semestakapila

Pertemuan Pertama.


Sedikit flashback menceritakan bagaimana pertemuan Byungchan dan Seungwoo...

Hari itu, Byungchan disibukan dengan keperluannya menjadi mahasiswa baru di sebuah perguruan tinggi. Karena terlalu fokus dengan ponsel yang berisikan catatan, Byungchan tidak melihat kedepan.

“Aw!! Panas!!! Yahhh baju gue kotor!!“Byungchan menggerutu ketika tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seseorang.

Kejadian tersebut sebenarnya adalah kesalahan Byungchan karena fokusnya kepada ponsel ditangannya. Tetapi ternyata orang di depan Byungchan juga sedang sibuk dengan ponsel ditangannya.

“Eh sorry! Saya engga sengaja...“Orang tersebut dengan cekatan mengambil sapu tangan dari saku celananya dan membersihkan baju Byungchan yang tersiram Hot Americano tersebut.

“Handphone gue!!“Byungchan kembali teriak karena ponselnya juga menjadi korban tumpahan Hot Americano orang yang berada dihadapannya saat ini.

“Beneran saya minta maaf... Gimana kalo kita ke toilet dulu?”

“Ngapain ke toilet!! Handphone aku nih rusak malah ngajakin ke toilet!!“Byungchan emosi.

“Gini, mas...”

“Hah? Aku ini masih muda tau! Jangan panggil mas, aku Byungchan bukan mas!!“ucap Byungchan lagi dan membiat orang dihadapannya mati kutu.

“Oke Byungchan... Kita ke toilet dulu aja. Kamu bersihin badan kamu yang kena siraman kopi saya, soalnya pasti lengket”ucap orang di hadapan Byungchan dan Byungchan mendengus kesal.

“Huhuhu handphone gue!! Terus gimana cara ngubungin temen sekelompok gue dong!!!“Byungchan beberapa kali mengeluh di dalam toilet yang sepi pengunjung tersebut.

“Byungchan... Ini buat ganti, karena kamu engga mungkin kan jalan-jalan pake baju kena noda kopi. Ada baju, celana sama sepatu sekalian”Byungchan terkejut ketika lelaki yang menabraknya tadi memberikannya tiga buah Paper Bag ke hadapannya.

“Nanti habis kamu ganti baju, kita ke tempat servis handphone ya. Semoga data-data di handphone kamu masih bisa diselamatin”ucap pria tersebut lagi tetapi Byungchan masih diam terkejut.

“Byungchan? Byungchan, hallo?“ucap lelaki dihadapan Byungchan yang membuat Byungchan kembali tersadar.

“Ah iya... ka...“Byungchan berhenti berbicara sejenak.

“Seungwoo, saya Han Seungwoo...“ucap orang tersebut lagi dengan sopan.

“Oh iya ka seungwoo... Aku ganti baju dulu kalo gitu...“ucap Byungchan sebelum akhirnya masuk ke dalam salah satu bilik toilet.

“Anjir... Malu gue malu... Ini apaan? Semuanya branded? Lah uang jajan gue sebulan engga sanggup juga kali beli ini sekaligus...”ucap Byungchan dalam hati.

“Byungchan gimana? Pas kan ya? Saya beliin sama kayak ukuran saya soalnya. Kalo kurang gede atau kegedean bisa dituker kok...“ucap Seungwoo dari luar toilet.

“Ah... Iya ka... Pas semua kok ka, sebentar ya ka... Sebentar lagi...“ucap Byungchan.

“Ka Seungwoo... Tapi emang ini engga berlebihan? Maksud aku... Baju, celana sama sepatu? Padahal kotornya engga seberapa kok ka... Bisa dibilas juga pake air...“ucap Byungchan saat dirinya dan Seungwoo sedang menunggu disebuah outlet telfon genggam.

“Engga kok, engga berlebihan sama sekali. Saya salah karena udah nyiram kamu sampe baju, celana dan sepatu kamu kotor. Bahkan handphone kamu mati karena saya”ucap Seungwoo tersenyum.

“Tapi itu engga sengaja ka... Aku juga tadi engga fokus ke jalan soalnya...“ucap Byungchan lagi.

“Udah engga apa-apa! Saya engga keberatan sama sekali dan ini engga ngerepotin sama sekali kok”ucap Seungwoo mengusak puncak kepala Byungchan.

“Pak Seungwoo, sudah selesai semua pak. Ponsel lamanya tidak bisa hidup seperti sebelumnya, tapi semua data sudah kami pindahkan ke unit baru sesuai arahan bapak”Seungwoo berdiri mengambil paper bag yang diserahkan padanya.

“Oke terimakasih, biasa ya”ucap Seungwoo menyerahkan sebuah kartu kepada karyawan yang bergegas pergi.

“Maaf ya Byungchan, handphone kamu beneran mati ke siram kopi. Ini udah diganti yang baru, bisa kamu liat dulu kok datanya juga udah dipindahin”Seungwoo menyerahkan ponsel keluaran terbaru kepada Byungchan.

“Ka... Ini kan baru keluar seminggu lalu? Ka... Ini mahal ih yang biasa aja...“ucap Byungchan lagi.

“Hah? Tapi ini udah di setting semua. Kalo ambil unit baru, ini dipake siapa? Handphone saya sudah dua”ucap Seungwoo tertawa pelan.

“Ka...“ucap Byungchan lemah.

“Udah engga apa-apa, ambil aja”ucap Seungwoo kembali tersenyum.

“Njir... Senyumnya manis banget!! Bundaaa Byungchan mau jodoh kayak kakak ini...”

“Pak Seungwoo, ini kartunya...”

“Oh iya, terimakasih! Ayok Byungchan...“Byungchan yang sebelumnya terdiampun mengikuti langkah seungwoo.

“Ka Seungwoo... Aku boleh simpen nomer kaka?“Seungwoo menoleh kearah Byungchan dengan tatapan bingung.

“Ini... Aku udah dibeliin semua. Aku mau traktir Ka Seungwoo makan, gimana?“tanya Byungchan pelan.

“Engga usah Byungchan, ini semua kan kesalahan saya dan saya harus tanggung jawab kan?“ucap Seungwoo lembut.

“Ka...“Byungchan memohon.

“Hm... Yaudah mana handphone kamu?“Seungwoo pun menuliskan nomer ponselnya di ponsel Byungchan.

“Aku tunggu ya undangan traktirannya! Semangat buat pembukaan penerimaan mahasiswa barunya. Saya duluan, karena masih ada meeting”ucap Seungwoo berpamitan.

“Iya ka seungwoo! Makasih ya ka... Makasih banyakkk”ucap Byungchan tersenyum.

“Gemes banget? Untung gue tabrakan sama mahasiswa gemes kayak dia. Engga nyesel juga gue ngehamburin uang...”Seungwoo berjalan menjauhi Byungchan sambil tersenyum.

(xposhie)

SOFA.


Klik disini jika kalian ingin tahu kisah sebelumnya

Seungwoo mendudukan dirinya di sebuah single sofa yang berada di pojok kamar tersebut. Sejin masih berada diatas pangkuan Seungwoo dengan mata yang menatap Seungwoo lekat hingga keduanya tersenyum. Sejin mengalihkan padangannya ke sebuha tatto milik Seungwoo yang berada di bagian dada kiri Seungwoo.

Don't lock me up

“Inget Seungyoun ya?“Ucapan Seungwoo berhasil membuat Sejin kembali menatap kearah Seungwoo. Sejin mengerucutkan bibirnya.

“Bisa diem engga?!?!? Kita nih kayak pasangan lagi selingkuh sama pacar masing-masing tau!!“ucap Sejin malas.

“Hahaha kan emang lagi selingkuh? Main belakang kalo kata orang dulu”ucap Seungwoo teramat santai. Sejin menarik nafas panjang sebelum menjatuhkan kepalanya di pundak milik Seungwoo, membuat dada mereka bersentuhan.

“Kenapa? Lo ngerasa bersalah?“tanya Seungwoo dengan nada suara yang sudah lebih serius. Bahkan tangan Seungwoo secara konstan mengusap punggung telanjang milik Sejin.

“Apa lo ngerasa nyesel udah main sama gue? Engga seenak main sama Seungyoun ya?“ucap Seungwoo lagi ketika tidak mendapat jawaban apapun dari Sejin.

“Seungwoo!!! Sumpah ya lo tuh nanti serius terus bisa tiba-tiba bercanda, ngeselin banget?“Sejin merajuk dan hendak bangun dari pangkuan Seungwoo tetapi ditahan Seungwoo.

“Mau kemana sih?“tanya Seungwoo menahan Sejin.

“Tidur!“ucap Sejin sekenanya.

“Beneran mau tidur? Baru mau jam dua loh!“ucap Seungwoo dengan nada jenaka membuat Sejin mengernyitkan keningnya.

Sejin pun tersenyum sebelum kembali meletakan kepalanya di pundak Seungwoo. Membuat Seungwoo kembali mengusap punggung Sejin. Suasana di dalam kamar tersebut berubah ketika Seungwoo dengan tidak sopannya menurunkan usapan tangannya ke arah bokong Sejin. Seungwoo tertawa ketika Sejin berteriak karena terkejut.

Seungwoo tersenyum karena tanpa diperintah, Sejin menaikkan tubuhnya. Mata Sejin terpejam merasakan bagaimana jari panjang Seungwoo kembali menyapa lubang berkedut miliknya. Tangan Sejin mencengkram kuat pundak Seungwoo.

“Aghhh.... Njigggh!!“Sejin meracau dan membuat Seungwoo tersenyum.

“Enak?“tanya Seungwoo santai dan Sejin mengangguk. Tanpa disadari Sejin, tangan Seungwoo lainnya mulai memasukan penis miliknya ke dalam lubang Sejin dan membuat Sejin meringis.

Sejin membuka matanya, menatap Seungwoo yang masih tersenyum. Sejin masih menahan tubuhnya lebih tinggi dari tubuh Seungwoo sehingga hanya bagian kepala penis Seungwoo yang baru menyapa lubangnya. Seungwoo masih tersenyum, ia mengusap pipi Sejin lembut.

“Nghhh....“Seungwoo memejamkan matanya ketika pelan tapi pasti, Sejin menurunkan tubuh.

“Ahhh... Woo bangsat!!“ucap Sejin ketika berhasil menurunkan tubuhnya sehingga penis Seungwoo masuk seutuhnya ke dalam lubang Sejin.

“Raw banget njing!!“ucap Sejin memukul pelan pundak Seungwoo dan Seungwoo tertawa renyah.

“Gerak engga?“tanya Seungwoo mengusap punggung Sejin lagi.

“Lo aja, males!!“ucap Sejin.

“Enakan kalo lo yang gerak lo Jin...“ucap Seungwoo yang mulai menggerakan pinggangnya.

“Ah! Bangsat lo Woo!!!“Sejin menyerah. Pergerakan Seungwoo terlalu lambat. Kedua tangan Sejin berada di pundak Seungwoo, pinggangnya naik turun secara konstan, tidak terlalu pelan dan tidak telalu cepat.

