucap Sejin malas.

Seungyoun memberikan kecupan kecupan ringan di perut rata Sejin. Kecupan tersebut terus mengarah ke bagian dada Sejin. Kaos Sejin sudah berantakan, bukan karena posisi tidur Sejin yang salah tapi karena perbuatan Seungyoun.

Seungyoun mulai menggigit kecil dua tonjolan kemerahan di dada Sejin, membuat Sejin menarik kepala Seungyoun menjauh. Sejin menatap Seungyoun dengan tatapan sayu. Ia mengantuk, sangat. Tetapi kekasihnya menganggu tidurnya. Seungyoun tersenyum sebelum akhirnya melanjutkan aksinya kembali.

Seungyoun membuka kaos Sejin. Sedangkan Sejin pasrah menerima perlakuan kekasihnya itu. Karena jika Seungyoun sudah dalam mode menyerang, ia tidak dapat menolak lagi, Terlebih lagi, sebelumnya pasti Seungyoun baru saja mengkonsumsi berbagai jenis alkohol.

Bibir Seungyoun masih betah menjilat tonjolan merah di dada Sejin secara bergantian sedangkan Sejin menjambak pelan rambut kekasihnya. Setelah puas dengan tonjolan di dada Sejin, Seungyoun membeirkan tanda di sekitar dada Sejin dan kecupannya tidak berhenti hingga ia menemukan bibir Sejin.

Seungyoun melumat kasar bibir Sejin. Sejin tau apa yang harus dia lakukan, terlalu hafal dengan keinginan kekasihnya. Seungyoun tersenyum ketika Sejin sedikit menjulurkan lidahnya. Sejin mencoba menarik kaos yang masih Seungyoun kenakan. Tidak perduli dengan harga kaos tersbeut, Sejin melempar kaos tersebut ke sembarang arah.

“Kaos aku mahal loh Jin....“ucap Seungyoun sebelum memberikan kecupan di leher Sejin.

“Emang kaos kamu ada yang murah? Singlet belel aja harganya 50 juta. Nghhh... Jadi disitu ngaish tandanya... Ah”ucap Sejin ketika merasakan gigitan Seungyoun di bawah telinganya.

Disetiap permainan mereka, Sejin hanya mengingatkan satu hal yaitu tidak meninggalkan tanda yang dapat terlihat oleh orang lain. Terlebih oleh Dohyon. Seungyoun terkekeh karena ucapan Sejin dan memutuskan meninggalkan jejak kembali di dada Sejin.

Tangan Seungyoun kembali bekerja. Kali ini membuka satu-satunya kain di tubuh Sejin. Sejin sedikit mengangkat bokongnya ketika Seungyoun berusaha membuka celananya yang teramat oendek itu. Tangan Sejin tidak mau kalah, ia membuka ikat pinggang serta kancinga celana jeans Seungyoun.

Seungyoun yang tau jika celananya menghalangi, akhirnya menjauhi bibirnya dari tubuh Sejin. Sejin tersenyum memperhatikan Seungyoun yang sangat terburu-buru membuka celananya.

“Pelan-pelan aja... Ngapain sih buru-buru?“tanya Sejin mengusap dada bidang Seungyoun hingga mengarah ke tato pistol di perut bagian bawah milik Seungyoun.

“Engga akan ada yang ganggu....“ucap Sejin terkekeh.

“Itu bocah kecil kesayangan kamu, terakhir kali ganggu ya Jin... Sampe aku harus nyelesaiin sendiri di kamar mandi”ucap Seungyoun yang sudah berhasil menanggalkan seluruh pakaiannya.

“Nghhh... Ah... Yang kan... Nghhh... Itu... Aw! Dia mimpi horro... nghhh...“Sejin menjambak pelan rambut Seungyoun karena Seungyoun terus menerus mengigit kecil lehernya. Mungkin Seungyoun masih termaksud dalam klan Edward Cullen.

Seungyoun menggendong Sejin dengan bibir masih saling melumat. Tujuannya? Seungyoun harus mengambil pelumas serta kondom yang letaknya di laci bawah televisi.

Seungyoun akhirnya mendudukan Sejin disebuah meja dibawah televisi. Spot favorit Sejin ketika bercinta, itulah mengapa Sejin meletakan pelumas dan kondom di laci terbawah dimana ia duduk saat ini.

Seungyoun sibuk mengacak-acak isi laci, sedangkan Sejin tersenyum menatap kekasihnya yang kelabakan dibawahnya.

“Udah aku bilang taruh aja disamping tempat tidur, kenapa segala taruh jauh gini sih”ucap Seungyoun frustasi dan Sejin hanya tertawa.

Seungyoun akhirnya menemukan dua benda yang ia cari sejak tadi. Tidak perlu menunggu waktu lama, Seungyoun membuka bungkus persegi ditangannya dan langsung memasangkannya pada kejantannya sedangkan Sejin sibuk menuangkan pelumas untuk dibaluri disekitar kejantanan Seungyoun.

“Ngh.... Tangan kamu aja... Ah... enak Jin...“ucap Seungyoun terpejam ketika tangan Sejin sibuk mengurut kejantannya.

“Hahaha yaudah pake tangan aku aja ya?“ucap Sejin bercanda, membuat Seungyoun menghentikan pergerakan tangan Sejin.