“Ahhh....“Seungwoo memejamkan matanya, merasakan nikmat yang diberikan Sejin. Lubang Sejin menjepit penisnya. Sejin berhasil membuat Sejin gila.

“Wooo!!! Ahhhh.... Wooogghhh...“Sejin keluar dan mencapai putihnya yang membuatnya lemah.

Seungwoo yang belum bertemu putihnya, bergerak kembali. Tangannya memegang bokong Sejin sambil sesekali menamparnya. Seungwoo bergerak semakin cepat, membuat Sejin membusungkan tubuhnya.

“Shittt!!! Jinnngggh.... Ahhh...“Seungwoo sampai. Putihnya keluar di dalam lubang Sejin. Terlalu banyak hingga merembas ke pahanya sendiri. Nafas Seungwoo dan Sejin berderu cepat.

“Woo... Tidur...“ucap Sejin lemah.

“Iya tidur... Gue bersihin lo dulu, baru nyusul tidur ya?“ucap Seungwoo dan Sejin mengangguk.

Seungwoo mengeluarkan penisnya dan menggendong Sejin untuk berbaring di tempat tidur dalam kamar tersebut. Sejin terlalu lelah hingga terlelap lebih dulu. Sedangkan Seungwoo dengan telaten membersihkan lubang Sejin yang dipenuhi cairan putihnya sebelum menyusul Sejin ke alam mimpi.

Klik disini jika kalian ingin tahu kisah selanjutnya


(xposhie)

Prologue.


Byungchan melangkahkan kakinya lemah ke arah sebuah meja dimana teman-temannya berada. Hari itu adalah hari terakhir Ujian Akhir Semester dan Byungchan cukup pusing memikirkan beberapa jawaban yang tidak ia mengerti.

“Nanti malem biasa yuk?“ucap Byungchan yang langsung mendudukan dirinya di sebelah Yohan.

“Gue engga bisa... Besok gue flight pagi, mau liburan sama Seungyoun...“ucap Sejin pelan.

“Gue udah janji sama Jinhyuk, mau movie marathon nanti malem di tempat dia...“kali ini Wooseok yang buka suara. Byungchan menoleh kearah Yohan yang ada disebelahnya.

Yohan baru saja ingin menyampaikan alasan ketika sebuah tangan sudah merangkulnya, membuat Yohan menoleh. Yuvin berdiri disana dengan santai sambil tersenyum menatap Yohan.

“Gue ambil Yohannya dulu ya? Selamat berlibur!!“ucap Yuvin sambil merangkul Yohan menjauhi kantin.

“Anjir?!?!?!? Jadi Yohan beneran di deketin alumni itu?!?!? Gue kira itu cuma gossip aja!!! Anaknya diem-diem aja sihhhh engga greget di deketin alumni begitu”Wooseok dan Sejin heboh setelah Yohan pergi meninggalkan kantin, sedangkan Byungchan menatap malas ke arah dua teman yang duduk di hadapannya.

“Gue balik duluan deh! Have fun yaa yang mau liburan!!“ucap Byungchan sambil lalu. Panggilan Wooseok serta Sejin diabaikan oleh Byungchan, ia tetap berjalan menjauhi kantin.


Malam itu, akhirnya Byungchan memutuskan untuk pergi ke sebuah Pub ternama di kotanya. Byungchan sendirian, karena ketiga teman-temannya memiliki jadwal masing-masing untuk mengisi liburan semester mereka dengan kekasih masing-masing. Sedangkan Byungchan, bukannya ia tidak memiliki kekasih, ia punya seorang kekasih hanya saja kekasihnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga kadang melupakan Byungchan.

“Satu dong biasa!!“Byungchan menoleh. Seorang lelaki dengan jaket kulit duduk disebelahnya. Karena penerangan yang minim, Byungchan tidak dapat melihat dnegan jelas wajah lelaki tersebut.

“Wahh boss! Sendirian aja? Tumben?“ucap seorang barista yang menyerahkan sebotol minuman dan satu buah gelas ke arah lelaki tersebut.

“Seberapa sering nih orang kesini sampe akrab sama baristasnya? Sampe dipanggil boss juga?”ucap Byungchan dalam hati.

Byungchan pun memutuskan mengabaikan lelaki tersebut dan fokus dengan minuman di hadapannya hingga asap rokok menganggu indera penciumannya. Byungchan bisa tahan dengan asap rokok, tetapi jika jaraknya terlalu dekat, Byungchan tidak bisa menahannya. Byungchan terbatuk.

“Eh... Sorry... Sorry...“Lelaki disebelah Byungchan pun mematikan rokoknya.

“Santai! Salah gue sih, ke tempat kayak gini tapi engga suka bau rokok”ucap Byungchan terkekeh. Tiba-tiba orang disebelah terdiam.

“Anjir?!?!?!? Byungchan?!?!? Dia sendirian?!?!?! Kesini??!?!?”Lelaki tersebut melihat ke sekelilingnya, mencari seseornag yang mungkin ia kenal.

“Nyari orang?“tanya Byungchan lagi dan lelaki tersebut menggeleng.

“Dia engga ngenalin gue? Sumpah?!?!?!”Lelaki tersebut melirik dan melihat penampilannya malam ini. Jaket kulit dengan kaos hitam tanpa lengan, celana jeans dengan robekan dimana-mana, serta rambut yang ia tata keatas sedikit berantakan.

“Sendiri?“Lelaki tersebut berbicara setelah mengatur nafasnya dan Byungchan mengangguk.

“Gue baru kelar ujian. Temen gue liburan sama pacarnya. Jadi engga ada yang bisa nemenin gue”ucap Byungchan snatai.

“Lo engga sama pacar lo juga gitu liburan?“tanya lelaki tersebut. Byungchan terkekeh.

“Sibuk. Cowok gue fokus sama kerjaannya...“ucap Byungchan dan lelaki tersebut kembali terdiam.

“Lo juga sendirian?“tanya Byungchan kali ini dan lelaki tersebut mengangguk.

“Bos.. Meja...“Byungchan dan lelaki tersebut menoleh ketika seorang barista mengajak Byungchan berbicara. Lelaki dihadapan Byungchan memberikan sebuah kode yang tidak diketahui Byungchan yang membuat barista tersebut tersenyum dan pergi meninggalkan mereka.

“Iya sendiria. Biasa sih gue kalo kesini selalu sendirian...“ucap lelaki tersebut santai.

“Oh iya nama lo siapa? Kita udah ngobrol tapi belum kenalan!! Gue Byungchan, Choi Byungchan...“ucap Byungchan. Di dalam kegelapan, bahkan senyum Byungchan terlihat manis.

“Gue...Gue... Woochan... Lee Woochan...“ucap lelaki tersebut lagi.

“Permisi boss... Lee Woochan... Ini kuncinya”ucap seorang barista yang kembali dengan sebuah kunci ditangannya.

“Disini agak berisik.. Gue nyewa private room, mau kesana? Hm... kalo lo engga keberatan sih?“ucap Woochan santai. Byungchan sempat berpikir sejenak sebelum mengiyakan ajakan Woochan tersebut.

“Maaf yaaa sayang!! Aku nakal kali ini aja kok beneran!!!”ucap Byungchan dalam hati dengan tangan yang merangkul pinggang Woochan.

(xposhie)

First Stage.


Wonyoung melangkahkan kakinya dan menutup pintu kamarnya keras sehingga membuat Dodo terkejut. Satu jam waktu yang diperlukan untuk bergerak dari sofa ruang tamu.

“De.... Buka dong pintunyaaa”

“Aku sibuk!!!”

“De... Dodo ada PR nih...”

“Ihhh aku sibuk!! Dodo berisik sana pergi!!!”

Dodo mengerucutkan bibirnya. Pekerjaan Rumah adalah alasannya saja, Dodo hanya ingin membujuk adiknya saja.

“Loh Dodo kenapa di depan kamar?“Dek Sejin yang baru saja kembali dari minimarket bingung melihat anak sulungnya berdiri terdiam di depan kamarnya.

“Dede ngambek sama Dodo, Bu...“ucap Dodo lemah.

“Dede... Sayang... Buka pintunya ya? Ini abang mau masuk sayang...“ucap Dek Sejin lembut.

Tanpa diperintah dua kali, Wonyoung membuka pintu kamarnya. Kamarnya bersama Dodo tentunya. Wonyoung menabrakkan badannya ketika berjalan melewati sang kakak.

“Kenapa sih? Kok berantem lagi?“Dek Sejin menghampiri anak perempuannya yang merajuk di meja makan.

“Dodo jahat sama Dede!! Dodo engga mau bantuin Dede!! Engga suka!! Dede engga suka sama Dodo!!“ucap Wonyoung lagi.

“Hm... Panggil abangnya yang bener coba... Bubu sama Baba kan selalu ajarin Dede buat panggil Abang, bukan Dodo aja...“Dek Sejin merapihkan anak rambut Wonyoung yang berantakan.

“Tapi Dodo... Eh... Abang jahat sama aku, Bu....“Wonyoung akhirnya menangis dipelukan Dek Sejin sedangkan Dodo hanya melihat dari depan kamarnya saja.

Malam harinya, setelah makan malam Dodo masuk ke kamarnya dan Dede. Di meja belajar, Dede sedang mengutak atik tablet yang diperuntukan untuknya dan Dodo.

“De...”

“Diem kamu! Aku masih marah!!”

“Ayok nyanyi bareng...”

“Engga usah bercanda kamu! Aku lagi serius nih”

“De... Beneran... Ayok nyanyi bareng... Nanti Dodo main piano sekalian...”

Wonyoung akhirnya menoleh dan melihat sang kakak sebelum akhirnya tersenyum dan memeluk Dodo.

“Ihhh aku engga bisa nafas!!!”

“Aku janji habis ini aku bakal selalh panggil kamu Abang!!”

Dodo mencoba melepaskan pelukan sang adik, tetapi ia tidak mungkin kasar terhadap adik perempuan satu-satunya itu.

“Iyaaa tapi lepashhh, De!!”

Wonyoung Tersenyum melihat sang kakak yang berdiri di depannya. Setelahnya Dodo dan Dede hanyut dalam perdebatan kecil untuk memilih lagu yang cocok untuk mereka berdua.


“Bubu... Aku mau pipis dulu yaaa”Dodo berbisik kepada Dek Sejin.

“Mau Bubu temenin? Atau sama Baba?“ucap Dek Sejin tidak kalah kecil. Dodo menggeleng.

“Aku bisa sendiri kok! Kan aku udah SD!!“ucap Dodo bangga. Mas Seungyoun dan Dek Sejin tersenyum melihat tingkah Dohyon siang itu.

“Mas... Kamu coba cari Dodo deh ke toilet. Lama banget udah lima belas menit...“ucap Dek Sejin mulai panik.

Siang itu, Mas Seungyoun, Dek Sejin serta Dohyon sedang menghadiri perpisahan Taman Kanak-kanak Wonyoung, dimana Wonyoung sudah menyiapkan penampilan khusus bersama Dohyon.

“Selanjutnya... Penampilan Cho Wonyoung, siswi TK B dari kelas Agaphantus!”

Mas Seungyoun dan Dek Sejin saling tatap. Mereka berdua bingung, ingin mencari Dodo atau menyaksikan penampilan Dede diatas panggung. Terapi Mas Seungyoun memutuskan duduk kembali ketika mendengar lantunan piano dimainkan dari atas panggung.

“Mas... Dodo?“ucap Dek Sejin menunjuk Dohyon, orang yang sedang memainkan piano diatas panggung.

Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja Indahnya saat itu buatku melambung Di sisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau ingin 'ku menjadi yang terbaik bagimu Patuhi perintahmu, jauhkan godaan Yang mungkin kulakukan dalam waktu kuberanjak dewasa Jangan sampai membuatku terbelenggu, jatuh dan terinjak

Dek Sejin mulai menitikan air matanya, melihat dua orang anak yang tampil diatas panggung saat ini. Wonyoung bernyanyi dan Dodo bermain piano.

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya Kuterus berjanji 'tak 'kan khianati pintanya* Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu 'Kan kubuktikan kumampu penuhi semua maumu

Mas Seungyoun merangkul Dek Sejin ketika Dohyon dan Wonyoung bernyanyi bersama diatas panggunh. Tidak ada yang lebih membahagiakan dibanding perasaan mereka berdua saat ini.

Andaikan detik itu 'kan bergulir kembali Kurindukan suasana basuh jiwaku Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu 'Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

Jika sebelumnya backdrop menampilkan gambar teman-teman Wonyoung dan orang tua, tetapi setelahnya sebuah video khusus berisikan foto-foto pertumbuhan Wonyoung muncul pada backdrop tersebut.

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya Kuterus berjanji 'tak 'kan khianati pintanya Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu 'Kan kubuktikan kumampu penuhi semua maumu

Lagu ditutup dengan indah oleh Wonyoung dan Dohyon. Mas Seungyoun dan Dek Sejin dengan bangga berdiri, memberikan tepukan paling meriah untuk kedua anak mereka yang juga tersenyum bangga diatas panggung.


“Jadi... Ada yang mau nyeritain ke Bubu awal mula kalian bisa nyanyi bagus banget kayak tadi?“Dek Sejin yang duduk di samping Seungyoun itu menoleh ke arah Dodo dan Dede yang duduk dipangku penumpang. Mereka dalam perjalanan ke sebuah restoran setelah menghadiri perpisahan Dede tadi.

“Idenya Dede itu Bu... Dodo cuma bantuin dikiiiiiitt aja”ucap Dodo.

“Tapi abang kontribusinya juga besar tauuu!! Abang main pianonya bagus!! Temen aku banyak yang suka abanggg”ucap Wonyoung semangat.

“Udah nyampe nih! Kita cerita di dalem aja yuk sekalian makan”ucap Mas Seungyoun sambil menghentikan mobilnya di parkiran sebuah restoran.

“Siap Baba!!!!“ucap Dodo dan Dede bersamaan.

(xposhie)

July.


Malam itu, asrama yang biasa diisi oleh 101 orang, kini hanya tinggal 20 orang saja. Sepi? Jelas terasa. Beberapa penghuni asrama bahkan ada yang menyempatkan diri mereka untuk pulang ke rumah orang tua mereka tetapi sebagian lagi memilih tetap berada di asrama seperti Yuvin juga Yohan.

“Sempit?“tanya Yuvin yang berbaring di belakang Yohan malam itu. Yohan menggeleng dan menarik tangan Yuvin agar benar-benar memeluknya dari belakang.

Malam itu, diatas sebuah kasur berukuran single Yuvin dan Yohan berbaring. Di dalam kamar, terdapat delapan buah kasur berukuran serupa tetapi mereka memilih hanya menempati sebuah kasur di pojok ruangan.

Jika kalian memikirkan kamera yang menyorot atau merekam setiap kamar, kalian bisa bernafas lega karena semenjak jumlah peserta semakin dikit maka penggunaan kamera juga semakin minim.

Yohan menyamankan posisinya untuk menghadap Yuvin yang semula berada di belakangnya, berbaring menyamping. Yohan tersenyum sebelum mengusap pipi Yuvin yang keliatan semakin tirus karena latihan yang ia jalanin hampir tiga bulan ini.

Crying baby!! Selama pelatihan nangis muluuu”ucap Yohan mencubit pipi Yuvin dan membuat Yuvin tersenyum.

Yuvin yang bahkan sudah menangis saat awal memasuki asrama tersebut. Saat itu ia menangis saat menelfon sang ibu dan menceritakan betapa beratnya latihan yang ia jalanin bersama orang-orang yang belum ia kenal.

“Yaaa kan waktu itu aku belum kenal siapapun? Ada Bang Kookheon, tapi engga mungkin aku selalalu bergantung sama dia kan?“Yuvin menarik tangan Yohan dari pipinya dan mencium setiap jari jemari Yohan.

“Kamu sama Bang Kookheon deket banget ya?“tanya Yohan yang kini memposisikan dirinya berbaring tepat di depan dada Yuvin. Cukup lama Yuvin terdiam, hingga membuat Yohan kembali menoleh untuk menatap Yuvin.

“Maaf...“Yohan meminta maaf ketika merasa pertanyaannya membuat Yuvin kembali bersedih. Beberapa hari lalu, Kookheon termaksud salah satu orang yang harus meninggalkan asrama ini. Tangis Yuvin kala itu kembali pecah, bahkan orang-orang yang melihatnya tau dan dapat merasakan betapa dekatnya dua orang lelaki dewasa tersebut.

Yuvin tersenyum sebelum menarik Yohan dalam pelukannya. Yuvin meletakannya dagunya pada puncak pela Yohan dengan tangan yang mengusap punggung Yohan untuk memberikan kenyamanan kepada Yohan.

“Deket? Hahaha Bang Kookheon udah kayak kaka bagi aku!! Latihan bareng, terus promosi bareng, bahkan masuk kesini aja bareng”ucap Yuvin memulai ceritanya.

“Aku yang awalnya niat mau ikut acara ini, terus Bang Kookheon tiba-tiba juga ngajuin diri juga. Aku sih engga masalah sama sekali, malah seneng karena ada temen yang udah aku kenal dari awal”ucap Yuvin lagi.

“Tapi semenjak berjalannya waktu, aku tau dan ngerti bahwa aku engga boleh selalu berdiri di zona nyaman aku. Aku harus berani keluar darisana, salah satunya untuk engga selalu bergantung sama Bang Kookheon”Yuvin menarik nafas panjang ketika mengakhiri ucapannya tersebut.

“Tapi ternyata engga gampang? Karena terlalu lama deket satu sama lain, bahkan ketika microphone aku mati aja dia yang ngerasa bersalah. Karena dia tau sifat aku dan gimana aku selalu mau ngasih yang terbaik ke orang lain”ucap Yuvin melanjutkan.

“Pas itu!! Aku juga ngerasa deketnya kalian kayak apa! Terus aku juga ngerasa kalo Bang Kookheon baikkkk banget! Baik yang bener-bener baik. Dia itu tulus. Makanya kamu nanti selesai ini temuin dia ya!! Bilang makasih”ucap Yohan tersenyum.

“Hm? Kamu engga cemburu?“Pertanyaan Yuvin membuat Yohan mendongakkan kepalanya untuk menatap Yuvin dan Yohan menggeleng.

“Ngapain cemburu? Aku bahkan bisa nanya informasi apapun tentang kamu ke Bang Kookheon!! Aku sama dia udah sohib!!!“ucap Yohan menjulurkan lidahnya ke arah Yuvin, ia meledek. Yuvin pun tertawa karena gemas.

“Kemaren nangis lagi pas Bang Kookheon pulang, dia bilang apa sama kamu?“tanya Yohan lagi.

“Bilang buat tetep berjuang. Mungkin dia masih ngerasa kalo aku bergantung sama dia, jadi dia lebih ngasih nasihat ke aku biar tetep semangat walaupun sendirian”ucap Yuvin dan Yohan mengangguk.

“Padahal aku engga sendirian kan disini?“Yuvin tiba-tiba memeluk erat Yohan hingga membuat Yohan bertertiak histeris karena tidak bisa bernafas.

“Sstttt!!! Nanti yang lain pada kesini, ganggu!!!“ucap Yuvin sambil tertawa dan Yohan hanya dapat menggeleng malas.


Seminggu lebih setelah perbincangan malam itu. Yuvin dan Yohan kembali bertemu, kali ini posisinya berbeda. Yuvin mengusap kepala Yohan terus menerus menenagkan Yohan yang sedang menangis. Yohan terus menangis, semenjak masih diatas panggung hingga mereka kembali di asrama mereka untuk membereskan beberapa barang mereka yang masih tertinggal.

“Udah dong nangisnya, hm?“ucap Yuvin yang kini sudah berlutut di hadapan Yohan.

“Baru loh kemarenan kamu bilang kalo aku Crying Baby eh sekarang malah kamu yang nangisnya engga berhenti-henti”ucap Yuvin menghapus air mata Yohan yang masih deras mengaliri pipi Yohan.

Yuvin mengusap punggung tangan Yohan dengan ibu jarinya. Lama dalam posisi seperti itu, membuat Yuvin lelah dan kembali berdiri. Yohan mendongakkan kepalanya, menatap Yuvin yang sudah kembali berdiri. Yuvin tersenyum.

“Janji.... Janji kita....“ucap Yohan terisak.

“Ya gimana? Mungkin Tuhan belum berkehendak, jadinya janji kita cuma sekedar jadi janji aja?“ucap Yuvin santai.

“Lagian kita masih bisa ketemu kan? Dipanggung!!“ucap Yuvin tersenyum.

Yuvin menarik Yohan untuk berdiri. Walau agak terhuyung, Yohan tetap berdiri dan masuk ke dalam dekapan Yuvin, hangat. Yuvin sedikit menggoyangkan badan mereka berdua serta usapan pada punggung Yohan yang konstan tapi jedanya.

“Ternyata cengeng nular ya?“ucap Yuvin terkekeh yang berhasil membuat ia mendapat satu pukulan ringan di punggungnya.

“Aw!! Sakitttt”ucap Yuvin melepas pelukan mereka sedangkan Yohan mengerucutkan bibirnya merajuk.

“Jangan nangis lagi! Nangis boleh, tapi jangan terlalu berlarut. Yang aku tau, Yohan yang aku kenal kuat. Juaran Nasional taekwondo masa engga kuat? Engga mungkin kan ya?“ucap Yuvin mencoba mencairkan suasana. Yohan menatap Yuvin lekat sebelum akhirnya menarik jas yang masih rapih digunakan oleh Yuvin.

Yohan menempelkan bibirnya dengan bibir lelaki yang terpaut satu tahun lebih tua darinya tersebut. Yuvin awalnya terkejut, tetapi karena tidak ada pergerakan dari pria yang lebih muda, akhirnya Yuvin memimpin permainan tersebut.

Tangan kanan Yuvin menarik tengkuk Yohan sedangkan tangan kirinya menarik pinggang Yohan untuk semakin merapatakan tubuh mereka berdua. Kali ini, Yohan yang terkejut karena tindakan Yuvin. Tangan Yohan semakin erat menarik jas yang digunakan Yuvin tersebut.