Seungyoun kembali menggendong Sejin dan melemparkan kekasih kecilnya keatas kasur. Sejin tersenyum melihat Seungyoun. Entah yang mabuk malam itu Seungyoun atau Sejin karena yang sedari tadi tersenyum ialah Sejin dan bukan Seungyoun.

Drrrttt.... Drrrtttt...

Sejin menoleh, kearah dimana ponselnya ia letakan.

Dohyon's room

Sejin mengernyitkan keningnya karena dua hal. Karena Seungyoun yang sedang mencoba memasukan kejantannya di lubangnya serta karena gerataran di ponselnya.

“Nghhh... Ah... Bentar Youn...“Sejin menutup kedua kakinya, menghentikan pergerakan Seungyoun yang masih seperempat jalan.

Sejin bergerak menjauh, membuat kejantanan Seungyoun keluar seutuhnya. Seungyoun mendesah frustasi.

“Bentar ya aku check Dohyon dulu. Ini anaknya mencet bel”ucap Sejin sambil mengambil ponselnya.

Sejin pun bangkit dari kasur dan mengambil jubah tidur yang tergantung rapih di dekat tempat tidur. Sejin meninggalkan Seungyoun yang terduduk lemah dengan kejantanan yang menegang sempurna.

“Sumpah Dohyon.....“ucap Seungyoun frustasi.

xposhie

Kopi Darat.


Sejin menghembuskan nafasnya kasar beberapa kali. Ini baru menit kelima belas dirinya duduk di kurai kafe yang terlihat senggang sore itu. Bahkan pesanannya saja belum tiba di hadapannya.

“Ngapain sih ngajak ketemuan? Kalo orangnya engga asik kayak di chat gimana? Kalo orangnya....“Sejin sibuk merutuki kebodohannya hingga seseorang mencolek bahunya.

“Sorry... Sejin? Lee Sejin?“seorang lelaki dengan jaket denim lusuhnya mendekati Sejin. Sejin mengedipkan matanya beberapa kali karena lelaki di hadapannya benar-benar menarik perhatiannya.

“Hallo? Eh sorry! Gue salah orang ya? Soalnya lo pake jaket jeans juga kayak temen janjian gue”ucap lelaki tersebut tersenyum kikuk.

“Hah? Eh tunggu! Iya gue Sejin. Lo Seungyoun?“ucap Sejin sedikit gugup dan lelaki dihadapannya mengangguk semangat.

“Sorry ya, gue agak telat. Jalanan kalo weekend suka engga ngotak”ucap Seungyoun tenang.

Sejin dan Seungyoun, berkenalan sebulan yang lalu dari jejaring sosial. Mereka memutuskan bertemu karena terlalu penasaran dengan satu sama lainnya.

“Mau pindah tempat? Gue denger disini ada tempat dugem asik”ucapan Seungyoun membuat Sejin terdiam.

“Eh sorry! Lo bukan anak dugem ya? Mau balik? Gue anterin deh”ucap Seungyoun gelagapan dan Sejin menggeleng menanggapi.

“Gue sebenernya mau ngajakin pindah juga dari tadi. Tapi.... Engga enak, masa baru ketemuan udah langsung ngajak dugem?“ucap Sejin tertawa renyah.

“Anjir! Sumpah engga usah engga enakan sama gue. Enakin aja beneran. Gue anaknya santai kok, terlampau santai malahan”ucap Seungyoun lagi.

“Jadi... Pindah nih?“ucap Seungyoun dan Sejin mengangguk.


Sejin tersenyum kecil melihat Seungyoun yang sudah setengah sadar. Kadar alkohol Seungyoun tidak setinggi dirinya, hal itu membuat Sejin masih sadar sepenuhnya.

“Balik yuk Youn... Lo segini doang mabok dah”ucap Sejin yang berusaha mencari letak kunci mobil milik Seungyoun.

“Ngh.... Gue engga mau balik.... Masa balik? Kan kita baru ketemu? Sejin....“ucap Seungyoun meracau.

“Lo.... Gemesin tau engga sih Sejin....“jari telunjuk Seungyoun menelusuri setiap lekuk wajah Sejin.

“Lo tuh lucu.... Sumpah.... Gue kayaknya naksir? Ha... Ha... Ha...“Sejin tersenyum mendengar pernyataan Seungyoun tersebut.

“Yuk ah balik!“Sejin yang tubuhnha jauh lebih kecil dari Seungyoun harus meminta bantuan petugas keamanan untuk membawa Seungyoun ke mobilnya.

“Berhubung gue engga tau tempat lo, malem ini lo ke tempat gue dulu ya?“ucap Sejin sambil memasangkan sabuk pengaman milik Seungyoun.

“Sejin.... Jadi pacar gue yuk? He... He... He...“ucap Seungyoun lagi dan Sejin hanya menggeleng pasrah.

Waktu sudah menunjukan pukul tiga dini hari ketika Sejin berhasil membawa Seungyoun ke apartmentnya dan melemparkan pelan tubuh Seungyoun ke atas tempat tidur.

Sejin dengan telaten membuka sepatu, kaos kaki, jaket hingga kemeja yang Seungyoun gunakan. Sejin berfikir sejenak, sebelum akhirnya ia membuka celana jeans yang Seungyoun gunakan. Syukurlah, Seungyoun masih menggunakan boxer.

Sejin baru saja berbalik dan berniat membersihkan dirinya ketika tangan Seungyoun menarik dirinya sehingga dirinya jatuh tepat di atas Seungyoun.

“Jin.... Sorry....“ucap Seungyoun yang sudah membuka matanya sepenuhnya. Sejin terkejut ketika dengan tiba-tiba Seungyoun melumat bibirnya.

Sejin tidak menolak. Dia tidak naif. Dia tau jika hal ini biasa terjadi. Sejin pun membalas lumatan bibir Seungyoun. Jari jemari Seungyoun mulai membuka kancing kemeja Sejin dan membukanya bersamaan dengan kaos yang Sejin gunakan.

Seungyoun membalik tubuh Sejin dan mengungkung tubuh Sejin dibawahnya. Sejin mengangguk kecil sebelum Seungyoun melucuti benang-benang terakhir ditubuhnya. Tubuh Sejin sudah polos. Bibir Seungyoun sudah berkelana di seluruh tubuh Sejin.

Seungyoun juga tidak kalah berantakannya. Sejin beberapa kali menjambak rambut Seungyoun, ketika Seungyoun memberikan kenikmatan di beberapa titik tubuhnya.

“Ngh....“Tanpa izin dan tanpa aba-aba, Seungyoun sudah memasukan kejantannya ke lubang Sejin.

“Ah... Youn... Pelan... Sa... Kithhh”ucap Sejin mencakar punggung Seungyoun.

“Nghhh... Tahan bentar.... Ah...“Seungyoun berhasil memasukan seluruh kejantannya. Bibirnya sibuk memberikan kecupan ke seluruh permukaan wajah Sejin.

“Sakit? Sorry...“ucap Seungyoun mengusap pelan puncak kepalan Sejin.

“Gerak... Buruan!“ucap Sejin merajuk yang membuat Seungyoun tertawa.

“Ah... youn... Gerak beneran! Nghhh... Jangan gerak karena ketawa... Ah...“Sejin mendesah karena Seungyoun yang mulai menggerakan pinggangnya.

Desahan keluar dari bibir Sejin yang mulai membengkak. Erangan keluar dari bibir Seungyoun yang terbuka. Bunyi decitan kasur terdengar dari kasur yang bergerak kasar di kamar itu.

“Nghhh... Jin... Nghhh... Lo... Enak banget.... Anjing.... Nghhhh...“ucap Seungyoun meracau.

“Ah... Ah... Disitu... Youn... Ah... Mau... Nangis... Ah...“ucap Sejin yang merasakan kenikmatan berlebih.

Seungyoun tau Sejin sudah dekat. Seungyoun pun menambah gerakan pinggangnya. Tangannya mengocok kejantann Sejin yang membuat Sejin semakin mendesah hebat.

“Bangsat... Sejin... Nghhh....”

“Ahhh.... Seungyoun....”

Sejin dan Seungyoun terbaring lemah. Keduanya sudah mencapai klimaksnya dengan jeda tiga detik. Seungyoun masih berada diatas tubuh telanjang Sejin.

“Berat... youn...“ucap Sejin meringis.

“Sorry... Hehe”ucap Seungyoun yang langsung merubah posisinya. Seungyoun berbaring di sebelah Sejin dan menarik Sejin ke pelukannya.

xposhie

Penjelasan.


Yuvin berjalan malas ke kamar Mingyu, lengkap dengan dua kotak buavita rasa lychee serta dua bungkus chitato ukuran besar.

Tidak perlu mengetuk pintu, Yuvin membuka pintu kamar Mingyu dengan tidak sopannya. Ia melempar satu buah kotak buavita ke arah kakaknya yang langsung si terima oleh Mingyu.

“Cerita buruan”

Mingyu pun menceritakan semuanya ke Yuvin. Rencana awal ia “mengerjai” Seungcheol yang tidak memberitahu siapa pawang Yohan dengan alasan Seungcheol akan malu dan menjauh saat tau siapa kekasih Yohan.

Tetapi, rencana awal Mingyu yang sebenarnya tidak diketahui Yuvin itu ternyata tidak berhasil. Seungcheol tetap berusaha mendekati Yohan walaupun ia tau jika Yohan sudah memiliki kekasih.

“Trus gue harus gimana? Lagian kenapa lo engga langsung bilang aja sih jing?“Yuvin mulai tersulut emosi.

“Yaudah lo coba jadi pacar posesif”ucap Mingyu.

“Yohan engga suka gue posesifin”ucapan Yuvin membuat Mingyu bingung.

xposhie

Tidak Terduga.


Seungwoo menghentikan mobilnya di parkiran bawah tanah sebuah apartment. Dirinya melirik ke seorang lelaki mungil yang duduk disebelahnya.

“Thank you ya, Woo!“ucap lelaki kecil tersebut tersenyum.

“Gue engga disuruh mampir nih? Ngapain gitu?“tanya Seungwoo sesaat sebelum lelaki mungil di sebelahnya membuka pintu. Seungwoo mendapat lirikan tajam dari lelaki di sebelahnya.

“Yeuuu maksud gue, minum teh atau kopi? Gue nyetir loh dari tadi. Butuh istirahat 15 menit dulu gitu”ucap Seungwoo lagi.

“Hm... Yaudah ayok turun! Lima belas menit ya? Engga lebih!”

“Yaelah Jin, Seungyoun juga baru balik besok sore kan? Kaku amat”ucap Seungwoo lagi dan Sejin, lelaki disebelah Seungwoo tersebut hanya dapat menggelengkan kepalanya.


“Gue mandi bentar”ucap Sejin sambil meletakan sekaleng beer serta beberapa camilan di depan Seungwoo.