Mereka berdua tahu, jika pertemuan hari itu mungkin saja menjadi pertemuan terakhir mereka. Jika takdir tidak memihak mereka, mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk keduanya agar dapat kembali bertemu.

Yuvin melumat kasar bibir Yohan. Yohan kembali terkejut karena walau bagaimanapun, mereka masih berada di asrama yang minim orang tersebut. Tetapi seperti masa bodoh dengan sekitar, Yohan membalas lumatan yang diberikan Yuvin.

Tangan Yohan menarik kecil rambut Yuvin sedangkan tangan Yuvin masih setia di tengkuk serta pinggang Yohan seakan melarang Yohan menyudahi kegiatan mereka tersebut. Yohan kembali bergerak, kali ini membuka jas yang Yuvin kenakan secara paksa dan membuat Yuvin tersenyum dalam ciuman mereka.

“Engga... Jangan disini, sayang....“Yuvin menyudahi ciuman mereka dan menghentikan kegiatan Yohan yang berusaha menarik lepas jasnya.

Panggilan sayang yang Yucin ucapkan sukses membuat tersipu. Pipi Yohan lambat laun memerah, ditambah dengan rasa malu yang hadir karena usaha dia melepaskan jas Yuvin beberapa detik lalu. Yuvin tersenyum sambil mengusap pipi Yohan.

Selanjutnya, Yuvin kembali mendaratkan bibirnya, kali ini pada kening Yohan. Yuvin menyalurkan ketenangan untuk lelaki muda dihadapannya.

“Janji sama aku, jangan pernah sedih! Kalo sedih, inget aku aja!!! Kalo kangen kamu boleh telfon aku, nanti aku usahain ketemu kamu!!“ucap Yuvin mengusak puncak kepala Yohan.

Yohan mengangguk sebelum menabrakan dirinya dan masuk dalam dekapan Yuvin, sekali lagi dan terakhir kali.

(xposhie)

First Concert.


“Jadi besok gue harus bawa apa aja kalo konseran?“Seungyoun menyerahkan dua buah tiket kearah Sejin. Bukannya menjawab pertanyaan Seungyoun, Sejin justru terkejut melihat dua buah tiket di hadapannya.

“Youn!!! Anjir? WOODZ? Beneran? Ini kan udah Sold Out?“tanya Sejin setengah tidak percaya dan Seungyoun hanya tertawa.

“Gue harus rela rebutan sama Byungchan tuh biar dapetin tiket itu, untung aja dikasihin ke gue duluan”ucap Seungyoun lagi.

“Hah? Byungchan kok bisa? Yahhhh kasian dong Byungchan engga jadi dapetin tiket ini?“ucap Sejin pelan. Seungyoun menarik nafas panjang sebelum menjelaskan secara rinci kepada Sejin, setidaknya ia tidak mau membuat Sejin mengurungkan niatnya untuk menyaksikan penampilan artis kesukaannya tersebut.

“Jadi, ini tiket dari kenalan gue. Kebetulan, kenalan gue itu juga kenal Byungchan. Kalo lo nanya, kenapa Byungchan suka dapet tiket konser gratis, itu karena kenalannya itu”ucap Seungyoun lagi.

“Hah?!?!?!? Anjir!! Pantesan dia suka nawarin tiket cuma-cuma ke gue, Wooseok sama Yohan juga”ucap Sejin tidak percaya dan Seungyoun kembali tertawa.

“Jadi gimana? Gue harus bawa apa ke konseran besok?“tanya Seungyoun mengulang pertanyaan awalnya.

“Eh? Jadi dua tiket ini lo sama gue?“tanya Sejin sedikit terbata.

“Ya... Terserah sih, itu gue kasih ke lo. Kalo lo mau ajak yang lain juga engga apa-apa”ucap Seungyoun dengan nada yang terdengar kecewa.

“Kalo gue ajak Byungchan, nanti Wooseok sama Yohan cemburu. Kalo gue ajak Wooseok, nanti Byungchan sama Yohan cemburu. Kalo gue ajak Yohan, nanti Byungchan sama Wooseok cemburu.... Bingung....“ucap Sejin memainkan dua tiket ditangannya.

“Lo... Lo beneran mau ajak temen lo?“tanya Seungyoun terkejut dan Sejin menatapnya heran. Suasana cukup hening, karena Sejin yang hanya terdiam mendengar ucapan Seungyoun tersebut.

Lima menit berselang, Seungyoun belum membuka mulutnya lagi. Ia masih diam, mungkin kecewa karena keputusan yang dibuat Sejin. Akhirnya dimenit ketujuh, Sejin tertawa heboh sehingga membuat Seungyoun terkejut dan menoleh ke arahnya.

“Kenapa lo? Kesambet?“ucap Seungyoun serius dan Sejin menggeleng.

“Hahaha Youn... Maaf ya? Gue bercandaaaa!!! hahahaha”ucap Sejin masih tertawa.

“Hah?”

“Gue bercandaaaa!! Engga mungkin lah gue ajak salah satu temen kpopers gue ketika lo yang ngasih tiket ini ke gue. Yakali? Gue kayak kacang lupa sama kulitnya dong!!“ucap Sejin meledek dan Seungyoun terdiam menatap Sejin.

“jangan ngeliatin gue begitu dongggg, serem tau!!!“ucap Sejin menutup wajahnya dengan tiket yang masih ia pegang.

“Ihhhh gemes gue sama lo!! Andai nih andai engga ada yang marah, udah gue peluk lo sampe susah nafas!!“ucap Seungyoun menahan emosinya.

“Jangan!!! Nanti dimarahin WOODZ kalo peluk-peluk gueee!! Engga boleh!!!“ucap Sejin menjulurkan lidahnya dan berhasil membuat Seungyoun semakin gemas dibuatnya. Seungyoun pun hanya berani mengusak rambut Sejin karena belum berani memeluknya saat itu.

“Dengerin gue nih ya... Besok lo itu mesti bawa, ini tiket! Eh engga usah deh, biar tiket gue aja yang bawa soalnya nanti kalo lo yang bawa takut ketinggalan hehe”Seungyoun tidak bisa tidak ikut tersenyum mendengar penuturan Sejin tersebut.

“Hm... Bawa apalagi ya? Kok gue bingung? Emang lo belum pernah nonton konser apapun gitu?“tanya Sejin dan Seungyoun menggeleng.

“Kalo nonton ulang tahun team gue terus bintang tamunya Sheila On 7 itu termaksud konser, berarti gue udah pernah nonton konser!!“ucap Seungyoun bangga dan Sejin hanya dapat tersenyum sedih.

“Yaudah... Jangan lupa bawa powerbank ya! Jangan bawa rokok lo dulu, gue jamin lo engga akan boleh masuk kalo bawa rokok. Terus, engga usah bawa minum juga! Ah kalo nonton bola juga gaboleh bawa minum kan? Sama sih sebenernya....“ucap Sejin lagi.

“Baju? Gue pake baju apa?“tanya Seungyoun dan Sejin menatap Seungyoun sambil menggeleng lemah.

“Apapun itu yang penting nyaman! Jangan pake sendal, nanti kaki lo keinjek! Terus.... jangan pake jersey bola yaaa? hehehe”Sejin memohon kepada Seungyoun untuk satu hal tersebut.

Seungyoun mengangguk mendengar satu persatu penjelasan Sejin yang padahal sudah sangat ia ketahui, Nonton konser tidak akan beda jauh kan dengan nonton bola? Hanya saja, suporter tidak membawa lampu berwarna jika menonton pertandingan bola.

“Besok mau gue jemput jam berapa? Konser jam tujuh, berarti gue jemput jam empat engga apa-apa kali ya?“tanya Seungyoun tapi Sejin menggeleng.

“Jangannnn please!! Jam sebelas aja gimana? Gue mau nyari freebies ya ya ya?“ucap Sejin.

“Apaan itu? Lo kan engga butuh terompet atau sticker bendera buat di pipi kan?“tanya Seungyoun.

“Bukannnn itu!! Susah gue jelasinnya, tapi jangan kesorean ya? Jam sebelas aja, please?“ucap Sejin lagi dan Seungyoun akhirnya mengangguk setuju.


“Udah dapet semua?“tanya Seungyoun ketika Sejin menghampirinya yang menunggu Sejin hampir sejam di sudut tempat dimana konser akan berlangsung. Sejin menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Seungyoun.

“Banyak yang gue gatau dimana tempatnya!!! Tapi udah lumayan sih!!! Liat gue PIN!! Ini juga ada sticker lucu banget!! Nanti gue tempel di casing handphone gue... Terus...“ucapan Sejin terputus ketika Seungyoun menyerahlan dua buah plastik rapih kepadanya.

“Tadi ada orang rapih-rapih disini. terus gue liat kan eh ada mukanya si WOODZ itu, yaudah gue tanya aja eh dikasih gratisss sama dia”ucap Seungyoun santai.

“Hah?!??! Sumpah?!?!?1 Anirrr!!! Ini kan mini totebag yang lagi diincer orang-orang!!! Gue merasa bangga, dapet lewat jalur VIP”ucap Sejin tertawa. Sejin mulai merapihkan barang-barang yang ia dapatkan.

“Minum duluuu”ucap Seungyoun yang ternyata sempat pergi meninggalkan Sejin untuk membeli satu botol air mineral dingin untuk Sejin.

“Waaahhh ternyata enak ya pergi sama non-kpopers!! Gue sibuk kesana-kemari, ditungguin. Gue sibuk ngurusin freebies eh dibeliin minum”ucap Sejin panjang lebar dan Seungyoun tertawa.

“Tergantung orang juga kali, Jin! Ya kan ada tuh Non-kpopers yang kalo diajak maunya cabut aja karena bosen gitu?“ucap Seungyoun dan Sejin mengangguk setuju.

“Udah rapihin, nanti taroh mobil gue dulu. Habis itu kita makan dulu, udah hampir jam 2 nih. Lo belum makan kan?“tanya Seungyoun dan Sejin menggeleng.

“Jangan-jangan tadi engga sarapan juga?“tanya Seungyoun menebak dan Sejin hanya tersenyum.

“Gila!! Jangan gitu lah JIn. Gue tau lo excited tapi makan sama kesehatan juga utama”ucap Seungyoun menahan emosi.

“Gue sama temen-temen gue nih kalo mau nonton bola pasti makan dulu, tuh makanya Seungwoo nemuin lampu temen lo itu pas kita lagi makan siomay!“ucap Seungyoun lagi dan Sejin hanya dapat mengercutkan bibirnya.

“Gini deh, lo asik hype artis idola lo tapi lupa makan terus sakit. Nah kalo lo sakit kan engga bisa hype lagi? Lo nanti ketinggalan berita, terus banyak deh kerugian lainnya”ucap Seungyoun menasihati. Sejin terdiam.

“Gue engga marah loh beneran!! Udah rapihin, terus kita makan habis ini sebelum nanti lo nyanyi-nyanyi teriak di dalem”ucap Seungyoun mengusap puncak kepala Sejin.