Tidak perlu waktu lama, Sejin sudah menyelesaikan kegiatannya dikamat mandi. Sejin berjalan dengan santainya menuju dapur hanya dengan jubah mandi yang ia kenakan. Ia berfikir, toh Seungwoo sudah melihat semuanya kan?

“Balik?“tanya Sejin tanpa menatap ke arah Seungwoo.

“Anjing! Gue kaget sialan”ucap Sejin saat dua pasang tangan melingkar di pinggang kecilnya.

“Berani banget lo pake beginian doang? Sengaja biar gue engga balik?“tanya Seungwoo sambil sesekali menggesekan ujung hidungnya di leher Sejin.

“Males, nanti gerah lagi. Gue pake baju kalo udah mau tidur aja. Ah! Jangan di gigit Woo”ucap Sejin saat merasakan Seungwoo mulai menggigit kecil lehernya.

“Seungyoun balik besok sore kan? Gue nginep ya? Balik besok pagi sekalian jemput Byungchan”ucap Seungwoo yang tangannya mulai meraba paha Sejin.

“Ah... Bangsat! Seungwoo birahi lo... Arghhh....“ucap Sejin putus asa.

Seungwoo membalik tubuh Sejin menjadi menghadapnya. Mata keduanya saling menatap tajam. Sejin melingkarkan kedua tangannya di leher Seungwoo sebelum melumat bibir Seungwoo yang sudah membuatnya candu.

Merasa mendapat lampu hijau, Seungwoo mengimbangi permainan Sejin. Seungwoo membuka ikatan jubah mandi yang Sejin gunakan, sehingga memperlihatkan tubuh bagian depan Sejin yang polos.

Seungwoo mengangkat tubuh kecil Sejin dan membawanya ke meja makan yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Seungwoo dan Sejin masih melumat bibir satu sama lain, bahkan lidah mereka sudah mulai beradu satu dengan yang lainnya.

Sejin mencoba membuka satu persatu kancing kemeja milik Seungwoo. Syukurlah Seungwoo sudah lebih dahulu menanggalkan jaket kulitnya, jadi tugas Sejin sedikit lebih mudah. Bibir keduanya sudah terputus, tetapi bibir Seungwoo tetap bekerja keras di sekitar leher hingga dada telanjang Sejin.

“Anjir? Udah basah?“ucap Seungwoo ketika melihat kejantanan Sejin mulai mengeluarkan cairan precum.

“Celana lo, Woo... Kebiasaan ah! Nyusahin arghh...“ucap Sejin frustasi.

Seungwoo tertawa. Dirinya pun membuka celana panjang serta boxer yang ia gunakan sambil menatap Sejin yang terbaring diatas meja makan. Rambut Sejin berantakan, bibirnya bengkak serta beberapa jejak bibir Seungwoo yang tercetak di sekitar dadanya.

“Lube? Kondom?“ucap Seungwoo sambil memberikan kecupan di seluruh permukaan wajah Sejin.

“Persetan! Engga butuh lagi gue... Ah woo...“ucap Sejin saat mencoba memasuki kejatanan Seungwoo kedalam lubangnya.

“Pelan-pelan aja Jin... Waktu kita masih banyak”ucap Seungwoo mengusap peluh di kening Sejin. Kejantanan Seungwoo masuk dengan mudah ke dalam lubang Sejin.

“Berasa... Aish... Rumah kedua... Udah hafal... Ah... Seluk beluknyaaa”ucap Seungwoo dengan ritme gerakan konstan.

“Sialan!“ucap Sejin sambil tertawa.

“Ah... Shit! Lo sering main... Hhhh... Dimeja makan? Arghh...“tanya Seungwoo dan Sejin menggeleng. Sejujurnya, Sejin paling malas diajak berbicara jika sedang bercinta. Akhirnya Sejin menarik tengkuk Seungwoo dan melumat bibir Seungwoo lagi.

Ceklek

Sejin melepas pangutan bibirnya dengan Seungwoo karena mendengar bunyi pintu terbuka. Tetapi Seungwoo tetap melanjutkan kegiatannya tanpa terganggh sedikitpun.

“Woo... Ah... Seungwoo... Shit!”

“Jin... Nghhh... Anjing! Lo... Enak banget.... Ahhh”Seungwoo terus mempompa kejantannya ke dalam lubang Sejin tanpa memperdulikan wajah Sejin yang panik.

“Seungwoo? Sejin?“Seungwoo menghentikan pergerakannya tanpa melepas kejantanannya. Dirinya dan Sejin membeku. Mereka berdua belum mencapai kenikmatan yang mereka cari tetapi sebuah suara mengintrupsi mereka.

“Ah... Anjir...“Sejin menoleh, Seungyoun yang berdiri tidak jauh dari meja makan.

Seungwoo mengabaikan kedatangan Seungyoun. Ia kembali mempoma kejantannya di dalam lubang Sejin. Sejin beberapa kali mendorong Seungwoo tetapi gagal.

“Nghh... wooo... Sialan! Berenti... Ah!!“ucap Sejin mendesah tidak karuan.

“Persetan!“ucap Seungwoo semakin mempercepat gerakannya.

Sejin menutup matanya. Ia menerima hujaman demi hujaman yang diberikan Seungwoo.

“Jin... Mulut...“Sejin membuka matanya pelan saat menerima perintah dari Seungyoun.

“Buruan... Ngh...“ucap Seungyoun frustasi.

Sejin mengulurkan tangannya tangannya. Ia memijat pelan kejantanan Seungyoun, membuat Seungyoun memejamkan matanya. Sejin bekerja keras malam itu.

“Shit... Gue mau keluar”ucap Seungwoo yang mempercepat gerakan pinggangnya. Seungwoo menarik kejantanannya dan mengeluarkan cairannya di perut Sejin.

“Minggir... Gantian”ucap Seungyoun mendorong pelan tubuh Seungwoo dan berdiri menggantikan posisi Seungwoo.

“Gue numpang mandi!“ucap Seungwoo berjalan ke arah kamar mandi meninggalkan dua insan yang sedang bercinta diatas meja makan tersebut.

“Ahhh... Youn... Cepet....“ucap Sejin menarik ketika kekasihnya mulai menggerakan pinggangnya.

“Hhh...“Seungyoun mendesah frustasi.

Seungyoun tidak perlu waktu lama untuk mencapai klimaksnya karena sebelumnya kejantannya sudah mendapat servis dari mulut Sejin.

“Jin... arghhh....“Seungyoun mencapai klimaksnya tanpa mengeluarkan kejantannya.

“Aku doang yang boleh keluar di dalem”ucap Seungyoun berbisik. Sejin tersenyum kikuk, mengingat kegiatannya dengan Seungwoo saat di sofa hotel kemarin.


Cerita Serupa

Cerita Serupa Lainnya

xposhie

Kantin.


“Kenapa lo engga nanya sendiri sih?“Mingyu menatap malas ke arah Seungcheol yang sudah duduk dihadapannya. Seungcheol menggeleng dan berdalih, jika ia dan Yohan hanya partner bekerja dan ia tidak mau jika hubungan tersebut berantakan hanya karena keinginan Seungcheol mendekati Yohan.

“Yaudah sih kalo emang lo engga mau hubungan profesional kerjaan lo berantakan, engga usah deketin lah. Gampang kan?“ucap Wonwoo membantu kekasihnya.

“Ah gue tau! Jadi Yohan udah punya pawang kan? Siapa sih pawangnya? Lebih oke dari gue? Apa punya jabatan kuat di kampus?“tanya Seungcheol penuh percaya diri.

Wonwoo melirik kearah Mingyu sedangkan MIngyu hanya menatap Seungcheol dengan senyum miring. Mingyu sudah terlalu hafal dengan sifat Seungcheol. Ia termaksud tipe yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

“Yohan!“Keheningan di meja kantin tersebut mereda ketika MIngyu memanggil kekasih adiknya yang sedang kebingungan mencari meja.

“Yuvin masih kelas?“tanya Wonwoo dengan penekanan dikata pertama dan Yohan mengangguk.

“Hai Han!“Yohan menoleh dan tersenyum cerah kearah Seungcheol.

“Foto-foto kemaren udah selesai gue edit semua, lo mau ngesave?“tanya Seungcheol menunjukan sebuah flashdisk hitam miliknya. Yohan mengangguk dan mengambil flashdisk tersebut.

“Gue pindahin dulu ya! Gue kebetulan bawa laptop hari ini”ucap Yohan dan Seungcheol mengangguk lemah. Mingyu tersneyum miring, ia tahu apa maksud dan tujuan Seungcheol sebenarnya.

“Yah lowbatt! Ada yang bawa charger laptop?“tanya Yohan melirik kearah Wonwoo, MIngyu serta Seungcheol tetapi ketiganya menggeleng.

“Yaudah bawa aja dulu, gampang kok gue. Besok atau kapan aja kembaliinnya”ucap Seungcheol lagi.

“Lo kirim via email sih Cheol”ucap Wonwoo malas.

“Kalo lewat email lama, soalnya itu memorinya lumayan gede. Nanti ke compress otomatis juga jadi mendingan langsung aja mindahinnya”ucap Seungcheol menjelaskan dan Yohan pun setuju dengan ucapan Seungcheol.

“Monyet!“ucapan Mingyu yang tiba-tiba tersebut membuat Seungcheol kaget.

“Yuvin! Monyet sini!“ucap Mingyu lagi dan seorang lelaki mendekati Mingyu.

“Anjir? MIngyu ada dua?“ucap Seungcheol kaget dan semua orang tertawa.

“Hahaha baru tau mereka kembar ya? Gue juga dulu salah mulu pas baru kenal Yuvin”ucap Yohan tertawa. Yuvin yang baru saja tiba di meja tersebut, dengan gemas mengusap puncak kepala Yohan.

“Apaan sih? Rambut aku berantakan tau!“ucap Yohan emosi tetapi Yuvin hanya tertawa.

“Engga makan lo?“tanya Mingyu dan Yuvin menggeleng.

“Mau makan diluar aja deh, bosen di kantin. Yuk balik, kita makan dulu”ucap Yuvin kearah Yohan dan Yohan mengangguk.

“Gue duluan ya!“ucap Yohan kepada ketiga orang di meja tersebut.

“Pawangnya? Adek lo?“tanya Seungcheol ke arah Mingyu dan Wonwoo.

“Dibilangin tanya aja sama orangnya, jangan tanya gue”ucap Mingyu.

“Yakin Yuvin pawangnya? Masa ada pawang lemah gitu?“ucap Wonwoo tertawa ketika melihat Yohan mendorong Yuvin menjauh karena berusaha merangkulnya sejak tadi. Mingyu pun ikut tertawa melihat pemandangan yang jaraknya lima meter dari mereka duduk.