Seungyoun menarik Sejin ketika beberapa orang mulai saling dorong bersamaan dengan “gate” yang mulai dibuka. Sejin pun melirik Seungyoun, tetapi setelahnya ia memasrahkan dirinya dirangkul Seungyoun karena sejujurnya ia juga takut dengan keramaian seperti ini. Biasanya ada Byungchan yang bertubuh besar atau Yohan yang siap menariknya jika terbawa arus kerumunan.

“Kenapa ya orang-orang harus buru-buru? Kan semua pegang tiket, pasti kebagian kursi kan?“ucap Seungyoun pelan dan Sejin tertawa.

“Ya kan namanya mau ketemu idola! Lo juga kan pasti udah duduk di dalam stadion dari Jam 4 sore walaupun mulai bolanya jam 7 kan? Ngaku!!!“ucap Sejin sedikit menolehkan kepalanya dan Seungyoun tersenyum.

“Kan jam segitu pas pemain lagi pada latihan, lumanya kan tontonan gratis!! Yang dirumah engga bisa liat hahaha”ucap Seungyoun pernuh percaya diri.

Seungyoun dan Sejin akhirnya berhasil masuk ke dalam venue dengan dua buah tiket yang mereka Sejin pegang.

“Ke sebelah sana engga sih Jin? Nomer kecil kan?“tanya Seungyoun menunjuk.

“Siapa tau kan nomer kecilnya darisana, Youn?“ucap Sejin menunjuk arah sebaliknya.

“Tapi bisa juga ada dibawah sih”Sejin menggaruk kepalanya bingung.

“Misi... Boleh tau nomer bangkunya engga?“Seungyoun memberhentikan beberapa anak remaja wanita yang bergerombol untuk menanyakan tiket mereka.

“Ah!! Oke makasih yaaaa”ucap Seungyoun setelah mendapatkan arahan.

“Dibawah Jin ternyata, di depan!!“ucap Seungyoun bangga.

“Hah??? Masa sih???“ucap Sejin tidak percaya.

“Udah buruan!!! Diliatin staffnya tuh, kita kelamaan berdiri disini soalnya”ucap Seungyoun menarik Sejin agar mengikutinya.

“Lo berarti engga ngecheck denah ya? Biasanya kan kalo konser ada denah tempat duduk?“tanya Seungyoun saat mereka sudah duduk di kursi sesuai dengan tiket mereka.

“Loh? Kok lo tau?!?!?!?! Katanya engga pernah nonton konser?“tanya Sejin curiga dan Seungyoun tertawa.

“Kan di GBK beberapa kali ada konser. gue sempet liat posternya terus ada denah kursi warna warni gitu”ucap Seungyoun menjelaskan dan Sejin mengangguk percaya.

Seungyoun dan Sejin pun sibuk dengan kegiatan masing-masing. Seungyoun memeriksa ponselnya yang ternyata sudah banyak chat masuk dan Sejin sibuk mengabadikan venue konser untuk diberikan ke teman-temannya.

“Anjir?!?!?!?“Seungyoun sedikit berteriak ketika melihat sebuah mention di twitter yang masuk ke ponselnya. Ia pun berdiri dan menolehkan kepalanya, mencari keberadaan seseorang.

“Kenapa Youn? Ada yang ilang?“tanya Sejin panik tetapi Seungyoun menggeleng.

“Ada bang sunho!! Yang ngasih gue tiket ini!!! Nih foto kita dari dia, sumpahhh tuh orang bukannya bantuin malah foto-foto dari jauh”ucap Seungyoun sebal.

“Oh? Bilangin makasih ke Bang Sunho ya Youn!!! Akhirnya gue bisa liat WOODZ secara langsung!!!“ucap Sejin ceria.


After Concert

Kancing


Cerita Sebelumnya

“Gue jemput besok pagi! Bilang Yuvin, main aman! Jangan ninggalin bekas trus jangan kasar-kasar soalnya besok lo masih ada schedule“Yohan mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan manager yang sudah seperti teman baiknya. Karena manager pribadi Yohanlah satu-satunya yang mengetahui hubungan Yohan dengan Yuvin, selain Kookheon.

“Udah sana masuk! Engga usah pura-pura gatau passwordnya! Keburu nanti ada yang liat”Yohan menatap tajam managernya sebelum menekan password yang telah ia hafal di luar kepala.

“Inget pesen gue!!!“ucap manager Yohan sekali lagi.

“Iya ih baweeellll!!!“ucap Yohan sebelum menutup pintu sedikit kasar.

“Kok balik lagi? Kelupaan apa—— Oh kamu udah dateng? Aku kira kookheon balik lagi”ucap Yuvin santai.

“Manajer kamu engga ikut masuk?“tanya Yuvin dan Yohan menggeleng sambil duduk di sofa ruang tamu yang sudah seperti rumah ketiga, tentunya setelah rumah orang tua dan apartment pribadinya.

“Udah makan?“tanya Yuvin dan Yohan mengangguk singkat.

“ACnya mati dari kemaren, belum sempet manggil tukang reparasinya. Ke kamar aku aja sana, ACnya nyala kok”ucap Yuvin menunjuk sebuah kamar yang pintunya tertutup. Yohan menggeleng, Yuvin pun mengambil sekaleng minuman bersoda yang dingin untuk kekasihnya tersebut.

“Kemaren ka yuvin ketemu Dohyon kan? Dia udah jadi anak SMA huhuhuhu gemes pastiiii”ucap Yohan tiba-tiba.

“Engga usah nanyain Dohyon buat ngalihin omongan, kamu kesini kan mau nyeritain kesibukan baru kamu yang suka ngelepasin kancing kalo pemotoretan itu kan?“ucap Yuvin yang tiba-tiba saja merubah menjadi mode serius.

“Kaaaaaa!! Kan aku udah bilang kalo itu disuruh ihhh bukan mau aku”ucap Yohan merajuk.

“Terus bajunya mana? Kan kancingnya mau aku jahitin biar besok-besok kamu engga perlu umbar dada pas pemotretan”ucap Yuvin lagi dan Yohan menarik nafas panjang.

“Ihhhh ka yuvin!!! Itu bukan baju aku tau! Kan aku disuruh doang, yaudah aku ikutin. Habis pemotretan, aku balikin lah bajunya. Lagian kancingnya tuh adaaaa, tapi emang disuruh dibuka tauuuu!!!“ucap Yohan menjelaskan dengan nada gemas.

Suasana hening menyelimuti keduanya. Hanya ada suara tivi yang bahkan tidak mereka ketahui apa acaranya. Yuvin dan Yohan, saling rindu tapi enggan mengungkapkan. Terlalu gengsi sehingga mereka menahan rasa tersebut seorang diri.

“Panas kan? Ke kamar aku aja yuk yang ACnya nyala?“ajak Yuvin tapi Yohan bergeming dan berdiam di tempat.

“Kamu mau disini aja? Tidur disini? Panas-panasan?“Tanya Yuvin lagi dan Yohan hanya menatap Yuvin.

“Aku mau numpang mandi dulu, boleh?“ucap Yohan pelan dan Yuvin mengangguk.

“Yaudah mandi aja dulu, kalo udah mandi langsung ke kamar aku aja ya!!“ucap Yuvin mengusak rambut Yohan dan Yohan mengangguk setuju.


Selesai mandi, Yohan masuk ke kamar pribadi milik Yuvin yang memang berbeda dengan kamar milik Kookheon. Setelah meletakan tas yang dibawanya di pojok ruangan, Yohan menghampiri YUvin yang masih fokus kepada ponsel pintarnya.

“Kaaaa, pinjem hair dryer ada engga?“ucap Yohan pelan dan Yuvin hanya menunjuk sebuah meja yang cukup berantakan. Yohan berdecak sebal karena Yuvin mengabaikannya.

“Kaaaa, bantuin dong! Susah nih bagian belakangnya”ucap Yohan merajuk tetapi Yuvin tetap fokus dengan ponselnya.

“Kaaaa yuvin!!! Ih yaudah ya aku engga usah nginep aja!!! Aku minta jemput aja kalo kamu masih diemin aku!!!“ucap Yohan kesal dan Yuvin pun menoleh kearah Yohan. Yuvin meletakan ponselnya di tempat tidur dan berjalan ke arah Yohan yang sedang mengerucutkan bibirnya.

“Iyaaaa maaf, tadi game nya lagi seru soalnya”ucap Yuvin sambil mengambil alih hair dryer yang digunakan Yohan. Yuvin pun mulai mengeringkan rambut Yohan, fokus Yuvin hanya fokus kerambut lelaki yang lebih muda darinya itu tanpa menyadari bahwa ada orang yang sedang menetralkan detak jantungnya.

Yuvin yang telah selesai mengeringkan rambut Yohan pun mengangkat wajahnya dan melihat Yohan dari cermin yang berada di depannya. Yuvin berulang kali mencoba menelan ludahnya, melihat kekasihnya yang berada persis di depannya.

“Yoy, engga dingin?“ucap Yuvin menunduk dan berusaha mengancingkan dua kancing teratas piyama milik Yohan.

“Katanya ka yuvin mau bukain kancing baju aku? Kenapa malah dikancingin?“ucap Yohan menghentikan gerak tangan Yuvin. Wajah Yohan dan Yuvin hanya berjarak beberapa centimeter. Mereka berdua terdiam.

Yuvin menarik nafas panjang sebelum membalik badan Yohan dan menariknya dalam sebuah lumatan. Rindu yang membucah membuat Yuvin dan Yohan melakukan ciuman tersebut dengan berantakan. Lidah saling beradu dengan kepala yang memberikan kemudahan untuk saling mengeksplorasi.

Sesuai janjinya, Yuvin menarik seluruh kancing piyama milik Yohan dan membuat seluruh kancingnya lepas berserakan. Yohan mulai mengalungkan tangannya di leher Yuvin dan sedikit melompat untuk setelahnya berada dalam dekapan Yuvin. Yohan menarik pelan rambut Yuvin dengan lidah yang masih saling beradu satu sama lain.

“Nghhh.... Ka Yuvin....“Yohan melenguh ketika Yuvin meremas kedua bokong milik Yohan dari luar celananya. Yuvin menggendong Yohan dan meletakannya di kasur miliknya sendiri. Mereka melepas lumatan bibir mereka dan nafas keduanya terengah.

Yuvin memperhatikan betapa berantakannya Yohan yang terbaring di kasurnya dengan piyama terbuka. Detik berikutnya, Yuvin melepaskan kaos dan celana pendek miliknya, membuat Yohan melakukan hal yang sama untuk dirinya sendiri.

Kedua hanya memakai celana dalam yang menutupi pusat area tubuh mereka ketika Yuvin kembali melumat bibir Yohan kasar. Tangan Yuvin tidak tinggal diam, ia membawa tangan kanannya kepusat tubuh Yohan dan mengelusnya dari luar celana dalam milik Yohan.

“Nghhh.... Kaaa.... Enakhhhh....“ucap Yohan membusungkan dadanya. Yuvin kembali memutus ciuman mereka untuk kemudian mendaratkan bibirnya di bawah telinga Yohan.

“Ahhh... Gelhiiihhh kaaaaaghhh....“ucap Yohan yang menjambak rambut Yuvin semakin kencang.