Seungcheol mengernyitkan dahinya, mencerna setiap kejadian yang baru saja terjado.

xposhie

Officially Missing You.


Bunyi suara rintik hujan, sudah tidak terdengar indah. Bau tanah basah, sudah tidak lagi menenangkan.

Aroma coklat panas memenuhi ruangan tersebut. Suara sendok beradu dengan wadah keramik itu terdengar seperti sebuah lantunan musik. Tetapi lantunan musik tersebut harus terhenti ketika lelaki yang sejak tadi mengaduk coklat panasnya itu mendengar suara lain yang sukses membuat dirinya menegang sempurna.

“yah habis”ucapnya suara lain tersebut.

Tidak ada sapaan hingga lelaki yang sekarang menggenggam coklat panas di tangannya tersebut menoleh, ia sendirian. Hanya ada suara yang ditimbulkan dipenser atau suara printer dari ruangan sebelah.

“Darimana Nyuwi?“seorang wanita menyapa lelaki putih tersebut.

“Indomei, coklat di pantry habis. Jadi gue beli ke bawah. Eh engga ada juga, jadinya gue beli kopi sachet aja”ucap lelaki tersebut memperlihatkan beberapa bungkus kopi yang belum di seduh.

Lelaki tersebut membatalkan langkahnya. Ia berbalik dan membaca sebuah pesan pada gelas keramik yang sudah tersedia di atas meja kerjanya.

*“Minumlah! Kebetulan diluar hujan, coklat panas bisa membantu menghangatkanmu. Jangan terlalu sering minum kopi karena perutmu tidak kuat dengan kadar kafein yang tinggi di dalam kopi sachet itu”*

Lelaki tersebut duduk di kursi kerjanya. Ia menyimpan kopi yang sudah ia beli ke dalam laci. Pelan tapi pasti, lelaki tersebut menyesap coklat panas yang ia sangat tau siapa pengirimnya.


Suara kicau burung tidak lagi pernah terdengar merdu Paparan sinar matahari tidak lagi pernah membuat hangat

“Yohan, jangan lupa nanti habis latihan langsung pulang ya! Itu pocari sweat kamu udah mama siapin di meja makan ya. Jangan lupa dibawa”

Lelaki tersebut meninggalkan kediamannya pastinya setelah berpamitan dengan sang bunda. Ia berjalan ke sebuah bangunan tua yang telah seperti rumah keduanya.

“Yah kok engga ada?“Lelaki tersebut terlihat tidak semangat setelah membongkar tas punggung miliknya.

“Yohan, buruan dipanggil pelatih!“Ia menoleh sejenak sebelum berlari mengejar teman setimnya.

Langkahnya lemas. Berapa kalipun mencoba, ia tidak akan menemukan sosok jangkung itu. Langkahnya membawa ia kembali ke loker penyimpanan, mengambil selembar uang sepuluh ribuan demi membasahi kerongkongannya.

“Lain kali jangan ketinggalan! Kebetulan tadi aku lewat depan rumah kamu pas bunda kebingungan nyariin kamu. Jangan lupa langsung pulang, mandi dan istirahat”

Senyumnya merekah. Sebuah post it berwarna kuning ia lepas dari botol air mineral tersebut sebelum ia menegak habis isinya.

xposhie

Birthday Party-3


Permainan tersebut masih terus berlanjut, hukuman demi hukuman diterima masing-masing orang. Entah udah putaran ke berapa, kali ini botol berhenti di depan Byungchan. Tidak perlu menunggu lama, Byungchan memilih dare dibanding truth.

“Silahkan”Mark mendorong dua buah gelas yang sebelumnya sudah ia tuangkan beer. Mark menyuruh Byungchan menghabiskan beer dalam dua buah gelas tersebut.

“Santai...“ucap Mark saat mendapat tatapan tajam dari Seungwoo.

Byungchan tersenyum sebelum mengambil gelas yang sudah berada dihadapannya. Tetapi pergerakan Byungchan terhenti ketika tangan lain lebih dahulu mengambil gelas pertama.

“Anjir engga ada obat!“Youngjae tertawa ketika melihat Seungyoun mengambil gelas hukuman Byungchan dan menegaknya habis. Melihat pergerakan tiba-tiba Seungyoun, Seungwoo pun mengambil gelas kedua.

“Engga usah jadi pahlawan”ucap Seungwoo sebelum menegak habis beer dalam gelas tersebut.

“Ka senu!!!“teriak Byungchan ketika melihat kekasihnya menggantikan posisinya untuk menerima hukuman tersebut.

Botol kembali diputar dan kali ini berhenti dihadapan Seungyoun. Seungyoun menegakkan tubunya, siap menerima hukuman yang akan diberikan salah satu temannya.

“Gue ya?“ucap Sunho dan yang lain mengangguk setuju.

“Disini ada orang yang lo suka? Kalo ada, coba lo cium dia. Di bibir!“ucap Sunho santai dan semua orang berteriak histeris. Seungwoo menatap Sunho malas.

Seungyoun tersenyum miring, sebelum bangun dan berjalan mendekati orang yang ia maksud.

“Stop lo anjing!“ucap Seungwoo ketika Seungyoun berjalan di hadapannya.

“Sorry bos! Gue kena dare nih, emang salah gue? Tuh salahin Sunho, jangan gue”ucap Seungyoun sinis.

Byungchan mencengkram sofa yang ia duduki ketika Seungyoun berjalan terus mendekatinya. Seungyoun berjongkok di hadapan Byungchan dengan senyum yang menurut Byungchan sangat menyeramkan.

“Hai Chan! Gue suka sama lo. Gue yakin semua orang udah tau kok, termaksud lo kan?“ucap Seungyoun pelan dan Byungchan hanya dapat melirik Seungwoo meminta pertolongan.

“Eh nu! Ini cuma permainan loh? Gue tadi santai kok cewek gue dicium mantannya?“ucap Sunho ketika melihat tangan Seungwoo yang sedang mengambil ancang-ancang untuk menarik Seungyoun.

Seungyoun melirik kearah Seungwoo, ia merasa menang. Seungyoun pun menarik pelan dagu Byungchan dan tanpa pikir lama ia meraup bibir Byungchan yang kemerahan. Bukan Ciuman singkat yang dilakukan Seungyoun, tetapi Seungyoun memberikan lumatan demi luamatan di kedua belah bibir Byungchan.

Bahkan dengan kurang ajarnya. Seungyoun membuka kedua belah bibir Byungchan dan mengabsen setiap gigi kecil Byungchan dengan bibirnya. Byungchan mencoba melepaskan dirinya ketika ia rasa Seungyoun mulai kelewat batas. Tetapi tengkuk Byungchan ditahan oleh tangan Seungyoun dan Seungyoun semakin gila bekerja dengan bibir Byungchan.

“Bangsat!“Seungwoo tidak dapat menahan emosinya, ia menarik baju bagian belakang milik Seungyoun dan meleparkan Seungyoun ke lantai. Byungchan menarik lengan Seungwoo meminta perlindungan.

“Permainan lo sampah!“ucap Seungwoo sebelum menarik Byungchan menjauh dari kerumunan tersebut.

Kepergian leader Oasis, diikuti oleh anggotanya. Dionysus dan Q pun memutuskan meninggalkan kelab malam tersebut. Sunho tersenyum miring melihat kepergian tiga tim lainnya. Ia membantu Seungyoun berdiri dan menepuk pelan bahu Seungyoun.

“Thanks!“ucap Seungyoun dengan senyum kemenangan.

“Gue udah bantu lo. Jadi gue harap lo tau apa yang harus lo lakuin”ucap Sunho berbisik.

xposhie

Senayan.


Newwie melangkahkan kakinya malas ke arah barisan taksi bandara, perjalanan Bangkok-Jakarta dengan pesawat terbang memang tidak membuat lelah hanya saja ia salah memilih jam penerbangan. Jam sudah menunjukan jam 6 lebih waktu Indonesia bagian barat, rasanya ia ingin merebahkan dirinya di kasur karena langit yang sudah gelap.

“Taksi!”

Langkah Newwie terhenti ketika seseorang mendahuluinya untuk masuk ke dalam taksi urutan terdepan. Newwie berdecak sebal, ia harus sabar karena sekarang ia sedang berada di negara orang. Newwie memilih untuk pergi ke sebuah Mall di bilangan Jakarta dekat dengan hotelnya untuk mencari makan malam.

Waktu menujukan pukul 19:45 malam ketika Newwie sudah duduk rapih dengan semangkuk soto ayam panas serta sepiring nasi. Baru saja ia akan memasukan sesendok nasi ke mulutnya, sebuah suara mengintrupsi pergerakannya.

“Permisi. . . Boleh berbagi meja? Karena ini satu-satunya meja dengan kursi yang masih kosong”Newwi menatap orang di depannya, sebenarnya ia malas jika harus berbagi meja dengan orang lain, tetapi akhirnya Newwie menginjikan orang tersebut duduk di hadapannya.

“Asli Indonesia?“ucap orang tersebut membuka perbincangan setelah hening beberapa saat. Newwie menggeleng.

“Thailand”ucap Newwie sopan dan orang di depannya mengangguk.

“Berlibur?“tanya orang tersebut dan Newwie menggeleng kembali.

“Mau nonton tournament. kebetulan kan openingnya dua hari lagi. Jadi saya sengaja datang hari ini biar besok masih ada waktu untuk check lokasi juga”ucap Newwie lagi yang dibalas anggukan oleh orang dihadapannya.

“Gue Yuvin, dari Korea. Pacar gue atlet taekwondo, sengaja kesini mau dukung dia”ucap orang dihadapan Newwie lagi.

“Serem dong? Galak? Kalo berantem suka tendang-tendang?“ucap Newwie spontan dan Yuvin, orang yang berada di depan Newwie tertawa.

“Engga sama sekali. Malah lucu kok, kalo berantem dia paling ngambek, diem trus manyun jadi bawannya pengen ndusel-ndusel aja”ucap Yuvin santai.

“Ah iya nama lo siapa?“tanya Yuvin dan Newwie memperkenalkan dirinya.

“Nonton tournament cuma karena mau dukung negara sendiri atau ada orang spesial?“tebak Yuvin dan Newwie menatap Yuvin bingung.

“Ya siapa tau kan?“ucap Yuvin meluruskan.

“Gue dulu mantan atlet renang, punya temen deket. Bisa dibilang pacar? Iya mungkin. Tapi beberapa tahun lalu bahu gue cedera dan engga bisa lanjut jadi atlet”ucap Newwie bercerita.