“Kaaaaghhhh....“Yohan menarik wajah Yuvin ketika Yuvin menggigit lehernya. Yohan menatap Yuvin dan menggeleng.

“No...Besok aku ada jadwal... Jangan buat tanda...“Yuvin tau konsekuensinya dan ia menuruti kekasihnya.

“Kaaa Yuvinhhhh!!!“Yohan mengerang keras ketika Yuvin justru mendaratkan bibirnya pada salah satu noktah merah muda di dadanya. Yuvin menjilat, sesekali menjilat dan menggigitnya pelan. Yohan semakin tidak berdaya dibawah tubuh besar Yuvin.

Tangan Yohan hanya mampu menarik dan menjambak rambut Yuvin. Sedangkan tangan Yuvin bekerja dengan keras, mengusap kejantanan Yohan dan satunya mengusap noktah merah muda milik Yohan yang bebas.

“Ohhh.... Shiittt!!! Kaaaghhh... Anjinghhh... Aku mau keluarrrrhhh...“Yohan bergerak gelisah.

Yuvin tau kekasihnya akan menjemput putihnya. Ia memasukan tangannya dan mengocok penis tegang milik Yohan tanpa melepas celana dalamnya. Bibir Yuvin masih setia menghisap seperti anak bayi yang kehausan. Yohan tau Yuvin gila. Yuvin terlalu gila karena berhasil membuatnya mencapai putihnya hanya dengan permainannya ini.

“Kaggghhhh!!! Ahhhh....“Yohan berteriak. Badannya melengkung keatas. Cairannya mengotori tangan serta celana dalam miliknya sendiri. Yuvin menyudahi permainannya pada tubuh Yohan dan menatap kekasihnya dalam. Yohan masih memejamkan mata dengan nafas terengah ketika Yuvin berjalan untuk mengambil beberapa benda dari laci mejanya.

Yohan kembali membuka matanya ketika merasakan pergerakan dikasur milik Yuvin. Tisu, pelumas dan satu bungkus kondom. Yuvin tersenyum sambil memberikan kode kepada Yohan untuk mengangkat pinggangnya. Yohan menurut. Yuvin pun melepaskan celana dalam Yohan yang kotor.

Yohan sudah sepenuhnya telanjang. Yuvin pun menarik sebuah tisu untuk membersihkan penis Yohan yang telah menyemburkan cairan putihnya beberapa saat lalu.

“Capek? Mau udahan aja?“tanya Yuvin terlampau lembut dan Yohan menggeleng. Yohan pun bangkit dan duduk berhadapan dengan Yuvin diatas kasur.

“Tadi Ka Yuvin udah buat aku keluar, sekarang giliran aku!“ucap Yohan semangat.

“Yakin? Emang engga cape? Besok kami ada jadwal loh”ucap Yuvin meledek dan membuat Yohan mengerucutkan bibirnya. Yuvin tertawa sebeluk akhirnya mencuri satu ciuman singkat di bibir Yohan.

“Yaudah iyaaaa, perlu ini?“tanya Yuvin menyerahkan pelumas dan kondom. Yohan pun menerimanya dengan semangat.

“Aku senderan aja ya?“tanya Yuvin dan Yohan mengangguk. Sama seperti Yuvin, Yohan juga membuka celana dalam milik kekasihnya tersebut. Jika tadi Yuvin membersihkan penis Yohan setelah melepaskan celananya, Yohan berbeda.

Yohan langsung menggenggam kebanggan Yuvin yang telah beberapa kali memberinya kenikmatan. Yohan mengurutnya pelan, tapi berhasil membuat Yuvin memejamkan matanya dan menggigit bibirnya. Yohan tersenyum bangga, maka selanjutnya ia memasukan penis Yuvin ke dalam mulutnya dan membuat Yuvin membuka matanya kembali.

“Anjinghhhh!! Bangggsathhh.... Yohannnn enakkhhh ahhhh!!“Yuvin tanpa sengaja beberapa kali menahan kepala Yohan dan membuat penisnya tepat mengenai pangkal tenggorokan milik Yohan. Tidak, Yohan tidak tersedak justru ia menikmatinya.

Yuvin gila dengan gerakan tangannya tadi sedangkan Yohan sangat gila dengan gerakan mulutnya. Yuvin benar-benar diberikan kepuasaan hanya dengan blowjob yang Yohan berikan.

“Ahhh.... Akuhhh mau keluarrhhh...“Yuvin menjambak rambut kekasihnya ketika pencapaiannya semakin mendekat dan Yuvin menumpahkan cairannya di dalam mulut Yohan.

“Buang...“Yuvin lelah tetapi tetap memperhatikan Yohan. Ia memberikan selembar tisu yang digunakan Yohan untuk membuang cairan cintanya.

“Kalo aku engga ada jadwal padahal mau aku telen!!“ucap Yohan merajuk.

“Nanti kita main lagi ya? Pas kamu sama aku besoknya sama-sama engga ada jadwal”ucap Yuvin mengusap kepala Yohan dan Yohan mengangguk.

“Tidur?“tanya Yuvin tetapi Yohan menggeleng. Yohan justru menabrakan badannya ke tubuh Yuvin dan membuatnya duduk dipangkuan Yuvin. Yohan melumat bibir Yuvin kasar.

“Nghhhh....“Yohan dan Yuvin mengerang ketika Yohan mencoba memasukan penis Yuvin yang basah ke dalam lubang Yohan yang belum tersentuh. Yuvin melepaskan ciumannya.

“Berhenti!“ucap Yuvin tapi Yohan menggeleng dan tetap menuntun penis Yuvin agar masuk ke dalam lubangnya.

“Kamuggghhh ahhh engga pake pelumashhh!!“Yuvin mencoba menjelaskan tetapi Yohan justru menundukan kepalanya dan meletakannya di pundak Yuvin.

“Diemhhh ka!! Biarrhhh ah... Aku sukaaa...“ucap Yohan setelah berhasil memasukan penis Yuvin ke dalam lubangnya. Yuvin mengusap punggung Yohan menenangkan. Keduanya belum ada yang bergerak.

“Gerakhhh kaaa...“ucap Yohan pelan.

“Hm? Katanya kamu yang mau muasin aku?“ucap Yuvin meledek, tetapo tangannya masih setia mengusap punggung Yohan. Yohan mendecak sebal, tangannya memukul punggung Yuvin.

Yuvin tertawa renyah sebelum menggerakan pinggangnya membuat Yohan terkejut.

“Ahhh... Kaaaghhh! Ahhhh...“Yohan menegakan badannya. Posisi seperti ini selalu menjadi favorit Yohan. Penis Yuvin dalam menusuk prostatnya dan Yohan dapat dengan leluasa melihat wajah Yuvin.

“Sakit?“tanya Yuvin sambil menatap Yohan lembut. Yohan menggeleng sambil tersenyum.

“Ahhh... Nghhh... Kagghh!! Ahhh...“Yohan mencengkram kedua bahu Yuvin ketika Yuvin mempercepat gerakan pinggangnya.

Gerakan Yuvin semakin cepat. Bermodalkan kedua tangannya yang berada dipinggang Yohan. Yohan pun sama, ia semakin kencang mencengkram pundak Yuvin dan mendongakkan kepalanya ketika penis Yuvin tepat mengenai prostatnya.

“Nghhh.... Hannn!!! Ahhhh....“Yuvin mengerang ketika pelepasannya semakin dekat. Mereka saling tatap ketika putih menghampiri keduanya. Keduanya sampai pada putihnya kedua kalinya.

Yohan kembali menjatuhkan kepalanya di pundak Yuvin. Tangan Yuvin kembali mengusap punggung Yohan untuk menenangkan. Nafas keduanya berderu cepat.

“Ayok bersih-bersih dulu”ucap Yuvin pelan.

“Bentar ka....“ucap Yohan dan Yuvin menuruti. Usapan Yuvin masih berlanjut dan tidak lama terdengar dengkuran halus yang terdengar, Yohan tertidur diatas pangkuan Yuvin dengan penis Yuvin yang masih berada di lubang Yohan. Yuvin tersenyum.

Pelan, yuvin mengeluarkan penisnya dan membuat cairannya merembes keluar. Setelah menidurkan Yohan, Yuvin pun bangkit untuk mengambil kain basah guna membersihkan tubuh Yohan yang sudah tertidur.

“Makasih... Maaf bikin kamu kecapean”ucap Yuvin sambil membasuh seluruh tubuh Yohan dengan kain basah.

Setelah membersihkan tubuhnya, Yuvin pun ikut merebahkan dirinya disamping Yohan dan mendekap tubuh Yohan guna mencari kehangatan.


“Bangsat Yuvin!! Pantesan gue engga boleh balik malem ini!!!“Kookheon menggerutu sambil mengambil dompetnya yang tertinggal di kamarnya


(xposhie)

Makan Siang.


Cerita Sebelumnya

Sejin melirik ke arah pintu ketika mendengar seseorang menekan tombol password secara terburu-buru. Beberapa kali salah, tetapi akhirnya pintu berhasil terbuka.

Sejin berjalan untuk menyambut kedatangan seseorang dan tersenyum ketika orang tersebut datang dengan nafas terengah. Sejin mengangkat sebelah alisnya, merasa heran dengan tatapan orang di hadapannya tersebut.

“Kamu tau berapa lampu lalu lintas yang harus aku lewatin biar bisa sampe sini?“tanya Seungyoun sambil melempar tasnya ke lantai.

Sejin menggeleng, melangkah kebelakang menjauhi Seungyoun.

“Ada lima lampu lalu lintas, semuanya serempak berwarna merah pas aku lewatin. Masing-masing waktunya 3 menit. Jadi... Kamu tau berapa waktu tambahan yang aku perluin buat sampe sini?“Seungyoun terus melangkah maju mendekati tunangannya tersebut.

Jas sudah ia tanggalkan dan dasi sedang coba ia longgarkan untuk dilepaskan. Sejin menelan ludahnya dengan susah payah melihat betapa panasnya Seungyoun dihadapannya saat ini.

“Waktu tempuh aku biasanya cuma 30 menit, tapi siang ini aku harus lebih lama 15 menit karena waktunya tepat sama orang-orang yang balik ke kantor habis makan siang”

Langkah Sejin berhenti di meja makan. Ia melirik sekilas, buntu. Tidak ada tempat untuk Sejin melangkah atau berlari menjauh dari Seungyoun.

“Hehehe kamu udah makan siang belum jadinya? Kita makan dulu aja, yuk! Tapi pesen ya? Soalnya aku engga masak”Sejin berusaha mencairkan suasana agar Seungyoun sedikit menurunkan suhu tubuhnya.

Seungyoun mengeluarkan seringainya. Ia mengeluarkan ponsel dan kunci mobilnya sebelum mengunci pergerakan Sejin diantara meja makan dan dirinya sendiri.

Seungyoun sengaja. Dia sengaja menggesekan kemaluannya ke paha Sejin yang tidak berbalut apapun. Siang itu Sejin hanya menggunakan kemeja putih seperti di foto yang ia kirimkan.

“Pesenan aku udah sampe kok”ucap Seungyoun meraih tangan Sejin dan meletakannya tepat di depan resletingnya.

Seungyoun menuntun Sejin untuk mengusap kejantannya yang sudah menegang di balik celana bahan yang ia kenakan. Sejin tersenyum miring sebelum melakukan sendiri kegiatan usap mengusapnya. Sesekali Sejin menekan tepat diujung kepala kejantanan Seungyoun.

“Nghhh... Mana pesenan aku?“Seungyoun lemah. Sentuhan kecil Sejin membuatnya menjatuhkan kepalanya di ceruk leher Sejin.

“Pesenan kamu ada dimeja makan...“Sejin berucap dengan nada menggoda tepat ditelinga Seungyoun.

Seungyoun menarik nafasnya panjang sebelum kembali menatap Sejin. Sentuhan Sejin masih konstan pada kejantanan Seungyoun. Sejin tersenyum menatap Seungyoun dengan tatapan tidak kalah menggoda dari ucapannya sebelumnya.

“Hmphhh...“Sejin terkejut ketika Seungyoun tiba-tiba mendaratkan bibirnya diatas bibir Sejin. Tangan Sejin terlepas dari kejantanan Seungyoun dan menahan Seungyoun agar berlaku sedikit lebih lembut.

Setelah menemukan ritme permainan Seungyoun, Sejin mengalungkan tangannya di leher Seungyoun dan membalas lumatan yang diberikan Seungyoun.

“Ahhhh....“Sejin mendesah kala Seungyoun mengusap paha dalamnya. Seungyoun mengangkat tubuh Sejin dengan mudah agar duduk diatas meja makan.

Sejin melingkarkan kakinya di pinggangnya Seungyoun. Tangannya membuka satu persatu kancing kemeja Seungyoun, membukanya dan melemparnya secara asal. Sedangkan Seungyoun menarik paksa kemeja Sejin.

“Tadi udah kamu buka kenapa dipake lagi?“ucap Seungyoun terengah.

“Makanan perlu diangetin sayang, jadi aku buka dulu tadi...“ucap Sejin sensual.

Seungyoun menatap tunangannya tersebut dengan tatapan tidak percaya karena tunangannya bisa berkata hal yang dapat meningkatkan libido di dalam dirinya.

Seungyoun kembali mengeluarkan seringai tipisnya sebelum mengecup leher Sejin yang putih. Bagaikan makan siang sungguh, Seungyoun sesekali menggihit leher Sejin sehingga membuat Sejin mengerang dan muncul bekas di lehernya.

Sejin tidak butuh aba-aba, ia juga perlu makan siangnya. Maka selanjutnya, ia membuka ikat pinggang milik Seungyoun dan membuka celana bahan tersebut. Celana panjang Seungyoun telah teronggok tidak berdaya di lantai.

Nakal, siang ini Sejin sangat nakal. Sejin mengelua kembali kejantanan Seungyoun dengan telapk kakinya. Bahkan sesekali ia memberikan gerakan menggelitik dan membuat Seungyoun bergerak tidak beraturan.

“Nghhh... Youn... Udahan makanan pembukanya dong... Ahhhh... Sekarang intinya aja.... Aishhh...“Gigitan terakhir dari Seungyoun di kedua nipple milik Sejin.

Nafas Seungyoun dan Sejin beradu cepat. Seungyoun memberika kecupan demi kecupan dari dada hingga kejantanan Sejin yang masih terbungkus celana dalamnya.

Seungyoun membuka celana dalam Sejin, sebatas dengkul. Kedua kaki Sejin ia naikan ke atas pundaknya, sedangkan dirinya mulai memakan lubang Sejin yang berkedut.

“Ahhh... Seung—— Younhhh!! Aku juga perlu makan siangku... Nghhh...“Sejin menarik-narik pelan rambut Seungyoun.

Sejin keluar, putihnya membasahi perutnya sendiri. Nafasnya terdengar memenuhi ruang makan siang itu. Seungyoun tersenyum puas.

Seungyoun kembali berdiri dan membuka sendiri celana dalam yang masih ia kenakan. Hanya berandalkan cairan milik Sejin, Seungyoun membasahi kejantannya.

“Selamat menikmati!!“Seungyoun kembali melumat bibir Sejin ketika pergerakan dibawah sana baru saja dimulai.

“Ahhhh....”

“Nghhh....”

Sejin mendesah, Seungyoun mengerang. Perlu beberapa saat untuk mereka menetralkan nafas dan denyut jantung mereka berdua sebelum masing-masing dari mereka menggerakan pinggang secara berlawanan arah.

Beberapa kali Seungyoun mencuri kecupan di bibir Sejin. Siang itu mereka bergerak santai dan konstan. Tidak terburu-buru. Mereka menikmati moment berdua di atas meja makan dengan saling mengaggumi satu sama lain.

Pergerakan keduanya terhenti ketika ponsel Seungyoun bergetar. Tanpa melepas tautannya, Seungyoun meraih ponselnya. Ia kembali bergerak ketika telah berhasil meraih ponselnya. Sejin mendelik kaget, karena kekasihnya berani menerima telfon ketika mereka tengah bercinta.

“Nghh... Ha— Lo?”

Sejin menggeleng melihat kelakuan tunangannya. Ia menutup mulutnya, berusaha mengurangi suara desahan yang keluar dari mulutnya.

“Hm... Kenapahh?“ucap Seungyoun mencoba tenang tetapi gerakannya dibawah sana tidak berhenti.

“Tolong kirimin lagi laporan lo yang tadi ya, Youn! Kena virus nih jadi filenya ilang”

“Nghh... I— Ya! Nan... Ti! Nghh.. Gue kirim!“ucap Seungyoun.

“Ahhh.... Nghhh...“Sejin kelepasan. Desahan terdengar nyaring karena gerakan Seungyoun tepat mengenai prostatnya.

“Ngapain lo? Sejin engga apa-apa?”

“Engga apa-apa kokkkhhh! Ini... Magghhnya kambuhhh barusannn sakit laghii”ucap Seungyoun lagi.

Sejin menggeleng menatap Seungyoun ketika kenikmatannya kembali datang. Seungyoun pun menggenggam pinggang Sejin dan menambah kecepatan gerakan pinggangnya.

“Ahh... youn!!!“Sejin menutup mulutnya menghalau desahan itu.

“Eh anjir!! Itu lo urusin dulu deh Sejinnya. Nanti aja kirim filenya”

“Nghhh... Okehhh! Thank youuu”

Seungyoun mematikan panggilan telfonnya dan melentakan ponselnya kembali di sebelahnya. Sekarang dua tangannya memegang kedua pinggang Sejin. Keduanya akan segera menjemput putihnya.

Seungyoun menaikan salah satu kaki Sejin ke atas pundaknya membuat penisnya kembali mengenai prostat milik Sejin. Ponsel Seungyoun kembapi berdering.

“Apaan lagi, Anjinggghhh!!!”

“Seungyoun?”

“Ahhh iya pak? Ada apa?”

Pergerakan Seungyoun melembat dan membuat Sejin pusing dibuatnya. Sejin pun melingkarkan kakinya dipinggang Seungyoun dan mendorong tubuh Seungyoun agar duduk di kursi yang terletak di dekat mereka.

“Ahhhh... younn!!!“Sejin meringis diatas pangkuan Seungyoun. Gerakan naik turunnya berantakan, tapi penis Seungyoun tetap memberikannya kenikmatan.

“Nghhh... Iya ada apaahhh pak?”

Seungyoun berusaha menetralkan suaranya. Tangan kanannya memegang ponsel sedangkan tangan kirinya memegang pinggang Sejin.

“Sedang apa? Kamu izin?”

“Nghhh... Iya pak! Kebetulannn—– Kebetulan tunangan saya sakhiittt pak! Ini saya mauughh anter ke rumahh sakittthhh...“ucap Seungyoun.

“Ahhhh... Youn.... Seung... Youn!!!“Sejin kacau, desahannya semakin tidak dapat ditahan karena putihnya benar-benar semakin dekat.

“Maafghhh pak! Sayaa sedang gendongghh tunagan saya pakk jadi—– nghhh ngos-ngosan...”

“Ah baiklah! Saya telfon lagi nanti. Cepat antar tunanganmu ke rumah sakit! Cepat sembuh!!”

“Ahhh... Iya pak!!! Terimakasihhhh... Nghhhh...”

Ponsel tersebit benar-benar dilempar Seungyoun. Sejin sudah tidak kuat dan meletakan kepalanya di pundak Seungyoun. Tangan dan pinggang Seungyoun kembali bekerja. Tubuh Sejin terhentak keatas seiring dengan gerakan yang Seungyoun berikan.

“Nghhhh.... Jin!!! Ahhhh....!!!”

“Younnhhhh.... Ahhh....”

Seungyoun dan Sejin mencapai putihnya. Seungyoun terpaksa mengeluarkan cairannya di dalam Sejin karena posisinya yang duduk diatas kursi. Sedangkan Sejin kembali mengotori perut dan dadanya.

“Makasihhh buat makan siang spesialnya”ucap Seungyoun mengecup pundak Sejin.

“Bos kamu gimana?“ucap Sejin lemah.

“Biarin aja! Dia percaya kok kalo kamu sakit....“ucap Seungyoun. Hening menyelimuti ruang makan tersebut.

“Tinggal makanan penutup...“Pelan tapi pasti, Seungyoun kembali menggerakan pinggangnya.

“Nghhh... Youn!!! Kasur aja!! Capek...“ucap Sejin protes tetapi tetap mendesah.

Mendapat lampu hijau, Seungyoun pun menggendong Sejin ke kamar mereka untuk menyantap hidangan penutupnya.

(xposhie)

Final Result


Empat mobil sport sudah berjajar di garis start malam itu. Diantaranya ada Seungwoo, Jaebum, Seungyoun dan Sunho. Masing-masing berusaha mendapatkan kemenangan demi sesuatu yang mereka incar.

“Lo boleh bawa Jaewoo balik kalo lo menang malem ini. Tapi kalo lo kalah, jangan pernah ikut campur apapun tentang Jaewoo kalo itu ada di dalam lingkungan Blue Rose”

Jaebum menyetujui tawaran Sunho malam itu.

“Gue menang, Byungchan gue bawa. Kalo lo menang, terserah lo”

“Engga. Siapapun yang menang malem ini harus ikutin apapun mau aku”

Byungchan mendekat saat Seungwoo berusaha membuat perjanjian dengan Seunyoun sebelum pertandingan dimulai. Awalnya Seungwoo ingin menolak, tetapi akhirnya ia menyetujui keinginan Byungchan karena ia masih sangat mempercayai Byungchan.

“Ka....“Byungchan mencoba mendekati Seungsik saat pertandingan akan di mulai.

“Engga bisa ka... Gue engga bisa... Mau gimanapun hasilnya nanti, gue engga bisa sama Ka Senu...”

“Byungchan! Lo waras kan? Lo bisa omongin ini sama Seungwoo dulu. Lo engga boleh gegabah kalo ngambil keputusan. Kita bertujuh, kita bisa saling tukar pendapat”Seungsik berbisik tetapi Byungchan menggeleng takut.