“Jadi kita sama-sama dukung pacar dong kesini?“tanya Yuvin dan Newwie mengangguk ragu.

“Oh iya! Btw, jangan bilang orang-orang kalo gue pacar salah satu atlet renang Thailand”ucap Newwie pelan dan Yuvin mengangguk mengerti. Karena sesungguhnya hubungan Yuvin dan sang atlet taekwondo juga tidak diketahui siapapun.

xposhie

Birthday Party-2


Tawa mereka seketika hilang ketika seseorang mendekati meja mereka, Park Sunho. Beberapa mata menatap Sunho dengan tatapan bingung sedangkan lainnya enggan melihat ke arah Sunho dan fokus dengan urusannya sendiri, termaksud JB.

“Gue denger-denger, ada yang lagi pesta juga? Happy birthday bro!“ucap Sunho mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Jackson yang diterima dengan lapang dada oleh Jackson.

“Selamat ulang tahun juga buat Mina!“ucap Jackson tersenyum menatap Mina.

“It was late, but thank you!“ucap Mina manis dengan sesekali melirik kearah RM yang bahkan tidak memperdulikannya.

“Mau gabung aja engga nih kita? Kayanya lebih seru?“ajak Sunho yang membuat keadaan semakin hening.

“Lima tim jadi satu dengan permainan sederhana, mungkin?“ajak Sunho lagi.

“Cuma permainan kecil, gue jamin engga ada yang aneh”ucap Sunho meyakinkan.

“Gue engga bakal ngancurin acara lo kok, Jack! Sumpah”ucap Sunho tertawa hambar.

“Gue sih ayok aja kalo emang beneran lo engga bakal aneh-aneh”ucap Mark spontan.

“Gue juga, engga ada salahnya sesekali kita gabung”ucap Suga dengan maksud lain.

“Yang lain gimana?“ucap Sunho menatap seluruh orang secara bergantian.


“Jadi permainannya sederhana. Truth or Dare, kalian bisa milih salah satu”ucap Wooseok menjelaskan ketika kelima tim tersebut sudah berkumpul menjadi satu.

“Syaratnya cuma satu, engga boleh ngasih hukuman apapun itu diluar dari kelab malam ini. Engga boleh bikin orang tersebut ngeluarin uang dan engga boleh sampe nyakitin fisik orang lain”ucap Wooseok lagi.

“Itu tiga sayang, bukan satu”ucap Jinhyuk tersenyum sambil mengusak puncak kepala Wooseok gemas.

“Yaitu lah pokoknya, gue yakin kalian udah pada ngerti sih ya”ucap Wooseok dan hampir semua orang di dalam lingkaran tersebut mengangguk.

Putaran botol pertama sengaja diputar oleh pelayan kelab malam tersebut agar tidak menimbulkan kecurigaan salah satu pihak dan botol berhenti tepat di hadapan Im Jaewoo, salah satu adik kembar JB.

Truth or Dare?“tanya Wooseok dan Jaewoo memilih Truth sebagain hukumannya.

“Gue yang nanya, boleh?“semua mata menoleh kearah sumber suara, tidak lain dan tidak bukan ialah kakak kandung dari Im Jaewoo.

“Oke, silahkan”ucap Wooseok santai.

“Gue engga bakal bikin ribut atau nanya yang susah, gue cuma mau tanya alesan lo ikut Blue Rose apa?“tanya JB menatap sang adik tajam dan sesekali melirik kearah Sunho sang Leader dari Blue Rose.

“Gue udah tau lo bakalan nanya beginian bang, jawaban gue cuma satu. Karena gue pengen gabung. Kalo lo nanya kenapa gue pengen? Kayanya itu alasan pribadi gue? Gue udah dewasa dan kayanya urusan pribadi gue engga perlu kan selalu gue ceritain ke lo?“ucap Jaewoo santai. JB mendecih mendengar jawaban sang adik.

“Udah ya udah dijawab kan? Puter lagi ya?“ucap Byungchan yang berusaha mencairkan suasana. Putaran botol Byungchan berhenti tepat dihadapan RM dan membuat Byungchan tersenyum ke arah RM.

“Karena Jaewoo udah milih Truth, gue bakal milih Dare“ucap RM santai.

“Gue yang kasih dare boleh, Chan?“Byungchan menoleh kearah Seungyoun yang sedang tersenyum kearahnya.

“Hah? Yaudah silahkan”ucap Byungchan bingung yang lalu menyandarkan tubuhnya ke Seungwoo yang berada dibelakangnya, memberitahu kepada semua orang bahwa ia adalah milik Seungwoo.

“Nih bang, lo sama Mina putus baik-baikan? Gue mau lo cium kening Mina trus ucapin selamat ulang tahun”ucap Seungyoun santai. RM menggeleng dan menatap Seungyoun malas.

“Gue cuma minta lo cium kening Mina, not having sex with her“ucap Seungyoun lagi, Hwasa yang berada di samping RM pun menepuk pundak RM pelan dan mempersilahkan RM melakukan hukuman yang diberikan Seungyoun.

“Gue izin cium cewek lo, ini Dare dan bukan kemauan gue”ucap RM dan Sunho mengangguk santai.

RM menarik nafas panjang sebelum melantunkan kata maaf dan mencium kening Mina. Tidak lama, hanya sekittar lima detik. Tindakan RM diakhiri dengan jabat tangan serta ucapan selamat ulang tahun dari RM untuk Mina.

xposhie