“Ka... Lo tau kan Papanya Ka Senu kayak gimana? Engga bisa... Nanti kalo gue tetep sama Ka Senu, gue takut Ka Senu berantem sama papahnya”

“Lo udah pernah nanya sama Bang Senu?“tanya Seungsik dan Byungchan menggeleng.

“Jangan ngambil keputusan sepihak. Lo gatau hati seseorang. Tapi lo harus tau, Bang Senu selalu percaya apapun itu kalo berhubungan sama lo”Tepat saat Seungsik berbicara seperti itu, pertandingan dimulai.

Menghindari kecelakaan yang terjadi seperti beberapa waktu lalu, anggota Q, Dionysus serta Oasis berjaga di beberapa titik yang memang riskan terjadi kecelakaan. Mereka tidak ingin terjadi hal yang sama untuk kedua kalinya.

Pertandingan pada umumnya berlangsung satu jam atau lebih, tetapi pada menit kelima puluh tujuh sebuah mobil sudah terlihat dari kejauhan. Seungsik tersenyum dari tempatnya berdiri ketika mengetahui mobil yang mendekati garis finish tersebut.

“Jangan buat keputusan yang salah”ucap Seungsik sebelum mendekati Seungwoo yang baru saja keluar dari mobilnya.

“Aku menang, jadi kamu pulang sekarang sama aku”ucap Seungwoo datar sambil menarik tangan Byungchan.

“Ka.... Engga mau...“ucap Byungchan pelan.

Jaebum yang menempati urutan kedua langsung keluar dari mobilnya dan menghampiri Jaewoo.

“Lo juga ikut gue balik!“ucap Jaebum menunjuk Woonjae, tetapi Woonjae hanya terdiam.

“Pertandingan ini cuma buat Jaewoo kan? Jangan mentang-mentang lo menang, trus lo mau bawa adek lo dua-duanya”ucap Sunho yang tiba-tiba muncul dihadapan Jaebum.

“Bang... Biarin, nanti kita cari cara lain”ucap Jaewoo menarik kaka laki-lakinya menjauh dari hadapan Sunho.

“Pulang Byungchan!!“ucapan Seungwoo membuat Sunho mendekato mereka.

“Santai dong boss! Kalo dia engga mau, ya jangan dipaksa?“ucap Sunho mencoba melepas tangan Seungwoo dari pergelangan tangan Byungchan.

“Laki kan lo? Jangan suka maksa lah! Mikir dong, kenapa dia engga mau sama lo lagi...“Sunho berucap dengan nada merendahkan.

“Anj——”

“Ka Senu!!“Byunchan akhirnya menaikan nada bicaranya saat melihat Seungwoo ingin melayangkan tinjunya.

“Aku udah bilang kan tadi, kalo aku mau putus? Udah dong, ka! Kenapa kamu masih maksa aku?“ucapan Byungchan bergetar.

“Aku iyain kemauan Seungyoun buat tanding, oke! Tapi aku kan udah bilang, kalo keputusan akhir tetep di aku kan?“Byungchan menatap Seungwoo tajam.

“Aku tetep mau putus sama kamu, ka! Udah ya? Jangan paksa-paksa aku lagi!!“ucap Byungchan tegas.

“Kenapa nih? Sayanggg, kamu kenapa?“semua orang menoleh dan mendapati Seungyoun berjalan ke arah kerumunan tersebut.

Seungyoun menggenggam tangan Byungchan dan menariknya ke dalam pelukannya dengan disaksikan oleh Seungwoo.

“Udah kan? Byungchan udah bosen sama lo! Dia udah engga mau sama lo, ngerti?“ucap Seungyoun sambil mengusap punggunh Byungchan. Seungwoo marah, rahangnya mengeras.

“Sayanggg, jangan nangis dong. Engga bakal ada yang ngerebut kamu dari aku kok. Choi Byungchan cuma milik Cho Seungyoun”ucap Seungyoun menghapus air mata Byungchan yang entah kapan sudah membasahi kedua pipi Byungchan.

Detik berikutnya, apa yang dilakukan Seungyoun dan Byungchan berhasil membuat amarah Seungwoo memuncak. Bahkan Seungsik menggeleng tidak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya saat ini.

Seungyoun mencium Byungchan. Bahkan ciuman tersebut tidak ditolak oleh Byungchan. Byungchan bahkan mengalungkan tangannya di leher Seungyoun guna memperdalam ciuman mereka. Anggota Blue Rose berteriak riuh.

“Bang Senu!!”

“Nu!!! Senu!!!”

“Anjir lahhh Senu!!!”

Terlambat. Seungwoo sudah memacu mobilnya menjauhi Arena tanpa dapat dicegah oleh satu orangpun malam itu.

(xposhie)

Hiraeth.


Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Jinhyuk menyalakan pemantik yang ia genggam sejak tadi. Perayaan ulang tahunnya masih berlangsung di dalam sebuah bar ternama di kota tersebut, tetapi karena terlalu bising, akhirnya Jinhyuk memutuskan untuk berjalan keluar mencari udara segar.

Jinhyuk memainkan ponselnya, mencoba menghapus sepi. Jarinya terus bergulir menampilkan begitu banyaknya ucapan selamat serta doa yang diucapkan orang-orang yang mengenalnya, tetapi Jinhyuk masih setia menunggu ucapan dari satu orang yang ia tunggu hingga saat ini.

“Katanya ada yang baru tidur jam 12 demi jadi pengucap yang pertama nih?”

“Biasa tidur jam sepuluh, ini di bela-belain tidur jam 12 demi jadi pengucap yang pertama?”

Waktu itu, Jinhyuk hanya tersenyum mendengar perkataan teman-temannya. Sesekali ia melirik ke seseorang yang beberapa kali terlihat menguap dan meletakan kepalanya diatas lipatan tangannya yang berada diatas meja.

“Ngantuk?”

Jinhyuk bertanya dengan lembut. Orang tersebut tersenyum sambil menggeleng walaupun matanya sudah berair menahan kantuk. Jam masih menunjukan pukul tujuh malam waktu itu tetapi rasa kantuk yang dirasakan orang tersebut sudah seperti tengah malam.

“Habis aku tiup lilin kita pulang aja ya?”Jinhyuk menawarkan diri tetapi orang tersebut menggeleng dan menolak.

“Ini kan ulang tahun kamu, Hyuk! Masa kamu pulang duluan? Aku ga ngantuk kok beneran deh!!”ucap orang tersebut lagi sambil mengeluarkan senyum terbaiknya.

“Yaudah kamu merem aja disitu dulu, nanti kalo udah kumpul semua aku bangunin kamu”ucap Jinhyuk lagi.

“Ngapain bangunin? Aku ga akan ketiduran kok! Lagian aku kan ga ngantuk”Jinhyuk tertawa melihat bagaimana lelaki kecil dihadapannya ini mengatakan hal yang sebaliknya terjadi saat ini.

“Iya aku percya iyaaa”ucap Jinhyuk mengusak puncak kepala lelaki mungil tersebut.

“Wooseok.... Bangun yuk, pulang...”

Pelan, Jinhyuk membangunkan Wooseok yang akhirnya benar-benar tertidur saat menunggu teman-teman Jinhyuk lainnya. Wooseok yang terkejut pun bangun dan melihat keselilingnya, kosong, sepi.

“Masih belum pada dateng? Atau gimana? Kamu janjian jam berapa emang sama mereka sih?”

Wooseok meracau membuat Jinhyuk tertawa. Jinhyuk pun memperlihatkan ponselnya. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam lebih tiga puluh menit dna teman-temannya sudah pulang lima belas menit yang lalu.

“Jinhyuk... Aku ketiduran? Maaf ya.... Kenapa kamu engga banguni aku? Trus tadi gimana acaranya? Jinhyuk maaf....”

Wooseok menunduk, merasa bersalah. Wooseok memang berhadil menjadi orang pertama yang mengucapkan ulang tahun kepada Wooseok, tetapi Wooseok tertidur ketika pesta ulang tahun Jinhyuk sedang berlangsung. Wooseok merasa bodoh.

“Udah engga apa-apa! Kita pulang aja ya? Kita rayain di tempat kita aja berdua, gimana?”

Jinhyuk berusaha kembali membangun rasa percaya diri Wooseok. Wooseok menatap Jinhyuk dengan kedua mata yang mulai basah, ujung bibirnya juga tajam menurun. Wooseok menahan tangis.

“Sayang... Engga apa-apa! Kamu udah jadi orang pertama yang ngucapin ulang tahun ke aku, loh! Kamu spesial lebih dari siapapun!”

Jinhyuk memeluk Wooseok dan mengusap punggung lelaki yang kini mulai terisak dalam pelukannya. Wooseok merapalkan pemrintaan maaf berulang kali.

“Kamu belum kasih kado aku loh! Mana kado aku?”

Jinhyuk jahil. Wooseok beberapa kali memukul dada dan punggung Jinhyuk karena ulah kekasih tersayangnya tersebut. Wooseok pun melepaskan pelukannya dan memberikan sebuah kotak berukuran kecil kepada Jinhyuk.

Jinhyuk membuka kotak tersebut dengan tersenyum, tetapi senyumnya luntur ketika melihat isi kotak tersebut. Jinhyuk pun menatap Wooseok yang wajahnya sudah bersemu merah. Jinhyuk yang jahil kembali meledek Wooseok.

“Hm... Banyak banget nih? Sekali pake atau gimana nih?”

Wooseok membelalakan matanya menatap Jinhyuk yang kemudian tertawa dan kembali memeluk Wooseok.

“Satu dulu aja... Dua tapi boleh deh...”ucap Wooseok terlampau pelan.

Akhirnya Jinhyuk dan Wooseok kembali ke tempat mereka. Jinhyuk dan Wooseok pulang demi dapat mempergunakan hadiah Wooseok tersebut.

Jinhyuk memubuang puntung rokok keduanya sambil sesekali mengusap hidungnya yang berair, entah karena dingin atau karena menahan tangis karena mengingat seseorang yang ucapan ulang tahunnya masih ia tunggu sampai saat ini.

Beberapa tahun lalu, Wooseok jadi orang pertama yang mengucapkan ulang tahun dan mendoakan Jinhyuk tetapi tidak tahun ini karena Jinhyuk masih belum menerima pesan dari Wooseok walaupun hari akan segera berganti. Jinhyuk tersenyum getir, mengingat bagaimana waktu cepat sekali berputar dan meninggalkan semua kenangan yang pernah terjadi dimasa lampau.

Satu pesan singkat membuat Jinhyuk harus kembali ke dalam bar. Acaranya harus tetap berlangsung. Jinhyk pun menarik nafas panjang menetralkan nafasnya. Ponselnya kembali ia masukan ke dalam saku celananya. Jinhyuk tidak menyadari jika bersamaan dengan itu, satu pesan masuk ke dalam ponselnya.

[Wooseok; Jinhyuk selamat ulang tahun!!]

Pesan yang dikirimkan pada tanggal 8 Juni 2020 puku; 11:51 PM atau 9 menit sebelum hari berganti.


[Hiraeth; Perasaan rindu terhadap rumah yang tidak dapat dikunjungi]

(xposhie)